**
“Lo merinding gak sih ry?” Ucap Theo sambil sesekali melihat sekitar Villa.
“Gue kedinginan sih sebenarnya.”
“Mau gue peluk?”
“Najis.”
“Hahaha canda doang gue, biar gak sepi banget. Baru sadar ternyata kalau malem segelap ini.”
“Namanya juga villa di tengah hutan, kalau mau rame nyari Villa sono dekat kota.”
Beberapa menit kemudian setelah percecokan yang dilakukan Harry dan Theo, mereka pun sampai di depan mobil Harry.
Harry memasuki mobilnya hendak mengambil bahan makanan yang sudah mereka beli sebelum datang ke Villa.
“Anjir.” Seru Harry yang tidak melihat satu bahan makanan pun di dalam mobilnya.
“Kenapa?”
“Bahan makanannya gak ada.”
“Kok bisa?” tanya Theo ikut mengecek di dalam mobil.
“Mana gue tau, coba cek grup.”
“Fuck, udah gue ambil tadi sama Luna.” ucap Theo menepuk jidatnya sendiri.
Harry yang mendengar itu langsung memukul bahu Theo. “Sialan lo, sia-sia gue datang ke sini.”
“Wkwk gak papa, biar gak di suruh angkat-angkat, nanti pas sampe sana tinggal makan doang.”
“Yaudah ayo balik.”
Mereka berdua pun segera pergi dari mobil Harry dan kembali ke Villa lagi. Tapi, di tengah perjalanan Theo melihat seseorang yang ia kenal pergi memasuki Labirin.
“Draco.”
Harry yang sudah beberapa langkah di depan Theo pun menghentikan langkahnya.
“Apa?” Ucap Harry meminta penjelasan kepada Theo.
“Gue lihat Draco tadi, dia masuk ke labirin.”
“Mana sih?”
“Ayo kita susul dia.” Ajak Theo.
“Gak ah, Draco tadi pagi kan juga bilang kalau mau ke labirin harus dia atau Luna yang mulai dulu.”
“Kan Draco udah di sana, kita bisa masuk bareng dia.”
“Gak.”
“Yee cemen lo.”
“Kalau lo mau ke sana yaudah sana.”
“Gak, gue laper.”
“Yee, sekarang siapa yang cemen.” Ucap Harry sambil berlari memasuki Villa dan meninggalkan Theo yang berteriak di belakangnya.
© urhufflegurl_ & sweetypieck