litaaps

Dua sisi berbeda.

**

Draco memakirkan motornya di basement rumahnya, lalu dia berlari kecil menuju kamarnya. Draco melihat Lucius sedang bekerja diruang kerja sementara Narcissa sedang membuat puding apel kesukaannya.

“Malem Maa” ucap Draco mencium Narcissa.

“Hai sayang, udah pulang? Gimana test nya tadi?” Tanya Narcissa balas mencium Draco.

“Lancar dong, Draco bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik” ucap Draco dengan sombongnya.

“Test lagi kapan?”

“Minggu depan, pengumuman test hari ini 2 hari lagi” balas Draco. Dia mencium puding yang sedang dibuat oleh Mama nya.

“Waaa puding apel. Mama tau aja Draco lagi pengen puding apel”

Narcissa tersenyum bangga dan memotong pudding itu lalu menaruhnya di piring kecil.

“Buat anak Mama yang udah mau ikut olimpiade ini”

Draco terkekeh pelan, “Makasih ma”

“Kamu ganti baju, mandi, makan abis itu— abis itu apa ya?”

“Main game lah!”

“Kamu ini, yaudah sana kekamar. Badan kamu udah bau”

Draco tertawa mendengar perkataan Mama nya ini, “Enak aja. Yaudah Draco masuk ya Ma”

“Iya sayang”


Hermione tersenyum dan melambaikan tangannya ketika melihat Ron semakin jauh dari hadapannya. Dia menghela nafasnya berat dan menatap rumahnya dengan lekat, masih sama seperti dulu dan memang tak akan pernah ada berubah dari bangunannya. Hanya isinya saja yang kini telah berubah 180°.

Hermione membuka pintu gerbang lalu berjalan dengan lesu menuju rumahnya

“Non Hermione, udah pulang?” Tanya Bi Nana, ART dirumah Hermione.

“Udah Bi” balas Hermione tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya

Hermione menghentikan langkahnya dan membalikan badannya

“Ibu Ayah belum pulang Bi?”

Bi Nana terdiam dan menunduk, Hermione tersenyum karna tau jawaban dari pertanyaannya ini apa

“Yaudah, Bibi pulang aja kalau kerjaan Bibi udah beres”

“Bibi disuruh Tuan untuk nemenin non Hermione disini”

Hermione tertegun ketika mendengar perkataan Bi Nana, “Gak usah bi makasih, Bibi pulang aja. Saya bisa ko disini sendiri, lagian udah biasa juga kok”

Hermione tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.


© urhufflegurl_

Rencana Theo

**

Bel istirahat pertama telah berbunyi, Theo dan segenap temannya segera pergi ke kantin untuk mengisi perut kosongnya sejak pagi tadi.

“Ges ges ges ini penting banget” Theo bergegas menaruh piring di meja makan kantin dan memasang wajah yang penuh keseriusan.

“Apwaan?” Blaise menjawab dengan mulutnya yang sedang mengunyah.

“Nape lo? Mau nembak si Luna?” Celetuk Draco.

“KOK LO TAU NJING?” Tanya Theo

“Ya lagian tujuan lo deketin luna apa lagi? Kecuali kalo Luna kaga peka kek si onoh itu” Mata Draco melirik Pansy sekejap dan beralih ke Blaise sambil memberikan tawa kecil.

“Gue penasaran mampus deh lama². Lo ngapain sih? Maksud gue kenapa gue gak peka? Gue gak peka terhadap apa?” Pansy memberikan pertanyaan yang membuat Blaise memberikan pandangan tajam terhadap Draco.

“Tunggu pans. Ini lebih penting daripada kepekaan lo” Theo memutus rasa penasaran Pansy.

“Gue mau nembak dia pas di Borobudur nanti. Gue ajak dia jalan² bedua terus....” bicaranya terpotong.

“Terus lo naik ke ujung candinya dan nyatain cinta pake konsonan langit?” Blaise nyeletuk dan membuat yang lainnya tertawa.

“Ide bagus. Tumben lo pinter” Theo menjawab dengan serius yang

“Pala lo pinter!” Draco mendaratkan pukulan ke punggung Theo.

“Tapi itu ide bagus gak sih? Kayak Luna bakal ngeliat cinta gue yang begitu besar buat dia” tatapannya masih serius.

Belum selesai perencanaan Theo, bel masuk berbunyi tanda murid SMA Hogwarts memasuki jam ke 3. Beberapa yang ada di kantin terburu-buru untuk kembali ke kelas dan sebagian pun ada yang santai tetap menghabiskan makanannya dengan nikmat.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Obat.

**

Hermione terbangun ketika mendengar kresek kresek di sebelahnya.

Ketika Ia membuka mata, Ia terkejut karena Ia melihat badan Draco tanpa baju. Tapi bukan hanya itu, dia lebih terkejut karena melihat luka yang cukup parah di bahu Draco.

“Astaga, Draco! Bahu kamu?”

Draco terkejut mendengar teriakan Hermione. Ia menoleh dan meringis kesakitan.

“Draco, sini aku bantu obatin.. Kenapa gak bilang kamu luka di bahu? Kenapa juga baru diobatin sekarang?” tanya Hermione mendekat ke arah Draco dan mengambil alih peralatan untuk mengobati luka Draco.

“Tadi aku nolongin anak kecil, dan ketiban reruntuhan, awalnya emang sakit tapi aku gak ngeh berdarah. Dan waktu aku ketemu kamu, liat kamu, disitu aku kelewat seneng sayang, jadi aku gak ngerasa apapun selain seneng karena ketemu kamu.”

Hermione tersenyum, entah ini hanya basa basi atau tulus Draco mengatakannya, tapi terdengar sangat manis di telinganya. Ia suka.

Hermione dengan fokus dan telaten mengobati luka Draco atas perintah Draco sendiri hingga akhir selesai.

Bahu Draco diperban dan darahnya sudah berhenti keluar.

“Makasih sayang.” Bisik Draco mengusap kepala Hermione.

“Sama-sama Drake. Besok pulang kan?” Tanya Hermione menunduk sedih, Ia takut gempa susulan akan datang lagi dan keadaan Draco memburuk.

“Aku diperpajang tinggal disini sayang sampe 1 minggu sayang. Korban semakin banyak dan tenaga medis semakin di butuhkan. Jadi gak apa-apa ya aku 1 minggu lagi disini?”

Hermione semakin sedih mendengar jawaban dari Draco.

“Gapapa, tapi gapapa juga kan aku mau tinggal disini?”

“Kamu kan harus nyiapin banyak buat wisuda.”

Hermione menggelengkan kepalanya.

“Gak mau, maunya sama kamu. Plis, aku mau pulang bareng kamu nanti. Aku mau sama kamu.”

Draco tersenyum, “Iya sayang. Kamu boleh tinggal disini.”

Hermione mendekap erat tubuh Draco. Sungguh, Ia sangat menyayangi lelaki ini.

“Aku sayang banget sama kamu, Drake.”

“Aku lebih sayang sama kamu, Hermione.”


© urhufflegurl_

Life.

**

Setelah 2 jam perjalanan menggunakan pesawat, akhirnya Hermione menginjakkan kaki di kota ini.

Gempa bumi sudah berhenti keadaan di kota ini benar benar kacau. Banyak bangunan yang roboh dan berserakan dimana mana.

Hermione, Narcissa dan Lucius segera di arahkan ke salah satu rumah sakit terbesar disana.

Begitu banyak korban, ada yang menangis karena luka kecil, ada yang lemas karena luka besar, serta ada yang tak sadarkan diri karena luka yang cukup parah.

Kaki Hermione lemas begitu sampai disana, Ia menutup mulutnya terus menahan tangisannya yang benar benar meluap.

Dimana Draco? Bagaimana keadaannya? Apakah dia baik baik saja?

Perasaannya benar benar tak karuan sekarang. Ia mengecek ruangan ICU disana, banyak korban yang sangat parah, bahkan korban meninggal dunia. Ia memasuki ruangan IGD yang tak terkendalikan.

Disana tidak ada Draco. Kekasihnya tidak ada dimana mana.

“Draco, plis... Aku mohon..”

Hermione terus berlari mengecek satu persatu ruangan.

Perasaannya tak karuan membuat konsentrasinya sedikit terganggu. Hermione tak sengaja menubruk salah satu perawat disana.

“Eh maaf maaf. Saya gak sengaja.” ucap Hermione dengan segera.

“Iya tidak apa-apa kak.”

“Hermione?”

Baru Hermione mau melangkahkan kakinya, Hermione terdiam dan membalikkan badannya ketika Ia mendengar suara itu.

“Draco..”

Hermione tersenyum senang, Ia lari menghampiri kekasihnya dan mendekapnya dengan erat.

“Aku fikir kamu kenapa-napa. Aku takut. Gempanya gede banget, ditambah kabar terakhir yang aku denger itu kamu ke tempat kejadian, aku takut Draco. Aku takut kamu luka, aku takut kamu parah, aku takut.. Aku takut kehilangan kamu. Aku takut..” Hermione terus nyerocos didalam pelukan Draco.

“Hei sayang, aku gak apa-apa. Kamu kenapa bisa kesini?”

“Kenapa aku bisa kesini? Ya kamu fikir aja kenapa aku bisa kesini. Aku khawatir sama kamu! Aku takut kamu kenapa-napa. Aku takut kamu.. Aku takut kamu ketiban apa gitu yang besar. Aku takut Draco, aku takut.” Hermione menangis sejadi jadinya di dalam pelukan Draco.

Draco tersenyum dan mencium puncak kepala Hermione sangat lama. Ia meneteskan air matanya merasa bersalah karena telah membuat wanitanya khawatir dan cemas.

“Maaf sayang.. Aku tadi emang ketiban tapi cuman sedikit kok. Aku gak apa-apa sayang.” bisik Draco sambil terus mengusap Hermione untuk menenangkannya.

“Aku takut kehilangan kamu, Draco..”

“Aku akan selalu berusaha agar kita gak pisah, Hermione..”


APAAN KAN KAN KAN KAN, MAKANYA JGN SUUDZON KALIAN SEMUA YA😇 love u muah😘

© urhufflegurl_

With you.

**

Setelah menyelesaikan selebrasi karena keberhasilan sidangnya, kini Hermione melangkahkan kakinya menuju rumah sakit dimana Draco bekerja.

Ia menaiki taxi online untuk sampai disana.

Tak butuh waktu lama, Hermione langsung sampai ke rumah sakit. Ia pun segera menuju ruangan Draco.

“Kak Daphne!”

Wanita bernama Daphne itu menoleh. “Eh Mione.”

“Draco nya belum selesai?”

“Harusnya sih udah ya, tunggu aja. Eh itu orangnya.”

Hermione menoleh ke arah belakangnya. Disana berdiri sang kekasih dengan jas putihnya yang terkejut melihat keberadaannya.

“Hai!” Sapa Hermione dengan semangat.

“Sayang kok disini? Astaga, aku lupa. Kamu udah sidangnya? Gimana? Berhasil kan?” Tanya Draco.

“Waah habis sidang? Asik nih cepet wisudanya.” ujar Daphne kepada Hermione.

“Iya kak, kalau gak ada halangan, bulan depan gue wisuda.”

“Selamat ya! Semoga lulus dengan hasil yang memuaskan.” Seru Dahpne.

“Aamiin. Makasih kak.”

“Yaudah, keruangan aku yuk.” Ajak Draco merangkul pundak Hermione.

Ruangan kerja milik Draco adalah salah satu tempat yang Hermione sukai. Bagaimana tidak, tempat ini sangat bersih, sejuk, dan nyaman.

“Sama siapa kesini hmm?” Tanya Draco membuka jas dokternya.

“Sendiri. Naik taxi online. Abis kamu dari semalem gak ada kabar, kemana sih?”

“Maaf ya, semalem itu aku nyiapin power point untuk presentasi rapat hari ini. Agak deg degan soalnya.”

“Emm iyaa gapapa.”

“Mau kemana nih? Pacar aku udah sidang, udah mau wisuda juga. Aku kasih hadiah apa ya enaknya...” ucap Draco memikirkan hadiah apa yang bagus untuk Hermione.

“Ish gak pake hadiah juga aku seneng tau! Asalkan, kamu ada disisi aku, aku udah seneng!” seru Hermione melingkarkan kedua tangannya di pinggang Draco.

Draco menariknya dan memeluknya. “Kamu ini... Aku sayang banget sama kamu. Kita makan yuk? Aku laper.”

“Ayoo!!” seru Hermione dengan semangat.

“Hahaha kamu ini lucu banget sih.”


© urhufflegurl_

Study Tour

**

“Bagi siswa dan siswi kelas 2 dimohon segera berkumpul di aula besar sekarang”

“Sekali lagi bagi siswa dan siswi kelas 2 SMA Hogwarts diharapkan berkumpul di aula besar sekarang. Terima kasih atas perhatiannya”

Sekitar 10 menit setelah bel masuk berbunyi pengumuman tersebut disebarkan melalui mikrofon sekolah. Dengan sigapnya murid – murid segera menuju aula besar di SMA Hogwarts tersebut.

“Suara pak Snape kek orang ngantuk berat hahaha wrwrwrwrwrwr wasweswos” Celetuk Ron kepada Harry yang dilanjutkan dengan gelak tawa mereka.

“Jangan gitu. Gitu gitu juga pernah mukul lo pake pentungan.” Balas Ginny.

“Ya itu semua kan karena si Harry ngajak ngobrol mulu.”

Obrolan singkat itu berakhir ketika Hermione mengajak mereka untuk segera menuju aula besar.

Di aula besar, semua siswa dan siswi kelas 2 berkumpul.

“Ada apa nih? Jangan jangan soal study tour?” Tanya Theo kepada Pansy.

Pansy diam, Ia tidak menanggapi omongan Theo.

“Gue ngomong ke lo anjir.” Celetuk Theo kepada Pansy.

“Oh nanya ke gue? Sorry, gue lagi cari cari cowok siapa tau ada yang ganteng.” Balas Pansy dengan cekikikan kecilnya.

“Sebelah lo ganteng nih.” Ucap Draco dibalas pukulan cukup keras oleh Blaise.

“Ganteng, gangguan telinga!”

“Udah ah ngobrol mulu. Ayo kedepan!” Ajak Astoria jalan lebih dulu dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.

“Oke karena semua sudah berkumpul disini, mari kita umumkan saja ya.” Ucap Pak Snape yang sudah berdiri di atas mimbar.

“Jadi, karena kelas 2 ini belum mengadakan study tour. Bulan depan SMA Hogwarts memutuskan akan mengadakan study tour khusus untuk kelas 2!”

“YEAAYY!” Semua bersorak riang mendengar pengumuman didepan itu.

Semua bersenang senang dan tertawa siang itu.

“Study tour nya ke Jogjakarta. Disana kita akan mengunjungi beberapa destinasi wisata yang tentunya akan seru dan bersejarah. Disana kita menginap selama 3 hari. Berangkat subuh, pulang malam.”

“Untuk urusan bus dan hotel akan di atur oleh panitia study tour ya anak anak. Jadi kalian nanti hanya tinggal menyesuaikan dan bersiap siap untuk belajar dan bersenang-senang.” Tambah Bu Minerva menutup pengumuman siang ini.

Jadi benar. Study tour bukan hanya sekedar gosip belaka. Mereka akan melaksanakan study tour dalam waktu dekat ini.

“Tuh kan! Bukan gosip.” ucap Ron kepada teman-temannya.

“Ya syukur kalau iya bukan gosip. Gue seneng akhirnya bisa liburan!!” Seru Ginny bersorak riang.


© urhufflegurl_ & hufflefriend_

Study Tour

**

“Bagi siswa dan siswi kelas 2 dimohon segera berkumpul di aula besar sekarang”

“Sekali lagi bagi siswa dan siswi kelas 2 SMA Hogwarts diharapkan berkumpul di aula besar sekarang. Terima kasih atas perhatiannya”

Sekitar 10 menit setelah bel masuk berbunyi pengumuman tersebut disebarkan melalui mikrofon sekolah. Dengan sigapnya murid – murid segera menuju aula besar di SMA Hogwarts tersebut.

“Suara pak Snape kek orang ngantuk berat hahaha wrwrwrwrwrwr wasweswos” Celetuk Ron kepada Harry yang dilanjutkan dengan gelak tawa mereka.

“Jangan gitu. Gitu gitu juga pernah mukul lo pake pentungan.” Balas Ginny.

“Ya itu semua kan karena si Harry ngajak ngobrol mulu.”

Obrolan singkat itu berakhir ketika Hermione mengajak mereka untuk segera menuju aula besar.

Di aula besar, semua siswa dan siswi kelas 2 berkumpul.

“Ada apa nih? Jangan jangan soal study tour?” Tanya Theo kepada Pansy.

Pansy diam, Ia tidak menanggapi omongan Theo.

“Gue ngomong ke lo anjir.” Celetuk Theo kepada Pansy.

“Oh nanya ke gue? Sorry, gue lagi cari cari cowok siapa tau ada yang ganteng.” Balas Pansy dengan cekikikan kecilnya.

“Sebelah lo ganteng nih.” Ucap Draco dibalas pukulan cukup keras oleh Blaise.

“Ganteng, gangguan telinga!”

“Udah ah ngobrol mulu. Ayo kedepan!” Ajak Astoria jalan lebih dulu dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.

“Oke karena semua sudah berkumpul disini, mari kita umumkan saja ya.” Ucap Pak Snape yang sudah berdiri di atas mimbar.

“Jadi, karena kelas 2 ini belum mengadakan study tour. Bulan depan SMA Hogwarts memutuskan akan mengadakan study tour khusus untuk kelas 2!”

“YEAAYY!” Semua bersorak riang mendengar pengumuman didepan itu.

Semua bersenang senang dan tertawa siang itu.

“Study tour nya ke Jogjakarta. Disana kita akan mengunjungi beberapa destinasi wisata yang tentunya akan seru dan bersejarah. Disana kita menginap selama 3 hari. Berangkat subuh, pulang malam.”

Jadi benar. Study tour bukan hanya sekedar gosip belaka. Mereka akan melaksanakan study tour dalam waktu dekat ini.

“Tuh kan! Bukan gosip.” ucap Ron kepada teman-temannya.

“Ya syukur kalau iya bukan gosip. Gue seneng akhirnya bisa liburan!!” Seru Ginny bersorak riang.


© urhufflegurl_ x hufflefriend_

Tidak mungkin kan?

**

Hermione mendeham kecil merasakan kepalanya yang sedikit sakit. Ia perlahan membuka matanya dan melihat sinar lampu yang menyorot matanya.

Ia menoleh ke arah kanannya, terdapat selang infus disana. Dan saat Ia menoleh ke arah kirinya, saat itu lah Ia refleks duduk.

“Draco?”

Draco tersenyum. “Gimana? Kopi enak?”

Hermione meneguk saliva nya. Dimana Ginny? Ia ingat terakhir Ia itu sedang di cafe bersama Ginny.

“Lo— ngapain disini?” tanya Hermione gugup.

“Gue kan dokter. Lo lupa?”

Sialan. Iya juga. Tapi, mana mungkin Hermione lupa. Otaknya hanya loading saja.

“Kita di pertemukan karena secangkir kopi. Gak mungkin kan kita dipisahin karena secangkir kopi juga?” bisik Draco dengan lembutnya.

Draco duduk diatas ranjang, berhadapan dengan Hermione.

“Gue seneng akhirnya bisa ketemu lagi sama lo setelah sebulan kita gak ketemu. Tapi sedih kenapa pertemuannya kayak gini.”

Hermione hanya diam saja. Ia benar benar merindukan Draco. Ia juga senang akhirnya Ia bisa bertemu dengannya lagi.

“Hermione.. Gue tau gue salah, gue tertarik sama lo karena lo mirip sama Astoria. Tapi enggak, lo gak mirip sama dia. Lo ya lo, Astoria ya Astoria. Kalian beda. Jauh bener bener beda.”

“Malam itu, saat gue bilang gue suka sama lo. Gue bener bener suka sama lo sebagai Hermione, bukan karna lo mirip Astoria.”

“Dan sekarang, gue bener bener mandang lo sebagai Hermione Granger. Bukan sebagai Astoria.”

Hermione terdiam merasakan jantungnya berdebar. Bagaimana bisa Draco langsung mengungkapkannya saat baru pertama kali mereka bertemu?

Apakah Draco merasakan hal yang sama selama ini? Apakah mereka sebenarnya saling merindukan?

Jika Iya, itu artinya Hermione tidak mencinta sendirian.

“Draco.. Gue seneng bisa ketemu lo lagi..”

“Makasih, makasih lo udah ngungkapin semuanya ke gue.”

Draco tersenyum manis dan hangat membuat Hermione semakin menghangat.

“Sama sama. Yaudah lo istirahat gih, masih sakit perutnya?”

“Udah? Gitu doang?” ucap Hermione cemberut.

“Maksudnya?”

“Lo gak akan peluk gue atau gimana gitu?”

“Peluk?”

“Katanya sayang sama gue?”

“Gue gak berhak meluk lo, karna gue gak tau lo sayang atau enggak sama gue.”

Hermione tertawa mendengar itu. “Iyaa iya sorry! Gue sayang sama lo. Gue ngaku kalah, gue bawa perasaan waktu kemarin main pura pura.”

“Tuhkan! Gue udah bilang, lo pasti yang bakalan baper duluan. Huuu so soan sih!” Draco menyentil sedikit hidung Hermione.

“Ih apaan sih! Malu tau.”

Draco tertawa dan memeluk Hermione dengan gemas. “Kamu gak mau kan ninggalin aku?”

“Kok aku kamu?”

“Kita kan pacaran?”

“Dih, nembak aja belum. Pacaran pacaran.”

Draco mencium puncak kepala Hermione. “Ayo pacaran. Mulai hari ini, Draco dan Hermione resmi pacaran.”

“Hahaha yeaay!” Hermione memeluk Draco dengan erat.

“Hermione, kurangin minum kopi ya? Aku mohon. Aku gak mau kehilangan kamu. Bener bener gak mau. Aku sayang kamu, aku mau jaga kamu sampe kita menikah dan punya anak.”

Dada Hermione rasanya sangat hangat mendengar semua itu.

Terima kasih Tuhan, takdir yang Engkau gariskan memang sangat indah.

Dan mudah mudahan hingga kelak.


© urhufflegurl_

Her.

**

Siang ini jadwal Draco sedikit jadi Ia bisa sedikit berleha-leha.

Ia membuka ponselnya dan tanpa sadar dirinya membuka profil twitter milik Hermione.

Disana, terlihat bahwa Hermione sering mengunjungi cafe hanya untuk sekedar meminum kopi atau mengerjakan tugas tugasnya.

Draco menghela nafasnya. Ia tidak bisa membiarkan ini semua. Hermione tidak boleh bernasib sama seperti dengan Astoria.

Ia tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya, dengan kasus yang sama.

Apa ini saatnya Ia kembali menghubungi wanita itu?

Jarinya bergerak membuka aplikasi pesan, Ia ragu untuk memencet tombol call. Sangat ragu.

Saat Ia hendak memberanikan diri, tiba tiba Daphne masuk ke dalam ruangannya.

“Drake!”

Draco sedikit tersentak dengan kedatangan Daphne.

“Kenapa Daph?”

“Cewek lo! Ada cewek lo!”

“Hah?”

Draco mengerutkan keningnya. Ceweknya? Maksudnya apa?

“Itu cewek lo pingsan! Asam lambung kata temennya!”

Baru sesaat Draco terdiam, Ia langsung tersadar. Itu pasti Hermione.

Draco langsung berlari ke IGD untuk mengambil alih Hermione.

“Dokter, tadi—”

“Loh? Draco?”

Draco menoleh, “Iya, gue Draco. Gue dokter disini, dan lo Ginny kan? Biarin gue periksa Hermione.”

Setelah itu, yang melamun kini Ginny. Ia sangat kaget dengan kenyataan bahwa ternyata Draco sangat tampan! Dan juga, Ia seorang dokter!

Kenapa Hermione tidak pernah memberi tahunya soal ini?

“Anjing, dokter....”

“Pantes si Hermione baper. Ya iya doi ganteng gitu.”


© urhufflegurl_

I love her.

**

Ia duduk dihadapan rumahnya. Rumahnya cukup cantik penuh dengan bunga dan tanahnya pun basah.

“Ada yang baru ngunjungin rumah kamu ya?”

Draco mengepalkan tangannya, berdoa selama mungkin. Tanpa sadar, air matanya menetes mengingat semua kenangan indah yang telah dirangkai, namun hilang begitu saja karena sang kekasih meninggalkannya.

“Astoria..”

Draco mengusap batu nisan Astoria.

“Aku pernah bilang kalau aku bertemu dengan wanita yang mirip kamu..”

“Awalnya, aku tertarik ke dia karna dia benar benar mirip kamu. Rambutnya panjang, senyumnya manis, dia juga pencinta kopi sama seperti kamu.”

“Kemarin, dia datang ke acara anniversary mama sama papa. Banyak orang yang memberi kami selamat, tapi aku sedih..”

“Sedih karena banyak orang yang berterima kasih ke dia karena dia yang udah bikin aku move on dari kamu.”

Draco sedikit tertawa.

“Sebesar itu peran kamu dihidup aku, Astoria.”

“Tapi kamu ninggalin aku.”

“Astoria.. Maaf..”

”.... Tapi aku mencintai Hermione.”

“Benar benar sebagai Hermione.”


© urhufflegurl_