Kejutan — Selamat ulang tahun, Draco!
**
“SIAAP YEAAY!” Teriak Pansy heboh.
“Gila wangi banget tante kue nya. Jadi laperrr.” ucap Pansy menghampiri Helena yang sedang berada di dapur.
“Iya dong, harus maksimal semuanya untuk Draco.”
“Asikk bener si Draco kalau jadi mantunya tante Helena.” goda Pansy.
“Hahaha kamu ini, tapi aamiin.”
“Ih Mama! Aku sama Draco baru 2 SMA, mana mikirin mantu mantuan.” ucap Hermione tersipu malu.
“Siapa tau Mi, jodoh gak akan kemana.” ucap Pansy.
Hermione hanya terdiam. Ya, jodoh tidak akan kemana mana. Begitupun dengan maut.
Pukul 1 siang, semua sudah siap, namun Blaise memberi kabar bahwa Draco belum juga kunjung sadar. Malah semakin nyenyak tidurnya.
Jadi, mereka yang masih dirumah Draco, hanya membereskan semua yang belum dibereskan.
Tak lama kemudian, Hermione dikejutkan dengan suara klakson mobil diluar. Ia melangkahkan kakinya keluar rumah.
Disana, Ia berdiri terkejut dan kaku ketika melihat 2 orang yang keluar dari mobil secara bersamaan.
“Hermione, kejutan untuk Draco kan?”
Pukul 3 sore, akhirnya Draco bangun. Kepalanya benar benar pusing karena mabuk dan tidak tidur semalaman penuh.
Matanya merah dan bibirnya pucat.
Seperti mayat hidup.
“Gila, lo sadar gak sih kalau lo itu jelek Drake?” Tanya Blaise.
“Sialan lo! Udah ah gue mau mandi, laper.”
“Eh, balik aja lo sana. Tapi gue ikut ya?” Tanya Blaise.
Draco hanya mengangguk, tidak sadar bahwa teman-temannya sedang merencanakan sesuatu untuknya.
Pukul 4 sore, Draco dan Blaise sama sama berangkat menuju rumah Draco menaiki masing-masing motor miliknya.
Sesampainya dirumah, Draco dikejutkan dengan keadaan parkiran rumahnya yang mendadak ramai.
“Ada apaan didalem?” Tanya Draco kepada dirinya sendiri.
Draco masuk ke dalam rumahnya. Sepi. Hening. Sunyi. Gelap.
Tidak seperti biasanya.
Biasanya rumah nya selalu dipenuhi dengan terang, lampu menyala. Ya hanya saja sepi, hening dan sunyi nya sama. Hehe.
“Bik?” Ucap Draco mencari saklar lampu.
Saat lampu itu menyala, dalam hitungan tiga—
Surprise!!
Draco terkejut bukan main, pasalnya Theo benar benar memainkan terompet dengan kencang, Pansy memainkan confetti cukup heboh dan Hermione memegang kue dengan teriakan semangat.
“HAPPY BIRTHDAY!” teriak mereka bersamaan.
Draco tertawa, Ia tidak menyangka bahwa ternyata teman-temannya menyiapkan sesuatu yang hebat untuknya.
“Ah gilaa.. Kalian..” Draco menggelengkan kepalanya dan tersenyum ketika melihat Hermione nya ada dihadapannya.
“Draco..”
Suara lembut itu membuat jantung Draco seperti berhenti berdetak. Ia membalikkan badannya dengan segera.
6 Juni 2019.
Saat dirinya berusia 17 Tahun adalah hari yang sangat menyenangkan untuknya.
“Selamat ulang tahun, anak Mama dan Papa.”
Draco menangis ketika melihat Mama dan Papa nya ada di hadapannya.
Sang Mama, Narcissa mendekat ke arahnya dan memeluknya. Draco menangis bukan main saat itu, benar benar menangis seperti anak kecil yang merindukan kedua orang tuanya.
Tidak, Ia memang benar benar merindukan kedua orang tuanya.
“Selamat ulang tahun, jagoan!” Ucap Lucius tersenyum ke arahnya.
“Ma, Pa.. Draco kira Mama sama Papa bener bener gak peduli.”
Narcissa menghapus air mata Draco, “Enggak dong sayang, Mama sama Papa udah pasti peduli. Apalagi ini adalah hari dimana kamu bebas melakukan apapun. Hari dimana kamu sudah dewasa, dan hari dimana kamu udah gede, bisa nentuin jalan hidup kamu sendiri.”
“Dray, Mama sama Papa bukan pasangan yang sempurna, bukan juga orang tua sempurna untuk kamu. Tapi kamu, adalah anak Mama sama Papa yang paling hebat, berharga, dan kita sayang sama kamu.”
Hari itu, Draco berjanji untuk selalu menjaga kedua orang tuanya.
Ia tidak akan membiarkan siapapun menghina keluarganya.
Tidak akan pernah.
Ia akan lawan, meskipun nyawa taruhannya.
© urhufflegurl_