Astoria.
**
Sore ini, benar saja, Astoria datang kerumah Draco untuk menjenguknya. Ia datang sendiri dengan membawa banyak sekali makanan. Ada roti, susu, buah buahan, juga ada satu kotak makanan berat yang sehat.
“Bik, Draco nya ada?” Tanya Astoria kepada Bik Nia, pembantu dirumah Draco.
“Den Draco sedang bersama non Hermione di kamar, ada perlu apa ya?” Tanya Bik Nia.
Senyum Astoria lenyap ketika mendengar nama Hermione.
“Saya pacarnya Bik, mau jenguk Draco.” Ujar Astoria dengan semangat.
Bik Nia mengerutkan keningnya sejenak. “Pacar?”
“Siapa Bik?”
Astoria dapat mendengar dengan jelas suara Hermione dari dalam, dan benar saja Hermione menghampirinya ke depan.
“Oh Astoria?” Ujar Hermione sedikit terkejut.
“Hai Mione, Draco ada didalem kan?” Tanya Astoria tersenyum manis.
“Ada, ayo masuk.”
Hermione jalan lebih dulu disusul oleh Astoria. Mereka berdua sama sama masuk ke dalam kamar Draco, dan Draco cukup terkejut ketika melihat ada Astoria disana.
“Tori? Ngapain kesini?” Tanya Draco.
“Jengukin kamu. Aku mau ngomong berdua sama kamu, bisa?”
Draco menoleh ke arah Hermione. Hermione yang menyadari itu pun tersenyum kikuk dan pergi keluar dari kamar Draco.
“Kita ngobrol diluar aja.” Draco jalan lebih dulu dengan infusan ditangannya.
“Hati hati Papoy.” Ujar Hermione dari luar kamar Draco.
Draco tersenyum dan mengangguk, ia pun duduk di ruanh tamu dengan Astoria disampingnya.
Hermione sendiri, dia lebih memilih diam di belakang halaman Malfoy Manor bersama Bik Nia.
“Pacarnya den Draco?” Tanya Bik Nia kepada Hermione.
“Bukan.” Ketus Hermione.
Bik Nia tersenyum melihat respon Hermione, baru kali ini ia seketus ini kepada wanita yang dekat dengan Draco, sebelumnya belum pernah.
Kembali ke Draco..
“Kamu sakit karna kemarin cari Hermione ya?” Tanya Astoria sedikit berbisik.
Draco mengangguk.
“Emang Hermione kemana sih kok malem banget gitu pulangnya? Gak ngabarin lagi, aku ikut khawatir kemarin.” Ujar Astoria memainkan suaranya menjadi terdengar seperti panik.
“Maaf ya udah bikin lo khawatir juga.” Draco berucap lembut dan tersenyum.
Astoria merasakan pipinya memerah dan panas. Rumah Draco sangat besar dan sejuk, namun Astoria merasa panas.
“Ohiya, aku bawa ini loh. Ada banyak makanan, minuman dan juga buah buahan buat kamu. Kamu sakit demam, aku khawatir tadi jadi aku langsung kesini deh sehabis pulang sekolah. Dan ini, ada catatan pelajaran hari ini juga. Ada tugas juga loh, kimia halaman 235 nomer 1-10.”
Astoria meletakkan paper bag dan buah buahan yang ia bawa diatas meja. Lalu, ia mengeluarkan buku catatan miliknya dan buku paket kimia miliknya.
“Ini catatan hari ini, kamu bawa aja, besok sama lusa aku catat lagi yang rapi dan banyak buat kamu, biar kamu gak ketinggalan sekolah.” Ujar Astoria tersenyum hangat kepada Draco.
Draco menerima buku catatan milik Astoria itu dengan senang, baru kali ini ada perempuan yang seperhatian ini kepadanya disaat sakit, mantan mantannya yang lain tak pernah, mereka hanya mengutamakan jajan, jalan jalan dan hang out bersama Draco.
Draco membuka selembar demi selembar catatan milik Astoria. Rapi, walaupun tidak serapi catatan milik Hermione, lengkap juga ya walaupun tetap masih lengkapan catatan milik Hermione.
“Lo catet ini semua buat gue?” Tanya Draco tak percaya.
Astoria mengangguk dengan semangat. “Iya Drake. Oh iya, ini kan ada tugas nih. Nah aku udah liat liat sih soalnya, ada kemungkinan yang aku gak bisa kerjain itu dari nomor 6-10. Susah banget, kamu bisa kan?”
Draco menaruh buku catatan milik Astoria dan matanya kini beralih ke buku paket kimia yang sedang dipegang oleh Astoria.
Tanpa sengaja, tangan mereka bertemu, Astoria bisa merasakan tangan Draco cukup panas.
“Badan kamu panas banget Draco.” Bisik Astoria kepada Draco.
“Gapapa, nanti juga normal lagi. Mana sini gue liat tugasnya.”
Astoria menyerahkan buku paketnya kepada Draco.
“Ah ini mah gampang!” Ucap Draco dengan semangat.
“Kamu bisa?” Seru Astoria.
“Enggak, tapi pasti Hermione bisa.”
Astoria tersenyum kikuk ketika mendengar nama Hermione. Segala yang berhubungan dengan Draco, pasti ada Hermione di dalamnya. Mengapa ia tak suka dengan hal ini? Ah rasanya ia sangat ingin menghapus Hermione dikehidupan Draco.
Astoria mengabaikan itu semua, ia pun tertawa dan menganggap bahwa omongan Draco adalah lelucon baginya.
“Eh iya Drake, minggu ini jadi gak?”
Draco sedikit berfikir. “Jadi, ayo.”
“Tapi kan kamu sakit.”
“Minggu enggak, udah sembuh.”
© urhufflegurl_