Nightmare.
**
“Hermione!!”
Draco membuka matanya dengan cepat, pelipis nya berkeringat dan nafasnya tersenggal senggal. Dia mengalami mimpi buruk, mimpi buruk yang berhubungan dengan Hermione.
Dia segera meraih ponselnya dan terus menelfon Hermione. Namun seberapa banyak pun dia menelfon wanita itu, wanita itu tak akan mengangkatnya. Hermione tak akan mengangkat telfon Draco.
Akhirnya, Draco memutuskan untuk menuju dapur dan membuat coklat hangat untuknya
“Ma? Masih bangun?” tanya Draco ketika melihat Narcissa sedang duduk didapur
“Hai sayang, Mama kebangun. Papa kamu sakit perut, jadi Mama nemenin Papa kamu yang lagi dikamar mandi” ucap Narcissa sambil tertawa kecil
“Ya ampun, Papa udah tua bangkotan aja masih minta ditemenin sama Mama” ucap Draco meninggikan suaranya agar Lucius dapat mendengarnya
“Kamu ini ah. Kamu sendiri gimana? Kok bangun?” tanya Narcissa meminum coklat panas ditangannya
“Mimpi buruk Ma” lirih Draco, dia duduk disamping Narcissa dan mulai menyeruput coklat panas ditangannya
“Tentang?”
Draco menoleh ke arah Narcissa dan berdeham kecil, “Hermione. Mama masih inget Hermione Granger?”
“Oh iyaa inget. Itu orang yang berani nonjok kamu kan?” tanya Narcissa yang mengundang gelak tawa Draco
“Iya Ma, cuma dia loh Ma satu satunya cewe yang gak mau sama Draco”
“Emang semua cewe harus mau sama kamu?”
Seakan tertampar oleh realita, kini Draco hanya bisa diam seribu bahasa. Narcissa tertawa melihat reaksi Draco.
“Bercanda sayang. Kamu ini ah baperan jadi anak”
“Mama ini”
Narcissa menatap Draco dengan lembut. Dia dapat merasakan anaknya ini sedang ada fikiran.
“Ada apa Dray? Ada yang kamu fikirin?”
Draco mendongkak, entah mengapa perasaannya benar benar tak enak, rasanya Ia sangat ingin menuju rumah Hermione dan memeluknya, entah mengapa dia merasa bahwa ada yang tak beres dengan wanita itu.
“Engga kok Ma” ucap Draco tersenyum dan menyeruput coklat panas ditangannya.
“Terus kenapa Hermione? Ada apa dengan dia? Nonjok kamu lagi?”
“Enggak Ma, dia— dia ternyata lemah Ma, dia menyimpan banyak rahasia dibelakang pundaknya, yang entah itu apa tapi Draco sangat yakin bahwa dia itu lemah. Dia butuh perlindungan, dan dia butuh orang yang selalu ada disamping dia”
Narcissa menatap Draco hangat, “Mungkin itu perasaan kamu aja Dray”
Draco tersenyum dan mengangguk, “Mudah mudahan Ma..”
“Ohiya, Hermione juga yang jadi partner Olimpiade Draco loh” ucap Draco semangat.
“Ohya? Oh Mama inget. Ya pantas saja dia yang menjadi partner kamu, emang dia itu juara umum disekolah. Iya kan?”
Draco mengangguk, “Iya Ma”
“Kamu suka sama dia Dray?” tanya Narcissa yang membuat Draco tersedak.
“Uhuk uhuk.. Mama apaan sih”
“Ya ampun, sampe tersedak gitu” ucap Narcissa tertawa.
“Lagi ngomongin apa sih hm?” Tanya Lucius tiba tiba keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya.
“Sakit perut Pa? Salah makan?” Tanya Draco.
“Tadi makan siang Papa kepedesan. Jadi Papa mencret mencret” ucap Lucius yang mengundang gelak tawa Draco.
“Makanya Pa, udah tua jangan macem macem” ucap Draco berdiri dan mencuci gelasnya yang sudah kosong.
“Gak macem macem, satu macem aja. Mama kamu aja udah cukup” ucap Lucius mencium lembut Narcissa.
Draco bergidik merinding melihat keromantisan kedua orang tuanya ini.
“Udah ah Draco mau tidur. Good night Ma, Pa” ucap Draco kembali kekamarnya.
“Night sayang” ucap Narcissa dengan lembut.
© urhufflegurl_