Finally.
**
Hermione menoleh ke arah suara. Itu Draco, bukan Kak Cedric. Lagi lagi dia mimpi, mimpi yang sangat dia damba dambakan menjadi kenyataan.
“Lo udah sadar? Akhirnya.. Bentar gue panggilin Dokter dulu” ucap Draco segera menekan tombol dipinggir kasur Hermione.
“Lo gapapa? Ada yang sakit? Mau gue beliin apa?” Tanya Draco khawatir.
Hermione masih tak mengerti apa yang terjadi kepada dirinya. Dia terbangun, tapi dia tidak bisa mengenali dimana dia sebenarnya. Mimpi barusan seperti sangat nyata baginya.
“Hermione?”
Hermione menoleh ke arah Draco, dia menerka nerka wajah lelaki itu. Matanya sembab, dan wajahnya sedikit pucat. Apa dia sedang sakit? Tunggu, dia tau darimana kalau Hermione sakit?
“Dra—co” lirih Hermione mengeluarkan suaranya dibalik bantuan oksigen yang menempel pada hidung dan mulutnya.
“Gapapa gapapa, gue disini. Lo aman sekarang, ada yang sakit?” Tanya Draco memegang tangan Hermione.
“Gue dimana?” tanya Hermione mengerutkan keningnya. Dia sekarang mengenali tempat ini, dia dirumah sakit.
“Lo dirumah sakit sekarang”
Hermione memgangguk lemah, dia kembali terdiam mencoba mengingat ngingat apa yang terjadi kepadanya. Tapi otaknya sama sekali tidak bisa bekerja, kepalanya sangat sakit dan matanya terus berusaha untuk tetap bangun.
Tak lama kemudian, datang Dokter bersama suster. Dokter itu segera meriksa keadaan Hermione
“Alhamdulillah, sudah lebih baik dari kemarin. Dirawat selama 3 hari dulu ya sampe bener bener sembuh?” tanya Dokter kepada Hermione.
Hermione berfikir keras. Kemarin? Sudah berapa lama dia tertidur?
“Iya dokter, bahkan seminggu juga gapapa asal dia bener bener sembuh” balas Draco dengan cepat.
“Baik, saya cek dulu ya” ucap Dokter itu memeriksa keadaan Hermione.
“Kalau kamu merasa dada kamu sesak. Langsung kasih tau saya atau orang terdekat kamu ya?”
Hermione menoleh ke arah Draco, lalu mengangguk. Dia kemudian mencoba tersenyum.
“Makasih Dokter” balas Hermione yang masih lemah.
“Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu”
Setelah Dokter itu pergi, Hermione kembali berfikir.
Dan kali ini dia ingat. Malam itu, dia dihukum oleh ayahnya, dan dia mengalami sesak yang benar benar menyiksa hingga dia kehilangan kesadarannya.
Syukurlah dia segera dibawa kerumah sakit, kalau tidak, mungkin dia sudah bersama Cedric sekarang.
“Lo mau makan?” tanya Draco yang membuyarkan lamunan Hermione.
“Lo ngapain disini? Lo bener bener nguntit gue ya?” tanya Hermione dengan segera. Jiwa bar bar nya sudah keluar.
Draco melebarkan senyumnya ketika menyadari Hermione nya telah kembali.
“Gitu dong. Nih ya, lebih baik lo marah marah daripada harus tidur lama kayak gitu. Bikin dada gue sesek tau gak”
Hermione mengangkat halisnya sebelah, “Lo khawatir ya sama gue? Aduh udah gak bisa ngelak ini mah! Fix, lo yang bakal suka sama gue duluan!”
“Serah lo dah. Udah pokonya lo sekarang makan, ada roti isi coklat keju sama susu beruang kesukaan lo nih” ucap Draco seraya mengambil keresek didalam lemari.
“Gue serius nanya sama lo.. Lo kenapa bisa tau gue disini? Siapa yang bawa gue kesini? Gimana bisa?”
Draco terdiam ditengah aktifitasnya yang sedang membuka roti untuk Hermione
“Bi Nana yang bawa lo kesini. Theo nemuin lo pagi itu, dan dia chat gue nyuruh gue nyusul kesini. Katanya lo parah dan kritis pada saat itu, jadi gue susul kesini”
Hermione menghela nafasnya. Apa Draco tau tentang kehidupannya sekarang? Tidak. Tidak boleh ada yang tau tentang kehidupannya sebenarnya.
“Bi Nana gak cerita apa apa kan?” tanya Hermione berhati hati.
“Lo disiksa sama Papa lo dan dikurung di kamar mandi semaleman” ucap Draco yang membuat hati Hermione sakit.
Shit. Draco tau semuanya. Runtuh sudah pertahanan yang telah susah payah dia bangun selama ini.
“Lo tau apalagi tentang gue?” tanya Hermione dengan segera.
Tanpa sadar, Draco melirik pergelangan tangan Hermione. Hermione yang menyadari hal itu pun langsung segera menutup pergelangan tangannya.
“Malfoy”
“Emang gak sakit ya ngelukain diri sendiri kayak gitu?” tanya Draco sambil membuka susu beruang ditangannya.
“Malfoy”
“Gue gak tau banyak tentang kehidupan lo, tapi mulai sekarang gue janji sama lo gue gak akan lagi jadi Draco yang nyebelin buat lo”
Draco menjulurkan tangannya yang terisi susu beruang.
“Minum, lo butuh energi buat marah marah sama gue”
Hermione terdiam, dia ingin sekali menghilangkan semua ingatan dikepala lelaki itu. Sudah 2 tahun dia sembunyikan dari Ron dan Harry. Namun kini dengan mudahnya Draco tau semuanya dalam sekejap.
“Malfoy”
“Minum, terus makan roti lo”
Hermione menunduk dan memandang susu beruang yang ada ditangannya
Draco duduk diranjang milik Hermione dan membantu menaikkan posisi bed agar Hermione bisa duduk dengan nyaman.
“Angkat kepala lo” ucap Draco membantu membangunkan tubuh Hermione.
“Udah nyaman?” Tanya Draco ketika selesai membantu Hermione tidur setengah duduk.
Hermione mengangguk dan kini matanya menatap hangat mata milik Draco.
“Jangan kasih tau siapapun, gue mohon”
Draco meneguk saliva nya dengan susah payah. Dia benar benar tak menyangka kehidupan Hermione akan seperih ini.
“Weasley dan Potter, tau?”
Hermione menggelengkan kepalanya, “Cuma lo yang tau. Ya, mungkin dengan Theo.. Gue mohon sama lo, jangan kasih tau siapapun tentang ini, bilang gue sakit karna demam, gue mohon”
Draco tersenyum dan mengangguk, “Udah gak usah lo fikirin. Minum terus makan buruan”
“Lo janji dulu gak?” ucap Hermione mengacungkan jari kelingkingnya.
Draco menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Hermione.
“Lo udah janji, lo gak akan ngasih tau siapapun tentang keadaan gue”
© urhufflegurl_