MertuaJeno13

Hahhh capek” keluh nana sembari mendudukkan bokongnya pada rumput di taman itu.

Jeno yang melihat kekasih nya kelelahan merasa iba, tangan nya mulai merapikan poni nana yang sedikit lepek karena keringat lalu mengelap keringat itu menggunakan telapak tangan nya.

“Capek banget ya” tanya jeno yang mendapat jawaban berupa anggukan serta rengekan dari kekasih nyaa.

“eungg jenooo nana capeekk hunggg” nana ber'aegyo sambil mengerucutkan bibirnya dan jeno tak dapat menahan senyum nya, nana benar-benar menggemaskan.

“Kemarikan kaki mu sayang biar aku beri pijatan” tangan nya hendak meraih kaki nana, namun.

“tak usah jeno, duduk dan istirahat sebentar saja itu sudah cukup untuk memulihkan kakiku” tolak nana

Jeno menggeleng dengan senyum yang tak hilang-hilang dari raut wajah nya “sekalian aku berlatih untuk kedepan nya naa, tak apa”

Kemudian tangan jeno mulai memijat kaki nana yang sudah bertumpu di atas paha nya.

“Wahh kamu padai memijat jenn” ucap nana riang, ia sangat menikmati pijatan dari jeno.

Jeno tersenyum, ini pertama kali nya dia memijat kaki nana, baru di sadari kaki ini begitu langsing.

“na jika menikah nanti kamu ingin punya anak berapa ?” Tanya jeno tiba-tiba, nana kaget tentu saja.

Dalam kebingungan nya nana tetap menjawab “aku ingin memiliki 2 anak jen sepasang gitu hehe, Oh kalau kamu” nana bertanya balik, dia juga penasaran berapa banyak anak yang jeno inginkan hehe

“kalau aku asal itu dengan mu, mau berapapun aku akan bersyukur na” jawab jeno dengan tampang sok romantis nya dan menyebabkan tepukan halus mendarat pada lengan nya, iya itu ulah nana. Dan jeno hanya bisa terkekeh tanpa ada niat membalasnya.

“Tapi kenapa kamu bertanya tiba-tiba jen” tanya nana. Namun bukannya menjawab, jeno hanya menggelengkan kepala nya.

“Mau mendengarkan ku bernyanyi na ?” Tanya jeno dengan tangan yang tak berhenti memijat kaki nana. Yap sedari tadi tangan itu tetap memijat kaki nana.

“Boleh, asalkan kupingku terjamin kesehatan nya ya hahaha” nana hanya bercandaa

Jeno merenggut sedikit namun, sedetik kemudian ia tersenyum sembari menatap lekat mata kekasihnya.

“Oh kenapa menatap ku seperti itu” ucap nana, karena melihat tatapan jeno yang tak main-main dalam nya, menusuk tepat kehati menimbulkan debaran kencang di dalam sana.

Jeno Hanya tetap tersenyum dan memulai nyanyian nya, tangan nya pun masih memijat kaki nana

.......

di ujung cerita ini.... di ujung kegelisahanmu.... ku pandang tajam bola matamu.. cantik dengarkanlah aku

Jeno tersenyum diiringi tangan nya mulai meraih tangan kekasihnya

Aku tak setampan don juan... tak ada yang lebih dari cintaku... tapi saat ini ku tak ragu.... ku sungguh memintamu....

Satu tangan jeno menggenggam erat tangan nana, dan yang satunya jeno gunakan untuk menyentuh lembut pipi kanan kekasih nya. Ia bernyanyi kembali.

jadilah pasangan hidupku.... jadilah ibu dari anak-anakku.... membuka mata dan tertidur di sampingku

Kini jeno menatap begitu lekat pada mata nana

aku tak main-main seperti lelaki yang lain satu yang ku tahu

Jantung nya berdegup kencang. Jeno yakin, ini saat nya.

Ku ingin melamarmuuuuu

Bait terakhir jeno nyanyikan sembari menyodorkan sekotak cincin ke hadapan nana, yang sedang menatap nya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Nana aku ingin menikahimu, aku ingin kamu menjadi ibu ah dadda dari anak-anak ku nanti ? Mewujudkan cita-cita ku untuk membangun rumah tangga serta berbagi suka duka dengan mu na, Menjadi orang pertama yang kulihat saat terbangun dan menjadi orang terakhir saat aku menutup mata, mau kah kamu membantu aku mewujudkan semua nya, bersama ku na .?

“Jenoo hiks” nana tak dapat berkata dia hanya mampu mengeluarkan isakan tertahan nya

Satu tangan jeno menghapus air mata nana “apa jawaban mu sayang ?”

“Hiks kamu masih bertanya, saat aku selalu menunggu hal ini menjadi nyataa hiks”

Jeno menganggukkan kepala nya “Lalu jawaban mu .?” Jeno tetap menginginkan jawaban pasti dari nana

“Tentu saja hiks aku mau jung jenoo bodoh” ucap nana yang mendapat hadiah pelukan erat dari pria terkasih nya, erat sangat erat.

“Terimakasih nana” ucap jeno, tulus.

Tak menjawab nana hanya semakin menyaman kan diri di dalam pelukan itu. Jeno yang mendekap badan nya, serta mengelus punggung nya sayaang.

Jeno yang melihat kekasih nya jatuh terduduk di lantai setelah pintu tertutup segera menghampiri nya “heii kamu kenapa”

Nana menghempaskan badan nya ke pelukan jeno “aku dokter seperti apa jeno hiks ? aku hampir saja membunuh rara” ia menangis.

Sementara di sudut berbeda renjun serta chenle sedikit terkejut karena nana tak pernah begini, dan mereka segera menghampiri nana pula.

“Kk nana kenapa menangis” tanya chenle “na lo ga ngebunuh rara kok ngapain nangis” ucap renjun sambil tertawa. Lagi pula wanita itu pantas mendapat kan nya, pikir renjun.

“Tapi njuun gue ini dokter, bisa-bisa nya gue nyakitin manusia hueeee” tangisan nana semakin keras terdengar.

bukan merasa kasihan teman-teman nya malah semakin mentertawai nya , jeno pun sama saja, tapi tangan nya tetap mengelus punggung nana untuk menenang kan.dan membawa nana berdiri untuk duduk di sofa ruangan nya, langkah mereka diikuti oleh chenle dan renjun juga.

Renjun menopang dagu nya di tangan sembari memperhatikan nana yang bersandar nyaman di dada jeno, ya walaupun badan itu masih sedikit bergetar karena menangis.

“Dengerin gue ya na, itu cewe pantes kok lo gituin, coba lo bayangin, kalo seandai nya lo ga kasi pelajaran kaya gini ke dia, otomatis makin besar kepala tu anak, dia bakal terus-terusan mikir lo itu cuma seorang cowo lemah, tapi liat setelah lo kasi dia sedikit gertakan tadi, untuk natap mata lo aja dia udah ga berani wkwk” ceramah renjun di akhiri dengan tawa merdu yang ia keluar kan.

“Renjun bener sayang, udah ya jangan nangis lagi” jeno memberi kalimat penenang serta senyum teduh nya pada nana “karena kejadian tadi juga kamu udah nyelamatin aku dari perempuan kaya dia kan” dapat jeno rasa nana mengangguk di dalam pelukan nya

“Tapi kalo itu cewe bales dendam gimana ?” celetuk chenle tiba-tiba

“Ck ga susah-susah le, tinggal gue bunuh terus mayat nya gue bakar” ini renjun dengan pikiran psiko nya, bukan kah sudah chenle bilang , renjun itu 11 12 sama nana 🙃

“Njunn , jaga omongan inget lo lagi hamill, begoo” nana memperingati , ia sudah nampak tenang sekarang, bahkan tangan nya sudah bisa menjitak kepala renjun.

“Ssss sakitt naaa, lu hobi banget si ngejitak kepala gue” bibir renjun mengerucut lucu, jika ada lucas di sini, sudah pasti bibir itu akan di sambar secara cepat oleh lucas.

“Ya lo lagi hamil, tapi ucapan nya ga di jaga, pamalii tau” nana mengoceh, ia sudah seperti orang pada salah satu suku yang banyak pamali nya hihi.

“iyaiya, soalnya si lele sih pake mancing mulut gue segala” ujar nya seraya mengelus perut nya. Kemudian renjun menunduk memperhatikan perutnya.

“maafkan papa ya sayang, papa lupa ada kamu di sini xixixi” tulus seklai ucapan lembut itu, dengan tangan yang masih mengelus perut nya , renjun tertawa saat mengajak bicara janin yang masih berumur 2 bulan itu.

Dan mereka yang memperhatikan pun juga ikut tertawa melihat pemandangan haru di hadapan mereka, sifat keibuan mampu mengubah renjun yang galak menjadi renjun yang lembut dalam waktu sekejap, renjun pasti sedang bahagia sekali sekarang.

Heii kalian bertiga kapan ?

“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.

“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”

Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan nana. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.

Nana tersenyum mengejek “Akibat nya ya ? Tanya nana. seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat yang akan aku dapat kan jika berani macam-macam padamu hmm

“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.

“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”

Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan nana. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.

Nana tersenyum mengejek “Akibat nya yaa ?? Tanya nana. seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat yang akan aku dapat kan jika berani mecam-macam padamu hmm”

Satu Tangan nana yang menggenggam tang mulai mendekati jari kelingking kaki rara, menahan nya dengan tangan satu nya “aku cabut yaa” rara yang merasa terancam segera menendang tubuh nana dengan kaki nya yang bebas tanpa ikatan.

Badan nana tersungkur ke belakang hingga menyebabkan sakit pada bokong nya karena menyentuh lantai , dengan emosi menggebu ia bangkit , kemudian tangan nya mulai mencengkram kuat dagu rara. Ia berkata “Kau melawan ha” dengan sorot mata tajam nya yang mematikan.

Sedangkna rara sedang menggelengkan kepala nya cepat berusaha agar wajah nya terlepas dari cengkraman tangan nana, karena cengkraman itu tak main-main sakit nyaa, bahkan kuku panjang lelaki itu serasa menusuk ke dalam kulit nya “lephhasss, imni sahkit” ucap nya tak jelas, ia ingin menangis.

Cengkraman itu di lepas kan oleh nana

“ku lihat perlawanan mu bagus sekali ya. baiklah, aku akan lepaskan ikatan beserta borgol nya” kemudian segera menoleh pada jeno

“Jenoo, boleh aku minta kunci borgol nya .? Yang diangguki oleh jeno “Kemari bantu aku melepas kan tali ini sayang” ucap nana

mendengarnya, jeno segera mendekati nana. Ia menatap rara dengan tajam. Lalu tangan nya mulai membuka ikatan tali pada kursi itu. Setelah selesai ia kembali ke tempat duduk nya tadi

Nana pun juga sudah selesai melepaskan borgol dari tangan rara “oke semua sudah terlepas, ayo rara kita bermain, aku ingin melihat seberapa hebat nya jika jalang seperti mu melawan hahahha”

“YAAAAA AKU BUKAN JALANNGGGG” rara berteriak marah dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.suara nya sangat keras, untung saja ruangann jeno kedap suara.

“YAAA!!!! Jalang, jangan berteriakk kuping ku sakit.” Itu suara renjun yang merasa risih akibat teriakan rara, ia takut jika baby nya nanti terkejut karena mendengar suara teriakan setan.

“SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN JALAAANGGGG” teriakan itu semakiin kencang. Rara berjalan tergesa ke arah renjun ia merasa sangat marah karena perkataan yang keluar dari lelaki itu, sambil bibir nya terus berulang kata “aku bukan jalang, aku bukan jalang,aku bukan jalang”

Namun baru 5 langkah ia berjalan , tubuh nya langsung tersungkur dengan lututnya yang mendarat di lantai dan kukit kepala nya serasa ingin lepas karena tarikan yang terasa pada pada rambut nya.

Yap itu nana yang baru saja menendang tubuh rara dengan kakinya dan tangan nya yang menjambak kuat rambut perempuan itu.

“jika kau berani melukai teman ku bahkan hanya dengan segores luka, maka aku tak akan segan-segan mematahkan jari mu”

Namun rara memberontak, ia hendak menampar nana yang menunduk sambil menyodorkan muka di hadapanya, saat tangan rara terayun, jari nya di tahan lalu di cengkram kuat oleh lawan nya. Ia ingin melepaskan tapi cengkraman tangan itu terlalu kuat.

Karena nana yang tanpa ampun semakin mencengkram jari itu kuat hingga 'kreeek' semua tulang jari rara berbunyi.

“Aaaakkkkk sakittt sshhh” rara mendesis sakit saat rambut nya semakin tertarik kuat ke arah belakang serta jari kanan nya yang serasa ingin patah.

Rara kembali mengayunkan tangan nya yang bebas untuk menyerang nana, tapi dengan cepat nana mendorong tubuh itu dan menekan rara di sudut meja kerjanya

“Lemahh cih” nana berdecih melihat penampilan rara. Kini gaun putih yang rara kenakan sudah terlihat sangat kacau , dengan kepala rara yang dia tekan ke atas meja menggunakan tangannya, kedua tangan rara pun ia pelintir ke belakang, nafas rara tersenggal, perut nya sakit sudut meja itu tumpul namun sangat tajam menusuk perut nya.belum lagi tekanan yang dibuat sengaja oleh nana.

“hanya segitu kekuatan mu untuk melawan hah” suara nana terdengar rendah.tepat di telinga rara

Kemudian tangan nana bergerak memelintir rambut perempuan itu dan menarik nya dan melemparkan badan rara hingga terjatuh kembali di lantai , dengan segera dia menduduki perut perempuan itu, tangan nya menampar keras pipi rara berkali-kali , hingga perempuan itu hanya bisa menangis. Tanpa perlawanan lagi.

“Itu belum seberapa dengan rasa sakit atas penghinaan mu kemariiiin” nana berteriak geramm pada ujung kalimatnya, sungguh dia kesal jika mengingat perempuan ini telah berani menghina nya.

Kemarin nana hanya diam tapi kini nana seperti buta mata, mata nya memerah dengan tangan yang mencekik leher rara kuat.

“akhh seksakhhh uhuk” rara menggenggam tangan nana yang berada di leher nya , mata nya sudah basah oleh air mata,nafas nya serasa di ujung, sangat sesak, ia berharap lelaki ini mau memberi kan nya ampunan.

Nana memberikan tekanan kuat pada leher rara sebelum melepaskan nya. Untung saja akal nya kembali , jika tidak bisa saja beberapa menit lagi rara akan mati karena kehabisan nafas.

“Hah hah hah” rara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat tangan itu melepas cekikan nyaa

“Hiks hikss” rara menangis sembari menelungkup kan badan nya pada lantai,kenapa nana tega pikir nya.

Baru merasakan kelegaan sebentar pada badan nya yang sakit, kini semakin bertambah sakit saat merasakan punggung nyaa kembali di sentuh menggunakan kaki oleh nana yang berupa sebuah injakkan kuat pada punggung nya “akkhh sa- kit” ucap nya terbata dengan nafas berat nya.

Kemudian lutut nana menggantikan peran punggung kaki nya dalam menekan tubuh rara, yaa menekan adalah keahlian nana.

Tangan nana kembali meraih wajah rara dan mencengkramnya kuat. lalu menolehkan kepala rara ke arah samping untuk menatap nya, gerakan nya sangat kuat , hingga bunyi suara tulang kembali terdengar “Kreek” semoga saja tulang leher rara tidak patah.

“Cukupphh, ampunnhhh akuh hah menyerahh, badan ku hikss sudah sakit semuaa na hiks hiks” rara menangis memohon ampun. Badannya serasa remuk akibat badannya yang di lempar kesana kemari oleh nana.

“Sudah menyereah ? Semudah itu hah?” Nana menggoyangkkan wajah itu dengan tangan nya “kemana muka mu serta suara sombongmu saat menghina ku kemarin hah” nana berteriak keras seraya mendorong kepala rara ke arah depan dan menyebabkan kepala rara membentur lantai hingga menimbulkan suara benturan yang lumayan keras.

Kepala rara pusing, kapan siksaan ini selesai fikir nya, namun belum juga mendapatkan kelegaan pada badannya, ia kembali memekik keras.

“AAAAAAAKKKKKKKK” pekikan itu terdengar sangat pilu karena yang mempunyai suara sudah tak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suara, namun terpaksa reflek berteriak karna rasa sakit yang mendera pergelangan tangan kanan nya. ini lebih sakit dari yang tadii, pergelangan tangan nya serasa patah , akibat nana yang memutar pergelangan tangan milik nya searah dengan putaran jarum jam

“Sakit sekaliii na hikss” tangan rara yang bebeas memukuli lantai berharap rasa sakit nya hilang “aku mohonnhh lepaskan aku, aku janji tak akan menganggu mu dan jenolagi setelah ini hiks, ku mohon lepaskan aku na hiks” di sela tangisan nyaa rara memohon.

Nana tersenyum puas,ia segera bangkit dari posisi nya setelah sedikit meloncat pada punggung itu , lalu nana meminta lele membawa kotak yang telah ia persiapkan, ke hadapan nya.

Lele menyerahkan kotak yang ia bawa pada nana, lalu matanya menatap perempuan yang menurut nya sangat tidak tau diri itu, kemudian ia tersenyum remeh. Dan berkata “Bukan kah sudah ku bilang nona, untuk berhenti sebelum kamu mendapat balasan, tetapi kamu terlalu sombong hingga berani mengacuhkan” ucap nya, dan hanya mendapat jawaban berupa tangisan dari gadis itu.

“Kembali ke sana le” perintah nana dan ia segera kembali pada tempat nya.

Sekarang sudah terdapat gunting pada salah satu tangan nana, kemudian ia kembali menyeret tubuh lemah rara, dan menduduk kan nya pada kursi kerja.

“Aku ingin memberi sedikit sentuhan pada rambut indah mu ini”

Dengan lihai tangan nana bekerja memotong sisi kanan serta sisi kiri rambut rara, ia memotong acak hingga menyebabkan kekacauan pada rambut rara. Dan tangan nya kembali mencari benda pada kotak tadi , setelah ketemu, ia langsung mencolokkan kabel pada stop kontak di bawah meja rara.

Kemudian melanjutkan kegitan nya yang sempat terjeda. tangan nya kembali memberi karya pada kepala rara, membentuk sebuah jalan di pertengahan rambut rara hingga rambut itu botak hanya pada bagian tengah nya saja. 😂

“Cantiikk sekaliii, kulit kepala mu jadi mengkilappp rara ahahhaha” tawa nana terdengar seakan ia merasa sangat puas melihat hasil karya tangan nya. Sementara rara hanya bisa menangiss, ingin melawan namun tak sepadan, badan nya lemas serta nyali nya kini pun sudah tak ada, ia tak berani pada pria ini, nana seperti monster kejam, fikir rara.

Nana berjalan ke arah belakang rara dengan tangan yang menggenggam sebuah spidol permanen, kemudian menuliskan satu kalimat memanjang pada punggung itu, serta memberi tanda ❌ pada gaun rara di bagian depan, menggunakan pilox berwarna merah.

“Pelakorrr, tak tau diri” itu suara lele yang sedang membaca tulisan yang nana buat pada punggung rara “kk nana sangaat pintar mendeskripsikan seseorang yaa” kemudian lele tertawa dengan suara lumba-lumba nya. di ikuti pula oleh renjun serta jeno yang juga ikut tertawa, semua orang di ruangan itu tertawa kecuali rara.

“Hiks hiks” isakan rara terdengar dan berhasil menarik perhatian nana yang sedang tertawa bersama ketiga orang lain nya.

Nnaa mengelus rambut wanita itu “aku mau membuat satu penawaran lagi rara” mata nya membawa sorotan intimidasi yang sangat terasa pada diri rara.

“kamu ingin keluar dari ruangan ini dengan nyawa atau tanpa nyawa hm .?” suara itu bertanya dengan nada lembut tapi tidak dengan perlakuan nya, karena entah sejak kapan tangan nana sudah memegang sebuah pisau, yang kemudian ia arah kan ke arah leher rara hingga sedikit menekan urat nadi perempuan itu

Tentu saja dari box yang isi nya sudah di persiapkan oleh nana ra.

“Dengan Nyawa” jawab rara. Dengan suara nya yang bergetar ketakutan.

Nana mengangguk puas “kalau begitu kau harus berjanji untuk tidak menuntut kejadian ini di waktu yang akan datang, kau setuju .?” Nana semakin menekan dalam pisau nya. Sehingga menimbulkan sedikit luka pada leher jenjang itu.

Melihat rara mengangguk setuju dengan cepat, ia menjauhkan pisau tersebut. Dan berjalan kembali ke sisi meja. Setelah mendapat apa yang ia cari , ia segera menghampiri rara.

“kalau begitu tanda tangani ini” ucap nana sembari menyodorkan selembar kertas kepada rara. Dimana kertas itu sudah dibubuhi materai 6000 diatas nya

“tanda tangani surat perjanjian ini, jika kau melanggar, aku akan menuntut mu kembali, bahkan tak gentar untuk menghabisi nyawa mu rara” ucap nya dengan senyum maniss, Tangan nya meraih tangan rara menuntun nya untuk segera membubuhkan tanda tangan milik nya .

Rara tak punya pilihan lain, dari pada kehilangan nyawa , ia lebih memilih bungkam, manusia dihadapannya ini seperti monster gila. Lalu dengan terpaksa ia mengikat janji resmi ini. Tanda tangan nya ia bubuhkan maka selesai, mulai hari inj, mulut mu akan 'terbungkam' selama nya rara.

Jeno yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai mengeluarkan suara nya kembali “keluarlah pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini, kau di pecat , uang pesangon mu akan segera di kirim ke rekening mu rara”

Rara mengerti dan ia segera berdiri , namun langkah nya terhenti tepat di depan kaca yang memperlihatkan penampilan nya “AAAAAAA” dia histeris dengan mata melebar serta mulut yang terbuka ketika berteriak.rambut indah kebanggaan nya kini hancurr tak karuan

Nana tertawa “Apaaa kau suka .? Atau kau ingin merasakan sentuhan tangan ku lagi ? ” ucap nana , namun segera mendapat gestur penolakan dari rara

“jika dalam hitungan kelima kau tak keluar dari ruangan ini, maka rambutmu bukan hanya tengah nya saja yang hilang , tapi seluruh nya akan segera ku botaki juga”

5

Rara panik, dengan tubuh yang di dominasi rasa sakit, ia tergesa menghampiri meja kerja nya untuk memasukkan semua barang bawaan nya pada tas nya.

4

Barang-barang nya masuk dengan berantakan ke dalam tas nya, ia melihat nana melangkah ke arah nya dan menjadi semakin panik

3

Mata rara memlotot kaget saat nana sudah berada di hadapan nya

2

Dengan segera rara berlari meninggal kan ruangan itu, jantung nya berdetak kencang, ia berjanji tak akan pernah kembali lagi pada ruangan itu.

1

Pintu tertutup, rara telah keluar, Kaki nya melangkahh di koridor lantai itu, kini setiap mata yang berpapasan dengan nya melihat nyaa aneh, pasti mereka menganggap rara itu orang gilaa. Denga rambut yang botak hanya pada tengah kepala nya saja, serta baju penuh coretan tangan karena ulah nana, sungguh malu dia.

Rara semakin mempercepat langkah nya, hingga ia sampai di pintu keluar, setelah melewati setiap manusia yang mentertawakan penampilan nya. Sungguh Hingga mati pun rara akan mengingat kejadian ini, rasanya dia ingin tenggelam saja ke dasar laut. Sungguh memalukan.

Sedari awal seharus nya ia sadar kelakuan buruk pasti akan menuai hasil yang buruk pula, kini ia tanggung akibat nya, dan berjanji tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Aminkan, Semoga di tepati oleh rara.

“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.

“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”

Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan nana. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.

Nana tersenyum mengejek “Akibat nya yaa ?? Tanya nana. seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat yang akan aku dapat kan jika berani mecam-macam padamu hmm”

Satu Tangan nana yang menggenggam tang mulai mendekati jari kelingking kaki rara, menahan nya dengan tangan satu nya “aku cabut yaa” rara yang merasa terancam segera menendang tubuh nana dengan kaki nya yang bebas tanpa ikatan.

Badan nana tersungkur ke belakang hingga menyebabkan sakit pada bokong nya karena menyentuh lantai , dengan emosi menggebu ia bangkit , kemudian tangan nya mulai mencengkram kuat dagu rara. Ia berkata “Kau melawan ha” dengan sorot mata tajam nya yang mematikan.

Sedangkna rara sedang menggelengkan kepala nya cepat berusaha agar wajah nya terlepas dari cengkraman tangan nana, karena cengkraman itu tak main-main sakit nyaa, bahkan kuku panjang lelaki itu serasa menusuk ke dalam kulit nya “lephhasss, imni sahkit” ucap nya tak jelas, ia ingin menangis.

Cengkraman itu di lepas kan oleh nana

“ku lihat perlawanan mu bagus sekali ya. baiklah, aku akan lepaskan ikatan beserta borgol nya” kemudian segera menoleh pada jeno

“Jenoo, boleh aku minta kunci borgol nya .? Yang diangguki oleh jeno “Kemari bantu aku melepas kan tali ini sayang” ucap nana

mendengarnya, jeno segera mendekati nana. Ia menatap rara dengan tajam. Lalu tangan nya mulai membuka ikatan tali pada kursi itu. Setelah selesai ia kembali ke tempat duduk nya tadi

Nana pun juga sudah selesai melepaskan borgol dari tangan rara “oke semua sudah terlepas, ayo rara kita bermain, aku ingin melihat seberapa hebat nya jika jalang seperti mu melawan hahahha”

“YAAAAA AKU BUKAN JALANNGGGG” rara berteriak marah dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.suara nya sangat keras, untung saja ruangann jeno kedap suara.

“YAAA!!!! Jalang, jangan berteriakk kuping ku sakit.” Itu suara renjun yang merasa risih akibat teriakan rara, ia takut jika baby nya nanti terkejut karena mendengar suara teriakan setan.

“SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN JALAAANGGGG” teriakan itu semakiin kencang. Rara berjalan tergesa ke arah renjun ia merasa sangat marah karena perkataan yang keluar dari lelaki itu, sambil bibir nya terus berulang kata “aku bukan jalang, aku bukan jalang,aku bukan jalang”

Namun baru 5 langkah ia berjalan , tubuh nya langsung tersungkur dengan lututnya yang mendarat di lantai dan kukit kepala nya serasa ingin lepas karena tarikan yang terasa pada pada rambut nya.

Yap itu nana yang baru saja menendang tubuh rara dengan kakinya dan tangan nya yang menjambak kuat rambut perempuan itu.

“jika kau berani melukai teman ku bahkan hanya dengan segores luka, maka aku tak akan segan-segan mematahkan jari mu”

Namun rara memberontak, ia hendak menampar nana yang menunduk sambil menyodorkan muka di hadapanya, saat tangan rara terayun, jari nya di tahan lalu di cengkram kuat oleh lawan nya. Ia ingin melepaskan tapi cengkraman tangan itu terlalu kuat.

Karena nana yang tanpa ampun semakin mencengkram jari itu kuat hingga 'kreeek' semua tulang jari rara berbunyi.

“Kau bermain dengan orang yang salah nona” ucap nana dengan desisan tajam nya

“Aaaakkkkk sakittt sshhh” rara mendesis sakit saat rambut nya semakin tertarik kuat ke arah belakang serta jari kanan nya yang serasa ingin patah.

Rara kembali mengayunkan tangan nya yang bebas untuk menyerang nana, tapi dengan cepat nana mendorong tubuh itu dan menekan rara di sudut meja kerjanya

“Lemahh cih” nana berdecih melihat penampilan rara. Kini gaun putih yang rara kenakan sudah terlihat sangat kacau , dengan kepala rara yang dia tekan ke atas meja menggunakan tangannya, kedua tangan rara pun ia pelintir ke belakang, nafas rara tersenggal, perut nya sakit sudut meja itu tumpul namun sangat tajam menusuk perut nya.belum lagi tekanan yang dibuat sengaja oleh nana.

“hanya segitu kekuatan mu untuk melawan hah” suara nana terdengar rendah.tepat di telinga rara

Kemudian tangan nana bergerak memelintir rambut perempuan itu dan menarik nya lalu melemparkan badan rara hingga terjatuh kembali di lantai , dengan segera dia menduduki perut perempuan itu, tangan nya menampar keras pipi rara berkali-kali , hingga perempuan itu hanya bisa menangis. Tanpa perlawanan lagi.

“Itu belum seberapa dengan rasa sakit atas penghinaan mu kemariiiin” nana berteriak geramm pada ujung kalimatnya, sungguh dia kesal jika mengingat perempuan ini telah berani menghina nya.

Kemarin nana hanya diam tapi kini nana seperti buta mata, mata nya memerah dengan tangan yang mencekik leher rara kuat.

“akhh seksakhhh uhuk” rara menggenggam tangan nana yang berada di leher nya , mata nya sudah basah oleh air mata,nafas nya serasa di ujung, sangat sesak, ia berharap lelaki ini mau memberi kan nya ampunan.

Nana memberikan tekanan kuat pada leher rara sebelum melepaskan nya. Untung saja akal nya kembali , jika tidak bisa saja beberapa menit lagi rara akan mati karena kehabisan nafas.

“Hah hah hah” rara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat tangan itu melepas cekikan nyaa

“Hiks hikss” rara menangis sembari menelungkup kan badan nya pada lantai,kenapa nana tega pikir nya.

Baru merasakan kelegaan sebentar pada badan nya yang sakit, kini semakin bertambah sakit saat merasakan punggung nyaa kembali di sentuh menggunakan kaki oleh nana yang berupa sebuah injakkan kuat pada punggung nya “akkhh sa- kit” ucap nya terbata dengan nafas berat nya.

Kemudian lutut nana menggantikan peran punggung kaki nya dalam menekan tubuh rara, yaa menekan adalah keahlian nana.

Tangan nana kembali meraih wajah rara dan mencengkramnya kuat. lalu menolehkan kepala rara ke arah samping untuk menatap nya, gerakan nya sangat kuat , hingga bunyi suara tulang kembali terdengar “Kreek” semoga saja tulang leher rara tidak patah.

“Cukupphh, ampunnhhh akuh hah menyerahh, badan ku hikss sudah sakit semuaa na hiks hiks” rara menangis memohon ampun. Badannya serasa remuk akibat badannya yang di lempar kesana kemari oleh nana.

“Sudah menyereah ? Semudah itu hah?” Nana menggoyangkkan wajah itu dengan tangan nya “kemana muka mu serta suara sombongmu saat menghina ku kemarin hah” nana berteriak keras seraya mendorong kepala rara ke arah depan dan menyebabkan kepala rara membentur lantai hingga menimbulkan suara benturan yang lumayan keras.

Kepala rara pusing, kapan siksaan ini selesai fikir nya, namun belum juga mendapatkan kelegaan pada badannya, ia kembali memekik keras.

“AAAAAAAKKKKKKKK” pekikan itu terdengar sangat pilu karena yang mempunyai suara sudah tak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suara, namun terpaksa reflek berteriak karna rasa sakit yang mendera pergelangan tangan kanan nya. ini lebih sakit dari yang tadii, pergelangan tangan nya serasa patah , akibat nana yang memutar pergelangan tangan milik nya searah dengan putaran jarum jam

“Sakit sekaliii na hikss” tangan rara yang bebeas memukuli lantai berharap rasa sakit nya hilang “aku mohonnhh lepaskan aku, aku janji tak akan menganggu mu dan jenolagi setelah ini hiks, ku mohon lepaskan aku na hiks” di sela tangisan nyaa rara memohon.

Nana tersenyum puas,ia segera bangkit dari posisi nya setelah sedikit meloncat pada punggung itu , lalu nana meminta lele membawa kotak yang telah ia persiapkan, ke hadapan nya.

Lele menyerahkan kotak yang ia bawa pada nana, lalu matanya menatap perempuan yang menurut nya sangat tidak tau diri itu, kemudian ia tersenyum remeh. Dan berkata “Bukan kah sudah ku bilang nona, untuk berhenti sebelum kamu mendapat balasan, tetapi kamu terlalu sombong hingga berani mengacuhkan” ucap nya, dan hanya mendapat jawaban berupa tangisan dari gadis itu.

“Kembali ke sana le” perintah nana dan ia segera kembali pada tempat nya.

Sekarang sudah terdapat gunting pada salah satu tangan nana, kemudian ia kembali menyeret tubuh lemah rara, dan menduduk kan nya pada kursi kerja.

“Aku ingin memberi sedikit sentuhan pada rambut indah mu ini”

Dengan lihai tangan nana bekerja memotong sisi kanan serta sisi kiri rambut rara, ia memotong acak hingga menyebabkan kekacauan pada rambut rara. Dan tangan nya kembali mencari benda pada kotak tadi , setelah ketemu, ia langsung mencolokkan kabel pada stop kontak di bawah meja rara.

Kemudian melanjutkan kegitan nya yang sempat terjeda. tangan nya kembali memberi karya pada kepala rara, membentuk sebuah jalan di pertengahan rambut rara hingga rambut itu botak hanya pada bagian tengah nya saja. 😂

“Cantiikk sekaliii, kulit kepala mu jadi mengkilappp rara ahahhaha” tawa nana terdengar seakan ia merasa sangat puas melihat hasil karya tangan nya. Sementara rara hanya bisa menangiss, ingin melawan namun tak sepadan, badan nya lemas serta nyali nya kini pun sudah tak ada, ia tak berani pada pria ini, nana seperti monster kejam, fikir rara.

Nana berjalan ke arah belakang rara dengan tangan yang menggenggam sebuah spidol permanen, kemudian menuliskan satu kalimat memanjang pada punggung itu, serta memberi tanda ❌ pada gaun rara di bagian depan, menggunakan pilox berwarna merah.

“Pelakorrr, tak tau diri” itu suara lele yang sedang membaca tulisan yang nana buat pada punggung rara “kk nana sangaat pintar mendeskripsikan seseorang yaa” kemudian lele tertawa dengan suara lumba-lumba nya. di ikuti pula oleh renjun serta jeno yang juga ikut tertawa, semua orang di ruangan itu tertawa kecuali rara.

“Hiks hiks” isakan rara terdengar dan berhasil menarik perhatian nana yang sedang tertawa bersama ketiga orang lain nya.

Nnaa mengelus rambut wanita itu “aku mau membuat satu penawaran lagi rara” mata nya membawa sorotan intimidasi yang sangat terasa pada diri rara.

“kamu ingin keluar dari ruangan ini dengan nyawa atau tanpa nyawa hm .?” suara itu bertanya dengan nada lembut tapi tidak dengan perlakuan nya, karena entah sejak kapan tangan nana sudah memegang sebuah pisau, yang kemudian ia arah kan ke arah leher rara hingga sedikit menekan urat nadi perempuan itu

Tentu saja dari box yang isi nya sudah di persiapkan oleh nana ra.

“Dengan Nyawa” jawab rara. Dengan suara nya yang bergetar ketakutan.

Nana mengangguk puas “kalau begitu kau harus berjanji untuk tidak menuntut kejadian ini di waktu yang akan datang, kau setuju .?” Nana semakin menekan dalam pisau nya. Sehingga menimbulkan sedikit luka pada leher jenjang itu.

Melihat rara mengangguk setuju dengan cepat, ia menjauhkan pisau tersebut. Dan berjalan kembali ke sisi meja. Setelah mendapat apa yang ia cari , ia segera menghampiri rara.

“kalau begitu tanda tangani ini” ucap nana sembari menyodorkan selembar kertas kepada rara. Dimana kertas itu sudah dibubuhi materai 6000 diatas nya

“tanda tangani surat perjanjian ini, jika kau melanggar, aku akan menuntut mu kembali, bahkan tak gentar untuk menghabisi nyawa mu rara” ucap nya dengan senyum maniss, Tangan nya meraih tangan rara menuntun nya untuk segera membubuhkan tanda tangan milik nya .

Rara tak punya pilihan lain, dari pada kehilangan nyawa , ia lebih memilih bungkam, manusia dihadapannya ini seperti monster gila. Lalu dengan terpaksa ia mengikat janji resmi ini. Tanda tangan nya ia bubuhkan maka selesai, mulai hari inj, mulut mu akan 'terbungkam' selama nya rara.

Jeno yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai mengeluarkan suara nya kembali “keluarlah pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini, kau di pecat , uang pesangon mu akan segera di kirim ke rekening mu rara”

Rara mengerti dan ia segera berdiri , namun langkah nya terhenti tepat di depan kaca yang memperlihatkan penampilan nya “AAAAAAA” dia histeris dengan mata melebar serta mulut yang terbuka ketika berteriak.rambut indah kebanggaan nya kini hancurr tak karuan

Nana tertawa “Apaaa kau suka .? Atau kau ingin merasakan sentuhan tangan ku lagi ? ” ucap nana , namun segera mendapat gestur penolakan dari rara

“jika dalam hitungan kelima kau tak keluar dari ruangan ini, maka rambutmu bukan hanya tengah nya saja yang hilang , tapi seluruh nya akan segera ku botaki juga”

5

Rara panik, dengan tubuh yang di dominasi rasa sakit, ia tergesa menghampiri meja kerja nya untuk memasukkan semua barang bawaan nya pada tas nya.

4

Barang-barang nya masuk dengan berantakan ke dalam tas nya, ia melihat nana melangkah ke arah nya dan menjadi semakin panik

3

Mata rara memlotot kaget saat nana sudah berada di hadapan nya

2

Dengan segera rara berlari meninggal kan ruangan itu, jantung nya berdetak kencang, ia berjanji tak akan pernah kembali lagi pada ruangan itu.

1

Pintu tertutup, rara telah keluar, Kaki nya melangkahh di koridor lantai itu, kini setiap mata yang berpapasan dengan nya melihat nyaa aneh, pasti mereka menganggap rara itu orang gilaa. Denga rambut yang botak hanya pada tengah kepala nya saja, serta baju penuh coretan tangan karena ulah nana, sungguh malu dia.

Rara semakin mempercepat langkah nya, hingga ia sampai di pintu keluar, setelah melewati setiap manusia yang mentertawakan penampilan nya. Sungguh Hingga mati pun rara akan mengingat kejadian ini, rasanya dia ingin tenggelam saja ke dasar laut. Sungguh memalukan.

Sedari awal seharus nya ia sadar kelakuan buruk pasti akan menuai hasil yang buruk pula, kini ia tanggung akibat nya, dan berjanji tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Aminkan, Semoga di tepati oleh rara.

“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.

“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”

Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan nana. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.

Nana tersenyum mengejek “Akibat nya yaa ?? Tanya nana. seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat apa yang akan aku dapat kan hmm”

Satu Tangan nana yang menggenggam tang mulai mendekati jari kelingking kaki rara, menahan nya dengan tangan satu nya “aku cabut yaa” rara yang merasa terancam segera menendang tubuh nana dengan kaki nya yang bebas tanpa ikatan.

Badan nana tersungkur ke belakang hingga menyebabkan sakit pada bokong nya karena menyentuh lantai , dengan emosi menggebu ia bangkit , kemudian tangan nya mulai mencengkram kuat dagu rara. Ia berkata “Kau melawan ha” dengan sorot mata tajam nya yang mematikan.

Sedangkna rara sedang menggelengkan kepala nya cepat berusaha agar wajah nya terlepas dari cengkraman tangan nana, karena cengkraman itu tak main-main sakit nyaa, bahkan kuku panjang lelaki itu serasa menusuk ke dalam kulit nya “lephhasss, imni sahkit” ucap nya tak jelas, ia ingin menangis.

Cengkraman itu di lepas kan oleh nana

“ku lihat perlawanan mu bagus sekali ya. baiklah, aku akan lepaskan ikatan beserta borgol nya” kemudian segera menoleh pada jeno

“Jenoo, boleh aku minta kunci borgol nya .? Yang diangguki oleh jeno “Kemari bantu aku melepas kan tali ini sayang” ucap nana

mendengarnya, jeno segera mendekati nana. Ia menatap rara dengan tajam. Lalu tangan nya mulai membuka ikatan tali pada kursi itu. Setelah selesai ia kembali ke tempat duduk nya tadi

Nana pun juga sudah selesai melepaskan borgol dari tangan rara “oke semua sudah terlepas, ayo rara kita bermain, aku ingin melihat seberapa hebat nya jika jalang seperti mu melawan hahahha”

“YAAAAA AKU BUKAN JALANNGGGG” rara berteriak marah dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.suara nya sangat keras, untung saja ruangann jeno kedap suara.

“YAAA!!!! Jalang, jangan berteriakk kuping ku sakit.” Itu suara renjun yang merasa risih akibat teriakan rara, ia takut jika baby nya nanti terkejut karena mendengar suara teriakan setan.

“SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN JALAAANGGGG” teriakan itu semakiin kencang. Rara berjalan tergesa ke arah renjun ia merasa sangat marah karena perkataan yang keluar dari lelaki itu, sambil bibir nya terus berulang kata “aku bukan jalang, aku bukan jalang,aku bukan jalang”

Namun baru 5 langkah ia berjalan , tubuh nya langsung tersungkur dengan lututnya yang mendarat di lantai dan kukit kepala nya serasa ingin lepas karena tarikan yang terasa pada pada rambut nya.

Yap itu nana yang baru saja menendang tubuh rara dengan tangan yang menjambak rambut perempuan itu.

“jika kau berani melukai teman ku bahkan hanya dengan segores luka, maka aku tak akan segan-segan mematahkan jari mu”

Namun rara memberontak, ia hendak menampar nana yang menunduk sambil menyodorkan muka di hadapanya, saat tangan rara terayun, jari nya di tahan lalu di cengkram kuat oleh lawan nya. Ia ingin melepaskan tapi cengkraman tangan itu terlalu kuat.

Karena nana yang tanpa ampun semakin mencengkram jari itu kuat hingga 'kreeek' semua tulang jari rara berbunyi.

“Aaaakkkkk sakittt sshhh” rara mendesis sakit saat rambut nya semakin tertarik kuat ke arah belakang serta jari kanan nya yang serasa ingin patah.

Rara kembali mengayunkan tangan nya yang bebas untuk menyerang nana, tapi dengan cepat nana mendorong tubuh itu dan menekan rara di sudut meja kerjanya

“Lemahh cih” nana berdecih melihat penampilan rara. Kini gaun putih yang rara kenakan sudah terlihat sangat kacau , dengan kepala rara yang dia tekan ke atas meja menggunakan tangannya, kedua tangan rara pun ia pelintir ke belakang, nafas rara tersenggal, perut nya sakit sudut meja itu tumpul namun sangat tajam menusuk perut nya.belum lagi tekanan yang dibuat sengaja oleh nana.

“hanya segitu kekuatan mu untuk melawan hah” suara nana terdengar rendah.tepat di telinga rara

Kemudian tangan nana bergerak memelintir rambut perempuan itu dan menarik nya dan melemparkan badan rara hingga terjatuh kembali di lantai , dengan segera dia menduduki perut perempuan itu, tangan nya menampar keras pipi rara berkali-kali , hingga perempuan itu hanya bisa menangis. Tanpa perlawanan lagi.

“Itu belum seberapa dengan rasa sakit atas penghinaan mu kemariiiin” nana berteriak geramm pada ujung kalimatnya, sungguh dia kesal jika mengingat perempuan ini telah berani menghina nya.

Kemarin nana hanya diam tapi kini nana seperti buta mata, mata nya memerah dengan tangan yang mencekik leher rara kuat.

“akhh seksakhhh uhuk” rara menggenggam tangan nana yang berada di leher nya , mata nya sudah basah oleh air mata,nafas nya serasa di ujung, sangat sesak, ia berharap lelaki ini mau memberi kan nya ampunan.

Nana memberikan tekanan kuat pada leher rara sebelum melepaskan nya. Untung saja akal nya kembali , jika tidak bisa saja beberapa menit lagi rara akan mati karena kehabisan nafas.

“Hah hah hah” rara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat tangan itu melepas cekikan nyaa

“Hiks hikss” rara menangis sembari menelungkup kan badan nya pada lantai,kenapa nana tega pikir nya.

badan nya yang sakit, kini semakin bertambah sakit saat merasakan punggung nyaa kembali di sentuh menggunakan kaki oleh nana yang berupa sebuah injakkan kuat pada punggung nya “akkhh sa- kit” ucap nya terbata dengan nafas berat nya.

Kemudian lutut nana menggantikan peran punggung kaki nya dalam menekan tubuh rara, yaa menekan adalah keahlian nana.

Tangan nana kembali meraih wajah rara dan mencengkramnya kuat. lalu menolehkan kepala rara ke arah samping untuk menatap nya, gerakan nya sangat kuat , hingga bunyi suara tulang kembali terdengar “Kreek” semoga saja tulang leher rara tidak patah.

“Cukupphh, ampunnhhh akuh hah menyerahh, badan ku hikss sudah sakit semuaa na hiks hiks” rara menangis memohon ampun. Badannya serasa remuk akibat badannya yang di lempar kesana kemari oleh nana.

“Sudah menyereah ? Semudah itu hah?” Nana menggoyangkkan wajah itu dengan tangan nya “kemana muka mu serta suara sombongmu saat menghina ku kemarin hah” nana berteriak keras seraya mendorong kepala rara ke arah depan dan menyebabkan kepala rara membentur lantai hingga menimbulkan suara benturan yang lumayan keras.

Kepala rara pusing, kapan siksaan ini selesai fikir nya, namun belum juga mendapatkan kelegaan pada badannya, ia kembali memekik keras.

“AAAAAAAKKKKKKKK” pekikan itu terdengar sangat pilu karena yang mempunyai suara sudah tak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suara, namun terpaksa reflek berteriak karna rasa sakit yang mendera pergelangan tangan kanan nya. ini lebih sakit dari yang tadii, pergelangan tangan nya serasa patah , akibat nana yang memutar pergelangan tangan milik nya searah dengan putaran jarum jam

“Sakit sekaliii na hikss” tangan rara yang bebeas memukuli lantai berharap rasa sakit nya hilang “aku mohonnhh lepaskan aku, aku janji tak akan menganggu mu dan jenolagi setelah ini hiks, ku mohon lepaskan aku na hiks” di sela tangisan nyaa rara memohon.

Nana tersenyum puas,ia segera bangkit dari posisi nya setelah sedikit meloncat pada punggung itu , lalu nana meminta lele membawa kotak yang telah ia persiapkan, ke hadapan nya.

Lele menyerahkan kotak yang ia bawa pada nana, lalu matanya menatap perempuan yang menurut nya sangat tidak tau diri itu, kemudian ia tersenyum remeh. Dan berkata “Bukan kah sudah ku bilang nona, untuk berhenti sebelum kamu mendapat balasan, tetapi kamu terlalu sombong hingga berani mengacuhkan” ucap nya, dan hanya mendapat jawaban berupa tangisan dari gadis itu.

“Kembali ke sana le” perintah nana dan ia segera kembali pada tempat nya.

Sekarang sudah terdapat gunting pada salah satu tangan nana, kemudian ia kembali menyeret tubuh lemah rara, dan menduduk kan nya pada kursi kerja.

“Aku ingin memberi sedikit sentuhan pada rambut indah mu ini”

Dengan lihai tangan nana bekerja memotong sisi kanan serta sisi kiri rambut rara, ia memotong acak hingga menyebabkan kekacauan pada rambut rara. Dan tangan nya kembali mencari benda pada kotak tadi , setelah ketemu, ia langsung mencolokkan kabel pada stop kontak di bawah meja rara.

Kemudian melanjutkan kegitan nya yang sempat terjeda. tangan nya kembali memberi karya pada kepala rara, membentuk sebuah jalan di pertengahan rambut rara hingga rambut itu botak hanya pada bagian tengah nya saja. 😂

“Cantiikk sekaliii, kulit kepala mu jadi mengkilappp rara ahahhaha” tawa nana terdengar seakan ia merasa sangat puas melihat hasil karya tangan nya. Sementara rara hanya bisa menangiss, ingin melawan namun tak sepadan, badan nya lemas serta nyali nya kini pun sudah tak ada, ia tak berani pada pria ini, nana seperti monster kejam, fikir rara.

Nana berjalan ke arah belakang rara dengan tangan yang menggenggam sebuah spidol permanen, kemudian menuliskan satu kalimat memanjang pada punggung itu, serta memberi tanda ❌ pada gaun rara di bagian depan, menggunakan pilox berwarna merah.

“Pelakorrr, tak tau diri” itu suara lele yang sedang membaca tulisan yang nana buat pada punggung rara “kk nana sangaat pintar mendeskripsikan seseorang yaa” kemudian lele tertawa dengan suara lumba-lumba nya. di ikuti pula oleh renjun serta jeno yang juga ikut tertawa, semua orang di ruangan itu tertawa kecuali rara.

“Hiks hiks” isakan rara terdengar dan berhasil menarik perhatian nana yang sedang tertawa bersama ketiga orang lain nya.

Nnaa mengelus rambut wanita itu “aku mau membuat satu penawaran lagi rara” mata nya membawa sorotan intimidasi yang sangat terasa pada diri rara.

“kamu ingin keluar dari ruangan ini dengan nyawa atau tanpa nyawa hm .?” suara itu bertanya dengan nada lembut tapi tidak dengan perlakuan nya, karena entah sejak kapan tangan nana sudah memegang sebuah pisau, yang kemudian ia arah kan ke arah leher rara hingga sedikit menekan urat nadi perempuan itu

Tentu saja dari box yang isi nya sudah di persiapkan oleh nana ra.

“Dengan Nyawa” jawab rara. Dengan suara nya yang bergetar ketakutan.

Nana mengangguk puas “kalau begitu kau harus berjanji untuk tidak menuntut kejadian ini di waktu yang akan datang, kau setuju .?” Nana semakin menekan dalam pisau nya. Sehingga menimbulkan sedikit luka pada leher jenjang itu.

Melihat rara mengangguk setuju dengan cepat, ia menjauhkan pisau tersebut. Dan berjalan kembali ke sisi meja. Setelah mendapat apa yang ia cari , ia segera menghampiri rara.

“kalau begitu tanda tangani ini” ucap nana sembari menyodorkan selembar kertas kepada rara. Dimana kertas itu sudah dibubuhi materai 6000 diatas nya

“tanda tangani surat perjanjian ini, jika kau melanggar, aku akan menuntut mu kembali, bahkan tak gentar untuk menghabisi nyawa mu rara” ucap nya dengan senyum maniss, Tangan nya meraih tangan rara menuntun nya untuk segera membubuhkan tanda tangan milik nya .

Rara tak punya pilihan lain, dari pada kehilangan nyawa , ia lebih memilih bungkam, manusia dihadapannya ini seperti monster gila. Lalu dengan terpaksa ia mengikat janji resmi ini. Tanda tangan nya ia bubuhkan maka selesai, mulai hari inj, mulut mu akan 'terbungkam' selama nya rara.

Jeno yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai mengeluarkan suara nya kembali “keluarlah pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini, kau di pecat , uang pesangon mu akan segera di kirim ke rekening mu rara”

Rara mengerti dan ia segera berdiri , namun langkah nya terhenti tepat di depan kaca yang memperlihatkan penampilan nya “AAAAAAA” dia histeris dengan mata melebar serta mulut yang terbuka ketika berteriak.rambut indah kebanggaan nya kini hancurr tak karuan

Nana tertawa “Apaaa kau suka .? Atau kau ingin merasakan sentuhan tangan ku lagi ? ” ucap nana , namun segera mendapat gestur penolakan dari rara

“jika dalam hitungan kelima kau tak keluar dari ruangan ini, maka rambutmu bukan hanya tengah nya saja yang hilang , tapi seluruh nya akan segera ku botaki juga”

5

Rara panik, dengan tubuh yang di dominasi rasa sakit, ia tergesa menghampiri meja kerja nya untuk memasukkan semua barang bawaan nya pada tas nya.

4

Barang-barang nya masuk dengan berantakan ke dalam tas nya, ia melihat nana melangkah ke arah nya dan menjadi semakin panik

3

Mata rara memlotot kaget saat nana sudah berada di hadapan nya

2

Dengan segera rara berlari meninggal kan ruangan itu, jantung nya berdetak kencang, ia berjanji tak akan pernah kembali lagi pada ruangan itu.

1

Pintu tertutup, rara telah keluar, Kaki nya melangkahh di koridor lantai itu, kini setiap mata yang berpapasan dengan nya melihat nyaa aneh, pasti mereka menganggap rara itu orang gilaa. Denga rambut yang botak hanya pada tengah kepala nya saja, serta baju penuh coretan tangan karena ulah nana, sungguh malu dia.

Rara semakin mempercepat langkah nya, hingga ia sampai di pintu keluar, setelah melewati setiap manusia yang mentertawakan penampilan nya. Sungguh Hingga mati pun rara akan mengingat kejadian ini, rasanya dia ingin tenggelam saja ke dasar laut. Sungguh memalukan.

Sedari awal seharus nya ia sadar kelakuan buruk pasti akan menuai hasil yang buruk pula, kini ia tanggung akibat nya, dan berjanji tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Semoga di tepati.

Pintu ruangan itu kembali terbuka, Memperlihatkan 3 orang pria masuk kedalam sana.

Membuat rara bingung, apa lagi ketika salah satu dari mereka mendekati jeno.

“Sayang apa kamu menunggu lama” ucap salah satu pria yang baru masuk.kemudian memberikan kecupan singkat pada bibir jeno. Lihat lah mata rara terbelakak saat melihat itu.

“Tidak terlalu lama sayang, tapi cukup membuat ku muak” jawab jeno. Yap benar yang dimaksud “sayang” oleh jeno itu ya nana.

Kemudian nana mengalihkan atensi nya pada wanita yang sedang terikat pada kursi, dengan tangan nya yang sedang terborgol di belakang punggungnya.

“Heiii jalang, apa yang sedang kamu lakukan ha ” ucap nana, kemudian nana tertawa pada posisi nya. Dan semakin tertawa keras saat wanita itu juga menatap tajam ke dalam matanya

“kau yang jalang, sudah tak ada hubungan tetapi masih saja berniat menggoda jeno, dan kamu bertanya apa yang akan aku dan jeno lakukan .?” Ia berdecih remeh “Jawabannya, kami akan bermain sentuh-menyentuh pada sekujur badan hingga menimbulkan desahan, tapi kamu mengganggu. Pergilah kami ingin melanjutkan kegiatan, benar kan jeno.?” Mata itu menatap jeno namun di balas jeno dengan rotasi mata yang terlihat malas tertuju pada rara.

Jeno berjalan ke arah kekasih nya. lengannya melingkar mesra pada pinggang nana. Dagu nya bertumpu pada bahu yang lumayan lebar itu. “Sayang tugas ku sudah selesai , cepat eksekusi mangsa mu aku sudah muakk sekali melihat wajah menjijikkan itu” jeno menunjuk rara dengan dagu nya, sehingga menyebabkan mata rara terbelalak.

“Apa yang kalian rencanakan haah, jeno!! Apa maksud muu , kau menjebakku hah” rara berteriak frustasi, ia meminta penjelas, namun jeno hanya menatap nya remeh

“Mangsamu sudah mulai melawan baby” jeno memberi pijatan halus pada pundak nana “puaskan dirimu aku akan melihat nya dari sudut sana” tunjuk jeno pada sudut yang sudah ada renjun serta chenle, mereka duduk di atas sofa dengan kaki mereka yang menyilang santai. dan jeno mulai berjalan meninggal kan kekasih nya yang sedang menyeringai menatap ke arah mangsa nya

Jung jeno sekarang sedang duduk di sofa yang menghadap meja sekretaris nya yang masih kosong. kemana wanita itu pikirnya , sungguh dia sudah tak sabar ingin bertemu rasa nya.

Setelah 15 menit menunggu, pintu ruangan itu terbuka. Menampakan seorang wanita bergaun putih yang menampakkan bahu mulus nya. Woowww wanita itu ingin bekerja atau ingin berpesta ?

Jeno berjalan mendekati wanita itu. Dan berhenti tepat di hadapan nya -sebut saja rara- yang sedang tersipu malu tak karuan entah karena apa

“Jen apa kamu sudah putus dengan nana” tanpa tau malu ia melingkarkan tangan nya pada lengan jeno, ia sudah begitu pd karena jeno tak menolak sentuhan nya, itu tanda jeno sudah menerimanya bukan .?

Tapi bukan nya menjawab jeno malah mengalihkan pertanyaan “Kenapa berpakaian seperti ini , kamu jadi terlihat sexy” ucap jeno.mendengar hal itu semakin membuat rasa percaya diri rara meningkat “tentu saja untuk membuat mu senang jeno”

“Kamu ingin membuat ku senang .? Mau bermain bersama ku”

Alis rara terangkat dengan seringaian menjijikkan terpatri di wajah cantik nya “jika kamu mengiginkan maka akan aku berikan” ucap nya dan semakin merapatkan diri pada jeno

Tangan jeno bergerak merogoh saku pada jas hitam nya seperti mencari sesuatu yang sedang ia butuh kan . Saat mendapat kan nya. Ia menggantungkan benda tersebut pada jari nya tepat di hadapan muka rara “aku ingin bermain tapi kamu harus menggunakan ini” ucap jeno dengan tatapan menggoda rara

“Daddy kinky heh” rara semakin menggoda jeno dengan ucapan nya serta gestur tubuh yang ia buat se sensual mungkin “ kalau begitu borgol saja, tak apa... Daddy “

Hati rara saat ini sungguh berbunga. “Lihat nana, jeno memang tak mebutuhkan mu. Buktinya, jeno tak bersedih sedikit pun saat kalian putus tapi dia malah mengajak ku bermain untuk menghampiri surga dunia” Ucap Batin rara

“Berbalik rara dan letakkan tangan mu ke belakang”

Rara segera mengikuti perintah jeno, tanpa tau di belakang nya jeno tengah menahan muak melihat tingkah jalang nya kini. Saat selesai memborgol tangan rara, jeno tersenyum puas dan sekarang hanya perlu langkah selanjutnya

“Duduk di kursi mu rara, aku sungguh ingin mengikat mu di sana” bisik jeno di kuping rara

Rara tersenyum, dia benar-benar tak sabar menunggu permainan apa yang akan jeno berikan padanya , duluu partner sex nya memang pernah mengajak dia bercinta dengan gaya seperti ini, tapi jeno beda. Dia mampu membuat rara merasa kan nikmat hanya dari tatapan mata nya saja. Bitch

Tangan rara sudah terikat. Kemudian jeno segera mengambil ponsel di saku celana nya. lalu jemari nya dengan cepat mengetikkan sesuatu pada layar datar itu.dan mengirimkan nya pada seseorang, tanda bahwa tugas nya telah selesai.

“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakuakan.

“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”

Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.

“Akibat nya yaa ?? Tanya nana dengan seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat yang akan aku dapat kan hmm”

Satu Tangan nana yang menggenggam tang mulai mendekati jari kelingking kaki rara, menahan nya dengan tangan satu nya “aku cabut yaa” rara yang merasa terancam segera menendang tubuh nana dengan kaki nya yang bebas.

Badan nana tersungkur ke belakang hingga menyebabkan sakit pada bokong nya ynag menyentuh lantai , dengan emosi menggebu ia bangkit , kemudian tangan nya mulai mencengkram kuat dagu rara. Ia berkata “Kau melawan ha” dengan sorot mata tajam nya yang mematikan.

Sedangkna rara sedang menggelengkan kepala nya cepat berusaha agar wajah nya terlepas dari cengkraman tangan nana, karena cengkraman itu tak main-main sakit nyaa, bahkan kuku panjang lelaki itu serasa menusuk ke dalam kulit nya “lephhasss, imni sahkit” ucap nya tak jelas, ia ingin menangis.

Cengkraman itu di lepas kan oleh nana

“ku lihat perlawanan mu bagus sekali ya. baiklah, aku akan lepaskan ikatan beserta borgol nya” kemudian segera menoleh pada jeno

“Jenoo, boleh aku minta kunci borgol nya .? Yang diangguki oleh jeno “Kemari bantu aku melepas kan tali ini sayang” ucap nana

mendengarnya, jeno segera mendekati nana. Ia menatap rara dengan tajam. Lalu tangan nya mulai membuka ikatan tali pada kursi itu.

Nana pun juga sudah selesai melepaskan borgol dari tangan rara “oke semua sudah terlepas, ayo rara kita bermain, aku ingin melihat seberapa hebat nya jika jalang seperti mu melawan hahahha”

“YAAAAA AKU BUKAN JALANNGGGG” rara berteriak marah dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.suara nya sangat keras, untung saja ruangann jeno kedap suara.

“YAAA!!!! Jalang, jangan berteriakk kuping ku sakit.” Itu suara renjun yang merasa risih akibat teriakan rara, ia takut jika baby nya nanti terkejut karena mendengar suara teriakan setan.

“SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN JALAAANGGGG” teriakan itu semakiin kencang. Rara berjalan tergesa ke arah renjun ia merasa sangat marah karena perkataan yang keluar dari lelaki itu, sambil bibir nya terus berulang kata “aku bukan jalang, aku bukan jalang,aku bukan jalang”

Namun baru 5 langkah ia berjalan , tubuh nya sudah terhuyung kebelakang , kukit kepala nya serasa ingin lepas karena tarikan yang terasa pada pada rambut nya

“jika kau berani melukai teman ku bahkan hanya dengan segores luka, maka aku tak akan segan-segan mematahkan jari mu” ucap nana seraya menggenggam jemari rara

Namun rara tetap malawan, ia hendak menampar nana, namun jari nya di tahan lalu di cengkram kuat oleh lawan nya. Nana tanpa ampun mencengkram jari itu kuat hingga 'kreeek' semua tulang jari rara berbunyi.

“Aaaakkkkk sakittt” rara mendesis sakit saat rambut nya semakin tertarik kuat ke arah belakang serta jari nya yang serasa ingin patah.

Rara kembali mengayunkan tangan nya yang bebas untuk menyerang nana, tapi dengan cepat nana mendorong tubuh itu dan menekan rara di sudut meja kerjanya

“Lemahh cih” nana berdecih melihat penampilan rara. Kini gaun putih yang rara kenakan sudah terlihat sangat kacau ,kepala nya dia tekan ke atas meja, kedua tangan rara ia terpelintir ke belakang, nafas rara tersenggal, perut nya sakit sudut meja itu tumpul namun sangat tajam bagi perut nya.

“hanya segitu kekuatan mu untuk melawan hah” suara nana terdengar

Kembali tangan nana memelintir rambut perempuan itu dan menarik nya dan melemparkan badan rara hingga terjatuh di lantai , dengan segera dia menduduki perut perempuan itu, tangan nya menampar keras pipi rara berkali-kali , hingga perrmpuan itu hanya bisa menangis. Tanpa perlawanan lagi.

“Itu belum seberapa dengan rasa sakit atas penghinaan mu kemariiiin”

nana berteriak geramm sungguh kesal jika mengingat perempuan ini telah menghina nya. nana seperti butaaa, mata nya memerah dengan tangan yang mencekik leher rara kuat.

“akhh seksakhhh uhuk” rara menggenggam tangan nana yang berada di leher nya , mata nya sudah basah oleh air mata,nafas nya serasa di ujung, sangat sesak, ia berharap lelaki ini mau memberi kan nya ampunan.

“Hah hah hah” rara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat tangan itu melepas cekikan nyaa

“Hiks hikss” rara menangis sembari menelungkup kan badan nya pada lantai.badan nya yang sakit semakin bertambah sakit saat merasakan punggung nyaa di injakk menggunakan kaki “akkhh sa- kit” ucap nya terbata dengan nafas berat nya.

Kemudian lutut nana menggantikan peran punggung kaki nya dalam menekan tubuh rara, yaa menekan adalah keahlian nana.

Kemudian ia kembali meraih wajah rara dan mencengkramnya kuat. lalu menolehkan kepala rara ke arah samping untuk menatap nya, gerakan nya sangat kuat , hingga bunyi suara tulang kembali terdengar “Kreek” semoga saja tulang leher rara tidak patah.

“Cukupphh, ampunnhhh akuh hah menyerahh, badan ku hikss sudah sakit semuaa na hiks hiks” rara menangis memohon ampun. Badannya swrasa remuk akibat badannya yang di lempar kesana kemari oleh nana.

“Sudah menyereah ? Semudah itu hah?” Nana menggoyangkkan wajah itu dengan tangan nya “kemana muka mu serta suara sombongmu saat menghina ku kemarin hah” kepala rara membentur lantai akibat dari dorongan kuat yang nana berikan

“AAAAAAAKKKKKKKK” pekikan itu terdengar sangat pilu karena yang mempunyai suara sudah tak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suara, namun terpaksa reflek berteriak karna rasa sakit yang mendera pergelangan tangan nya. ini lebih sakit dari yang tadii, pergelangan tangan nya serasa ingin patah , akibat nana yang memutar pergelangan tangan milik nya searah dengan putaran jarum jam

“aku mohonnhh lepaskan aku, aku janji tak akan menganggu mu lagi setelah ini hiks, ku mohon lepaskan aku na hiks” di sela tangisan nyaa rara memohon

Nana tersenyum puas,ia segera bangkit dari posisi nya setelah sedikit meloncat pada punggung itu , lalu nana menghampiri lele. Untuk Meminta barang yang sudah ia siap kan sebelum berangkat ke sini.

SekarangSudah terdapat gunting pada salah satu tangan nana, kemudian ia kembali menyeret tubuh lemah rara, dan menduduk kan nya pada kursi kerja.

“Aku ingin memberi sedikit sentuhan pada rambut indah mu ini”

Dengan lihai tangan nana memotong sisi kanan serta sisi kiri rambut rara, ia memotong acak hingga menyebabkan kekacauan pada rambut rara. Dan tangan nya kembali mencari benda pada kotak tadi , setelah ketemu, ia langsung mencolokkan kabel pada stop kontak di bawah meja rara.

Kemudian melanjutkan kegitan nya yng sempat terjeda. tangan nya kembali memberi karya pada kepala rara, membentuk sebuah jalan di pertengahan rambut rara hingga rambut itu botak hanya pada bagian tengah nya saja. 😂

“Cantiikk sekaliii, kulit kepala mu jadi mengkilappp rara ahahhaha” ucap nana yang seakan merasa sangat puas melihat hasil karya tangan nya. Sementara rara hanya bisa menangiss, ingin melawan namun tak sepadan.

Nana berjalan ke arah belakang rara dengan tangan yang menggenggam sebuah spidol permanen, kemudian menuliskan satu kalimat memanjang pada punggung itu

“Pelakorrr, tak tau diri” itu suara lele yang sedang membaca tulisan yang nana buat pada punggung rara “kk nana sangaat pintar mendeskripsikan seseorang yaa” kemudian lele tertawa dengan suara lumba-lumba nya. di ikuti pula oleh renjun serta jeno yang juga ikut tertawa, semua orang di ruangan itu tertawa kecuali rara.

“Hiks hiks” isakan rara terdengar dan berhasil menarik perhatian nana yang sedang tertawa bersama ketiga orang lain nya.

Nnaa mengelus rambut wanita itu “aku mau membuat satu penawaran lagi rara” mata nya membawa sorotan intimidasi yang sangat terasa pada diri rara.

“kamu ingin keluar dari ruangan ini dengan nyawa atau tanpa nyawa hm .?” suara itu bertanya dengan nada lembut tapi tidak dengan perlakuan nya, karena entah sejak kapan tangan nana sudah memegang sebuah pisau, yang kemudian ia arah kan ke arah leher rara hingga sedikit menekan urat nadi perempuan itu

“Dengan Nyawa” jawab rara. Dengan suara nya yang bergetar. ketakutan

Nana mengangguk puas “kalau begitu kau harus berjanji untuk tidak menuntut kejadian ini di waktu yang akan datang, kau setuju .?” Nana semakin menekan dalam pisau nya. Sehingga menimbulkan sedikit luka pada leher jenjang itu.

Melihat rara mengangguk setuju dengan cepat, ia menjauhkan pisau tersebut. Dan berjalan kembali ke sisi meja. Setelah mendapat apa yang ia cari , ia segera menghampiri rara.

“kalau begitu tandantangani ini” ucap nana sembari menyodorkan selembar kertas kepada rara. Dimana kertas itu sudah dibubuhi materai 6000 diatas nya

“tanda tangani surat perjanjian kita hari ini, jika kau melanggar, aku akan menuntut mu kembali, bahkan tak gentar untuk menghabisi nyawa mu rara” ucap nya dengan senyum maniss, Tangan nya meraih tangan rara menuntun nya untuk segera membubuhkan tanda tangan milik nya .

Rara tak punya pilihan lain, dari pada kehilangan nyawa , ia lebih memilih bungkam, manusia dihadapannya ini seperti monster. Lalu dengan terpaksa ia memgikat janji resmi di atas materai. Tanda tangan nya ia bubuhkan maka selesai, mulut mu akan terbungkam selama nya rara.

Jeno yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai mengeluarkan suara nya kembali “keluarlah pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini, kau di pecat , uang pesangon mu akan segera di kirim ke rekening mu rara”

Rara mengerti dan ia segera berdiri , namun langkah nya terhenti tepat di depan kaca yang memperlihatkan penampilan nya “AAAAAAA” dia histeris dengan mata melebar serta mulut yang terbuka ketika berteriak.

Nana tertawa “Apaaa kau suka .? Atau kau ingin menambah sentuhan tangan ku lagi ? ” ucap nnaa , naymu segera mendapat gestur penolakan dari rara

“jika dalam hitungan kelima kau tak keluar dari ruangan ini, maka rambutmu bukan hanya tengah nya saja yang hilang , tapi seluruh nya akan segera ku botaki juga”

5

Rara panik ia dengan tergesa menghampiri meja kerja nya untuk memasukkan semua barang bawaan nya pada tas nya.

4

Barang-barang nya masuk dengan berantakan pada tas nya, ia melihat nana melangkah ke arah nya dan semakin panik

3

Mata rara memlotot kaget saat nana sudah berada di hadapan nya

2

Dengan segera rara berlari meninggal kan ruangan itu, jantung nya berdetak kencang, ia berjanji tak akan pernah kembali lagi pada ruangan itu.

1

Pintu tertutup, rara telah keluar, Kaki nya melangkahh di koridor lantai itu, kini setiap mata yang berpapasan dengan nya melihat nyaa aneh, pasti mereka menganggap rara itu orang gilaa. Dengan rambut yang botak hanya pada tengah kepala nya saja, serta baju penuh coretan tangan karena ulah nana, sungguh malu dia.

Rara semakin mempercepat langkah nya, hingga ia sampai di pintu keluar, setelah melewati setiap manusia yang mentertawakan penampilan nya. Sungguh Hingga mati pun rara akan mengingat kejadian ini, rasanya dia ingin tenggelam saja ke dasar laut. Sungguh memalukan.

Sedari awal seharus nya ia sadar kelakuan buruk pasti akan menuai hasil yang buruk pula, kini ia tanggung akibat nya, dan berjanji tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Semoga di tepati.

Hari sudah malam waktu juga sudah menunjukkan pukul 21:30 saat Pintu apartemen itu terbuka. menampakkan ruangan yang di dominasi dengan warna putih di sana.

yang di dalam nya sudah terdapat 8 orang yang sedang mendudukkan diri di sofa putih diruangan itu. Semua mata pun serentak menatap ke arah pintu yang telah di buka oleh seorang pria.

Itu jeno, dengan kedua tangan nya yang sedang menggendong nana. yang terlelap nyaman di dalam dekapan nya. (Ala pengantin baru)

Nana tertidur saat di perjalanan pulang tadi, yang memakan waktu hampir 1 jam, hingga mereka sampai pada apartemen nana.

Jeno masih terdiam di depan pintu, ia gugup semua mata melihat nyaa. Mereka bukanlah lagi remaja pasti mereka tau apa yang telah dia dan nana lakukan. Raut khawatir di wajah mereka segera tergantikan dengan senyum yang bisa jeno rasa sedang mengejeknya sekarang.

Jika bertanya kenapa mereka semua bisa masuk ke apartemen itu ? jawaban nya karena ada renjun, yang pernah di beri tahu oleh nana tentang password apartemen nya.

“Aku akan membawa nana ke kamar nya sebentar” lalu berlalu pergi memasuki kamar yang di pintu nya tergantung tulisan yang di bingkai pada frame foto “I Nana You”

setelah membersihkan tubuh nana, jeno segera kembali ke ruang tamu untuk menemui teman-temannya

“Sudah melepaskan tembakan pertama ya jen .?” Lucas bersuara saat melihat jeno sudah memasuki ruang tamu, kemudian mereka semua tertawa karena ucapan lucas “aaakkk sakit njun ” teriak lucas yang mendapatkan hadiah beruapa cubitan di perut, darii suami kecil nya.

“Dimana kk .?” jisung bertanya dengan tatapan jenaka serta alis yang ia naik turunkan untuk menggoda kk nya “kenapa kau kepo sekali sih” sahut lele

Jeno hanya tersenyum dan menggeleng pelan

“Tapi serius jen, nana bisa kelelahan seperti itu pasti permainan mu luar biasa” ucap liksa yang mana membuat muka hingga telinga jeno memerah.

“Wahh ini pertanda bahwa aku akan mendapatkan keponakan baru” ucap lucas menggebu dia sungguh bersemangat hahaha. tapi seketika bahu nya menurun lesu “tapi kapan aku bisa memberikan kalian keponakan ya” ucap lucas dengan wajah murung nya

Renjun di sebelah nya tersenyum lalu memberi tepukan halus pada bahu lucas sesekali ia mengelusnya “sudah kok kk” ia memberi senyum manis pada lucas

Mendengar penuturan renjun semua telinga di sana menajam karna penasaran “maksud nya yang” tanya lucas tak mengerti

Renjun berdiri kemudian meraih lengan lucas “ayo kita pulang, aku beri tahu di rumah” lucas yang masih tak mengerti pun hanya bisa mengangguk pasrah

“Kalian yang lain apa tak ingin pulang juga ?” Kalimat yang jeno lontar kan memang seperti sebuah pertanyaan , tapi di dalam nya tersirat pesan agar teman nya mempunyai kesadaran diri yang tinggi (peka).

“Lo ngusir kita jen” ini suara mark yang sedang memasang wajah melas nya menatap jeno karena merasa terusir

“Hanya berharap sebuah kepekaan saja” jawab jeno ia tertawa hingga terdapat bulan sabit di mata nya.

“Baiklah mari kita semua pulang, dan biar kan pasangan yang baru saja selesai bercinta mendapatkan istirahat nyaman nya wleeee” haechan berucap dengan lidah yang terjulur mengejek ke arah jeno.haechann sungguh baik dia pengertian tetapi tetap saja sifat jahil nya tak hilang-hilang padahal dia sudah memiliki anan.

Perlu waktu 5 menit untuk mereka bersiap meninggal kan apartemen nana. Saat mereka semua keluar dari sana.dan pintu tertutup lalu ruangan itu kembali kosong.jeno segera kembali kekamar milik kekasihnya.

Dia membersihkan tubuh nya dahulu sebelum tidur.setelah selesai. Ia berbaring di samping tubuh nana yang sudah terlelap dan sedang berjalan di alam mimpi.

tangan nya mengelus pipi mulus itu serta merpihkan poni yang menutupi mata kekasihnya.bibir nya mengecup kening nana.

Dalam benaknya ia terfikir betapa beruntung nya dia memiliki sosok ini yang mampu merubah semua dunia nya dan mampu menggenggam hati nya sekuat ini “i love you nana sampai kapan pun aku tak akan pernah bosan mengucapkan nya”

Ia melingkarkan tangan nya ke bahu nana dan menarik kekasihnya untuk semakin tenggelam pada dekapan hangat nya. Lalu ia memejamkan mata seraya berdoa semoga mereka di pertemukan di alam mimpi yang sama untuk tetap melanjutkan kisah cinta mereka.