Sore itu dan Flashback.
**
Saat Hermione sampai di pantai, Draco sudah berada disana lebih dulu. Lelaki itu sedang duduk menikmati hembusan angin dan suara ombak yang bertabrakan.
Hermione duduk di sebelahnya.
“Hai, maaf aku gak nunggu di depan rumah, aku takut kamu risih atau—”
“It's okey, Draco.”.
“Hermione... Bisa jelasin ke aku sekarang kenapa?”
“Kamu ingat sore itu? Hujan, dingin, dan malam sebelum aku pergi?”
Draco mengangguk.
“Itu berhasil, Draco.”
Draco menggelengkan kepalanya. “Tapi, aku fikir semua itu gak akan berhasil, Hermione.”
“Aku juga mikir gitu, tapi kenyataannya itu berhasil. Aku hamil, Draco.”
Draco terdiam bungkam tak bisa berkata apa-apa. Ia tidak menyangka wanita yang Ia sayangi mengandung anaknya karena keteledorannya.
“Hermione—”
“Saat itu..”
Flashback
Hermione merasakan ada yang aneh di perutnya. Ia merasa mual dan tak enak badan. Sudah beberapa hari ini Ia merasakan mual, namun yang keluar hanya cairan biasa.
Setelah seminggu Ia merasakan itu semua, Ia baru menyadari satu hal. Waktu haid nya datang terlambat. Yang seharusnya Ia haid 2 minggu yang lalu, sampai saat ini haidnya belum kunjung datang.
Karena khawatir, Hermione memberanikan diri untuk ke apotik membeli test pack. Ia membeli 3 alat tes kehamilan itu, dan hasilnya positif.
Ia stres, Ia tak kunjung berhenti menangis, bahkan semua chat Draco Ia abaikan, Ia sangat membenci Draco dan Ia membenci dirinya sendiri.
Namun, karena Ia menyadari bahwa anak yang dikandungnya bukanlah suatu kesalahan, Ia akhirnya memberanikan diri untuk test ke dokter, bisa saja alat tes kehamilan itu salah, bukan?
Tetap saja, hasilnya sama, Ia positif hamil.
“Hermione?”
“Tante Cissy?”
Saat dirumah sakit, Ia bertemu dengan Narcissa, Ibu Draco. Narcissa tau Hermione mengandung, dan Ia sangat marah besar.
Saat Hermione datang ke rumah Draco, Ia diusir secara kasar oleh Narcissa.
“Dasar kamu wanita kotor! Hina! Anak saya tidak pantas memiliki hubungan dengan wanita kotor seperti kamu! Hamil diluar nikah, wanita macam apa kamu? Mau jadi apa nanti besar hah?!”
“Pergi kamu dari sini, jauhi Draco! Jangan pernah dekati anak saya lagi! Pergi kamu wanita kotor!”
Ia tidak diterima dimanapun, saat kedua orang tuanya tau bahwa Ia hamil, kedua orang tuanya marah besar, bahkan mengusir nya dari rumah.
Berkali kali Ia berniat ingin bunuh diri, namun Ia selalu ingat bahwa anak yang dikandungnya ini tidak bersalah. Anak ini tidak bersalah.
Dan Ia memutuskan untuk pergi jauh dari kota Jakarta, meninggalkan semua mimpinya, meninggalkan kuliahnya, meninggalkan semua cita-cita, keluarga, teman, dan juga Ia meninggalkan dia yang sangat Ia cintai.
Ia meninggalkan Draco. Ayah dari anak yang sedang Ia kandung, sekarang.
Flashback off
Hermione menghapus air matanya mengingat kenangan pahit itu, Ia menghela nafasnya lega, setidaknya Draco sudah tau bahwa dia memiliki anak. Mereka memiliki anak.
“Hermione..”
“Draco, aku gak pernah menyalahkan siapapun dari kejadian ini, semuanya semu untuk aku. Semuanya abu-abu. Yang pasti sekarang dan yang paling penting itu Lyra. Lyra yang paling penting untuk aku. Dia yang nemenin aku selama 4 tahun ini. Dia yang membuat aku kuat, Draco.”
“Draco, makasih udah datang. Aku selalu menunggu kamu didepan pintu, berharap kamu datang memeluk aku dan Lyra. Makasih.”
© urhufflegurl_