“Apa yang harus aku lakukan pada mu yaa” nana berjongkok di hadapan rara sambil menopang dagunya menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.
“ah kuku mu sangat cantik ya, bagaimana jika aku memoles kutex merah alami di sini” tunjuk nana pada kuku-kuku kaki rara dengan tangan yang menggenggam sesuatu “dengan ini, pasti akan semakin cantik woowww”
Mata rara terlihat marah dan ada raut kecemasan pada wajah itu, apa lagi ketika melihat benda yang berada di tangan nana. Itu sebuah tang. Pikiran nya sudah tertuju pada suatu adegann “jangan macam-macam padaku atau kau akan tau akibat nyaa” desis rara dengan nada geram nya.
Nana tersenyum mengejek “Akibat nya yaa ?? Tanya nana. seraya menganggukkan kepala nya, ia tertawa. “Kalau begitu biar aku lakukan, aku ingin tau apa akibat yang akan aku dapat kan jika berani mecam-macam padamu hmm”
Satu Tangan nana yang menggenggam tang mulai mendekati jari kelingking kaki rara, menahan nya dengan tangan satu nya “aku cabut yaa” rara yang merasa terancam segera menendang tubuh nana dengan kaki nya yang bebas tanpa ikatan.
Badan nana tersungkur ke belakang hingga menyebabkan sakit pada bokong nya karena menyentuh lantai , dengan emosi menggebu ia bangkit , kemudian tangan nya mulai mencengkram kuat dagu rara. Ia berkata “Kau melawan ha” dengan sorot mata tajam nya yang mematikan.
Sedangkna rara sedang menggelengkan kepala nya cepat berusaha agar wajah nya terlepas dari cengkraman tangan nana, karena cengkraman itu tak main-main sakit nyaa, bahkan kuku panjang lelaki itu serasa menusuk ke dalam kulit nya “lephhasss, imni sahkit” ucap nya tak jelas, ia ingin menangis.
Cengkraman itu di lepas kan oleh nana
“ku lihat perlawanan mu bagus sekali ya. baiklah, aku akan lepaskan ikatan beserta borgol nya” kemudian segera menoleh pada jeno
“Jenoo, boleh aku minta kunci borgol nya .? Yang diangguki oleh jeno “Kemari bantu aku melepas kan tali ini sayang” ucap nana
mendengarnya, jeno segera mendekati nana. Ia menatap rara dengan tajam. Lalu tangan nya mulai membuka ikatan tali pada kursi itu. Setelah selesai ia kembali ke tempat duduk nya tadi
Nana pun juga sudah selesai melepaskan borgol dari tangan rara “oke semua sudah terlepas, ayo rara kita bermain, aku ingin melihat seberapa hebat nya jika jalang seperti mu melawan hahahha”
“YAAAAA AKU BUKAN JALANNGGGG” rara berteriak marah dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.suara nya sangat keras, untung saja ruangann jeno kedap suara.
“YAAA!!!! Jalang, jangan berteriakk kuping ku sakit.” Itu suara renjun yang merasa risih akibat teriakan rara, ia takut jika baby nya nanti terkejut karena mendengar suara teriakan setan.
“SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN JALAAANGGGG” teriakan itu semakiin kencang. Rara berjalan tergesa ke arah renjun ia merasa sangat marah karena perkataan yang keluar dari lelaki itu, sambil bibir nya terus berulang kata “aku bukan jalang, aku bukan jalang,aku bukan jalang”
Namun baru 5 langkah ia berjalan , tubuh nya langsung tersungkur dengan lututnya yang mendarat di lantai dan kukit kepala nya serasa ingin lepas karena tarikan yang terasa pada pada rambut nya.
Yap itu nana yang baru saja menendang tubuh rara dengan kakinya dan tangan nya yang menjambak kuat rambut perempuan itu.
“jika kau berani melukai teman ku bahkan hanya dengan segores luka, maka aku tak akan segan-segan mematahkan jari mu”
Namun rara memberontak, ia hendak menampar nana yang menunduk sambil menyodorkan muka di hadapanya, saat tangan rara terayun, jari nya di tahan lalu di cengkram kuat oleh lawan nya. Ia ingin melepaskan tapi cengkraman tangan itu terlalu kuat.
Karena nana yang tanpa ampun semakin mencengkram jari itu kuat hingga 'kreeek' semua tulang jari rara berbunyi.
“Kau bermain dengan orang yang salah nona” ucap nana dengan desisan tajam nya
“Aaaakkkkk sakittt sshhh” rara mendesis sakit saat rambut nya semakin tertarik kuat ke arah belakang serta jari kanan nya yang serasa ingin patah.
Rara kembali mengayunkan tangan nya yang bebas untuk menyerang nana, tapi dengan cepat nana mendorong tubuh itu dan menekan rara di sudut meja kerjanya
“Lemahh cih” nana berdecih melihat penampilan rara. Kini gaun putih yang rara kenakan sudah terlihat sangat kacau , dengan kepala rara yang dia tekan ke atas meja menggunakan tangannya, kedua tangan rara pun ia pelintir ke belakang, nafas rara tersenggal, perut nya sakit sudut meja itu tumpul namun sangat tajam menusuk perut nya.belum lagi tekanan yang dibuat sengaja oleh nana.
“hanya segitu kekuatan mu untuk melawan hah” suara nana terdengar rendah.tepat di telinga rara
Kemudian tangan nana bergerak memelintir rambut perempuan itu dan menarik nya lalu melemparkan badan rara hingga terjatuh kembali di lantai , dengan segera dia menduduki perut perempuan itu, tangan nya menampar keras pipi rara berkali-kali , hingga perempuan itu hanya bisa menangis. Tanpa perlawanan lagi.
“Itu belum seberapa dengan rasa sakit atas penghinaan mu kemariiiin” nana berteriak geramm pada ujung kalimatnya, sungguh dia kesal jika mengingat perempuan ini telah berani menghina nya.
Kemarin nana hanya diam tapi kini nana seperti buta mata, mata nya memerah dengan tangan yang mencekik leher rara kuat.
“akhh seksakhhh uhuk” rara menggenggam tangan nana yang berada di leher nya , mata nya sudah basah oleh air mata,nafas nya serasa di ujung, sangat sesak, ia berharap lelaki ini mau memberi kan nya ampunan.
Nana memberikan tekanan kuat pada leher rara sebelum melepaskan nya. Untung saja akal nya kembali , jika tidak bisa saja beberapa menit lagi rara akan mati karena kehabisan nafas.
“Hah hah hah” rara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat tangan itu melepas cekikan nyaa
“Hiks hikss” rara menangis sembari menelungkup kan badan nya pada lantai,kenapa nana tega pikir nya.
Baru merasakan kelegaan sebentar pada badan nya yang sakit, kini semakin bertambah sakit saat merasakan punggung nyaa kembali di sentuh menggunakan kaki oleh nana yang berupa sebuah injakkan kuat pada punggung nya “akkhh sa- kit” ucap nya terbata dengan nafas berat nya.
Kemudian lutut nana menggantikan peran punggung kaki nya dalam menekan tubuh rara, yaa menekan adalah keahlian nana.
Tangan nana kembali meraih wajah rara dan mencengkramnya kuat. lalu menolehkan kepala rara ke arah samping untuk menatap nya, gerakan nya sangat kuat , hingga bunyi suara tulang kembali terdengar “Kreek” semoga saja tulang leher rara tidak patah.
“Cukupphh, ampunnhhh akuh hah menyerahh, badan ku hikss sudah sakit semuaa na hiks hiks” rara menangis memohon ampun. Badannya serasa remuk akibat badannya yang di lempar kesana kemari oleh nana.
“Sudah menyereah ? Semudah itu hah?” Nana menggoyangkkan wajah itu dengan tangan nya “kemana muka mu serta suara sombongmu saat menghina ku kemarin hah” nana berteriak keras seraya mendorong kepala rara ke arah depan dan menyebabkan kepala rara membentur lantai hingga menimbulkan suara benturan yang lumayan keras.
Kepala rara pusing, kapan siksaan ini selesai fikir nya, namun belum juga mendapatkan kelegaan pada badannya, ia kembali memekik keras.
“AAAAAAAKKKKKKKK” pekikan itu terdengar sangat pilu karena yang mempunyai suara sudah tak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suara, namun terpaksa reflek berteriak karna rasa sakit yang mendera pergelangan tangan kanan nya. ini lebih sakit dari yang tadii, pergelangan tangan nya serasa patah , akibat nana yang memutar pergelangan tangan milik nya searah dengan putaran jarum jam
“Sakit sekaliii na hikss” tangan rara yang bebeas memukuli lantai berharap rasa sakit nya hilang “aku mohonnhh lepaskan aku, aku janji tak akan menganggu mu dan jenolagi setelah ini hiks, ku mohon lepaskan aku na hiks” di sela tangisan nyaa rara memohon.
Nana tersenyum puas,ia segera bangkit dari posisi nya setelah sedikit meloncat pada punggung itu , lalu nana meminta lele membawa kotak yang telah ia persiapkan, ke hadapan nya.
Lele menyerahkan kotak yang ia bawa pada nana, lalu matanya menatap perempuan yang menurut nya sangat tidak tau diri itu, kemudian ia tersenyum remeh. Dan berkata “Bukan kah sudah ku bilang nona, untuk berhenti sebelum kamu mendapat balasan, tetapi kamu terlalu sombong hingga berani mengacuhkan” ucap nya, dan hanya mendapat jawaban berupa tangisan dari gadis itu.
“Kembali ke sana le” perintah nana dan ia segera kembali pada tempat nya.
Sekarang sudah terdapat gunting pada salah satu tangan nana, kemudian ia kembali menyeret tubuh lemah rara, dan menduduk kan nya pada kursi kerja.
“Aku ingin memberi sedikit sentuhan pada rambut indah mu ini”
Dengan lihai tangan nana bekerja memotong sisi kanan serta sisi kiri rambut rara, ia memotong acak hingga menyebabkan kekacauan pada rambut rara. Dan tangan nya kembali mencari benda pada kotak tadi , setelah ketemu, ia langsung mencolokkan kabel pada stop kontak di bawah meja rara.
Kemudian melanjutkan kegitan nya yang sempat terjeda. tangan nya kembali memberi karya pada kepala rara, membentuk sebuah jalan di pertengahan rambut rara hingga rambut itu botak hanya pada bagian tengah nya saja. 😂
“Cantiikk sekaliii, kulit kepala mu jadi mengkilappp rara ahahhaha” tawa nana terdengar seakan ia merasa sangat puas melihat hasil karya tangan nya. Sementara rara hanya bisa menangiss, ingin melawan namun tak sepadan, badan nya lemas serta nyali nya kini pun sudah tak ada, ia tak berani pada pria ini, nana seperti monster kejam, fikir rara.
Nana berjalan ke arah belakang rara dengan tangan yang menggenggam sebuah spidol permanen, kemudian menuliskan satu kalimat memanjang pada punggung itu, serta memberi tanda ❌ pada gaun rara di bagian depan, menggunakan pilox berwarna merah.
“Pelakorrr, tak tau diri” itu suara lele yang sedang membaca tulisan yang nana buat pada punggung rara “kk nana sangaat pintar mendeskripsikan seseorang yaa” kemudian lele tertawa dengan suara lumba-lumba nya. di ikuti pula oleh renjun serta jeno yang juga ikut tertawa, semua orang di ruangan itu tertawa kecuali rara.
“Hiks hiks” isakan rara terdengar dan berhasil menarik perhatian nana yang sedang tertawa bersama ketiga orang lain nya.
Nnaa mengelus rambut wanita itu “aku mau membuat satu penawaran lagi rara” mata nya membawa sorotan intimidasi yang sangat terasa pada diri rara.
“kamu ingin keluar dari ruangan ini dengan nyawa atau tanpa nyawa hm .?” suara itu bertanya dengan nada lembut tapi tidak dengan perlakuan nya, karena entah sejak kapan tangan nana sudah memegang sebuah pisau, yang kemudian ia arah kan ke arah leher rara hingga sedikit menekan urat nadi perempuan itu
Tentu saja dari box yang isi nya sudah di persiapkan oleh nana ra.
“Dengan Nyawa” jawab rara. Dengan suara nya yang bergetar
ketakutan.
Nana mengangguk puas “kalau begitu kau harus berjanji untuk tidak menuntut kejadian ini di waktu yang akan datang, kau setuju .?” Nana semakin menekan dalam pisau nya. Sehingga menimbulkan sedikit luka pada leher jenjang itu.
Melihat rara mengangguk setuju dengan cepat, ia menjauhkan pisau tersebut. Dan berjalan kembali ke sisi meja. Setelah mendapat apa yang ia cari , ia segera menghampiri rara.
“kalau begitu tanda tangani ini” ucap nana sembari menyodorkan selembar kertas kepada rara. Dimana kertas itu sudah dibubuhi materai 6000 diatas nya
“tanda tangani surat perjanjian ini, jika kau melanggar, aku akan menuntut mu kembali, bahkan tak gentar untuk menghabisi nyawa mu rara” ucap nya dengan senyum maniss, Tangan nya meraih tangan rara menuntun nya untuk segera membubuhkan tanda tangan milik nya .
Rara tak punya pilihan lain, dari pada kehilangan nyawa , ia lebih memilih bungkam, manusia dihadapannya ini seperti monster gila. Lalu dengan terpaksa ia mengikat janji resmi ini. Tanda tangan nya ia bubuhkan maka selesai, mulai hari inj, mulut mu akan 'terbungkam' selama nya rara.
Jeno yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai mengeluarkan suara nya kembali “keluarlah pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini, kau di pecat , uang pesangon mu akan segera di kirim ke rekening mu rara”
Rara mengerti dan ia segera berdiri , namun langkah nya terhenti tepat di depan kaca yang memperlihatkan penampilan nya “AAAAAAA” dia histeris dengan mata melebar serta mulut yang terbuka ketika berteriak.rambut indah kebanggaan nya kini hancurr tak karuan
Nana tertawa “Apaaa kau suka .? Atau kau ingin merasakan sentuhan tangan ku lagi ? ” ucap nana , namun segera mendapat gestur penolakan dari rara
“jika dalam hitungan kelima kau tak keluar dari ruangan ini, maka rambutmu bukan hanya tengah nya saja yang hilang , tapi seluruh nya akan segera ku botaki juga”
5
Rara panik, dengan tubuh yang di dominasi rasa sakit, ia tergesa menghampiri meja kerja nya untuk memasukkan semua barang bawaan nya pada tas nya.
4
Barang-barang nya masuk dengan berantakan ke dalam tas nya, ia melihat nana melangkah ke arah nya dan menjadi semakin panik
3
Mata rara memlotot kaget saat nana sudah berada di hadapan nya
2
Dengan segera rara berlari meninggal kan ruangan itu, jantung nya berdetak kencang, ia berjanji tak akan pernah kembali lagi pada ruangan itu.
1
Pintu tertutup, rara telah keluar, Kaki nya melangkahh di koridor lantai itu, kini setiap mata yang berpapasan dengan nya melihat nyaa aneh, pasti mereka menganggap rara itu orang gilaa. Denga rambut yang botak hanya pada tengah kepala nya saja, serta baju penuh coretan tangan karena ulah nana, sungguh malu dia.
Rara semakin mempercepat langkah nya, hingga ia sampai di pintu keluar, setelah melewati setiap manusia yang mentertawakan penampilan nya. Sungguh Hingga mati pun rara akan mengingat kejadian ini, rasanya dia ingin tenggelam saja ke dasar laut. Sungguh memalukan.
Sedari awal seharus nya ia sadar kelakuan buruk pasti akan menuai hasil yang buruk pula, kini ia tanggung akibat nya, dan berjanji tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Aminkan, Semoga di tepati oleh rara.