Langkah riang mengiringi kaki nana, kini ia berada di kantor kekasih nya untuk memenuhi permintaan jeno yang meminta untuk makan siang bersama di kantor nya.
Di dalam perjalanan nya menuju ruang jeno ia bertemu renjun yang sedang menatap kesal ke arah nya.nana tersenyum melihatnya
“Mau nemuin jeno .?” Tanya renjun dengan suara acuh nya
“Iya aku mau ke jeno njun, dia ngajak makan siang bareng, mau ikut ga” tawar nana
“Ga ah males, apalagi ada si uler hih, dah sana buruan samperin jeno” perintah renjun. yang langsung melangkah menjauhi dirinya.
Nana hanya tersenyum kecut. Sepertinya renjun benar-benar kesal padanya. Kemudian ia melanjutkan langkah kaki menuju ruang jeno yang sudah terlihat di depan mata. Tangan nya yang bebas tak memegang sesuatu ia gunakan untuk membuka pintu nya.
Alis nana mengeryit heran.tak menemukan rara di meja kerjanya.kenapa tak berjaga di depan ruangan seperti biasanya pikir nana.
“Ah mungkin sedang di ruangan jeno” satu langkah terayun hingga berkali-kali dan kini ia berada di depan ruangan jeno. Tangannya yang bebas memegang gagang pintu. Lalu membuka nya.
“Cklekk” pintu itu terbuka.
“Prakkk”
rantang makanan yang berada di genggaman nya terjatuh menyebabkan makanan yang telah ia siapkan berceceran di lantai ruangan jeno.
tangan nya tiba-tiba melemah Dada nya pun bergemuruh hebat.badannya terasa seperti tertimpa reruntuhan beton. Berat. ketika melihat aksi kedua manusia di depan nya ini yang tak sadar akan kehadirannya.
Amarah pada dada nana berkobar ia muak melihat pemandangan seorang wanita yang sedang mencumbu leher kekasihnya mesra.maka dia berkata “Kamu manusia atau binatang .?” Lontaran suara yang nana berikan mampu menyebabkan sepasang manusia berbeda jenis kelamin itu menempatkan mata padanya.
setelahnya mata salah satu pria disana -ya sebut saja jeno- terbelalak terkejut melihat kehadirannya.
Jeno menelan ludahnya gugup sementara wanita itu tetaplah menatap nyalang pada nana.sangat berani tanpa merasa takut tanpa merasa bersalah.
“Nana” Jeno terkejut bukan main saat melihat kehadiran nana di ruangan nya ini.apalagi pada saat keadaan seperti ini.siall
Dengan mata yang memerah menahan amarah nya nana kembali berkata “Ini alasan kamu ya jen .?” Ucap nana ketara sekali terdengar nada geram pada suaranya
“Ini alasan kenapa kamu ga mau nyentuh badan aku walaupun sudah aku minta beribu kaliii haahhhhh” nana berteriak tertahan dalam kalimat nya
“Karena aku bukan seorang wanita, iya ?” Tanya nana. Sorot matanya terlihat dingin. Mata itu menatap kedua manusia yang hanya bisa terdiam melihat keterpurukannya.
Nana pov
“Selama 3 tahun lebih menjalin hubungan aku dan jeno tak pernah terlibat pertengkaran aku yang tak pernah melontarkan suara kerasku.dan jeno yang tak pernah membuat air mata ku turun tapi hari ini. Ruangan ini menjadi saksi pertengkaran antara aku dan jeno. Di mana ruangan ini juga menyimpan jawaban kenapa selama 3 tahun jeno tak pernah mau menyentuh tubuh ku. Padahal aku selalu meminta dan dia selalu menolak.
Sebut aku murahan tapi itu memang kenyataannya. teman ku bilang jika melakukan hal tersebut bersama kekasih mu maka artinya kami saling mencintai. Tapi jeno tak pernah mau. Dan hari ini aku tau. Jeno ... Tak sepenuhnya mencintai diriku
Aku menatap nya dengan mataku yang sudah basah karena air mata “Berulang kali aku meminta kamu untuk menyentuh aku tapi kamu selalu menolak ku jen hiks” suara ku bergetar. sungguh hati ku sedang sangat terluka sekarang.
hatiku sakit jika teringat saat-saat jeno selalu menolakku dengan alasan “(belum saat nya) karena dia ingin melakukannya secara sah dengan ikatan pernikahan”. tapi apa yang aku dapat hari ini jeno
Aku melihat kamu membiarkan wanita lain mencumbu leher mu mesra. Yang mana hal tersebut tak pernah aku lakukan dalam 3 tahun kita menjalin hubungan
aku tak kuat menahan rasa perih di hati karena menerima kenyataan, rasa nya seperti di tusuk dengan ribuan pisau.begitu banyak luka yang aku rasakan sekarang
Aku mendekat pada jeno lalu aku meletakkan jari telunjukku pada dada nya.ia tak menolak sentuhan ku. Namun tak pula memberi respon. Aku sedikit mendorong dadanya dengan jari telunjuk ku yang sedang bergetar lemas.
aku berbicara padanya “Kenapa kamu mengecewakan ku jeno, kamu membiarkan dia menyentuh leher mu dengan bibir nya sementara aku kekasih mu dari dulu tapi tak pernah kamu beri kesempatan yang samaaa” mengucapkan kataa itu sungguh menyakiti dirii, aku meremat dada ku yang tiba-tiba saja merasa sesak.sakit sekali.
Jeno masih saja berdiam diri entah apa yang ada di fikirannya mata nya hanya melihat ke arah ku dengan pandangan kosong nya.melihat itu mampu menarik kembali air mata ku yang sempat terhenti sejenak.kemudian Aku menghapus air mata ini dengan punggung tangan ku.
Kemudian aku menempatkan mata pada satu-satunya nya wanita di ruangan ini.Perempuan yang tidak tau diri perempuan yang tidak memiliki rasa malu.aku hendak melampiaskan emosi ku yang sudah ku tahan sejak lama padanya.
tapi kalimat yang di lontarkan nya seketika mampu membuat pergerakan ku terhenti. Dia berkata “Tentu saja jeno lebih memilih bercumbu dengan seorang wanita nana karena memang itu kodrat nya” ia tertawa seraya melipat tangan nya di depan dada.
Ia berjalan mendekati ku dan kembali melontar kan kata seraya menunjuk muka ku dengan jari telunjuk nya “sedangkan kamu itu seorang pria pastilah jeno jijik untuk menyentuh sesama nya tubuhmu pun tak pula begitu menarik kulih, maka dari itu jeno selalu menolak diri mu, aku benar kan” ia tertawa remeh melihat aku yang hanya terdiam karena ucapan nya.
mendengarnya membuat ku terfikir apa benar jenoo. apa benar kamu jijik pada ku yang juga seorang pria sama seperti mu. Lagi air mataku menetes jatuh membasahi pipi.
RARA!!!!
Dapat ku dengar jeno yang membentak rara. Membuat rara monoleh pada jeno dan dia kembali berkata.
“Aku benar kan jeno bukti nya kamu tidak menolak sentuhan ku dan seperti kata nana kamu selalu menolak ketika dia meminta kamu untuk menyentuh nya, itu tanda bahwa kamu memang jijik padanya” dia menyentuh lengan kekasihku, dengan senyuman di bibir nya.kenapa dia begitu lancang.
Aku menggelengkan kepala karena tak percaya dengan sikap yang di berikan oleh rara. Benar kata teman”ku. Harusnya aku tidak perlu berbuat baik pada perempuan licik ini. Dia tidak patut untuk di kasihani. Di beri hati tapi meminta jantung.tidak berpuas dirii !!!
Otak ku panas dan mulutku gatal untuk berkata “Dasar murahan, sudahlah di bantu namun kamu menikam, ibu mu pasti malu di akhirat sana melihat kelakuan jalang menjijikan yang sedang kamu lakukan rara” dekapan tangan rara pada lengan jeno terlepas. Ia menatapku
“Yaaa” teriakan nyaring rara terdengar matanya memerah dan melotot tajam. Apa yang terjadi padanya. Dia seperti sedang kerasukan.dan sedetik kemudian
Plaakkk
Kepala ku tertoleh ke samping. Dia menampar ku. tamparan nya sangat keras dan panas dapat aku rasakan.aku yakin pipi ku sedang memerah sekarang
Muka rara sudah sangat menyeramkan dia menunjuk wajahku dan dia berkata “Jangan membawa ibuku, kamu yang menjijikann kamu yang jalang bukan aku , kamu seorang pria kenapa menggoda seorang pria juga hah” ia berteriak melawan perkataan yang aku lontarkan tadi.
sejak kapan aku menggoda jeno.kalaupun memang iya, apa aku salah jika menggoda kekasih ku sendiri.?
Sungguh pipi ku perih. Namun tak sebanding ketika aku melihat jeno yang hanya diam tak memberi reaksi apapun ketika melihat jalang itu menampar pipiku tepat di hadapannya.
Aku tak tahan lagi lalu aku meraih kerah baju jeno.lalu mencengkram nya kuat.aku menatap mata itu “kamu tak berbuat apa-apa jeno ? di saat aku di hina oleh diaa .aku menunjuk rara. DAN KAMU HANYA DIAM SAJA SAAT DIA MENAMPARKU. YANG BENAR SAJA JENO. APA AKU MEMANG SUDAH TAK ADA ARTINYAAA UNTUK MU HAH, JAWABBB AKU JENOO JANGAN DIAM SAJAAAA” aku mengguncnag badannya kasar. aku berteriak dengan nada frustasi ku. Melampiaskan rasa kekecewaan dan amarah yang begitu besar saat ini
Jeno melapas kan tangan ku yang berada di kerah bajunya “cukup!!! suara mu dapat mengundang keramaian nana” jeno berucap dengan muka datar yang ia berikan padaku
Tubuhku membeku di tempat, aku sungguh terkejut karena ucapan jeno.Bahkan dia tak membela ku. Aku memalingkan muka ku ke arah lain.aku muak melihat wajahnya.hatiku sakit.
Sungguh jeno kamu baru saja mempermalukan aku di hadapan rara yang sekarang sedang tersenyum puas dengan pandangan mengejek yang tertuju ke arah ku. Karena tingkah mu yang terkesan seperti membelanya. Aku kecewa jeno aku kecewa padamu.
Normal pov
Nana Menganggukkan kepala.lalu ia menundukkan pandangannya.kini ia hanya bisa menyimpulkan “Benar kata jalang itu, kamu memang tak pernah tertarik dengan seorang pria”
Mata jeno menatap tajam pada nana “Apa maksud mu, kalau aku tak tertarik untuk apa aku menjalin hubungan dengan mu nana!!! ?” Ucap jeno menahan kegeramam pada akhir kalimatnya dia memberikan perlawanan ia tak setuju dengan perkataan kekasihnya.tanganya hendak meraih bahu nana namun segera di tepis oleh pemiliknya
“Sudahlah kebenaran sudah aku dapatkan jeno” Nana menatap cincin yang melingkar di jari manis sebelah kiri tangan nya. Kemudian melepas cincin yang terdapat ukiran “jennana” di bagian dalam nya, ia ingat jeno memakaikan cincin itu padanya pada saat anniversary satu tahun mereka dulu.
Setelah cincin lepas. Dengan emosi dia melemparkan cincin itu tepat mengenai pelipis jeno. Yang segera di tangkap oleh telapak tangan jeno.tanpa ia tahu perlakuan nya menimbulkan luka pada pelipis jeno
Jeno seakan tak percaya pada apa yang telah di lakukan oleh nana “Apa maksud mu HA!!!” tanpa sadar jeno mengeluarkan suara kerasnya
Nana terkejut.jeno membentaknya ?. Ia Memandang Jeno dengan tajam. Kemudian jari nya menunjuk pada benda yang berada di genggaman jeno “Cincin itu aku kembalikan, anggap kita tak pernah punya hubungan jeno, kita selesai, Lanjutkan kegiatan kalian aku pergi”
Nana segera beranjak keluar dari ruangan itu.air mata terus mengalir tak berhenti turun dari mata cantiknya. Tangan nya mengusap pipi nya kasar.Bibir nya pun terus menggumamkan satu kalimat disela isakan nya
“Hikss... aku membenci mu, sungguh hiks.. aku membencimu”
Kaki nya terus melangkah menuju lift di lantai itu.tangan nya meremat dada nya kencang kembali isakan pilu terdengar “sakit jen, kenapa kamu tega hiks”
nana terisak, tersedu-sedu di setiap langkahnya akibat rasa sakit yang baru saja menghantam hati nya “aku percaya kamu tapi kenapa kamu dustakan” kaki nya melemah namun tetap melangkah.
Lift itu kenapa terasa begitu jauh pikir nana. Namun seketika badannya terasa tertarik ke belakang. Terhuyung karena seseorang yang tiba-tiba menarik pergelangan tangan nya kasar.