Mama
**
Hermione masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan tak karuan. Bagaimana bisa Draco ketauan oleh Mamanya? Bagaimana jika Helena berfikiran yang macem macem kepada Draco? Atau disangka maling dan Draco dipukul?
“Sore Ma.” Sapa Hermione meremas jaket yang Ia gunakan.
Helena menatap tajam Hermione. “Duduk.”
“I—iya ma.”
Hermione duduk disebelah Draco. Ia menyenggol lengan Draco dan berbisik, “Udah ngobrol apa aja sama Mama?”
Draco hanya menggelengkan kepalanya, lalu fokus kepada Helena.
“Siapa dia Hermione?” Tanya Helena dengan tegas.
“Emm— Draco Ma, Draco Malfoy. Temen Hermione yang baru.”
“Temen? Kenapa dia tinggal disini?”
“Emm itu Ma.. Jadi gini, waktu itu Hermione nemu ferret, nah Hermione rawat ferret itu. Eh ternyata ferret itu Draco ma, Draco dari dunia sihir.” Balas Hermione jujur. Ia tidak ingin mengambil resiko lebih jika Ia berbohong.
“Penyihir? Kamu percaya dia penyihir?” Tanya Helena.
Hermione mengangguk. “Percaya Ma, soalnya Draco udah ngebuktiin kalau dia penyihir. Dia orang baik Ma, plis jangan mikir yang macem macem, walaupun dia dari dunia sihir tapi dia baik ma, dia gak macem macem dan gak akan jadi sumber bahaya buat kita.”
Helena melirik Hermione lalu Draco bergantian.
“Kamu sendiri, kenapa kesini? Kenapa tinggal disini?” Tanya Helena kepada Draco.
“Maaf tante, saya sedang ada masalah dengan kedua orang tua saya. Saya selalu dikekang dan saya tidak bahagia disana. Jadi saya mengutuk diri saya sendiri menjadi ferret dan saya ingin diam di dunia muggle menjadi ferret saja. Saya tidak pernah mengira akan dirawat oleh manusia, terlebih Hermione tante.”
Helena menghela nafasnya. “Dimana sekolah kamu? Hogwarts?”
Hermione dan Draco sama sama mengangkat kepalanya dan menatap Helena dengan heran.
“I—iya tante.”
“Asramamu?”
“Slytherin.”
“Ma, kok? Bentar, kok mama tau?” Tanya Hermione.
“Coba liat tongkat kamu, Draco.” ucap Helena lagi.
Draco mengeluarkan tongkatnya dan memberikannya kepada Helena.
“Hmmm benar ya Draco tidak berbohong?”
“Benar tante.”
“Ada masalah apa kamu dikeluarga kamu sampe kamu pergi darisana?”
“Saya dijodohkan dengan wanita yang tidak saya cintai, tante.”
“Dijodohkan? Keluarga kamu pureblood?”
Lagi lagi pertanyaan Helena membuat Hermione melotot ke arahnya.
“Ma? Kok mama tau?”
“Kamu dari keluarga Malfoy? Sudah pasti pureblood.” Ucap Helena.
“Ma? Hermione daritadi nanya loh?”
“Mama punya teman, dia seorang muggle dan bertemu dengan lelaki seorang penyihir yang berdarah halfblood. Karna mereka pacaran, jadi mama ikut temenan sama lelaki itu. Banyak sekali cerita dari dia. Dia sekolah di Hogwarts juga cuman asrama nya Ravenclaw.”
Senyum Draco merekah mendengar itu, ternyata Helena tau tentang dunia sihir. Hal ini membuatnya bahagia.
“Tante banyak ngobrol sama dia, anaknya juga sekolah di Hogwarts.”
“Ohya tante?”
“Iya. Nama anaknya Hannah. Hannah Abbot.” Ucap Helena.
“Oh Hannah? Saya mengenalnya, asrama dia Hufflepuff.”
“Nah iya! Hufflepuff. Seru gak di Hogwarts? Gimana kamu semasa sekolah? Tante banyak cerita dari teman tante katanya Slytherin anaknya sombong sombong.”
Draco tersenyum, Ia merasa malu karna memang dari dulu Slytherin dikenal dengan kesombongannya.
“Iya begitu lah tante. Slytherin itu isinya kebanyakan pureblood jadi ya kami selalu dianggap sombong.”
“Ah iyaa pantesan. Tapi tante liat kamu gak sombong.”
“Terima kasih tante.”
Kini, Helena dan Draco mengobrol sangat akrab sampai sampai Hermione merasa jadi orang ketika.
“Ekhem.” Hermione berdeham.
“Eh masih ada kamu disini?” Tanya Helena diakhiri tawanya.
“Ma ih kesel banget! Kirain mau marah atau gimana, malah akrab, sebel.” Ucap Hermione berdecak kesal.
“Hahaha anak Mama maaf ya. Sebenarnya Draco sudah cerita sebelum kamu pulang. Tapi ya tadi wawancara lebih lanjut.”
“Ih Mama! Jadi gimana? Draco boleh tinggal disini?”
“Hmmm, Draco mau tinggal disini?” Tanya Helena kepada Draco.
Draco berfikir sejenak. Apa Ia harus pergi atau tinggal? Ia ingin tinggal, tapi Ia malu dan tidak mau merepotkan keluarga Granger.
“Emm saya—”
“Draco mau tinggal disini Ma! Iya kan Drake?” Ucap Hermione dengan cepat.
“Kamu seneng ada Draco disini?”
Hermione mengangguk. “Seneng banget Ma.”
“Draco mau tinggal disini?”
Hermione mencubit lengan Draco, Ia sangat ingin Draco tetap tinggal dirumahnya. Karena baginya, Draco adalah pelengkap dari kekosongan didalam hidupnya selama ini.
Hermione merasa nyaman dengannya.
“Jawab Drake!” Ucap Hermione.
“Jika tidak memberatkan, Draco mau tinggal disini tante.” Ucap Draco yang membuat Hermione tersenyum puas.
**