**
Setelah membeli mobil, akhirnya Draco bisa ke mall menyusul teman temannya. Ternyata rangkaian untuk membeli cukup melelahkan juga. Banyak tahapnya. Sebenarnya Ia bisa saja ber-apparate akan tetapi Ia tidak ingin jika hal itu ketahuan muggle nantinya. Berbahaya.
Draco memakirkan mobilnya di basement lantai bawah mall, Ia segera jalan menuju tempat dimana teman temannya kumpul.
“Draco!” Sapa Pansy mengacungkan tangannya.
Draco tersenyum, Ia langsung menghampiri teman temannya.
“Hai, kalian pintar juga memilih tempat muggle ini.” Ucap Draco duduk disebelah Pansy.
“Pansy yang tau.” Balas Theo.
“Dulu aku pernah kesini, ya walaupun hanya sebentar tapi cukup bagus.”
Draco hanya mengangguk. Pilihan Pansy soal tempat memang tidak pernah gagal.
“Pesen minum Drake, biar ngobrolnya santai.” Perintah Theo.
“Ah ya aku lupa. Kalian sudah pesan?”
“Sudah.”
Draco memesan satu cangkir kopi untuknya. Disaat Ia memesan kopi, Ia melihat kue yang kelihatannya enak. Ia jadi ingin membelinya untuk Hermione.
Setelah mendapatkan kopi yang Ia pesan, Draco kembali duduk bersama teman temannya.
“Bagaimana? Ada yang ingin kalian sampaikan?” Tanya Draco to the point.
“Ya begitulah, Om Lucius datang ke kementrian, ke tempatku dan Blaise. Beliau menanyakanmu. Astoria juga bolak balik terus menanyakanmu. Astoria sangat menyebalkan Drake, aku muak.” Ucap Pansy dengan tatapan tajam. Ia risih dengan sikap Astoria yang selalu menganggapnya.
“Apa yang aku lakukan ini salah?” Tanya Draco.
“Ada salahnya ada tidaknya sih. Setiap masalah itu ya diselesaikan bukan lari. Tapi, kami mengerti kau sudah muak, jadi ya mungkin kau bisa lebih lama di dunia muggle. Hanya saja kau harus berhati hati, kau tidak ingin Hermione dalam bahaya kan?”
Pertanyaan Blaise berhasil membuat hati Draco sakit. Selama ini Ia tidak memikirkan keselamatan Hermione. Apakah keluarganya akan melakukan segala hal hanya karna perjodohan bodoh ini?
“Jadi aku harus bagaimana?” Tanya Draco.
“Pulang, dan hadapi semuanya.” Balas Pansy meyakinkan Draco.
**
Pulang? Mana mungkin Ia pulang. Ia benar benar tidak ingin melihat wajah kedua orang tuanya. Ia muak. Selama 8 tahun hidup bukan seperti manusia, melainkan seperti hewan. Ia terus diperintah, jika tidak nurut, maka Ia akan dihukum dengan hukuman yang tidak masuk akal.
Draco izin sebentar ke toilet, Ia memutuskan untuk mencuci mukanya sejenak berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
Setelah tenang, Ia pun keluar dari kamar mandi.
Namun, setelah Ia keluar, Ia berpapasan dengan seorang wanita yang membuat matanya membulat sempurna.
“Draco? Benar kan kamu Draco Malfoy.”
Draco terdiam ketika melihat Daphne berada di hadapannya.