Pertemuan.
**
Tinggi bangunan ini sekitar 5 meter. Dan Ia berdiri diatasnya tanpa pelindung apapun. Ia merentangkan tangannya dan menikmati angin yang menghembus menerpa kulit dan menerbangkan rambutnya.
Hidupnya berat. Sangatlah berat. Ia sudah tidak sanggup menahan semua rasa sakit yang datang. Ia benar benar tidak sanggup.
Ia berteriak sekencang mungkin berharap rasa sesak di dada dan suara berisik di kepalanya hilang. Namun tetap saja, Ia merasakan sesak dan kepalanya berisik.
“Percuma.”
Matanya melotot mendengar suara berat itu.
“Tinggi gedung ini cuman 5 meter, dan di bawah itu bukan aspal, tapi rumput. Ya kalau lo loncat, paling cuman lecet aja.”
“Lo siapa?”
Lelaki itu tersenyum miring. “Gue sama kayak lo, pasien disini.”
Ia hanya terdiam mengepalkan tangannya dan menghapus air matanya. Ia cukup takut dengan orang asing.
“Lo mau bunuh diri kan? Hmm, ya kalau lo loncat dari sini, paling lo gak akan sadar 3 sampai 4 hari, setelah itu lo bakal bangun lagi.”
“Kenapa lo tau?”
“Ya tau, gue udah 3 kali nyoba bunuh diri disini.”
Halisnya terangkat menandakan heran. Bagaimana bisa 3 kali tapi masih bisa hidup?
“Lo mau tau cara ter-ampuh buat bunuh diri kayak gimana?”
“Lo— mau gue mati ya?”
Lelaki itu terkekeh pelan, “Bukannya lo yang mau diri lo sendiri mati?”
Ia hanya meneguk ludahnya. “Gimana caranya?”
Lelaki itu berdiri disampingnya. “Caranya yaitu dengan cara mati yang paling menyakitkan. Bukan di darat, tapi di air. Jasad lo susah ditemukan, dan lo akan mati instan dalam 10 menit.”
“Lo— pernah nyoba?”
“Pernah. Semua cara bunuh diri gue udah coba. Pake pisau, nabrakin diri ke mobil, motor, truck, tenggelemin diri sendiri, loncat dari gedung yanh tinggi, tapi tetep aja gue masih hidup. Kayaknya Tuhan gak ngizinin gue untuk pergi dari dunia. Tuhan masih mau gue berusaha buat jalanin semua ini.”
Mereka sama sama terdiam dan hanyut dalam fikirannya masing masing.
Ternyata, ada yang lebih parah darinya, yaitu lelaki yang ada di hadapannya ini
“Anyway, gue Draco.. Draco Malfoy.”
“Hermione Granger.”
Sejak saat itu mereka berteman dan saling menukar nomor satu sama lain, mereka saling bercerita, jalan jalan di taman, dan bercengkrama hingga malam menikmati angin dan bintang yang bertaburan di langit.
Luka yang mereka derita mungkin tidak sama, akan tetapi cara menyembuhkannya lah yang akan sama.
© urhufflegurl_