Tweleve
brak
Suara pintu mobil yang dibanting, renjun telah sampai di tempat witch. Daritadi selama perjalanan, yang ada dipikirannya hanya haechan, haechan, dan haechan.
“Please, be alright. Haechan..” Ia bergumam sendiri.
tok tok tok
krak
Pintu dibuka, terlihat witch yang membukakan pintu.
“Eoh? Kamu?”
“Werewolf satu-satunya yang berani ke rumah witch sendirian i know taeil hyung”
“Haha.. Jadi ada apa? Kenapa kesini lagi? Mau minta jimat lagi untuk laki-laki itu?”
“No.. Saya pikir, laki-laki itu sekarang sedang berada di kediamanmu, taeil hyung.”
Taeil terkejut “Haechan? Yang kecelakaan dan dibawa mark kesini?”
“Iya hyung, now could you show me the way? To haechan?” Kata renjun, terburu buru.
“Iya, tentu saja. Ikuti saya”
Renjun tidak dapat membuka pintu dihadapannya sekarang. Ia takut, sangat takut. Tetapi, ia harus melihat bagaimana keadaan haechan.
klak
Pintu pun terbuka, pandangan mata semua mengarah kepada renjun.
“Renjun-ah..”
Itu jaemin, bisa dia lihat raut muka renjun yang tiba tiba gelap, sedih, marah dan tersiksa. Jaemin tau, bagaimana perasaan renjun sekarang.
“Masih belum sadar?” Renjun bertanya, bergerak kesisi kiri ranjang haechan. Jisung yang awalnya duduk disana bergerak menyingkir agar renjun bisa duduk.
Kalau kalian bertanya, dimana mark. Mark berada disana, tepat di sisi kaki ranjang. Saat renjun berjalan mendekat, mark memang merasa tidak suka. Biar bagaimanapun haechan adalah matenya. Tetapi, ia tidak bisa apa apa. Karena renjun, sudah mengenal haechan bahkan jauh sebelum ia mengenal haechan.
Renjun duduk di sebelah kiri haechan, menghela nafas. Melihat tangan kanan dan kaki kiri haechan yang diperban. Peluh yang terus turun dari dahinya. Muka yang pucat. Ia tak sanggup melihat haechannya seperti ini.
“moon goddess please, tolong, berikan semua sakit haechan padaku. Aku bisa menerimanya, aku bisa menahannya. Aku tak bisa melihatnya seperti ini.” benak renjun
Setelah 10 menit berdiam diaman, tidak ada yang berani angkat bicara. Renjun, bergerak untuk memegang tangan kiri haechan. masih hangat pikirnya.
Saat renjun memegang tangan haechan, tiba tiba ada gerakan di tangan kirinya. Renjun bisa merasakan itu.
“Haechan!!?”
Renjun yang tiba tiba panik, juga menyebabkan yang lain panik.
“Ada apa!!?” Mark yang tadinya di sisi kaki kasur, beranjak ke sebelah kiri haechan. Tepat di sebelah renjun.
“Tangannya gerak!!” Ucap renjun
“HAH BENERAN!!” Jisung yang daritadi bersender di depan pintu langsung berlari kearah ranjang haechan. Sedangkan jaemin yang berada di sisi kanan haechan, menatapnya penuh harap.
“Ugh..” sakit sekali
“Haechan!”
eoh renjun?
“Chan..”
..mark?
Haechan perlahan membuka kelopak matanya, mengerdipkan matanya beberapa kali untuk menyesuakan matanya dengan cahaya yang tiba tiba masuk.
“Ugh..”
“Haechan, apa yang kamu rasakan?” Itu jaemin, di sebelah kanan haechan.
“Akh.. Sakit.. Semua sakit..”
Sudah 2 jam setelah haechan bangun dari komanya. Mark, renjun, jaemin, jisung masih setia berada disana. Dan ada tambahan jeno dan chenle yang baru datang.
“Mark, i need to talk to you” Kata renjun.
“Ok, lead the way”
Mark dan renjun pergi ke luar rumah taeil.
“Jun, sebelum lo bilang apa apa. Gue minta maaf, atas apa yang terjadi sama haechan. Dan gue minta maaf atas perilaku gue yang kadang gabaik ke lo.”
“It's ok.. Gue ga permasalahin itu.”
“Dan, satu lagi. Gue rasa lo perlu tau. Gue dan haechan-”
“Mate? Gue udah tau”
“Kok-?”
“Gue ga bodoh. Haechan yang ga mau di deketin siapa siapa kecuali gue pas heat, mau meluk lo. Dan gue rasa itu sudah cukup jelas”
“Oh..”
“Dan mark, gue rasa lo juga perlu tau. Gue.. Ga bakal nyerah soal haechan. Gue harap kita dapat bersaing dengan baik” Renjun mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan mark.
Mark tau, renjun sangat keras kepala. Apalagi mengenai haechan. Mau tak mau, iapun menjabat tangan renjun. Toh bagaimanapun, ia akan tetap menang, karena haechan, matenya.
“Jadi apa yang mau lo kasitau ke gue?”
“Haechan, sebenarnya dia bukan fighter. Dia healer.”
“Gue tau”
“Lo tau dari?”
“Taeil hyung. Karena, dari hari kecelakaan. Taeil hyung sudah mencoba berpuluh-puluh kali untuk menyembuhkan kaki dan tangan haechan. Tapi, nihil. Ia tidak dapat melakukannya”
“Ya.. Kekuatan yang sama akan bertolak belakang.”
“Sekarang, dia sudah sadar. Lo bisa kan suruh dia buat nyembuhin tangan dan kakinya?”
“Gue mau, mark. Tapi, haechan ga bakal mau. He's still got his trauma”
“Trauma?”
“Iya.. Itu soal masa lalunya. Dan yang berhak memberitahu masa lalu haechan, cuma haechan sendiri.”
“Jadi, what do we do about haechan now?”
“I'll talk to him, and try to convince him. Dan buat lo, try to make him tell you his past. Kalo dia udah ngasi tau lo, semakin banyak orang yang bisa ngelindungin dia. Dan, maybe, dia bakal menggunakan kekuatannya lagi setelah sekian lama.”
“Ok, i'll try..”
“Haechan” Renjun begerak kearah haechan yang masih terbaring lemah.
“Njuniee~” Haechan menoleh kearah renjun, dengan mata yang berkaca-kaca.
“Jun.. Lo ga kelai kan sama mark? Maksud gue, itu bukan salah mark. Lo tau kan?”
Renjun mengacak kepala haechan, gemas.
“Ia gue tau, mate lo ga salah”
“LO TAU DARI MANA DIA MATE GUE??!” Pipi haechan memerah.
“Apa si yang ga gue tau dari lo chan”
Jeda beberapa detik, renjun akhirnya berkata
“Chan.. Bisakah kamu menggunakan kekuatanmu. Sekali saja, hanya untuk menyembuhkan kaki dan tanganmu.”
Haechan terdiam sebentar
“G-gue gabisa jun..”
“Gue ada disini chan, gue bakal selalu disamping lo mulai sekarang. Ada mark juga. Lo gaperlu takut sama mereka. Kita ada disini buat jagain lo. Jaemin, jisung bahkan chenle dan jeno”
Haechan menatap sekelilingnya, ia dapat melihat semuanya menatapnya dengan tatapan hangat. Berharap ia sembuh.
Jujur haechan sangat terharu. mereka sangat peduli kepadaku benaknya.
“T-tapi-”
“Gue bakal jagain lo chan, gue kuat. Gue bakal pasang badan depan lo. Kalo ada apa apa” Mark menyaut.
Haechan pun menganggukan kepalanya, mau.
“Kalian bisa agak jauh dari gue dulu kan?”
Semuanya menjauh dari ranjang haechan. Ia memejamkan matanya. Memfokuskan kekuatannya pada inti badannya. Sudah lama ia tidak menggunakan kekuatannya, jadi ia membutuhkan waktu lama untuk memfokuskan kekuatannya.
“Uh..” Peluhnya berjatuhan.
Tak berapa lama, akhirnya cahaya putih yang membutakan keluar dari inti badan haechan. Semua yang ada disana tidak dapat melihat apa yang terjadi. Tetapi setelah cahaya itu redup, dapat mereka lihat. Haechan sudah sembuh total. Kaki dan tangan kanannya yang tadinya tidak berbentuk, akhirnya sembuh. Renjun, jaemin dan jisung lega melihatnya. Sedangkan mark, jeno dan chenle, kaget.
“Ah.. Akhirnya..” Ucap haechan.