Dia.
**
Suasana kota Jakarta sore ini benar benar sejuk. Bau tanah sehabis hujan membuatnya tenang. Ditambah dengan buku dan rokok ditangannya.
Sudah. Ketenangan ini sudah sangat cocok dengannya.
Ia menyeruput kopi hangat yang Ia pesan, lalu kembali membaca buku yang sedang Ia baca. Membolak balikkan halaman mencoba memahami apa yang Ia lihat.
Namun, semua fokusnya itu menghilang ketika Ia melihat taksi online yang berhenti tepat dihadapannya.
Ia memperhatikan taksi itu. Tidak, lebih tepatnya Ia memperhatikan wanita yang turun dari taksi itu.
Sontak matanya melotot ketika melihat wanita itu. Wanita dengan mata coklat hangat yang selalu menghantui fikirannya.
Ia mengucek matanya memastikan apakah yang Ia lihat itu benar dia?
Seribu kalipun Ia melihat, tidak akan menepis kenyataan bahwa wanita dihadapannya ini adalah wanita pemilik mata coklat yang Ia lihat di dalam lautan.
“HERMIONE! SINI!”
Hermione? Apa namanya Hermione?
Ia sangat ingin menghampirinya. Tapi apa bisa secara langsung seperti ini?
Sebenarnya siapa wanita itu? Mengapa Ia terus berlarian difikirannya?
“Gue samperin aja kali ya? Tapi gue nanya apa anjir?” gumamnya.
“Disamperin, nanti dia ilfeel. Gak disamperin, gue penasaran. Samperin aja kali ya? Daripada gue mati penasaran. Iya, samperin.”
Akhirnya, Draco memutuskan untuk menghampiri wanita yang bernama Hermione itu. Yang kebetulan wanita itu sedang berada dikasir.
“Mba, saya mau Hot Chocolate nya satu sama Strawberry cake nya satu ya.”
“Baik, Mba.”
Draco yang berdiri dibelakangnya sangat ingin menepuk pundaknya.
Berbicara soal pundak, Draco jadi ingat tato mutiara. Namun, wanita dihadapannya ini memakai baju panjang. Masa Ia harus menyingkirkan baju panjangnya?
Draco menggelengkan kepalanya menepis ide gila itu.
“Aw! Eh, maaf—”
“Hai.” Sapa Draco.
Draco dan Hermione saling berhadapan. Hermione tadi tidak sengaja menabrak tubuh Draco saat Ia membalikkan badan.
“Benar. Lelaki ini adalah dia.”
“Hai?” Ucap Hermione.
“Ah, sorry— gue kira tadi temen gue. Gue salah orang kayaknya.” Balas Draco menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Gapapa, it's okey..”
“Lo mirip seseorang, tapi lupa lupa inget sih.”
“Oh ya?”
Draco mengangguk.
“Lupa lupa inget atau lo gak yakin?” Tanya Hermione.
“Dua duanya.”
Hermione mengangguk senang, hujan seketika berhenti dan langit berubah menjadi cerah.
“Senang bertemu denganmu lagi.”
Draco terdiam mendengar itu. “Hei, tunggu!”
“Ya?”
“Lagi? Emang kita pernah ketemu?”
“Mungkin? Dikehidupan sebelumnya? Soalnya, gue juga kayak gak asing gitu sih liat lo.”
“Atas nama Hermione Granger. Silakan hot chocolate dan strawberry cake nya.”
“Terima kasih Mba.”
Obrolan diantara Draco dan Hermione harus terhenti karena pesanan Hermione sudah jadi dan Hermione kembali duduk di bangkunya bersama Ginny.
“Hermiome Granger.. Namanya Hermione Granger..”
© urhufflegurl_