litaaps

Parangtritis Beach

**

Keesokan harinya, para murid dan pendamping study tour bergegas membereskan barang – barang untuk segera check out dari hotel dan menuju ke destinasi lain.

Hari ini adalah hari terakhir mereka berada di Jogjakarta. Malam hari nanti mereka akan kembali ke Jakarta.

Sementara itu untuk menikmati hari – hari terakhir tentunya pihak panitia study tour telah mereservasi hotel yang dekat dengan pantai Parangtritis agar siswa dan siswi dapat menikmati lebih tenang keindahan alam yang ada di selatan Jogjakarta tersebut.

Hanya butuh 1 jam perjalanan dari hotel sebelumnya, mereka sampai di tempat tujuan. Semuanya terlihat ada yang sudah sangat capek, ada yang masih memiliki tenaga lebih untuk menikmati pantainya.

“Baik anak – anak, hari ini semua bebas mau ngapain aja asal tetap sopan dan jaga sikap agar kalian tetap aman. Kemudian ingat waktu juga, jam 9 malam kita semua harus sudah di bus jadi maksimal jam 8 malam kalian sudah ada di hotel untuk membereskan barang kalian. Dimengerti?” Jelas bu Minerva.

“Dimengerti bu” jawab serentak dan lemas siswa dan siswi karena beberapa masih ada yang mengantuk dan kurang tidur.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Borobudur Temple

**

Setelah kegiatan kunjungan ke Universitas Gajah Mada, semua kembali ke hotel untuk makan siang kemudian beranjak lagi ke sebuah wisata Candi Borobudur.

“Apakah sudah masuk bus semua?” Tanya pak Quirrell selaku pendamping kedua.

“SUU DAAAH PAKKK” Semua yang berada di bus 2 serentak menjawab pertanyaan pak Quirrell.


Satu jam kemudian semuanya sampai di tempat tujuan.

“Ayo turun semua. Selama di dalam hati – hati ya tolong jaga attitude kalian, tetap berkelompok biar gak hilang, data seluler jangan dimatikan agar ketika teman mencari tidak kesusahan. Dimengerti?” Jelas bu Umbrigde.

“JELASSS BUUU” Murid di bus 2 kembali menjawab serentak.

Satu per satu murid – murid turun dari bus dan mensegarakan diri untuk masuk dan mengambil tiket yang telah dipesan sebelumnya.

“Tinggalin Theo sama Luna sendirian” bisik Draco ke Hermione dan kemudian disalurkan kepada keenam temannya tanpa dicurigai sama sekali oleh Luna.

Satu per satu mereka memberikan beralasan kepada Luna maupun Theo sehingga menyisakan mereka berdua disana.

“The, kita ditinggalin lagi” keluh Luna.

“Gapapa luna kan masih ada gue. Kita keliling sendirian aja gimana?” Tawar Theo.

Luna mengangguk pasrah sebab tidak tau lagi akan menuju kemana dan dengan siapa. Sebenarnya di balik itu teman – temannya semua sesekali menguntitnya bergantian untuk mengetahui rencana Theo akan berhasil atau tidak.

Sampai pada di Stupa teratas, Theo mengajak Luna duduk dan berfoto. Keadaan Theo saat ini sangat gelisah sebab takut rencananya itu gagal.

“Theo, Luna boleh tanya gak?” Sebuah lontaran pertanyaan yang membuat suasana semakin tegang.

“Boleh. Kenapa luna?”

“Theo mau nembak cewek? Eh maaf ya luna gak sopan tanya-tanya gini”

“Oooh soal itu. Iya gue mau nembak cewek” Theo tersenyum melihat tingkah polos Luna.

“Oh semoga berhasil ya yo” Sangat terlihat jelas raut wajah Luna yang sedih dan memaksakan diri untuk tetap tersenyum.

“Doain ya Luna semoga gue diterima mumpung orangnya di samping gue” Theo semakin semangat menjahilinya.

“Maksudnya?” Luna kebingungan

“Iya gue mau nembak cewek dan dia ada di samping gue sekarang. Ya itu lo Luna”

“Luna mau kan jadi pacar aa Theo paling ganteng ini?” Muka Theo semakin percaya diri.

“Theo gak akan teriak bacain konsonan langit kan?”

“Kalo luna mau, Theo bakal lakuin”

“Jangan. Iya luna terima tapi jangan pake konsonan langit luna malu”

Wajah mereka terlihat riang, sama sekali Luna tidak sangka bahwa orang yang dibicarakan Theo adalah dirinya. Teman – temannya yang sedari tadi menguntit tanpa diketahui oleh Luna turut senang akan rencana Theo yang berhasil.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Malam di Jojga.

**

“Woy woy woy! Jangan berisik lo, kota orang ini.” ucap Seamus kepada Theo, karena daritadi Theo cekikikan kayak orang gak jelas.

“Iri aja lo muslihat.”

“Seamus anjir!”

“Sama aja, muslihat.”

“Mohon perhatiannya semua!! Malam ini, kita akan berkunjung ke malioboro ya. Kalian bebas kemana pun, asalkan jam 10 malam harus sudah kumpul kembali di aula hotel. Harus lengkap semua! Tiap bus akan diabsen oleh guru pendamping, jadi jangan pergi jauh jauh!” ucap Bu Minerva mengarahkan.

“Siaap bu!”


Malioboro sungguh indah malam ini. Banyak orang berlalu lalang, dan motor, mobil yang menambah keindahan malam.

Di kanan dan dikiri jalanan hanya jajanan, baju, tas, celana, aksesoris memenuhi jalanan ini.

Sungguh malam yang indah.

“Eh kemana sekarang?” tanya Astoria.

“Belanja ayo. Bunda Molly nitip baju jogja katanya.” balas Ginny.

“Ayooo!”

Mereka memasuki salah satu pasar disana, dan mereka sedikit terkejut karena ternyata baju disana cukup murah.

Alhasil, mereka pun belanja cukup banyak malam itu.

“Lapeeer.” keluh Ginny setelah lelah belanja.

“Makan dulu yuk? Angkringan gimana? Katanya, angkringan Jogja ini enak enak tau!” usul Hermione.

Wajah Ginny merekah tanda bahagia karena mendengar makanan. “Ayoo!!”

“Lets goo!!”

Mereka pun memutuskan untuk makan di salah satu angkringan disana.

Cara memesan makanannya seperti parasmanan. Mengambil sendiri, jadi ada yang kalap, ada yang tidak.

Contoh salah satu yang kalap yaitu Theo dan Ron.

“Banyak banget Theo makannya.” ucap Luna dengan senyum kecilnya.

“Laper dik Lun.”

Luna hanya tersenyum, mendengar kata 'dik Lun' selalu membuat perutnya merasakan kupu-kupu.

“Yeaay selamat makan semuaaa!” ucap Hermione duduk disebelah Ginny.

Malam itu, mereka makan dengan nikmat, tentu dibarengi dengan candaan yang keluar dari guronan konyol milik Theo dan Ron.

Setelah selesai makan, mereka pun kembali ke aula hotel untuk kembali tertidur, dan menjalankan aktivitas di hari berikutnya.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Hello, Jogja!

**

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, yaitu 8 jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di kota tujuan.

Oh hai, kota Jogjakarta. Kota yang menurut orang-orang adalah kota seribu kenangan yang memiliki mantra indah sehingga siapapun yang mengunjunginya pasti ingin kembali.

Senyuman merekah di wajah mereka. Kota ini benar benar asri dengan pemandangan yang memanjakan.

“Sore ini kita ke hotel dulu ya. 1 hotel isinya 5 orang. Kalian atur aja mau di hotel yang mana, okey?” Ucap Bu Minerva kepada para muridnya.

“Baik bu!!”

“Nanti malam pukul 7 kita kumpul di Aula hotel untuk menuji malioboro. Besok pagi kita akan mengunjungi Universitas Gajah Mada.”

“Siaap bu!!”

Yes, 5 orang. Pas sekali, Hermione, Luna, Ginny, Astoria dan Pansy. Mereka sangat tak sabar untuk acara berikutnya.

Sesampainya di hotel, mereka langsung merebahkan badan mereka karena perjalanan yang melelahkan.

“Sumpah, badan gue kayak mau remuk anjir.” Ucap Pansy menghela nafasnya berat.

“Iya, sama. Luna juga, rasanya badan rontok semua. Eh, Luna tidur di kasur yang single ya.” Ucap Luna tidur dikasur single.

“Mentang-mentang single.” Ledek Ginny.

“Pacaran dong Lun, biar seru.” Ucap Astoria.

“Sama siapa?”

“Theo lah, gimana sih..”

“Theo kan mau nembak cewek. Emang ceweknya itu Luna? Bukan kan?” Balas Luna bersedih.

Hermione hanya tersenyum saja melihat Luna bersedih. Biarlah, nanti juga semua orang tau siapa wanita beruntung itu.

“Ntar malem ke malioboro belanja apa ya? Tor, lo belanja apa?” Tanya Pansy kepada Astoria.

“Baju, tas, anjir! Tas di sana murah-murah. 25 rebu, tas tote bag gitu lo tau kan?” Balas Astoria heboh.

“Tau tau, gue mau baju. Baju dingin.” Balas Pansy.

“Kalian mau apa Mi, Gin, Lun?” Kini giliran Pansy bertanya kepada Hermione, Ginny, dan Luna.

Tidak ada jawaban dari mereka bertiga, yang ada hanya suara dengkuran halus yang terdengar.

“Anjir malah tidur, bangun woy! Mandi, siap siap kita belanja ke malioboro yuhuu!!” Teriak Pansy.

Tapi, tidak ada yang bangun. Mereka malah sama-sama lenyap dari mimpi.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

On The Way

**

Hari ini adalah hari dimana para murid kelas 2 SMA Hogwarts berangkat study tour ke Jogjakarta. Pukul 07.00 WIB terlihat semuanya telah berkumpul, sibuk memasukkan koper ke dalam bagasi bus, ada yang telah siap dan duduk di dalam masing-masing bus yang sudah ditentukan.

“Eh eh gue duduk dimanaa sama siapaaa?” Baru saja melangkah di depan pintu bus 2, Ginny membuat sedikit kepanikan.

“Gin lo duduk sama Harry dah dibilangin berkali2 juga” omel Hermione.

“Kalo Ginny duduk sama Harry, Mione sama Draco terus luna sama siapa dong?”

Luna memang selalu memiliki wajah datar seperti orang yang tak memiliki gairah untuk berbicara namun kali ini sangat terlihat pancaran sedih karena teman-temannya semua berpasangan.

“Lun sama gue disini” Theo menawarkan diri.

Theo beranjakkan badannya dan mempersilahkan Luna untuk duduk bersamanya. Mungkin sedikit berat hati atau malu – malu Luna terpaksa duduk di samping Theo.

“Makasih ya Theo” jawab Luna yang terlihat sangat gugup.

“Loh anjing anjing ini kok pada berpasang-pasangan?” Pansy yang selalu dengan omelannya masuk ke dalam bus.

“Njing tor kok lo sama Ron sih?”

“Lah dia pacar gue, ngapa lo protes dah?” Jawab Astoria.

“Yaahh bajingan terus gue sama siapaaa dong?”

“Sama gue apa susahnya sih pans?” Dari arah belakang Pansy, terlihat Blaise yang juga belum mendapatkan tempat duduk yang kemudian dengan senang hati Blaise menawarkan dirinya untuk duduk bersama Pansy.

Seperti direncakan mereka duduk bersama dengan pasangannya. Ya memang direncanakan agar Theo bisa dekat dengan Luna dan Blaise bersama dengan Pansy.

“Halo anak – anak kesayangan saya, dimohon jangan berisik dan tetap tenang selama perjalanan. Kalau ada yang mabuk bisa bicara dengan saya atau pak Quirell” Jelas bu Umbrigde selaku pendamping bus 2.

Sekitar setengah jam persiapan ini dan itu akhirnya perjalanan pun dimulai.

“WOYY SIAPIN KRESEK SIAPIN KRESEK!” Teriak Blaise dengan tiba-tiba.

“Buat siapa? Ada yang muntah?” Tanya Hermione panik.

“Iya ada, Theo orangnya kan muntahan.” Balas Blaise mengundang gelak tawa semua yang ada di dalam bis.

“Anjing!” Pekik Theo melemparkan botol aqua tepat ke badan Blaise.

“Heh, buu Theodore Nott absen nomer 30 kelas IPA 4 ngomong kasar bu!” Teriak Blaise mengadu kepada Bu Umridge.

“Theodore Nott! Jangan ngomong kasar atau Ibu turunkan di tol?!” Ucap Bu Umridge sambil berkacak pinggang membuat semua tertawa.

“Turunin di tol ajaa bu!” Teriak Draco menambah-nambahkan.

Theo mendecak kesal melirik Draco, “Ampun Bu, kepeleset tadi lidahnya. Typo Bu typo.”

Pagi itu, suasana bis begitu ceria dengan canda tawa mereka.

Theo dengan sifat absurd nya, Blaise dengan sifat gak jelasnya, dan Ron dengan sifat randomnya.

Benar benar lengkap. Sifat mereka selalu mengundang gelak tawa orang-orang yang ada di sekitar.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

One Fine Day.

**

Setelah menunggu 1 jam penuh, akhirnya semuanya berkumpul dirumah Hermione untuk membicarakan akan membeli apa saja untuk keperluan study tour.

“Eh, kita beli apa aja sih? Study tour tuh butuh apa aja deh?” tanya Ginny menuliskan list kebutuhan yang harus dibeli.

“Kresek!” celetuk Theo.

“Kresek buat apaan?” tanya Ginny.

“Buat si Blaise, muntahan soalnya orangnya.” balas Theo yang dihadiahi pukulan dari Blaise dan tawa dari semuanya.

“Sialan lo. Lo kali yang muntahan.” ucap Blaise.

“Canda, serius mulu idup lo. Pantes doi kagak peka.”

“Gue terooos.”

Mereka tertawa melihat kelakuan Theo dan Blaise meskipun mereka tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan kecuali Draco.

“Ini gak sih, kalau keperluan pribadi kan sabun, sikat gigi, pasta gigi, shampo, apalagi?” tanya Hermione.

“Eh list di grup aja deh Gin, biar enak.” saran Astoria.

Setelah me-list keperluan apa saja yang akan dibeli, akhirnya mereka pun berangkat menuju salah satu supermarket didalam mall.

Ya akhir akhirnya ke mall, karena Astoria dan Pansy ingin belanja lebih katanya.


Suasana mall di siang hari ini cukup ramai ditambah dengan 10 orang berisik ini.

“Ciki gak sih? Ini ciki harus banget buat di bus!” saran Theo mengambil beberapa ciki ke dalam troli belanjaannya.

“Minuman soda, Draco suka minuman soda!” ucap Hermione mengambil beberapa minuman soda.

“Ah kamu bisa aja.” Draco mengusap rambut Hermione perlahan.

“Hadeuh, bucin bucin. Liatin aja gue nyusul kalian berdua!” pekik Theo.

“Buktiin dong.” ucap Draco menyeringai sambil mengangkat halisnya.

Theo hanya tersenyum kepada Draco.

Mereka melanjutkan belanjaan mereka. Karena dirasa kurang efektif, dan mereka mulai membutuhkan barang pribadi, akhirnya mereka memutuskan untuk memencar.

Hermione dengan Draco, Ginny dengan Harry, Ron dengan Astoria yang keluar dari supermarket karena ingin membeli parfum yang Astoria mau. Lalu, Blaise mengekori Pansy kemanapun dia pergi.

Jadi sekarang, yang tersisa hanya Theo dan Luna.

“Theo, mau kemana lagi?” Tanya Luna.

“Lo mau beli apa Lun?” Ucap Theo malah balik tanya.

“Kemana aja.. Ehiya, Luna belum beli roti. Tapi kan study tournya masih agak lama ya, nanti aja kali ya beli nya?”

“Hari H juga bisa Lun.”

Luna tersenyum, “Mana bisa, kita kan berangkat pagi.”

“Lo mau roti apa? Biar gue yang beliin, ntar lo tau tau ada aja pas subuh.”

“Hmmm.. Luna suka roti apa aja sih..”

“Yaudah ntar gue beliin.” Ucap Theo menaik turunkan halisnya.

“Makasih Theo.”

“Katanya mau nembak cewek, tapi kok masih manis ke Luna? Apa jangan jangan bener lagi, Theo buaya darat?”


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Accident.

**

Hari test terakhir pun tiba. Kini, semua murid harus melakukan eksperimen di lab kimia dan lab biologi. Lalu, mereka juga harus mengerjakan soal fisika dan matematika.

Hermione dengan serius memutar mutarkan labu erlenmeyernya. Dia sudah 2 kali mendapatkan warna yang sempurna dan sesuai dengan prosedur. Ini adalah labu ketiganya dan dia harus berhasil.

Setetes lagi dan ya! Dapat! Warna nya pink transparan sempurna. Hermione bernafas lega ketika melihat tiga labu miliknya berhasil.

“Waah sempurna! Keren sekali Hermione Granger!” puji Pak Slughorn, penguji test kali ini.

“Terima kasih Pak”

Hermione membuka sarung tangannya dan berjalan menujun wastapel, baru saja dia menyalakan air kerannya sedikit.

“HERMIONE JANGAANN!!”

BOOM!!

Hermione melindungi badannya, namun sayang tangannya terkena cipratan air dan dia merasakan sensasi panas ditangannya akibat ledakan itu.

“ADA APA INI?!” Teriak Pak Snape, guru kimia super galak di SMA Hogwarts.

“Aww” lirih Hermione melihat tangannya memerah.

“Hermione, maaf.. Pak, maaf ini semua salah saya. Saya tidak sengaja menjatuhkan logam Na ke dalam wastafel, maaf Pak, Hermione tangan lo”

Hermione mengernyit meringis kesakitan, sial. Ternyata ada logam Na di wastafel ini. Ah.

“Lo gimana sih? Ko bisa bisanya lo buang logam berbahaya sembarangan?! Kan ada tempat khusus. Kalau Granger gak pake apd gimana? Ini juga tangannya udah kena, lain kali hati hati! Apalagi ini laboratorium kimia” bentak Draco kepada Hannah Abbot, orang yang telah ceroboh hingga menyebabkan Hermione celaka.

“Hannah Abbot, kamu sekarang juga didiskualifikasi karena kecerobohan kamu dalam hal ini.” tegas Pak Snape yang membuat semua diam seketika.

“Pak, tapi—”

“Pak, saya gapapa kok. Cuma sakit sedikit, jadi jangan di diskualifikasi Hannah nya, lagipula dia juga gak sengaja kan jatuh logamnya ke air?” lirih Hermione.

“Peraturan tetaplah peraturan Hermione. Lebih baik anda ambil kotak P3K untuk mengobati luka anda. Dan yang lain, lanjutkan pekerjaan kalian”

“Pak” lirih Hannah hampir menangis.

“Hannah, g—gue minta maaf. Gue bener bener gak tau ada logam Na di wastapel ini, sorry Han” lirih Hermione.

“Hermione, gue yang harusnya minta maaf. Aduh tangan lo jadi kebakar gini, gue obatin ya, sini”

Hannah berjalan lebih dulu.

Hermione menyusul dibelakangnya, namun, baru selangkah Hermione melangkah, langkahnya tertahan oleh Draco yang tiba tiba berdiri dihadapannya.

“Duh ada apa sih?” ketus Hermione malas menanggapi Draco.

“Tangan lo”

“Gapapa”

Hermione melangkah maju, namun Draco mempertahankan posisinya.

“Gue obatin ya?”

Hermione terkekeh pelan, “Apa sih lo? Khawatir sama gue?”

“Dih ogah”

“Yaudah sana! Beresin pekerjaan lo! Gak jelas banget jadi cowo.” ketus Hermione meninggalkan Draco.

Entah apa yang Draco rasakan, namun rasanya Draco ingin sekali berada di samping Hermione, mengobati lukanya dan menghiburnya.

Sial.

Perasaan macam apa ini?


© urhufflegurl_

This night.

**

Malam ini, semua sudah berkumpul di sirkuit balapan khusus geng Slytherin. Tempat ini memang dari dulu sudah ada, bahkan disediakan khusus untuk balapan. Biar mereka tidak balapan liar.

“Hai, kak Draco!” sapa Astoria menghampiri Draco.

“Eh, Tori.” balas Draco, turun dari motornya.

“Semangat ya kak! Aku yakin kakak pasti menang!” ucap Astoria.

Draco mengangkat halisnya dan menyeringai. “Pasti dong. Liat aja.”

Balapan akan segera dimulai. Yang ikut balapan hanya Adrian, Terence, Lucian, Blaise, Theo dan Draco. Geng Slytherin lainnya tidak ikut.

“Dalam itungan 3, mulai ya!” teriak Pansy.

“1..”

“2..”

“3..”

“GO!!”

Balapan mun dimulai. Draco dengan fokus mengendarai motornya, sesekali Ia tertawa melihat teman-temannya yang tertinggal di belakang.

Awalnya Draco memimpin, namun Ia disusul oleh Terence, karena tidak terima, Draco kembali menyusul Terence.

Sungguh pertandingan yang menegangkan demi uang 5ribu. Hahaha bukan 5ribu sungguhan, maksudnya 5ribu itu 5juta.

Lumayan kan 5juta untuk ukuran anak SMA?

Garis finish semakin terlihat. Terence masih memimpin pertandingan ini, sementara Draco berada di belakangnya.

“KAK DRACO! SUSUL KAK TERENCE AYO SEMANGAAAT!” Teriak Astoria memberi Draco semangat.

Draco menancapkan gasnya dengan kencang, dan akhirnya yap! Dia berhasil menyusul Terence.

“FINISHH!!” teriak Pansy mengibarkan bendera slytherin.

Draco Malfoy, seperti biasa memenangkan pertandingan ini.

Dia memang lelaki yang serba bisa.

“5ribu booy, jangan lupa! Hahaha.”

Ditengah keramaiannya, mengapa Ia merasa ada yang mengganjal? Sedang apa dia disana? Apakah Ia sedang merayakan hal yang sama?

“Eh jalanan yukkk?” ajak Lucian.

“GAS!”


© urhufflegurl_

This night.

**

Malam ini, semua sudah berkumpul di sirkuit balapan khusus geng Slytherin. Tempat ini memang dari dulu sudah ada, bahkan disediakan khusus untuk balapan. Biar mereka tidak balapan liar.

“Hai, kak Draco!” sapa Astoria menghampiri Draco.

“Eh, Tori.” balas Draco, turun dari motornya.

“Semangat ya kak! Aku yakin kakak pasti menang!” ucap Astoria.

Draco mengangkat halisnya dan menyeringai. “Pasti dong. Liat aja.”

Balapan akan segera dimulai. Yang ikut balapan hanya Adrian, Terence, Lucian, Blaise, Theo dan Draco. Geng Slytherin lainnya tidak ikut.

“Dalam itungan 3, mulai ya!” teriak Pansy.

“1..”

“2..”

“3..”

“GO!!”

Balapan mun dimulai. Draco dengan fokus mengendarai motornya, sesekali Ia tertawa melihat teman-temannya yang tertinggal di belakang.

Awalnya Draco memimpin, namun Ia disusul oleh Terence, karena tidak terima, Draco kembali menyusul Terence.

Sungguh pertandingan yang menegangkan demi uang 5ribu. Hahaha bukan 5ribu sungguhan, maksudnya 5ribu itu 5juta.

Lumayan kan 5juta untuk ukuran anak SMA?

Garis finish semakin terlihat. Terence masih memimpin pertandingan ini, sementara Draco berada di belakangnya.

“KAK DRACO! SUSUL KAK TERENCE AYO SEMANGAAAT!” Teriak Astoria memberi Draco semangat.

Draco menancapkan gasnya dengan kencang, dan akhirnya yap! Dia berhasil menyusul Terence.

“FINISHH!!” teriak Pansy mengibarkan bendera slytherin.

Draco Malfoy, seperti biasa memenangkan pertandingan ini.

Dia memang lelaki yang serba bisa.

“5ribu booy, jangan lupa! Hahaha.”

Ditengah keramaiannya, mengapa Ia merasa ada yang mengganjal? Sedang apa dia disana? Apakah Ia sedang merayakan hal yang sama?


© urhufflegurl_

Kabar baik atau kabar buruk?

**

“Kabar baiikk gais! Untuk yang lolos ke tahap selanjutnya selamaatt!! Selamat untuk 5 siswa yang namanya tercantum di mading sekolah! Dan persiapkan segalanya untuk tes selanjutnya!!” teriak Oliver, ketua Osis yang ikut menjadi panitia pendaftaran acara Olimpiade.

Hermione segera berlari menuju mading untuk melihat siapa saja yang lolos, matanya berbinar ketika melihat namanya paling atas tertulis.

“Yeeeaay! Gue lolos!” seru Hermione

“Waah mantap Mione! Selamatt!!” Seru Harry menepuk pundak Hermione.

“Akhirnyaa”

Hermione keluar dari kerumunan didepan mading, dia senang benar benar senang tak main main. Selangkah lagi, dan mimpinya akan menjadi kenyataan.

Dari kejauhan, Hermione dapat melihat Draco bersama antek antek geng motornya berjalan menuju mading.

“Blaise liatin dong nama gue ada apa enggak” perintah Draco kepada Blaise.

Blaise mengangguk dan langsung menyelinap menuju kerumunan diikuti oleh Theo.

“WOII DRAKE!! NAMA LO ADAA!” teriak Blaise.

Mata Hermione membulat sempurna ketika mendengar teriakan Blaise. WHAT? DRACO MALFOY? LOLOS? Arghhh dia pasti sudah gila!

Hermione menoleh ke arah Draco yang daritadi menatapnya. Dan sebalnya, kini lelaki itu menyeringai menjijikan kearahnya.

Jadi, apakah ini kabar baik atau kabar buruk bagi Hermione?

Entahlah, yang pasti Ia hanya berharap Draco tidak lolos menjadi perwakilan sekolah.

Ya, mudah-mudahan.


© urhufflegurl_