Happiness
**
Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya Draco sampai dirumah Hermione. Ia pun segera masuk ke dalam rumah Hermione.
“Siang om, tante, Draco izin ajak Hermione keluar boleh?” Draco salim dengan sopan kepada Helena dan Richard.
“Boleh dong, hati hati ya, jaga Hermione nya.” Ucap Richard.
“Pasti om.”
Tak lama kemudian, Hermione turun dari kamarnya. Hermione cantik, dan akan selalu cantik. Draco sampai tak berkedip melihat kecantikan Hermione.
Setelah pamit, mereka pun pergi ke suatu tempat yang entah dimana Hermione pun tak tahu, hanya Draco yang tahu.
“Mau kemana sih?” Tanya Hermione penasaran.
“Sabar.” Balas Draco.
“Ih enggak gak bisa sabar! Gue gak bisa penasaran, kemana?” Hermione merengek seperti anak kecil, Draco sampai tertawa melihat kelakuannya.
“Ihh Draco mah malah ketawaa.” Ucap Hermione cemberut.
“Aduuu calon istri siapa sih ini gemes banget.” Draco mencubit pipi Hermione. Pipi Hermione bersemu merah, untung saja Draco fokus menyetir jadi tidak melihatnya.
“Calon istri kim taehyung!” Hermione menjulurkan lidahnya ke Draco yang berhasil membuyarkan fokus Draco.
“Hermione gue lagi nyetir.”
“Ya terus?”
“Jangan gemes gemes, ntar gue gak fokus nyetirnya.”
Hermione mengalihkan pandangannya jadi ke jendela mobil, Draco ini emang paling bisa membuatnya malu, deg degan, gugup, blushing, campur aduk sampe kejang kejang kayaknya.
**
Setelah sampai, Hermione dan Draco pun turun.
“Taman hiburan?!” Teriak Hermione senang.
Draco mengangguk. “Ayo kita main dulu, nanti malem gue ajak lo ke suatu tempat yang lebih bagus dari ini.”
“AYOO!!” Teriak Hermione bersemangat. Ia sudah lama tidak ke taman hiburan.
Mereka bermain bersama, mulai dari main tembak tembakan, memancing ikan bohongan, melukis bersama, hingga naik bianglala. Tak sedikit juga mereka memotret kebersamaan mereka.
Hermione sangat senang. Saking senangnya, Ia tidak menyadari bahwa Draco sudah memotret banyak wajahnya di kameranya.
Setelah lelah bermain, mereka memutuskan untuk makan. Mereka memutuskan untuk makan makanan yang ada disana, seperti jajanan pasar yang berjejer rapi dan banyak.
“Makan apa?” Tanya Draco kepada Hermione.
“Mau sate seafood! Mau cumi bakar!” Ucap Hermione dengan semangat.
“Yaudah ayo.”
Mereka membeli makanan yang Hermione mau. Draco ngikut saja, semua yang Hermione mau, Ia pasti beli kan tanpa terkecuali.
“Draco gue tantang lo ayo sini.” Hermione menarik tangan Draco ke suatu permainan.
“Dapetin boneka beruang warna coklat itu buat gue.” Ucap Hermione menaik turunkan halisnya, Ia menantang Draco untuk bermain pencapit boneka.
“Oke siapa takut.” Draco mulai menjalankan aksinya untuk mendapatkan boneka yang Hermione mau.
Sekali, dua kali, tiga kali dia gagal.
“Sebentar ya, sabar ini pasti dapet.” Draco benar benar fokus demi mendapatkan boneka yang Hermione mau.
“Ayo Draco! Itu dikit lagii!!” Hermione sangat bersemangat. Dia ikut degdegan ketika pencapit itu akan turun untuk menangkap boneka.
“YEEE BERHASILLL!!” Teriak Hermione senang bukan main.
Draco tersenyum puas ketika Hermione memeluk boneka itu.
“Gue sayang lo, Hermione.”
**
“Draco mau kemana? Kenapa mata gue ditutup?” Hermione berjalan dengan hati hati karena matanya ditutup bandana milik Draco.
Draco membawanya ke suatu tempat yang sangat romantis malam ini.
“Dalam itungan tiga, buka ya bandananya.” Ucap Draco yang sudah siap dengan posisinya.
Hermione mengangguk dengan semangat.
“Satu..”
“Dua..”
“Tiga..”
Hermione perlahan membuka bandana yang menutupi matanya, Ia terdiam terkesima dengan apa yang ada didepannya.
Mereka sedang berada di rooftop yang sudah dihias seindah mungkin oleh Draco. Banyak bunga bertaburan dimana mana, lilin, meja makan, serta makanan favorit Hermione ada disana semua.
Hermione menangis, Ia benar benar senang. Belum pernah Ia mendapatkan kejutan seindah ini dari seorang lelaki, hanya Draco, ya hanya Draco.
Draco sendiri, Ia sudah memegang bucket bunga yang besar, bahkan wajahnya sendiri tertutupi oleh bucket bunga yang sedang dibawa olehnya.
“Gue tau, kita baru kenal 3 bulan Hermione.. Tapi saat pertama kali gue liat lo, gue udah jatuh hati, gue jatuh hati hingga akhirnya gue jatuh cinta sama lo.. Pertama kali liat lo, entah kenapa gue yakin lo yang terbaik. Tetep disisi gue ya? Jangan tinggalin gue, jangan pernah raguin rasa sayang gue ke lo, gue sayang lo Hermione..” Draco berlutut dihadapan Hermione dengan bucket bunga ditangannya.
Hermione tak bisa berhenti menangis, Ia benar benar terharu dengan apa yang dilakukan oleh Draco.
“Hermione..”
Hermione menghapus air matanya.
“Jadi pacar aku, mau?”
Isak tangis Hermione semakin besar. Ia mengangguk dengan cepat.
Draco berdiri dengan semangat, Ia memeluk Hermione dan menaruh bucket bunga di meja, Ia memeluk Hermione dengan erat. Bahkan, Ia menangis. Akhirnya Hermione menjadi miliknya, ya walaupun belum seutuhnya Hermione menjadi miliknya, setidaknya ada suatu ikatan yang mengikat mereka berdua.
“Aku sayang kamu Draco, makasih..” Lirih Hermione memeluk Draco erat.
“Aku juga sayang kamu..”
**