litaaps

Hai.

**

Draco dan Lyra segera berlari menuju ruangan Hermione ketika mendengar kabar bahwa Hermione telah sadar.

“Hermione? Hai..” Lirih Draco meneteskan air mata bahagianya.

Hermione yang masih lemah hanya bisa tersenyum dan mengedipkan matanya.

Mata indah yang asalnya menatap sang suami, kini berpindah menatap mata indah sang anak.

“Ly—-ra..” lirih Hermione dengan suara yang hampir tak terdengar.

Lyra yang tak sanggup bicara hanya bisa menangis dan memeluk sang Ibu.

“Mommy..” Lyra menumpahkan air matanya di pelukan Hermione.

“Mommy, Lyra kangen.. Lyra rindu Mommy..”

“Mommy juga, sayang.”

Draco merangkul Orion dan menepuk nepuk pundaknya.

Akhirnya, kekasihnya telah sadar. Ia kembali bisa melihat senyum nya yang hangat. Ia kembali bisa dipeluk olehnya.

Draco menangis bahagia siang itu. Benar benar bahagia.


“Kamar kosong dong?”

“Iya dong, temen tidur aku nya aja ada disini, masa aku nya di kamar.”

Hermione sedikit tertawa, tangannya bergerak mengusap rambut Draco.

“Aku seneng kamu udah sadar, Hermione.” bisik Draco mengecup lembut tangan Hermione.

“Draco..”

“Iya sayang?”

“Selama aku tidur, anak anak baik baik aja kan?”

Draco mengangguk. “Of course, mereka baik baik aja, sayang.”

Hermione tersenyum hangat. “Aku seneng dengernya.”

“Eh mumpung gak ada anak anak.” Draco berdiri dan merapikan baju nya.

Hermione mengerutkan keningnya bingung. “Mau ngapain?”

“Tidur.”

“Hmm? Tidur?”

Draco naik ke atas ranjang, Ia tidur di sebelah Hermione dan memeluk Hermione dengan erat.

Melihat sikap manja suaminya ini, Hermione sedikit tertawa. “Draco.. Kamu ini!”

“Aku mau tidur. Selama kamu tidur, aku gak bisa tidur tenang, Hermione.” bisik Draco memejamkan matanya menikmati bau yang sangat Ia senangi, bau Hermione.

Hermione hanya terdiam dan mengusap lengan Draco yang melingkar di tubuhnya.

“Selamat tidur, Draco..”


© urhufflegurl_

Will you?

**

Mobil yang di kendarai oleh Draco kini sampai di parkiran pinggir pantai.

Suara deburan ombak ditambah angin yang menyengarkan menambah keindahan destinasi wisata satu ini.

Hermione sangat menyukai pantai. Ia merasa tenang mendengar suara ombak yang saling bertubrukan satu sama lain.

“Tutup mata kamu dulu ya.” Ucap Draco mengeluarkan kain.

“Eh, apa ini?” Tanya Hermione terkejut.

Draco tersenyum, “Tutup aja.”

Hermione menurut, Ia memejamkan matanya, dan Draco memakaikan penutup mata di mata Hermione.

Draco menuntun Hermione untuk jalan menuju pinggir pantai dengan surprise yang sudah Ia siapkan.

“Dalam hitungan 3, kamu buka mata ya? Aku buka kainnya sekarang.”

Hermione mengangguk, jantungnya berdebar cukup kencang tak sabar ingin melihat kejutan apa yang sedang kekasihnya ini berikan.

“1..”

“2..”

“3..”

Perlahan Hermione membuka matanya, dan Ia tersenyum ketika Ia melihat apa yang ada di depan matanya.

“Draco?” Hermione menutup mulutnya tak menyangka.

“Hermione..”

Draco menggenggam tangan Hermione dan berlutut di hadapan Hermione.

“I love you.. Kamu tau, kamu adalah wanita pertama yang membuat aku gila karna ditinggal oleh kamu. Kamu pernah bilang, aku harus benar benar melupakan masa lalu. Dan sekarang, aku benar benar sudah melupakannya. Aku mencintai kamu, Hermione. Aku ingin menjadikan kamu sebagai wanita satu satunya di hidup aku..”

”.. Hermione, aku gak bisa memberi dunia ini kekamu, tapi apakah kamu mau memberikan diri kamu sebagai dunia aku? Aku ingin bersama kamu selamanya, menjadi pasangan yang akan selalu menggenggam tangan kamu, memeluk kamu, menemani kamu disaat kamu sedih, senang, terpuruk dan tertawa. Aku ingin menjadi saksi bisu dunia ini semakin canggih ketika nanti kita berdua sama sama menua.”

Hermione menangis mendengar perkataan Draco, Ia tak menyangka lelaki di hadapannya ini akan benar benar romantis.

“Hermione, mau kah kamu menjadi teman hidup ku selamanya?”

Suara lantunan musik mengiringi keromantisan 2 insan yang sedang saling jatuh cinta ini.

Hermione mengangguk, Ia tidak mungkin menolak Draco, karena Ia pun sangat mencintainya.

Draco tersenyum, Ia memasangkan cincin di jari Hermione, menandakan bahwa mereka sudah terikat. Dan akan membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan.

“I would never fall in love again until I found you, Hermione.”

“Draco..”

“I love you, Hermione..”

“I love you too, Draco..”

Sore itu, birunya pantai dan langit menjadi saksi kisah cinta mereka yang sempurna.

Berawal dari iseng dan coba-coba, menjadi pasangan yang sempurna dan serasi.

“Aku berterima kasih kepada semesta karena telah mempertemukan aku dengan kamu, Hermione.”


© urhufflegurl_

I just love you..

**

Draco berlari saat sampai di lobby hotel. Ia buru buru menaiki lift untuk menuju pantai 7 dimana kamar nya berada.

Sesampainya di kamar, Ia segera masuk ke dalam kamarnya.

“Hermione? Sayang?” Draco terkejut ketika melihat Hermione duduk di bawah kasur dengan mata bengkak dan menangis.

“Hei, kenapa? Kenapa sayang? Kok nangis? Ada yang jahatin kamu? Siapa yang jahatin kamu? Bilang.”

“Joji.”

“Joji? Joji anak mana huh? Karyawan hotel sini? Siapa? Yang mana anaknya?!” Tanya Draco geram.

“Kamu beneran cinta sama aku? Kamu bohong kan bilang cinta sama aku? Iya kan? Bohong kan?” Tanya Hermione berani menatap Draco.

“Hei, kok ngomong nya gitu? Aku cinta kamu, Hermione.. Aku cinta kamu..” Bisik Draco merapikan rambut Hermione.

“Kenapa hmm? Ada yang bilang yang enggak enggak ke kamu?”

Hermione mengangguk. “Joji.”

“Astaga Joji yang mana sayang? Biar aku temui dia sekarang. Berani beraninya dia nyakitin perempuan aku.”

“Huhuhuu.. Kamu cinta sama aku karna aku mirip Astoria kan? Iya kan? Rambut aku, kesukaan aku, semianya, mirip sama Astoria kan? Iya kan? Aku benci sama kamu, aku mau pulang ke Jakarta.” Hermione berdiri dan membawa koper nya, Ia membereskan barang barangnya.

Draco menghentikkan aksi kekasihnya itu dengan memeluk nya dari belakang.

“Hei, kata siapa? Kata siapa aku cinta kamu karna kamu mirip dengan Astoria? Aku udah bilang, aku tertarik sama kamu memang awalnya karna mirip dengan dia, tapi tidak untuk cinta, Hermione.. Aku cinta sama kamu itu karna itu kamu. Karna kamu adalah Hermione.. Hermione yang suka baca buku, Hermione yang sebentar lagi mau wisuda, Hermione yang suka minum kopi tapi punya asam lambung, Hermione yang punya maag, Hermione yang rambutnya keriting tapi rapi. Aku suka kamu, aku cinta kamu itu karna itu kamu, sayang.. Gak ada yang lebih..”

Mendengar itu, Hermione terdiam, hanya terdengar suara isak tangisnya.

“Hermione, sayang.. Jangan pernah berfikir seperti ini.. I just love you. Cuman kamu, Hermione. Cuman kamu wanita yang aku cinta, gak ada yang lain, Cuman kamu..”

Tangis Hermione semakin membesar mendengar bisikan halus Draco.

Draco sendiri, Ia membalikkan badan Hermione dan menghapus air matanya.

“Dengerin aku. Liat mata aku. Aku cuman cinta sama kamu, Hermione Jean Granger.. Gak ada bayangan orang lain di benak aku, gak ada sama sekali..”

Hermione memasang wajah sedih yang menggemaskan, Draco tersenyum melihat Hermione dan memeluk nya dengan erat.

“Maaf..” lirih Hermione.

Draco mencium kening Hermione dengan lembut.

“I love you..” bisik Draco.


© urhufflegurl_

Flashback.

**

“Ayooo!” Cassie merangkul lengan Scorpius ketika Ia melihat Scorpius sudah menunggunya di halaman rumah.

Melihat Cassie yang manja, Scorpius mengusap ngusap rambut Cassie gemas.

“Lo inget gak sih, dulu kita sering mandi bareng?” Tanya Cassie memulai obrolan.

Mereka sama sama jalan di taman. Jangan ditanya, taman manor itu luas. Bahkan untuk sekedar jalan jalan pun akan terasa melelahkan.

Menanggapi omongan Cassie, Scorpius hanya mengangguk.

“Berarti lo udah liat punya gue tau Scorp! Hahaha.” Pekik Cassie tertawa.

Scorpius terkekeh pelan mendengar Cassie.

“Dulu tuh ya, gue inget banget waktu lo caper ke Mommy, karena Mommy mainnya sama gue terus. Lo rela relain jatuhin diri dari sepeda karena pengen caper ke Mommy. Iya kan?”

“Iya, lo masih inget aja.”

“Inget laaah! Hahahaha. Gue inget banget waktu itu lo musuhin gue 3 hari, terus Daddy deh yang bikin kita damai, karna kata Daddy, gak baik musuhan kalau lebih dari 3 hari. Iya kan?”

Scorpius tersenyum dan mengangguk. Ia tak banyak bicara menanggapi cerita Cassie, yang Ia lakukan hanya tersenyum, mengangguk, bicara “iya” sudah itu saja.

Cassie ini memang cerewet, bahkan lebih cerewet dari Lyra. Namun, Ia akan cerewet didepan orang yang Ia dekat saja, jika tidak, Cassie akan menjadi orang pendiam dan menyeramkan karna tatapannya yang tajam.

“Scorp..”

“Hmm?”

“Kalau misal, Mommy sembuh, gue mau deh janji ke diri gue sendiri, gue mau jadi dewasa, gue mau serius kuliah, gue gak akan bolos bolos lagi, gue gak akan ngomong kasar lagi, gak akan berantem sama Orion terus, mau manjain Lyra terus.. Gue juga gak akan egois lagi sama lo, gue janji..”

Scorpius tersenyum dan mengusap rambut Cassie. Ia memeluk Cassie dengan erat.

“Kita doain aja ya Cass.. Semoga Mommy sembuh..”

Cassie memejamkan matanya dan meneteskan air mata, Ia memeluk Scorpius dengan erat.

“Gue beruntung punya kakak kayak lo, Scorp..”


© urhufflegurl_

Sorry..

**

Memantapkan hatinya, Scorpius masuk ke dalam ruangan Hermione dan jalan mendekati Draco yang sedang duduk memandang Hermione.

“Dad..” Lirih Scorpius.

Draco menengok sebentar, namun tatapannya kembali ke Hermione.

“Dad..”

Kini Draco menengok tanpa kembali melihat Hermione.

Scorpius duduk berlutut di hadapan sang Ayah membuat Draco terkejut dan mengangkat badan Scorpie.

“Jangan seperti ini, nak.” bisik Draco dengan suaranya yang tercekat.

“Dad, Scorpie mohon.. Kami butuh Daddy.. Scorpie tau Daddy hancur, Daddy sedih karna Mommy sakit, tapi kami butuh Daddy.. Scorpie, Cassie, Orion, Lyra kami butuh Daddy.. Kami mohon Dad, kami mohon..” lirih Scorpius menangis di hadapan Draco.

Seolah merasakan hantaman yang cukup keras meninju dadanya, Draco terisak saat itu juga. Ia memeluk Scorpius dan menangis disana.

“Maaf.. Maaf kan Daddy..”

“Daddy gak salah.. Tapi kami mohon, giliran ya jaga Mommy nya? Daddy juga butuh istirahat, Dad. Giliran Scorpie yang jaga Mommy, terus Orion, terus Cassie. Scorpie mohon ya Dad?”

Draco mengusap wajahnya kasar. Terlena di dalam kesedihan ternyata membuat Draco melupakan 4 anak nya.

Ia merasa bersalah akan hal itu.

“Lyra dimana sayang?” tanya Draco.

“Lyra di rawat Dad, Lyra sakit semalam dia pingsan.”

“Kenapa gak bilang?” tanya Draco.

Tanpa menunggu jawaban Scorpius, Draco segera keluar dari ruangan Hermione dan menyusul Lyra.


“Lyra..”

“Daddy.”

Sesampainya di ruangan Lyra, Draco segera memeluk Lyra dan menangis.

“Maaf.. Maaf sayang.. Maaf Daddy sempat melupakan kalian, maaf..” lirih Draco menangis.

“Daddy, Lyra kangen Daddy..”

“Daddy juga rindu Lyra sayang, maafkan Daddy ya?”

Lyra mengangguk, Draco mencium kening Lyra lama, sangat lama.

Di tengah kesibukan Lyra dan Draco, Cassie menengok kesana kesini mencari Scorpius.

Ia pun perlahan keluar dari ruangan Lyra dan menyusul Scorpius di ruangan Hermione.

“Scorp..”

Scorpius yang sedang mengajak ngobrol Hermione menoleh. “Cass?”

Cassie memasang raut wajah sedih.

“Eh, kenapa? Kenapa nangis?”

“Huhuu, maaf..” lirih Cassie memeluk Scorpius.

“Kenapa Cass? Kenapa hmm? Lo gak salah..”

“Maaf, maaf gue udah egois, gue udah marah sama lo, gue minta maaf. Gak seharusnya gue kayak gini Scorp, gue minta maaf..”

“Cass..”

“Gue minta maaf Scorp.. Gue janji akan jadi adik yang baik buat lo. Gue mau bantu lo jaga Orion dan Lyra. Gue janji Scorp. Gue minta maaf.”

Scorpius tersenyum sambil memeluk Cassie dengan erat. Ia senang akhirnya ada yang bisa membantunya meringankan beban di pundaknya.

“Cass.. Udah ya, malu depan Mommy.”

Cassie melepas pelukan Scorpius dan beralih ke Hermione, Ia semakin menangis melihat Hermione masih tak sadarkan diri.

Ia jadi teringat semalam Hermione saat pingsan dan mimisan cukup banyak.

“Mommy.. Cepet sadar ya? Cassie janji Cassie gak akan pulang malem malem lagi, Cassie gak akan ngomong kasar lagi, tapi asal Mommy sembuh ya? Cassie sayang banget sama Mommy..” ucap Cassie sambil mencium kening Hermione.

Tanpa mereka sadari, dari sudut mata Hermione meneteskan satu tetes air mata. Entah itu air mata kesedihan atau kebahagiaan.

Yang pasti, itu adalah air mata kasih sayang.


© urhufflegurl_

Kita kuat.

**

Setelah selesai melihat Cassie dan Lyra, kini Scorpius keluar menghampiri Orion.

“Bang.” Sapa Orion ketika menyadari kehadiran sang Kakak.

“Kenapa diem diluar? Dingin tau.” Ucap Scorpius.

“Iya, gue baru tau malem sedingin ini.”

Scorpius tersenyum. “Orion..”

Orion menengok, “Kenapa bang? Gimana keadaan Mommy?”

“Gue gak mau ngasih kata kata indah dengan maksud tujuan palsu yang terselubung. Lo cowok, gue cuman bisa ngomong kayak gini sama lo. Gue tau keadaan Mommy, umur Mommy gak akan lama lagi. Kanker yang diderita Mommy udah merambat ke semua badannya. Bahkan persentase sembuh nya itu lebih kecil. Jadi tolong bantu gue ya? Kita anak laki laki yang pastinya lebih kuat dari Cassie dan Lyra. Tolong bantu gue, kita harus jaga Daddy, Cassie dan Lyra. Kita harus jaga mereka bertiga.”

Saat itu juga Orion menangis tanpa suara, Ia lebih memilih kembali menatap langit penuh bintang daripada menatap wajah sang Kakak.

“Gak bisa sembuh bang?” Tanya Orion dengan suaranya yang bergetar.

Scorpius menunduk sambil menangis. Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis cukup kencang saat itu juga.

Jika dibilang kuat, sejujurnya Scorpius tidak kuat. Malah Ia lah yang paling menderita disini. Ia yang paling awal tau penyakit Hermione, Ia yang menerima rasa sakit ini lebih lama.

Dan disaat semuanya terbongkar, semua menyalahkan Scorpius dan kecewa kepadanya.

Ia tidak kuat, hanya saja Ia anak pertama. Jadi Ia harus kuat.

Ditambah kondisi Draco yang begitu kacau, menambah rasa sakit Scorpius bertambah. Rasanya Ia tidak punya tumpuan untuk menjadi seseorang yang lemah.

Rasanya Ia harus kuat.

Harus menjadi lelaki kuat untuk semuanya.

Untuk Draco, untuk Cassie, untuk Orion, untuk Lyra, dan untuk dirinya sendiri.

“Orion, kalau gue yang harus nanggung semuanya sendiri, gue gak sanggup. Tolong, tolong bantu gue untuk kuat. Kuat untuk Daddy, kuat untuk Cassie dan Lyra. Gue mohon.”


© urhufflegurl_

Kesayangan Scorpius.

**

Sesuai dengan apa yang dikatakan Orion, Scorpius dengan segera menuju ruangan dimana Lyra di rawat disana.

Sesampainya disana, Scorpius melihat Orion sedang bersender di tiang dan matanya memandang langit malam dengan tatapan kosong.

Meninggalkan sebentar Orion, Scorpius lebih memilih masuk ke dalam ruangan Lyra. Saat Ia masuk, pemandangan yang Ia lihat adalah Cassie yang sedang tidur sambil duduk dengan kepala diatas ranjang Lyra dan tangannya menggenggam tangan Lyra.

Sambil menangis, Scorpius perlahan memindahkan Cassie agar gadis itu tidur di atas kursi. Setelah memastikan Cassie tidur dengan posisi yang benar, Scorpius mencium kening Cassie cukup lama.

“Kesayangan Abang. Jangan jadi egois ya Cass? Kita semua kaget sama kabar ini. Kita harus dewasa, demi Daddy, demi Orion, demi Lyra. Tolong, tolong bantu gue Cass..” Lirih Scorpius berbisik lalu memakaikan jaketnya di tubuh Cassie.

Lanjut, kini Scorpius jalan menuju Lyra. Ia mengusap pelan rambut adik bungsu nya itu dan mencium keningnya dengan lembut.

“Kesayangan Abang. Cepet sembuh ya cantik, jangan ikut sakit nanti abang makin sedih. Kuat ya? Kita semua ada buat kamu dek, kamu gak akan sendiri.” lirih Scorpius mengecup lembut kening Lyra.

Setelah itu, Scorpie pun keluar dari ruangan Lyra. Tanpa Ia sadari, daritadi sebenarnya ada yang mendengarnya.

“Gue sayang banget sama lo Scorp.. Maaf, maaf gue udah egois..”


© urhufflegurl_

Bersemu.

**

Saat Hermione keluar dari kamar mandi, Ia melihat Draco sedang mengobrol bersama Adrian di luar, lelaki itu membawa tote bag yang berisikan banyak sekali makanan dan susu.

Mungkin untuk orang tuanya. Fikir Hermione begitu.

Namun, semua fikirannya salah ketika tote bag itu malah di simpan di mejanya.

Dengan seluruh keberaniannya, Hermione duduk kembali di bangkunya.

“Ini apa?” Tanya nya kepada Draco.

“Buka aja, buat lo.” Balas Draco tersenyum.

Hermione menyipitkan matanya curiga, “Apa lo senyum senyum? Pasti aneh aneh kan? Lo bakal ngeledek gue kan? Tuh kan. Emang cowok itu gak ada yang bisa dipercaya.”

“Eh enggak, gue gak akan ngeledek lo, kan gue udah bilang.”

“Terus ini apa?”

“Buka aja, buat lo.”

Hermione pun duduk dan membuka tote bag itu. Ia terkejut ketika melihat banyak makanan, susu dan roti. Bahkan ada obat nyeri haid juga.

“Eh apa ini?” Tanya Hermione.

“Makanan.” Balas Draco cuek dan fokus kepada karya tulis ilmiahnya.

“Buat?”

“Buat lo.”

“Emm... Lo khawatir ya sama gue? Hahahah gue tau, gue emang gampang untuk di khawatirin. Duh jangan jangan lo mulai suka ya ke gue?” Tanya Hermione dengan gaya meledeknya.

Draco mengangkat halisnya sambil menyeringai. Wanita didepannya ini benar benar terlalu percaya diri.

“Enggak, gue cuman gak mau aja lo sakit dan malah ngehambat latihan kita, kan susah nantinya.” Ucap Draco berbohong.

“Halah, bohong banget! Keliatan, lo khawatir.”

“Udah sana makan dulu, abis itu lanjut. Masih ada waktu 1 jam ke pulang.”

“Yeaay makasih Malfoy! Gitu dong jadi cowok, romantis bukan berandalan, suka berantem dan motor motoran mulu.”

Draco hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk malu dan lanjut mengerjakan tugasnya.

Tanpa Draco sadari, sebenarnya Hermione yang lebih malu. Malu karena Ia merasa salah tingkah. Dan Ia benci ketika menyadari bahwa di perut nya kini banyak kupu kupu berterbangan.

Mereka sama sama bersemu, namun tidak ada yang menyadari satu sama lain.


© urhufflegurl_

Malu.

**

“Aduh telat nih!” gumam Hermione menepuk jidatnya.

Sore ini adalah hari pertamanya belajar bersama Draco untuk acara olimpiade. Dan di hari pertama ini Ia telat.

Sesampainya di ruangan latihan, benar saja. Draco sudah ada disana lebih dulu.

“Masuk, Hermione.” ucap Pak Slughorn mempersilakan Hermione untuk masuk.

“Maaf saya telat, Pak.” jawan Hermione tidak enak.

“Tidak apa-apa, ayo masuk.”

Latihan hari pertama pun dimulai, di tahap awal ini seluruh peserta olimpiade wajib membuat karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan IPA. Bertema bebas, asalkan dibuat didalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Dan sore ini, Draco dan Hermione sedang berlatih membuat karya tulis ilmiah itu untuk dikirim dan fix 2 minggu kemudian.

1 jam sudah mereka berkutat dengan kertas, jurnal dan pulpen masing-masing, sekolah semakin sepi dan langit mulai menggelap.

Di tengah konsentrasinya, Hermione merasakan sakit yang teramat di dalam perutnya, karena tidak tahan, Hermione pun memutuskan untuk pergi kekamar mandi.

Saat Hermione berdiri dan jalan menuju kamar mandi, Draco melihat hal aneh yang ada di rok nya. Ia menyipitkan matanya untuk memastikan noda apa itu. Dan setelah Ia memastikannya, Ia pun mengeluarkan jaket kebanggaannya di dalam tas dan berdiri ikut jalan bersama Hermione dibelakangnya.

Tanpa permisi, Draco mengikat jaketnya di pinggang Hermione yang membuat Hermione terkejut.

“Eh, apa sih lo?!” teriak Hermione kaget.

“Udah sana ke air. Lo juga ntar tau.” bisik Draco sambil kembali ke bangku nya.

Hermione hanya mengangkat halisnya dan melanjutkan jalannya menuju kamar mandi.

Saat di kamar mandi, saat itu lah Ia tahu yang sesungguhnya.

“Hah gila?! Anjir. Kenapa bisa bocor.” pekik Hermione hampir menangis.

Bagaimana ini, Draco melakukan hal ini pasti karena noda itu kelihatan di roknya, dan sekarang Hermione harus menanggung malu dihadapan musuhnya itu.

“Gimana ini...” lirih Hermione.

Ia terlalu malu untuk keluar menemui Draco.


© urhufflegurl_

Aneh.

**

Sesampainya di dalam villa, Harry dan Theo segera menuju kolam tempat dimana teman temannya melakukan BBQ malam ini.

“Lah anjir, cepet amat Drake.” ucap Theo kepada Draco.

“Cepet apaan?” tanya Draco mengangkat halisnya heran.

“Cepet jalan jalannya! Tau nih, si Theo aneh. Masa iya katanya dia liat lo masuk labirin, udah malem gini masuk labirin. Gak mungkin kan ya?” celetuk Harry membuat suasana hening seketika.

“Lah kok sepi?!” pekik Harry.

Draco hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

“Bayangan gue kali ketinggalan disana.”

“Seriusan gue liat lo di—”

Omongan Theo terpotong karena Harry tiba-tiba merangkulnya.

“Udah lo diem aja, udah malem. Jangan cerita disini, pamali. Nih ya kata sesepuh dulu, kalau ada apa apa itu jangan cerita di tempat kejadian.” bisik Harry kepada Theo.

“Ya gak usah rangkul juga!” ketus Theo melepas paksa rangkulan Harry dan duduk di sebelah Luna.

“Udah udah, ayo kita BBQ! Gue lapeeer.” seru Pansy yang sedang memanggang beberapa daging di atas pemanggangan.

“Yeaaay ayoo!” seru yang lainnya mengikuti Pansy.

Di tengah keseruan mereka, tiba tiba Luna merasa kefikiran atas omongan Theo barusan.

Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya.

Mungkin mereka akan membahasnya nanti setelah pulang dari Villa ini.


© urhufflegurl_ & sweetypieck