Just for you, Scorpie.
**
Setelah mendapatkan pesan itu dari Pansy, Draco segera memutar stir mobilnya dan memutar balik kembali menuju appartmentnya. Perasaannya tak karuan, Ia sangat mengkhawatirkan Scorpie. Biar bagaimanapun, Scorpie adalah anaknya.
“Draco, tapi ini anak kamu.”
“ITU BUKAN ANAK GUE PELACUR! ITU ANAK LO!”
“Draco, aku tau aku salah, aku minta maaf. Tapi aku sayang sama kamu. Aku gak bisa terus terusan kayak gini. Draco, aku mohon, tolong jaga anak ini saat nanti aku udah gak ada, aku mohon.”
Draco menatap Astoria dengan tatapan tajam. Matanya memerah dan tangannya mengepal dengan keras. Ia sangat membenci wanita yang ada dihadapannya. Sangat.
“Gue gak peduli apapun yang terjadi sama lo, yang pasti sampe kapanpun, gue gak akan pernah nganggap anak ini anak gue. Gak akan pernah.”
“Astoria, maaf.. Maaf gue gak becus, maaf..”
Draco ber-apparate dari parkiran mobil menuju kamarnya. Ia benar benar tak peduli dengan muggle yang ada dihadapannya. Yang ada difikirannya hanyalah Scorpius dan Scorpius.
“Pansy?”
Pansy menangis, Ia menangis histeris ketika ada Draco. “Draco, sorry, sorry..”
“Pans, apa yang terjadi? Kenapa Scorpie bisa ilang?”
“Gue gak tau Drake, tadi gue dikamar terus tiba tiba ada bayangan item dateng dan gue liat Scorpie udah gak ada. Gue gak ngerti, Drake. Maafin gue, maaf.” Pansy memegang tangan Draco meminta maaf. Draco mengusap pelan tangan Pansy.
“It's oke Pans. Bukan salah lo, gue yakin ini ulaj Daphne.”
“Daphne?”
Draco mengangguk. “Gue nyium aroma keluarga Greengrass disini.”
“DAPHNE LO KELUAR ANJING!” Teriak Draco menghancurkan pintu rumah Daphne dengan tongkatnya.
Dari kejauhan, terlihat Daphne sedang menggendong Scorpie yang sedang tertidur.
“Bangsat! Lo perempuan bajingan yang pernah gue kenal! Lepasin Scorpie sekarang, lo gak berhak atas hal itu!” ucap Draco mengacungkan tongkatnya.
“Ups, sorry? Gak berhak? Scorpie anak ade gue masa iya gak berhak? Lagipula, Astoria itu nitipin Scorpie ke gue bukan ke lo.”
Draco menatap Daphne galak. Ia bersumpah sangat ingin membunuhnya. Ia benar benar membencinya.
“Balikin Scorpie sekarang.”
Daphne tersenyum licik dan Ia malah mempererat pelukannya kepada Scorpie.
“Daphne anjing!” teriak Draco.
Pansy dan Blaise sama sama terkejut. Pasalnya, Draco langsung melayangkan mantra yang membuat Daphne terjatuh.
“Lo yang anjing! Lo udah bikin adek gue mati, anjing! Lo juga yang udah bikin Adrian pergi ninggalin gue! Gue bener bener benci sama lo, Draco! Keluarga lo, semuanya gue benci!” ucap Daphne tak kalah berteriak. Ia melayangkan mantra kepada Draco, namun Draco dapat menghalau nya.
Melihat adanya pertengkaran dengan mantra yang akan menyebabkan Scorpie, Pansy segera mengambil Scorpie disaat Daphne lengah.
“ANJING! BALIKIN SCORPIE! DIA CUMAN PUNYA GUE!” Teriak Daphne seperti orang kesetanan.
“Stupefy!”
“Bangsat! Jangan ke Pansy!” teriak Blaise menghalau mantra yang Pansy berikan.
“Pans, bawa Scorpie jauh jauh.” perintah Draco.
Pansy segera mengangguk dan ber-apparate dari tempat itu.
“PANSY ANJING! BALIKIN SCORPIE!”
“Legilimens!”
Didalam memorinya, Draco dapat melihat Daphne sangat dekat dengan Astoria. Bahkan dari kecil, Daphne selalu bersama Astoria.
Mereka dekat hingga suatu ketika Astoria menyatakan bahwa Ia mencintai Draco. Rasa sayang Daphne lebih besar kepada Astoria, jadi Ia merelakan Astoria dengan Draco.
Dan kini, Astoria menikah dengan Draco. Daphne sangat bahagia melihat Astoria bahagia. Bahkan Ia meneteskan air matanya. Ia sangat bahagia melihat sang adik menikah dengan lelaki yang Ia cintai.
Kabar kehamilan Astoria adalah kabar yang sangat membahagiakan untuknya. Dia sangat menantikan bayi itu.
Namun, kebahagiaannya sirna tat kala Ia melihat bagaimana Astoria menderita bersama Draco. Astoria selalu ditinggalkan oleh Draco, bahkan tak jarang juga Astoria disiksa, dibentak bahkan di hina oleh Draco. Lelaki itu memperlakukan Astoria dengan sangat buruk.
*Draco selalu meninggalkan Astoria dari awal kehamilan dan kelahirannya.”
“Daph, kalau gue gak selamat ngelahirin Scorpie, tolong, tolong jaga Scorpie. Biarin Draco bahagia dengan caranya sendiri walaupun cara itu harus kembali ke Hermione, gue ikhlas. Selama ini gue sadar, Draco gak pernah cinta sama gue. Draco gak pernah sayang sama gue, gue sadar Daph. Gue salah. Gue mau tebus semua kesalahan gue. Gue mohon, tolong jaga Scorpie. Biarin dia bahagia sama Hermione, Mommy barunya.”
Itu adalah pesan terakhir dari Astoria untuk Daphne. Saat melahirkan Scorpius, Astoria meninggal dunia.
Pesan itu ditangkap buruk oleh Daphne. Kematian Astoria bukan suatu pertanda baik, melainkan dendam yang lebih membesar bahkan sangat membesar.
Hingga saat ini, Daphne membenci Draco dan Hermione. Ia menganggap kematian Astoria disebabkan oleh mereka berdua.
“Kurang ajar! Gak sopan lo!”
Draco terdiam menghela nafasnya ketika keluar dari memori Daphne. Dadanya naik turun tak karuan. Ternyata Astoria merelakannya bersama Hermione, Astoria mengizinkannya. Daphne nya saja yang dendam. Daphne dendam karena Ia tak terima sang adik meninggal dunia dalam keadaan yang menyedihkan. Hanya itu.
“Daph..”
“APA? LO UDAH LIAT SEMUA KAN?! ASTORIA MENDERITA SAMA LO! ASTORIA GAK PERNAH BAHAGIA SAMA LO!”
Daphne mencengkram dengan erat tongkat ditangannya. Dan disaat lengah, Ia langsung melayangkan tongkatnya.
“Sectumsempra!”
Draco yang sedang lengah, langsung terjatuh tersungkur dengan badan berkesimbuh darah cukup banyak.
“Drake!” pekik Blaise menghampiri Daphne.
“Lo pantes mati Draco! Lo pantes mati! Lo harus bayar kebahagiaan Astoria! Lo yang udah sebabin dia mati, Lo yang bikin dia menderita!” teriak Daphne.
“Crucio!”
“DAPHNE! Cukup anjing! Cukup!”
“Tapi dia harus bayar semuanya! Crucio!”
“DAPHNE CUKUP!”
Blaise melayangkan mantra yang membuat Daphne diam. Lalu Ia menghampiri Draco yang diam tak berdaya.
“Drake, bentar gue obatin dulu.”
“Vulnera Sanentur”
“Vulnera Sanentur”
“Vulnera Sanentur”
Dalam sekejap, darah yang menyelimuti tubuh Draco kembali ke dalam tubuh Draco.
“Her—mione.” lirih Draco sebelum akhirnya Ia kehilangan kesadarannya.
© justcallmelit