I'm here.
**
“Seperti yang saya bilang, trauma yang dialami oleh Hermione cukup besar dibagian kepalanya yang menyebabkan mata Hermione buta.”
Semua terdiam ketika mendengar penjelasan dari dokter. Helena terus menangis dipelukan Richard, tidak pernah terbayangkan hal ini akan terjadi kepada anak semata wayangnya.
“Bisa sembuh kan dok?” tanya Draco. Nada suaranya sudah sangat lemah. Ia sudah terlalu lelah untuk menangisi semua ini, Ia harus kuat. Ia harus bersikap dewasa. Demi Hermione. Demi Hermionenya.
“Bisa, yang saya lihat, kebutaan Hermione ini tidak permanen sehingga tidak membutuhkan pendonor. Hermione bisa melakukan operasi mata, tapi tidak untuk sekarang. Tunggu keadaan matanya sudah siap untuk melakukan operasi.”
“Kalau ada pendonor bisa kan dok?”
Dokter itu mengangguk. “Bisa saja. Hanya mencari pendonor mata itu tidak mudah.”
“Mudah. Ambil saja mata saya.”
Semua sontak menoleh ke arah Draco. Lelaki itu berbicara seperti tidak ada beban. Karena memang, yang ada difikirannnya, yang penting Hermione sembuh.
“Draco.” lirih Narcissa.
“Kenapa Mom? Ambil saja mata saya dok, bisa kan?” tanya Draco sedikit mengeraskan suaranya.
“Mohon maaf akan tetapi syarat pendonor mata adalah seseorang yang telah meninggal dunia.”
“Kenapa? Mata saya sehat dok, ambil saja mata saya. Asalkan bukan Hermione yang buta, gapapa saya buta asalkan jangan Hermione.”
Helena yang mendengar hal itu menggelengkan kepalanya. “Enggak Draco, gak bisa seperti itu.”
“Kenapa gak bisa tante? Lebih baik Draco yang gak bisa liat daripada Hermione, Draco gak mau.”
“Mohon maaf, tapi tidak bisa. Sudah SOP kami, bahwa yang bisa mendonorkan matanya hanya orang yang sudah meninggal.” ujar Dokter itu membuat suasana menjadi hening.
“Apa gak ada cara lain Dokter selain donor mata?” tanya Richard berusaha tenang dan kuat.
“Seperti yang tadi saya bilang bahwa trauma yang dialami Hermione tidak terlalu besar. Ia hanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk terapi dan operasi jika nanti nya diperlukan. Tidak membutuhkan pendonor.” balas Dokter tersenyum.
“Berapa lama Dokter? Berapa lama terapinya?” tanya Helena dengan suaranya yang tercekat.
“Mungkin satu bulan, atau dua bulan. Tergantung dengan kondisi mata Hermione nantinya.”
“Draco, lo dimana? Kenapa semuanya gelap? Draco, nyalain lampunya. Gue takut, gue takut gela Draco, nyalain lampunya.”
Hati Draco mencelos seketika. Yang dia lakukan hanya diam. Diam dengan mata nya terus memandang Hermione.
“Draco, nyalain lampunya! Gue takut Draco! Gue takut!!” Hermione mengangkat tangannya. Ia ingin menyalakan lampu disekitarnya.
“Mi..” lirih Draco berbisik, ia meraih kedua tangan Hermione dan memeluknya dengan erat.
“Hermione sayang, ini Mama nak.. Kamu bisa lihat Mama kan?” bisik Helena dengan suaranya yang tercekat.
Hermione mencari sosok Helena, ia mengedarkan pandangannya tapi nihil, semuanya gelap. Ia tidak bisa melihat apa apa.
“Enggak, Mama dimana? Mione gak bisa lihat Mama. Mama dimana? Ma, Mione mimpi kan? Gelap banget Ma disini, nyalain lampunya Mione mohon.. Cukup, jangan jahilin Hermione kayak gini. Papoy, gue mohon, nyalain lampunya..”
Helena menangis dan mundur mendengar hal itu. Narcissa yang melihatnya langsung segera memeluknya.
Draco sendiri, dia tak tahu harus berbuat apa. Dia menangis dalam diam sambil memeluk Hermione. Sahabatnya buta. Kecelakaan yang Hermione alami merenggut penglihatannya.
“Draco, gue gak buta kan? Gue gak bisa liat Draco, gue gak buta kan? Draco gue mohon jawab! Lo dimana Draco lo dimana?” Hermione mulai menangis, dia terus memberontak dipelukan Draco.
“Ssstt sstt hei.. Mione, ini gue.. Ini gue.. Gapapa gapapa, ini cuma sementara, ini cuma sementara okey? Gapapa Mi, gapapa.. Sini, peluk gue, gue akan selalu ada untuk lo.”
Tak ada yang bisa Draco lakukan lebih sekarang. Ia hanya bisa memeluk Hermione dan menenangkannya walaupun sebenarnya hatinya sangat kacau melihat Hermione seperti ini.
“Enggak, gue gak mau buta Draco, gue gak mau butaa!!! Draco, gue gak mau buta. Semuanya gelap, semuanya gelap disini Draco, gue takut, gue takut.” Hermione berteriak sambil menangis dipekukan Draco.
Draco terus mengusap lembut kepala Hermione sambil meneteskan air matanya. Ia tidak ingin terdengar seperti menangis, tapi ia juga tidak tahan. Hatinya juga sangat perih.
“Gue akan selalu jadi mata buat lo Mi.”
© urhufflegurl_