cause you know what you're doing
when you're coming back
and I don't want to have
another heart attack
our stories
“kak kamu lucu deh, untung pacarku hehe kalo gak aku dah culik kakak dari orang lain.” ucap si rambut hitam, sunwoo.
yang dipuji hanya bisa tertawa kecil dan tersenyum malu, masih belum terbiasa dengan kata – kata kekasihnya.
“udah ah, malu.” ucap si pemuda ji, ji changmin.
“ngapain sih malu ka memang kenyataan, kamu lucu!!” sunwoo kembali mengacak acak surai milik changmin yang tertata rapi.
ekspresi di wajah si yang lebih tua berubah menjadi marah, yang mana tetap terlihat menggemaskan di mata semua orang terutama sunwoo.
“heh! ini rambut tadi susah ngeraphinnya, enak aja kamu hambur – hamburin!” omel changmin.
sunwoo tertawa puas melihat reaksi kekasihnya, mencubit pipi gembil changmin lalu mempertemukan ranum mereka, hanya kecupan.
“maaf, tapi kamu tetep imut, tenang.” sunwoo tersenyum.
“banyak omong.” changmin menolehkan wajahnya guna menyembunyikan rona merah yang muncul di kedua pipinya.
sebenarnya apa yang dilakukan changmin tidak ada gunanya, telinganya yang memerah masih bisa dilihat.
“jangan malu sini ututu bayi.” sunwoo bergerak memeluk tubuh mungil changmin, fyi mereka sedang berada di rumah sunwoo. menonton drama atau mungkin drama yang menonton mereka.
changmin memutar bola matanya malas. “bayi? aku lebih tua dari kamu ya.” ucapnya dengan nada marahnya.
yang mana membuat sunwoo memekik gemas, tidak tahan dengan keimutan sang kekasih.
“aduh kak jantungku gak bisa nerima ini semua.” ucap sunwoo sembari memegangi dadanya.
tangan changmin bergerak memukul lengan sunwoo. “alay.” lalu keduanya tertawa.
duduk di balkon dengan secangkir susu dan biskuit yang menemani, pemuda ji itu sedang berkutik dengan laptopnya, tugas menumpuk karena sebentar lagi dia akan lulus dan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
ketika sedang asik mengetik tiba – tiba handphone nya berdering menampilkan nama sang kekasih.
“kenapa?” tanya changmin.
“kangen, tugas kakak masih banyak?” rengek sunwoo di sebrang sana.
“masih lumayan banyak, maaf ya huh, aku juga kangen.” changmin cemberut, dipikir pikir lagi dia sudah tiga hari tidak bertemu sunwoo.
“capek ya? mau dibeliin apa?” tanya sunwoo.
“cium.”
terdengar suara sunwoo menyemburkan air, mungkin terkejut akan perkataan changmin yang tiba tiba.
“aduh kak tolong dikasih peringatan dulu, kaget.” ucap sunwoo.
“kamunya yang ga ada persiapan, cepet kesini.” rengek changmin sembari menghentakkan kakinya.
“iya iya bayi gedeku.” ucap sunwoo lalu terdengar suara ciuman, yang mana pastinya sunwoo sedang mencium handphone nya.
“JIJIK.”
dug
sikut si pemuda ji terjatuh dari tangan kursi, terlalu lama melamun sepertinya.
kedua jarinya yang sedang mengapit rokok bergerak kearah mulutnya kembali, menghisap, buang, ambil, nyalakan, sampai semua rokok miliknya habis.
dirinya terlihat kacau, kantung mata yang terlihat jelas, rambutnya yang acak acakan.
tidak ada lagi susu dan biskuit yang menemani nya di balkon sekarang, hanya ada rokok dan secangkir kopi.
changmin menaikkan kedua kakinya di kursi tempat dia duduk, menaruh kepalanya di kedua lututnya, mencoba memikirkan jalan hidupnya kembali.
hidupnya hanyalah hitam putih tanpa seseorang yang mewarnai.
“dasar.” changmin mengangkat kepalanya mengahadap kearah langit malam yang penuh dengan bintang bersinar, lebih cerah dari hidupnya.
“kim sunwoo brengsek.” ucap changmin, memukuli kursi yang tidak tau apa apa, atau mungkin saksi bisu kehidupannya selama ini?
setelah changmin masuk ke kampus yang dia inginkan tiba – tiba sekolahnya yang lama banjir akan siswa baru yang ingin masuk dengan alasan ingin bertemu kim sunwoo.
dia berpikir, sejak kapan kekasihnya terkenal?
awalnya mereka biasa – biasa saja, namun semakin hari semakin banyak yang menyukai kekasih changmin.
sudah tidak bisa dihitung dengan jari.
juga tidak sedikit orang orang yang sering menawarkan sunwoo untuk menjadi model.
keduanya kebingungan akan semua ini, dan ternyata foto sunwoo dari menfess sekolah yang tersebar adalah penyebab nya.
“kamu kegantengan jadi banyak yang naksir.” ucap changmin, lengkungan kebawah terbentuk di bibirnya.
“kenapa sih, aku sukanya juga sama kamu doang.” ucap sunwoo saat itu.
bohong.
changmin tau cita – cita sunwoo adalah menjadi seorang penyanyi dan model ternama, namun dia tidak tau yang akan menjadi korban adalah hubungan keduanya.
sunwoo yang semakin terkenal membuat waktu berdua untuk mereka semakin berkurang, sebenarnya changmin masih oke dengan hal ini.
namun saat itu sunwoo datang tiba – tiba ke apartemen nya, meminta agar keduanya mengakhiri hubungan tiga tahun mereka.
lucu bukan? setelah lama tidak bertemu tiba – tiba datang membawa jarum yang menusuk perasaannya.
“kenapa?” tanya changmin dengan suara yang tidak bisa dibilang stabil, matanya sudah siap mengeluarkan air mata, dia takut kehilangan sunwoo saat itu.
“takutnya aku kena skandal kak!” ucap sunwoo dengan nada yang sedikit dinaikkan membuat changmin sedikit tersentak.
“kita kan bisa backstreet?”
“gak kak, gabisa.” jawab sunwoo.
“gabisa apanya? apa kamu udah ga ada rasa sama kakak ya?” tanya changmin, tangannya mencoba menggenggam tangan sunwoo namun sepertinya ditolak.
“bukan begitu-” ucapan sunwoo dipotong.
“pergi.”
“kak-”
“PERGI KIM SUNWOO!” teriak changmin, air matanya sudah lolos sedari tadi, meluncur turun di pipinya sampai menetes ke bawah.
sunwoo terkejut karena teriakan changmin, dengan cepat ia mendekap tubuh mungil itu sebagai salam perpisahan.
“maaf kak, maaf, aku janji akan kembali, boleh?” ucap sunwoo.
“bohong.” changmin memberontak di pelukan sunwoo, lelah.
dan dengan begitu sunwoo pergi keluar dari apartemennya juga dati hidupnya.
kenapa?
karena yang sekarang pemuda ji lihat adalah berita kim sunwoo yang berkencan dengan model terkenal lainnya.
ah, bakal kembali? pembohong.
apa changmin harus menjadi seseorang yang terkenal dan disegani banyak orang agar bisa berkencan dengan kim sunwoo?
diambilnya satu putung rokok yang tersisa lalu pergi keluar guna membeli kopi untuk dirinya.
ketika sesampainya dia di depan market dengan mulut yang tersumpal rokok yang sudah mulai habis dia tiba – tiba menabrak seseorang yang berpakaian serba hitam, agak seram.
niatnya ingin menghabiskan rokoknya agar dapat masuk kedalam market, namun rokoknya jatuh akibat tabrakan dari orang tadi.
sepertinya takdir tidak pernah berpihak kepadanya.
karena orang yang berada di depannya sekarang adalah kim sunwoo, lelaki yang dipikirkannya sedari tadi, lelaki yang sempat mengisi sebagian besar dari hidupnya, lelaki yang dulu mewarnai hari – harinya, dan juta lelaki yang menjatuhkannya dari puncak kebahagiaan.
“kak?” panggil orang itu alias sunwoo.
changmin tidak memperdulikannya, mencoba pergi memasuki supermarket.
namun tangannya ditahan, di tariknya dirinya kearah tempat yang lebih sepi.
“mau lo apa kim sunwoo?” tanya changmin, dirinya juga kesal.
“kak kamu kenapa kayak gini? tolong jaga diri..” ucap sunwoo memegang kedua bahu changmin dan menggoyangkan badan changmin.
“ngapain lo peduli? bukannya ada yang lebih harus lo peduliin? gue berantakan ya mau mau gue.”
sunwoo menghembuskan nafasnya kasar. “ya memang.”
“ya memang? haha berarti benar” batin changmin.
“tapi plis kamu jangan lupa jaga diri kak, aku khawatir.” lanjut sunwoo.
“kalo lo khawatir kemana aja selama ini?” tanya changmin, air matanya sudah mencoba berlomba keluar.
sunwoo terdiam tidak tau ingin menjawab apa, kemana saja dia selama ini?
“udah cukup kim sunwoo, gue capek, kita udah selesai jangan pernah kembali lagi, anggap aja kita ga pernah dekat.” final changmin sebelum pergi dari sana meninggalkan sunwoo dengan beribu penyesalan.
pada akhirnya tidak semua cerita yang diharapkan berakhir bahagia benar – benar berakhir bahagia.
seperti cerita sunwoo dan changmin.