haeziel langsung berlari mendekati renanda dan yang lain. sedangkan jevierno baru saja ingin menyusul haeziel, tapi urung karena ia sudah ditarik lebih dulu oleh harris.
“foto dulu lah, bro. kenang-kenangan.”
kembali ke haeziel.
“gimana yugo?”
mereka berempat sudah berdiri melingkar di tengah lalu lalang orang-orang di malam itu. jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. tepat.
“yugo udah diurus sama yang lain. lagi diobatin.” jawab sena.
“kejadiannya gimana?” tanya haeziel, lagi. raut wajahnya berubah serius kala mendengar kabar salah satu teman baiknya itu.
“yugo dihadang tengah jalan. tiba-tiba langsung di keroyok gitu aja. kurang lebih ada lima orang dan yugo cuma sendirian.”
haeziel berdecak. “motif?”
“belum tau.” ucap mirza sembari menggeleng.
renanda menjentikkan jarinya lalu menunjuk haeziel. yang ditunjuk malah bingung, “apa lo.”
“bisa jadi ga sih, tujuan sebenernya itu lo. inget cewek yang waktu itu lo keluarin? dia kan dari sma angkasa juga.” jelas renanda yang membuat semua mengangguk setuju.
“bisa jadi tuh. terus gimana nih?” tanya sena.
“kita omongin besok.” jawab haeziel tegas.
“WOI!”
merasa terpanggil, haeziel, renanda, sena, dan mirza sontak menoleh ke arah suara. itu harris.
“sini foto. ngapain coba melingkar gitu, konferensi meja bundar?”
“itu ga ada meja, njir.” kata rico sembari menoyor kepala harris.
“terus apa dong?”
“konferensi berdiri bundar.”
celetukan haeziel sukses membuat suasana cair. mereka semua tertawa, kecuali jevierno.