litaaps

Pahit.

**

“Hermione? Sayang, hei?” Draco berusaha membangunkan Hermione namun Hermione tak kunjung membuka matanya.

“Draco bego. Dari awal dia butuh air bangsat.” umpatnya.

Draco membawa Hermione ke laut. Asalnya Ia ingin membawa Hermione ke kolam renang, tapi Ia takut akan semakin memperparah keadaannya.

Sesampainya di laut, Draco membiarkan Hermione tenggelam begitu saja.

“Draco?!”

Draco menoleh, Ginny berdiri disana.

“Gimana? Udah?”

Draco mengangguk, Ia menggusar kasar wajahnya. “Kenapa? Ada apa? Lo bisa jelasin ke gue kan?”

Ginny menghela nafasnya. “Hermione— dia—”

“Kenapa?”

“Lo cinta dia?”

Draco sedikit tertawa, “Jawab pertanyaan dengan jawaban, bukan dengan pertanyaan lagi.”

“Gue ngerti, gue paham. Tapi—”

“Sorry kalau pertemuan pertama kita kacau kayak gini. Gue bener bener gak paham tadi dia ngeluh sakit dada, tapi dia malah bilang ngantuk. Gue tawarin dia air tapi dia ngegeleng. Gue gak ngerti. Ada apa sebenernya?”

“Hermione, dia kena kutukan.”

“Maksud lo?”

“Sorry Mi.. Tapi Draco harus tau soal ini, sebelum semuanya telat.”

“Dulu, waktu dia pertama ketemu sama lo dia cinta sama lo. Dia tau soal adanya pertentangan hubungan antara mermaid dan manusia. Tapi dia cinta sama lo. Dia minta sama Papa nya buat ketemu sama lo, dia mau banget ketemu sama lo. Papa nya ngizinin dia hidup di 2 tempat. Bumi dan lautan—”

”— Lo tau kan waktu lo tenggelam kedua kali itu ulah Hermione? Hermione yang bikin badai itu.”

Draco mengangguk.

“Leluhurnya memboleh kan Hermione untuk membuat badai itu tapi dengan syarat, kutukan ada di jantungnya.”

“Kutukan? Kutukan apa maksud lo? Lo ngelindur?”

“Mana ada gue ngelindur.”

“Ya terus kutukan itu maksudnya kutukan apa? Gue gak ngerti.”

“Hermione mengikat janji dengan leluhurnya, dia bisa ketemu sama lo lagi dengan syarat kutukan itu ada di jantung dia. Kutukan itu ada untuk menghalau rasa cinta dia ke lo. Semakin dia cinta sama lo, semakin sakit jantungnya karena kutukan itu semakin membara.”

Draco tertawa sekaligus menangis. “Hermione gak pernah cerita soal itu.”

“Ya karena Hermione cinta sama lo. Cinta dia ke lo itu emang gak akan ngebunuh dia, gak akan memperburuk kutukan itu tapi —”

“Tapi apa? Tapi apa Gin?”

“Cinta lo ke dia yang bikin kutukan itu bereaksi, Drake.”

Draco terdiam.

“Semakin lo memberi perlakuan manis dan semakin lo cinta sama dia, jantung dia akan sakit. Dan lama lama dia akan—”

“Dia akan ninggalin gue?”

Kini giliran Ginny yang terdiam. Wanita itu menangis.

“Dia bisa sembuh kan Gin? Gue cinta sama dia.. Gue mau sama dia. Dia bisa sembuh kan?”

Ginny mengangguk.

“Gimana? Gimana caranya?”

“Ada ramuan yang bisa dia minum.”

“Oke, terus?”

“Ramuan itu ada didalam lautan.”

Draco terdiam.

“Cuman lo yang bisa ambil karena lo orang yang cinta sama dia.”

Sesak. Rasanya semua oksigen menghilang.

“Ramuan itu ada di jantung bumi.”

“Jauh banget dari lautan.”

“Dan lo gak bisa kesana karena lo manusia biasa, Drake.”

“Cuman lo yang bisa nyembuhin dia”

“Tapi lo gak bisa menuju jantung bumi.”

“Gak bisa.”


© urhufflegurl_

First Kiss.

**

Tw // 18+


Mendengar suara bel pintunya berbunyi, Hermione yang sudah siap langsung menuju pintu dan membukakannya.

“Malam?” sapa Draco dengan senyumnya yang manis.

“Malam..” ucap Hermione malu malu.

“Wah bawa apa nih?” tanya Hermione menerima bingkisan yang cukup banyak dari Draco.

“Makanan korea. Suka pedes kan?”

Hermione mengangguk. “Ayo, aku siapin dulu ya semuanya.”

Draco yang gemas dengan sikap Hermione, mengusap lembut puncak kepala Hermione.


Setelah semuanya siap, Draco dan Hermione makan di sebelah kasur milik Hermione sambil menyalakan televisi.

“Kamu dari kapan di daratan?”

Hermione menoleh, “Aku belum cerita soal itu kah?”

Draco menggelengkan kepalanya.

“Dulu, waktu umurku sekitar 5 tahun.. Aku ketemu Ginny di lautan.”

“Ginny mermaid juga?”

Hermione tertawa. “Bukan! Ginny manusia biasa, dia tenggelam saat itu. Dan aku nolongin dia.”

Draco menggangguk paham. “Kamu emang suka nolongin manusia ya?”

Hermione tertawa lagi, “Selagi aku bisa, kenapa enggak?”

Draco menoleh, Ia kagum dengan wanita didekatnya ini. Sudah cantik, baik, nyanyiannya merdu, dan penyayang.


Setelah selesai makan, Draco mematikan televisi dan menggenggam tangan Hermione.

“Mau ngobrol serius, boleh?”

“Kenapa?”

Draco memeluk Hermione yang membuat Hermione gugup seketika.

“Aku kayaknya udah cinta kamu, Hermione.”

Hermione meringis menahan rasa sakit di dadanya.

“Aku gak mau pisah dari kamu.”

Dadanya semakin sakit.

Draco memperat pelukannya dan Hermione membalas pelukan itu.

“Hermione—”

Hermione diam, Ia hanya mengusap punggung Draco.

“Jadi pacar aku ya?”

“Draco tapi.. Apa gak terlalu cepat?”

Draco menggelengkan kepalanya. “Enggak, sama sekali enggak. Aku bahagia kenal sama kamu, aku sangat bersyukur Tuhan mempertemukan aku dengan kamu. Makasih, makasih karena kamu udah cari aku.”

Hermione tersenyum, “Makasih juga untuk semua ini, Drake.. Aku senang..”

“Jadi— mau jadi pacar aku enggak?”

Hermione mengangguk. “Pasti dong. Siapa sih yang nolak draco malfoy?”

Draco tertawa, Ia memeluk kembali Hermione erat— sangat erat.

“Hermione.”

“Ya, Drake?”

Draco melepaskan pelukannya, matanya melirik bibir manis Hermione. Hermione yang paham apa maksudnya mengangguk.

Perlahan, Draco memajukan kepalanya sehingga bibir mereka semakin dekat dan akhirnya bertemu.

Awalnya, ciuman itu hanya sebatas ciuman, namun semakin lama mereka saling melahap satu sama lain.

“Akhh— Draco—” Hermione memejamkan matanya, tangannya meremas kuat dadanya yang sangat sakit.

“Hei, kenapa? Kenapa sayang?” tanya Draco panik.

“Aku terlalu kenceng meluk kamu nya? Kenapa?” tanya Draco lagi.

Hermione tidak menjawab, dadanya sangat sakit. Draco sudah mencintainya, itu artinya kutukan yang ada didalam tubuh Hermione akan semakin aktif menyakiti dirinya, terlebih jantungnya.

“Sss—sakit.”

Hermione menangis saking sakitnya. Sementara Draco kalang kabut, entah harus melakukan apa.

“Ke rumah sakit ya? Aku anter kamu.”

Hermione menggelengkan kepalanya.

“Mau ke air? Disini ada kolam renang kan?”

Hermione lagi lagi menggelengkan kepalanya.

Hermione hanya menangis, sementara Draco memeluk tubuhnya.

“Kenapa? Ada apa? Apa yang kamu rasain? Atau mau ke laut? Mau pulang, hmm?”

Hermione semakin menangis. Terlalu sakit untuk menjawab semua pertanyaan Draco.

“Just— hug— me.” ucap Hermione dengan suaranya yang tercekat.

Draco memeluk Hermione erat. Rasa sakit di dada Hermione perlahan memudar, namun yang Ia rasakan sekarang adalah mati rasa.

“Hermione?”

Draco melepas pelukannya dan terkejut melihat Hermione tak sadarkan diri.

“Hei? Hermione? Sayang, hei?!” Draco berusaha membangunkan Hermione, Ia menepuk nepuk lembut pipinya.

Mata Hermione mengerjap ngerjap lemah, Ia melengkungkan senyumnya.

“Ngantuk.” ucapnya berbohong.

“Pindah ke kasur ya?”

Hermione mengangguk.

Draco menggendong Hermione ke atas kasur. Ia memeluk Hermione dengan erat.

Yang Ia tahu, Hermione mengantuk, tapi nyatanya Ia sedang bergelut antara hidup dan matinya.

Draco mencium kening Hermione, dan Hermione kembali menutup matanya.


© urhufflegurl_

Indah.

**

Karena tidak bisa menahan rasa sakitnya, tanpa berfikir panjang Hermione menyeburkan diri ke dalam kolam renang dan dalam sekejap, kakinya berubah menjadi ekor yang sangat indah.

Ia berenang dengan sangat pandai. Sesekali Ia tersenyum kepada Draco dan melambaikan tangannya.

Draco berdiri di sisi kolam renang.

“Draco, ayo berenang.”

Draco melepas kan jaket, jam tangan dan sandalnya. Ia perlahan masuk ke kolam renang.

“Ekor lo indah banget.”

Hermione tertawa. “Serem gak?”

Draco menggelengkan kepalanya. “Sama sekali enggak. Indah banget. Gue bener bener sampe gak bisa berkutik liat lo versi mermaid.”

Lagi-lagi Hermione tertawa.

“Hermione.”

“Ya, Draco?”

“Rasa cinta lo— masih ada kan?”

Hermione terdiam beberapa saat, Ia menunduk dan mengangguk perlahan.

“Izinin gue untuk cinta juga sama lo, boleh?”

Mendengar pertanyaan itu, jantung Hermione sangat sakit.


© urhufflegurl_

Manor.

**

“Yuk, masuk.”

“Wah, gede banget.” gumam Hermione kagum akan bangunan yang ada dihadapannya ini.

Draco tersenyum, “Ayo..”

Draco menarik tangan Hermione yang membuat Hermione gugup.

“Ini— beneran rumah lo? Gede banget?”

“Iya, disini gue cuman tinggal sama Mama dan Papa. Gue anak tunggal.”

“Oh ya?”

“Yap. Ayo, langsung ke perpustakaan?”

Hermione mengangguk senang. Draco menuntun tangannya hingga mereka sampai diperpustakaan yang berada di sebelah barat Manor dan dekat dengan kolam renang.

Melihat air yang begitu segar, Hermione jadi rindu lautan. Padahal baru minggu kemarin dia pulang.

“Taraa— perpustakaan manor.” ucap Draco merentangkan tangannya memperlihatkan perpustakaan miliknya yang begitu besar dengan ribuan buku disana.

“Gila? Ini beneran perpustakaan lo?!” tanya Hermione.

“Beneran. Lo bebas mau baca apapun, kalau mau cari buku, lo cari di komputer sana aja.”

Hermione mengangguk. Ia sangat antusias dengan tempat ini.

Hermione mulai mencari satu persatu buku yang ada disana. Ia sangat kagum, buku ini benar benar sangat tertata rapi. Untuk ukuran perpustakaan didalam rumah, ini sangat menakjubkan!

Sementara Draco, lelaki itu memperhatikan Hermione. Matanya tak lepas dari wanita itu. Tato mutiara yang ada di pundaknya membuatnya salah fokus. Kulit Hermione yang begitu putih dan berkilau sangat menyita perhatiannya.

“Lo cantik, cantik banget, Hermione.”

“Draco.”

“Ya?”

“Mau ambilin buku itu boleh? Diatas ih susah.”

Draco langsung berdiri dan menghampiri Hermione. “Boleh dong.”

“Makasih!”

Hermione berjalan lagi mencari buku yang lain hingga tidak sadar akan kursi yang ada didepannya.

“Hermione, hati hati!”

Namun, bukan Hermione namanya kalau tidak ceroboh. Ia tidak sengaja menendang kursi itu yang membuat badannya oleng seketika. Ia terjatuh, tapi bukan terjatuh ke lantai, melainkan ke pelukan Draco.

“Sorry..”

“Udah gue bilang hati hati. Jangan terlalu fokus, perpustakaan ini gak akan kemana mana kok.”

Sikap manis Draco membuat jantungnya sakit.

“Akh—”

“Hei, are you okay? Lo kenapa?”

Hermione meremas dadanya yang sangat sakit. Ia tidak kuasa menahan tubuhnya walaupun hanya sekedar untuk berdiri.

“Hermione? Lo gapapa?” tanya Draco panik.

“Draco—” lirih Hermione dengan suaranya yang tercekat.

“Kenapa?”

“Air.”

“Lo haus? Bentar gue ambilin minum.”

Baru selangkah Draco jalan, Hermione mencegahnya. Ia menggelengkan kepalanya menandakan bukan itu lah yang Ia maksud.

“Kenapa? Lo mau air— air?”

Draco mengerti sekarang maksud Hermione. “Tapi laut jauh?”

“Draco plis, sakit. Gue gak kuat. Gue mohon.”

Tanpa berfikir panjang, Draco menggendong Hermione dan membawanya ke belakang, tepatnya ke kolam renang, lalu membiarkan Hermione berenang disana.


© urhufflegurl_

Kutukan.

**

Malam ini, Hermione kembali ke pantai. Ia diantar oleh Ginny karena katanya Ginny mau menginap disini, Ia ingin menunggu hingga Hermione kembali dan menceritakan semuanya.

“Gue deg degan Gin..”

“Gapapa, lo tanya baik baik ke Papa.. Gue yakin Papa ngerti..”

“Huft, duh emang bego Hermione. Kenapa juga gue bisa cinta sama manusia.”

“Kita udah bahas ini beribu ribu kali, Hermione. Udah, sekarang bukan waktunya buat lo nyesel akan hal yang udah lo sendiri mulai. Lo pasti bisa ngejalanin ini semua. Percaya sama gue.”

“Gue takut...”

“Gue yakin lo bisa Mi...”

Hermione mengangguk, Ia perlahan turun dari dermaga dan melambaikan tangannya kepada Ginny.

Hermione kembali ke lautan untuk menemukan sebuah jawaban dari apa yang sangat ingin Ia tanyakan.

“Papa..”

Richard Granger berbalik, “Hai sayang. Bagaimana? Ada masalah?”

“Pa, Papa ingat kutukan 10 tahun lalu?”

“Ingat, akan selalu ingat. Kenapa?”

“Pa, kutukan itu beneran atau bercanda sih Pa? Hermione rasa ada yang salah sama Hermione belakangan ini.”

“Kamu sudah bertemu lelaki itu kan?”

Hermione mengangguk.

“Ingat perjanjian kita sebulan yang lalu nak. Kamu membuat badai sehingga kapal itu tenggelam, dengan jaminan kutukan itu mulai tumbuh di tubuh kamu.”

“Tapi kan perjanjian itu hanya sebatas diucapkan?”

“Kita ini bukan manusia yang bisa berjanji lalu mengingkarinya begitu saja, Hermione. Janji kita itu suci. Janji kita itu akan ada sampai kapanpun.”

“Pa..”

“Hanya ada satu cara. Kamu kembali tinggal di lautan, atau kamu hidup dengan kutukan itu.”

“Hermione cinta Draco Pa..”

“Leluhur kita sangat menentang adanya ikatan cinta antara mermaid dan manusia, Hermione.. Kamu harus ingat itu. Jadi sampai kapanpun, hubungan kalian tidak akan direstui. Pasti akan ada salah satu yang terluka—”

”— dan mungkin dikasus sekarang, itu kamu yang akan terluka. Karna kutukan itu ada di tubuh kamu dan tak akan pernah hilang sampai kapanpun.”


© urhufflegurl_

Toko buku.

**

Hermione dan Draco jalan berdampingan memasuki toko buku ini.

Sebenarnya waktu itu, Draco asal saja menyebut toko buku karena Ia takut Hermione menganggapnya jahat, padahal niat dia tidak seperti itu.

“Draco, mau kemana?”

“Lo suka buku apa?”

“Novel, fantasy, harry potter!”

“Mau beli?”

“Gue udah punya semua series nya sih..”

“Yaah sayang banget. Terus mau beli apa?”

“Liat liat di best seller aja yuk?”

“Boleh.”

Hermione pergi lebih dulu tanpa sadar Ia menarik tangan Draco.

“Nah ini best seller semua nih.” gumam Hermione melihat satu persatu buku di rak bertuliskan best seller itu.

“Lo suka baca buku juga.”

Hermione mengangguk semangat. “Suka banget. Gue punya koleksi buku sendiri di appartmen.”

“Oh ya?”

“Heem..”

“Kereen. Gue juga punya perpustakaan sendiri di manor.”

“Manor?”

“Rumah gue.”

“Ah... Eh— rumah? Hah? Serius? Lo sampe punya perpustakaan sendiri? Bentar.. Perpustakaan itu kan gede ya, berarti buku bukunya banyak dong?!” tanya Hermione heboh.

Melihat Hermione yang heboh membuat Draco gemas dan mengacak ngacak rambutnya.

“Iya banyak, mau liat?”

“Akh— jantung gue kenapa sakiit.”

“Hermione?”

“Hah? Kenapa?”

“Mau liat buku disana?”

“Boleh, emang?”

“Boleh dong.. Kalau lo mau..”

“Boleh, kapan kapan.”

“Yaudah.”

Hermione kembali melihat lihat buku, sementara Draco daritadi fokus melihat Hermione.

Ia heran, apakah bangsa mermaid memang sangat cantik seperti dirinya? Sebelumnya Ia belum pernah bertemu dengan wanita secantik Hermione.

Ia jadi merasa sangat beruntung Hermione mencintainya.

Saat sedang asik memperhatikan Hermione, tiba tiba Draco tersadar akan ada sesuatu yang menimpa Hermione. Ada seorang wanita yang mengambil buku di rak paling atas, dan sialnya beberapa buku yang lain akan jatuh tepat di atas kepala Hermione.

Tak mau Hermione terluka, Draco spontan menarik Hermione ke dalam pelukannya.

“Ah, Draco!” pekik Hermione terkejut.

“Astaga, maaf Mba, Mas.. Saya gak sengaja..”

“Lain kali hati hati Mba, 4 buku yang jatuh kalau kena kepala pacar saya bakalan sakit.”

Deg!

Pacar?

“Akhh— sakit. Jantung gue bukannya deg degan malah sakit.”

“Hei, lo gapapa?”

“Ma—makasih, Draco.”

“It's okey, itu udah jadi tugas gue kok jagain lo.” Ucap Draco mengelus lembut kepala Hermione yang membuat Hermione gugup seketika.

“Draco, gue makin cinta sama lo kalau kayak gini caranya..”


© urhufflegurl_

Pantai.

**

Entah mengapa Draco tersenyum ketika melihat Hermione duduk ditepi dermaga.

Ia jalan mendekati nya dan duduk disampingnya.

“Hai.”

“Eh, udah dateng?” Tanya Hermione.

Draco mengangguk. Ia menghela nafasnya, rasanya masih sakit berpisah dari kekasih yang telah bersamanya selama 4 tahun.

“Kenapa? Ada masalah?” Tanya Hermione.

Draco menggelengkan kepalanya. “Udah baca chat gue?”

“Baca. Gue asalnya mau pulang. Tapi gue gak tenang ninggalin lo. Gue takut lo nekat nyebur dan dimakan siren.”

“Siren? Apa itu siren?”

“Musuh mermaid.”

Draco memicingkan senyumnya sedikit, merasa tertarik dengan obrolannya bersama Hermione.

“Mermaid punya musuh?”

Hermione mengangguk. “Manusia aja punya musuh, apalagi kita.”

Draco sedikit tertawa, “Boleh tau musuhannya kayak gimana?”

“Hmm.. Bangsa mermaid sama bangsa siren itu bertentangan, dari segi apapun. Bisa dibilang, bangsa mermaid itu sisi positifnya, sedangkan bangsa siren itu sisi negatifnya. Bangsa mermaid itu baik, ramah, kalau ada masalah mereka selalu ngeberesin dengan pelan-pelan. Kalau bangsa siren kebalikannya. Mereka pada jahat, kalau ada masalah, satu lautan bisa jadi korbannya.”

“Woaah.. Keren! Gue baru tau loh.”

“Masa?”

“Iya.. Ya gue sering denger kisah mermaid tapi gue baru tau ada siren.”

Hermione tertawa mendengar perkataan Draco.

“Hermione—”

“Ya, Draco?”

“Kemarin lo bilang lo cinta sama gue. Lo cinta pandangan pertama?”

Hermione tersenyum malu. “Waktu itu umur gue baru 6 tahun dan gue dengan bodohnya cinta sama lo. Cinta sama manusia. Bahkan sampe sekarang. Sampe gue rela nyari dia kemanapun, eh ketemunya tetep dilautan.”

Draco tersenyum, entah mengapa rasanya Ia sangat bahagia berada di dekat Hermione.

“Kedengerannya kayak cringe gitu gak sih?” Tanya Hermione.

“Enggak, gak sama sekali. Gue gak nyangka aja ternyata gue punya fans.”

“Dasar!”

“Hermione..”

“Ya?” Hermione menoleh yang membuat Draco salah fokus akan kecantikannya.

“Mau kenal lo lebih deket, boleh?”

Hermione tersenyum. “Boleh.”


© urhufflegurl_

Pantai.

**

Entah mengapa Draco tersenyum ketika melihat Hermione duduk ditepi dermaga.

Ia jalan mendekati nya dan duduk disampingnya.

“Hai.”

“Eh, udah dateng?” Tanya Hermione.

Draco mengangguk. Ia menghela nafasnya, rasanya masih sakit berpisah dari kekasih yang telah bersamanya selama 4 tahun.

“Kenapa? Ada masalah?” Tanya Hermione.

Draco menggelengkan kepalanya. “Udah baca chat gue?”

“Baca. Gue asalnya mau pulang. Tapi gue gak tenang ninggalin lo. Gue takut lo nekat nyebur dan dimakan siren.”

“Siren? Apa itu siren?”

“Musuh mermaid.”

Draco memicingkan matanya, merasa tertarik dengan obrolannya bersama Hermione.

“Mermaid punya musuh?”

Hermione mengangguk. “Manusia aja punya musuh, apalagi kita.”

Draco sedikit tertawa, “Boleh tau musuhannya kayak gimana?”

“Hmm.. Bangsa mermaid sama bangsa siren itu bertentangan, dari segi apapun. Bisa dibilang, bangsa mermaid itu sisi positifnya, sedangkan bangsa siren itu sisi negatifnya. Bangsa mermaid itu baik, ramah, kalau ada masalah mereka selalu ngeberesin dengan pelan-pelan. Kalau bangsa siren kebalikannya. Mereka pada jahat, kalau ada masalah, satu lautan bisa jadi korbannya.”

“Woaah.. Keren! Gue baru tau loh.”

“Masa?”

“Iya.. Ya gue sering denger kisah mermaid tapi gue baru tau ada siren.”

Hermione tertawa mendengar perkataan Draco.

“Hermione—”

“Ya, Draco?”

“Kemarin lo bilang lo cinta sama gue. Lo cinta pandangan pertama?”

Hermione tersenyum malu. “Waktu itu umur gue baru 6 tahun dan gue dengan bodohnya cinta sama lo. Cinta sama manusia. Bahkan sampe sekarang. Sampe gue rela nyari dia kemanapun, eh ketemunya tetep dilautan.”

Draco tersenyum, entah mengapa rasanya Ia sangat bahagia berada di dekat Hermione.

“Kedengerannya kayak cringe gitu gak sih?” Tanya Hermione.

“Enggak, gak sama sekali. Gue gak nyangka aja ternyata gue punya fans.”

“Dasar!”

“Hermione..”

“Ya?” Hermione menoleh yang membuat Draco salah fokus akan kecantikannya.

“Mau kenal lo lebih deket, boleh?”

Hermione tersenyum. “Boleh.”


© urhufflegurl_

Kecewa.

**

Draco turun dari mobilnya, menutup keras pintu mobilnya dan menghampiri Astoria yang sedang tertawa bersama Adrian.

“Anjing!”

bug!

“DRACO!”

“Maksud lo apa jalan sama cewek gue tanpa izin gue, huh?!” Draco menarik kerah baju Adrian.

“Draco apaan sih?! Lepas!”

“Kamu juga! Kita gak ada masalah, kita gak berantem, aku gak bikin kamu kesel kenapa kamu peluk peluk Adrian?!”

“Draco—”

“JELASIN ASTORIA!”

“Maaf.. Maafin aku..”

Draco melepaskan kerah baju Adrian, Ia menatap Astoria dengan tatapannya yang tajam.

“Kenapa?” tanya Draco dengan lembut.

“Maaf—”

“Aku udah bilang, kalau kamu udah gak cinta sama aku, udah gak sayang sama aku, cukup bilang. Gak gini caranya.”

Astoria hanya terdiam menatap Draco dengan tatapannya yang sedu.

“Kenapa? Aku udah percaya sama kamu, Astoria. Aku ngerti kamu sahabat deket sama Adrian. Tapi sahabat ada batasannya juga kan? Kita pacaran udah 4 tahun, tapi masalah kita selalu di masalah yang sama. Aku capek.”

“Kalau kamu lebih bahagia sama Adrian gapapa, Astoria. Kita udahan aja.”

“Maaf..” Hanya itu yang dapat disampaikan oleh Astoria.

Draco tersenyum, bukan senyum senang, melainkan senyuman kecewa.

Ia berpacaran dengan Astoria sudah 4 tahun, dan permasalahan mereka selalu sama, yaitu kedekatan antara Astoria dan Adrian.

Draco selalu sabar selama ini, namun kali ini Ia tidak tahan.

“Kita udahan ya. Makasih atas 4 tahunnya. Mungkin emang Adrian yang bisa bikin kamu bahagia, Tori.”

Draco melirik Adrian sebentar sebelum Ia pergi dari sana.

“Nyebur ke laut lagi aja kali ya biar ketemu sama lo, Mi..”


© urhufflegurl_

Fakta.

**

Lautan adalah rumahnya. Setiap kali apa yang Ia rasakan, Ia selalu kembali kesini.

Ia memakirkan mobilnya tepat disisi dermaga. Melepas ikatan rambutnya dan membiarkan rambutnya berterbangan mengikuti angin malam.

Ia jalan diatas dermaga, melirik ke sekitar pantai, takutnya ada orang yang melihatnya.

Setelah dirasa aman, Ia menyebur ke dalam air dan dalam sekejap, tubuhnya berubah menjadi Ia yang sebenarnya.

“Gue emang yakin kalau itu lo, Hermione.” ucap Draco dari kejauhan.

Draco melihat Hermione menyeburkan dirinya ke dalam air. Ia menghampiri nya dan berjalan mendekati air.

Draco melepas jaket, sepatu dan jam tangannya.

Dan dalam sekejap, Draco menyebur ke dalam air dan berenang mengikuti arahnya ombak.

“Hermione, lo dimana?”

Merasa ada yang mengikuti, Draco memicingkan matanya berusaha melihat apa yang ada disekitarnya. Namun sekuat apapun Ia membuka matanya, tidak akan terlihat karena hari sudah malam dan lautan sangat gelap.

Ia kembali berusaha berenang mencari sosok yang Ia cari.

Namun, ditengah perjalanannya, Ia merasakan kakinya keram. Ia berusaha untuk menggerakkan kakinya, tapi semakin Ia berusaha untuk menggerakannya, semakin sakit pula kakinya.

Lagi-lagi Ia kehabisan nafas dan merasakan tubuhnya lemah.

“Draco?”

Draco membuka matanya. Ia melihat Hermione ada dihadapannya mengangkat tubuhnya untuk kembali ke daratan.

“Draco, bangun! Draco!”

Setelah Hermione berhasil membawanya ke daratan, Ia berusaha untuk membangunkan Draco dengan menekan dadanya agar air dapat keluar.

“Draco, plis.. Ngapain lo nyebur?” Hermione berusaha membangunkan Draco.

“Uhuk!”

“Ah akhirnya..”

“Hermione—”

“Lo ngapain nyebur kesana? Didalem itu bahaya, Draco! Apalagi ini malem. Bisa aja lo kebawa arus dan semakin ke tengah. Kalau lo tenggelam itu gak ada nyelamatin gimana?!”

Draco terdiam. Ia sangat yakin bahwa wanita itu adalah Hermione.

“Tato mutiara. Mata coklat. Cewek itu lo kan? Lo nyelamatin gue lagi untuk ketiga kali. Itu lo kan?”

Hermione terduduk lemas di hadapan Draco. Berniat hati ingin tenang, Ia malah tidak bisa tenang sama sekali.

Hermione mengangguk perlahan.

“Lo siapa, Hermione?”

Hermione berdiri, Ia perlahan turun dari dermaga dan masuk ke dalam air.

Dalam sekejap, kakinya berubah menjadi ekor yang membuat Draco melotot ke arahnya.

“Lo—”

“Sorry, 16 tahun lalu waktu lo tenggelam disini gue liat lo. Lo liat gue juga, waktu lo liat gue, lo langsung berdiri lo inget? Gue waktu itu kabur dari rumah dan gue nongolin kepala gue, lo liat waktu itu. Terus gue tau lo tenggelam—”

”— gue selamatin lo. Semenjak gue nyelamatin lo itu, gue rasa gue jatuh cinta sama lo, gue tertarik sama lo.. Dan gue berusaha untuk cari lo. Gue hidup di daratan dan di lautan, cuman buat cari lo.”

“2 minggu yang lalu, gue liat lo lagi naik ke kapal.. Sorry gue udah bikin sedikit badai yang bikin kapal lo tenggelam. Gue cuman pengen ketemu lo sampe akhirnya gue bisa selamatin lo. Karna gue kangen sama lo, Draco..”

“Maaf.. Maaf karna gue udah bikin lo tenggelam untuk kedua kalinya waktu itu, maaf.. Gue cinta sama lo tapi, gue cari lo kemana mana gak ketemu. Baru ketemu sekarang.”

“Dan sekarang gue udah ketemu sama lo, gue udah tau lo. Makasih.. Makasih karna udah selalu mikirin gue. Sorry gue udah ganggu lo.”

“Jangan pernah ngelakuin itu lagi, Draco. Jangan nyebur ke lautan karena lautan itu bahaya.”

“Jangan cari gue. Makasih lo udah mau cari tau siapa gue.”

“Hati-hati pulangnya.”

Hermione tersenyum dan perlahan menghilang dari hadapan Draco.

Sedangkan Draco hanya bisa terdiam meneteskan air matanya menerima fakta yang barusan Ia dengar.

Hermione adalah seorang mermaid. Hermione yang sudah menolongnya 2 kali saat Ia tenggelam.

Setelah semua ini, apakah dia bisa benar benar hilang dari fikiran Draco?

Jawabannya.. Tentu tidak bisa.

“Enggak, lo gak boleh pergi gitu aja.”

“Hermione, gue mohon.. Lo semakin gak bisa pergi dari fikiran gue. Gue mohon..”

“Hermione! Gue nunggu lo disini sampe lo mau jelasin lebih jelas lagi ke gue.”

“Gue tunggu disini, Hermione.”

“Maaf Draco, maaf karena cinta ku telah membuatmu terganggu. Maaf..”


© urhufflegurl_