“alpha, please…” mingyu menahan panas di sekujur tubuhnya, “please… gue bisa meledak kalo lo nggak sentuh gue…”
mingyu sudah bersimpuh memohon di hadapan seungcheol. mingyu sudah meneteskan air matanya, mengalir di pipinya. mingyu sudah basah oleh keringatnya sendiri. mingyu sudah lemah tak berdaya.
panas. sekujur tubuhnya panas. sekujur tubuhnya haus dambaan alpha.
aroma powdery yang keluar secara natural dari tubuh mingyu sudah menguasai satu ruangan bernuansa gelap milik seungcheol.
“kalo lo udah gue sentuh, apa imbalannya buat gue?” tanya seungcheol dingin. matanya menatap tajam ke arah mingyu, “berapa kali gue harus bilang kalo gue nggak suka sama omega?”
mingyu menangis lagi. air matanya tumpah lagi. kini bukan hanya tubuhnya yang sakit karena masa heatnya, namun juga dadanya yang terasa sesak akibat kalimat yang seungcheol lontarkan.
karena sampai kapanpun, sang alpha akan membenci omega.
tak terkecuali omega mingyu.
derap langkah seungcheol terdengar jelas di telinga mingyu. sang alpha menghampirinya, menghapus jarak di antara mereka berdua. sepatu hitam seungcheol berada tepat di depan tempurung lutut sang omega.
“mingyu,” tangan kekar seungcheol terulur menyentuh dagu mingyu. ia cengkram dagunya dengan keras hingga sang empunya mendongak ke atas. “omega.”
seungcheol tidak bisa berbohong kalau pemandangan omega di depannya sangat memukau karena berbeda dengan omega lainnya. seorang laki-laki berbadan kekar penuh otot, menangis, meminta, dan mengemis untuk disentuh. seluruh wajahnya memerah, keringat mengalir dari dahi hingga telinga, serta pipi yang sudah basah akibat air mata yang tumpah ruah.
fisik omega mingyu adalah sosok yang sempurna dan sepadan untuk alpha seungcheol.
namun pada kenyataannya, alpha seungcheol hanya mau berpasangan dengan sesama alpha atau enigma. seseorang dengan secondary gender sebagai beta apalagi omega tak akan sudi ia jadikan pasangan.
“mau sebesar apapun badan lo, omega tetaplah omega. omega cuma bisa menangis, cuma bisa meminta, dan cuma bisa menerima. omega nggak bisa memberi apalagi mengasihi. dan sebagai alpha, gue nggak mau mengasihi seorang omega.” tutur seungcheol dengan penuh penekanan di tiap kalimatnya.
dalam lubuk hati yang terdalam, mingyu membenarkan kalimat seungcheol. benar dirinya hanyalah seorang omega yang suka meminta dan memohon. lihatlah kondisinya sekarang, mingyu ingin sekali meminta seungcheol meludahi dirinya. meludahi leher dan dadanya yang terekspos.
mingyu melirik ke bawah, kaki panjang seungcheol. jika kaki yang dibalut sepatu hitam itu menginjak pahanya, maka mingyu akan mendesah dan mengerang sekencang yang ia bisa.
baru membayangkan hal-hal sensual yang seungcheol bisa lakukan padanya mampu membuat puting mingyu mengeras. penisnya sudah mengeras dan berteriak ingin disentuh sedari tadi. lubang pantatnya terasa gatal dan berdenyut minta dimasukan.
namun apa yang bisa mingyu lakukan? baru saja seungcheol mengatakan kalau dirinya benci omega yang hanya bisa meminta dan memohon. maka mingyu harus apa?
sekuat tenaga mingyu menahan rasa sakit pada tubuhnya, ia membuka suara. “gue janji…” mingyu menelan ludahnya, “gue janji nggak akan meminta apapun, gue akan nurut di bawah perintah lo, gue— aaakh!”
seungcheol menjambak rambut mingyu dari belakang. refleks, badan mingyu menggelinjang karena nikmat. ini yang mingyu inginkan. sentuhan kasar seorang alpha seungcheol. alpha yang ia idam-idamkan sejak duduk di bangku kuliah.
“mingyu, mingyu, mingyu,” panggil seungcheol masih dengan telapak tangan yang menjambak rambut mingyu, “buktiin ke gue kalo lo nggak cuma nangis dan ngemis.”
seungcheol melepaskan jambakannya, lalu ia bantu mingyu untuk berdiri.
bahkan postur tubuh sang omega jauh lebih tinggi dari sang alpha.
“apa yang lo harapkan kalau pada akhirnya gue mengiyakan untuk having sex?” tanya seungcheol saat mingyu sudah berdiri sejajar di hadapannya.
“k-knotting…” jawab mingyu sedikit terbata-bata.
seungcheol berdecak. “udah gue duga, dasar omega.”
mingyu tidak menjawab. satu kesalahan bisa diusirnya oleh seungcheol. susah payah mingyu berusaha masuk ke dalam apartemen seungcheol, tak boleh disia-siakan begitu saja oleh kesalahannya sendiri.
“buka,” titah seungcheol singkat dan jelas.
mingyu menurut. satu persatu ia buka kancing kemejanya yang sudah pada kancing ketiga, lalu ia lepaskan ikat pinggangnya dan juga celana jeansnya.
tubuh mingyu sudah terekspos tanpa sehelai benangpun. tubuhnya gemetar, panas pada tubuhnya melawan dingin suhu apartemen seungcheol.
mingyu begitu terkejut saat seungcheol tiba-tiba menarik tubuhnya, mencengkram pinggangnya, dan mendekap tubuhnya ke dalam pelukan. mingyu dapat merasakan deru napas sang alpha. perlahan feromon seungcheol keluar dari tubuhnya, menyelimuti ruangan dan seakan mengalahkan feromon mingyu.
mingyu menghirup kuat aroma tubuh sang alpha. dari jarak sedekat ini, dengan sentuhan kulit antar kulit, tubuh mingyu terasa semakin panas.
seungcheol menenggelamkan wajahnya pada lekuk leher mingyu dan menciumi kulitnya inci demi inci. sesekali ia jilat ketika erangan mulai terdengar dari mulut mingyu.
seungcheol begitu ahli menggunakan lidahnya. hanya dalam beberapa detik, kulit leher mingyu sudah terlihat bercak kemerahan akibat gigitan-gigitan dan isapan yang seungcheol berikan.
tangan seungcheol yang semula berada pada pinggang mingyu mulai naik ke atas menggerayangi dada mingyu. direnggangkan jemarinya hingga ia pastikan seluruh kulit mingyu mendapatkan sentuhan sensual darinya. lalu ibu jari dan telunjuknya berhenti pada tengah dada mingyu yang mencuat tegang.
putingnya.
seungcheol mencubit pelan kedua puting mingyu, lalu ia pelintir secara asal. mingyu di sana sekuat tenaga menahan desahan. seungcheol menekan puting mingyu yang keras bukan main dengan ibu jarinya. lalu ia cubit lagi. ia tekan lagi. mingyu menggelinjang dalam posisi berdiri ketika seungcheol menjilat ujung puting kanannya.
ujung lidahnya ia mainkan disana, fokusnya yaitu pada puting mingyu. tangan kirinya masih menekan-nekan puting mingyu dengan ibu jari. mingyu ingin meledak rasanya. orgasmenya hampir sampai. precum sudah mengalir deras dari penisnya sampai seungcheol dapat merasakan basah pada paha bagian dalamnya.
dengan licik, seungcheol berbisik di telinga mingyu bersamaan dengan jemarinya yang mencubit kedua puting mingyu, “keluarin.”
layaknya omega yang menurut pada sang alpha, mingyu mencapai orgasmenya. bahkan tanpa penisnya disentuh oleh seungcheol.
ini orgasme terbaik yang pernah mingyu rasakan. saat seungcheol berbisik padanya, seluruh saraf pada tubuhnya seakan bekerja sama untuk mengirimkan pesan kepada otaknya agar segera orgasme. bahkan mingyu melihat jutaan bintang dan pelangi saat ia memejamkan mata mencapai klimaks.
mingyu menunduk dan mendapati tubuh seungcheol dipenuhi cairan spermanya. begitu putih dan kental. baunya semerbak. tak perlu dijelaskan, seungcheol pun tau kalau ini adalah orgasme terbaik mingyu.
“baru gitu aja langsung keluar beneran?”
jika tatapan bisa menusuk, mungkin mingyu sudah terbelah menjadi beberapa bagian karena tatapan seungcheol sangat tajam mengintimidasi.
“m-maaf…” mingyu ingin teriak rasanya. mingyu ingin teriak kalau semua ini masih kurang! tubuhnya masih panas, malah jauh lebih panas dari sebelumnya. foreplay yang seungcheol lakukan mampu membakar habis tubuh mingyu hingga ke intinya. “a..alpha…”
apa yang seungcheol katakan benar, omega adalah omega. sebesar apapun badannya, sekuat apapun fisiknya, omega akan bertekuk lutut di bawah alphanya.
“nangis, mingyu. teriak. rengek. layaknya omega yang seharusnya.” tangan seungcheol meraba punggung mingyu dari atas hingga bawah, lalu turun ke bongkahan paha mingyu yang sekal.
mingyu hanya bisa mengerang dengan kencang.
“nangis. teriak. panggil. alpha.” seungcheol meremas kuat pantat mingyu di antara tiap kata yang ia ucapkan.
“alPHAAA! aahn.. ahh… ahhnn…” kepala mingyu terlempar ke belakang saat seungcheol melakukan aksinya.
bajingan, si seungcheol itu. tapi inilah alpha yang mingyu damba.
dengan pahanya yang dipenuhi otot, seungcheol menekan selangkangan mingyu dan menggeseknya perlahan. menggunakan pahanya. sesekali ia dorong lututnya jika erangan mingyu mulai meredam.
“enak, mingyu?” tanya seungcheol yang padahal dirinya sudah tau jawabannya. begitu jelas jawabannya karena air liur mulai turun dari sela-sela bibir mingyu yang terus terbuka karena tak henti mengerang dan mendesah.
mingyu mengangguk dengan cepat selagi tubuhnya habis diraba dan oleh seungcheol. dadanya, punggungnya, penisnya, semua di bawah kekangan seungcheol, sang alpha.
seungcheol mendorong tubuh mingyu ke kasur, memutar tubuh kekarnya menjadi tengkurap, dan memposisikan kedua tangan mingyu di punggungnya. dengan satu tangan, seungcheol mengendalikan kedua tangan mingyu sedangkan lidahnya menjilat punggung mingyu dan terus turun ke pantatnya.
sang alpha menggigit bongkahan pantat mingyu dengan gigi taringnya. teriakan mingyu menggema di ruangannya, namun dengan cepat seungcheol masukan dua jarinya ke dalam lubang mingyu yang sudah basah.
dua jarinya ia masukan dengan paksa, ia tekuk setelah sudah masuk sepenuhnya disana. lalu ia gerakan keluar-masuk dengan begitu cepat hingga suara kecipak dari pantat mingyu terdengar jelas di telinganya. seungcheol pastikan kedua jarinya menyentuh seluruh dinding rektum mingyu.
“ah! ah! aahhh! ahh! ah! aaahh! ahh!”
seungcheol yang tidak bisa melihat wajah keenakan mingyu dari posisinya, langsung memutar tubuh mingyu menjadi telentang menghadapnya.
“fuck..” umpatan lolos keluar dari bibir seungcheol saat melihat kondisi mingyu saat ini.
hancur. berantakan. menggoda.
rambut hitam mingyu berantakan kesana kemari, matanya sayu hampir tertutup rapat karena dihujani nikmat tanpa henti, bibir kemerahannya menganga dengan kilatan air liur pada dagunya, pipinya merah dan basah karena air mata. semua karena ulahnya.
“fuck… mingyu…”
pandangan seungcheol mulai berkabut oleh napsu. omega secantik mingyu di hadapannya, tiduran lemas tak berdaya dan mendamba sentuhannya, alpha mana yang tidak tergoda?
bahkan seungcheol sekalipun langsung terangsang sampai penisnya keras dan berdiri tegak.
seungcheol yang masih berpakaian lengkap langsung membuka kancing dan menurunkan resleting celananya. ia lempar celananya ke sembarang arah lalu diikuti dengan baju putihnya yang kini sudah tergeletak asal di lantai.
seungcheol menarik kedua kaki mingyu dan menekuk lututnya. seungcheol benar-benar tidak bisa menahan lagi napsunya terhadap mingyu.
sang alpha langsung memasukan penisnya ke dalam lubang mingyu tanpa aba-aba. tanpa perlindungan sebuah kondom. tanpa bantuan cairan pelicin. peduli setan, seungcheol hanya ingin memuaskan omega mingyu.
ujung penis seungcheol perlahan masuk menembus lubang mingyu yang masih rapat. kepala penisnya sudah masuk sempurna dan disambut dengan teriakan mingyu yang begitu memanjakan telinganya.
“a..ahh… alpha cheol… ahh… lagi… lebih dalam….”
seungcheol menghentakan tubuhnya dan penisnya masuk lebih dalam. erangan mingyu menggema. tubuhnya seakan melayang ke langit ketujuh saat ujung penis seungcheol berhasil menyentuh kelenjar prostatnya.
penis seungcheol begitu besar di dalam tubuhnya. butuh beberapa detik untuk mingyu menyesuaikan lubangnya sendiri. sesak. penuh. mengganjal.
mingyu menatap wajah seungcheol yang berada di atasnya. kalung rantai menggantung di lehernya, hampir mengenai dada telanjang mingyu. mingyu dapat melihat mata seungcheol yang menggelap, lebih pekat dari biasanya. sang alpha benar-benar sudah terbangun.
seungcheol mulai menggerakan tubuhnya perlahan. ia mengerang saat lubang mingyu menjepit penisnya disana. lubang mingyu terlalu sempit untuknya.
lama-lama gerakannya dipercepat. badan mingyu ikut bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti gerakan seungcheol. keringat membasahi sekujur tubuh keduanya. namun siapa yang peduli? bahkan seungcheol sekarang kembali menjilat puting mingyu yang terabaikan.
seungcheol masih menghujam lubang mingyu sekaligus memainkan puting dadanya. mingyu tidak kuat, mingyu tidak bisa menahannya lagi!
bola mata mingyu mulai juling ke atas saat hentakan seungcheol pada lubangnya semakin dalam.
“alpha.. a..alpha… ahh… ahhh… alpha….!”
seakan mengerti reaksi yang mingyu berikan, seungcheol makin mempercepat gerakannya. puting mingyu yang keras juga ia pelintir tak beraturan.
mingyu semakin dekat. ia jambak kepala seungcheol sebagai sebuah pegangan karena tubuhnya semakin melayang.
“AHHN.. AALPHA..!”
mingyu sampai pada klimaks keduanya.
namun belum, seungcheol belum mendapatkan orgasmenya.
walaupun kondisi penis dan puting mingyu yang masih sangat sensitif akibat orgasmenya, seungcheol tidak peduli. seungcheol bantu rangsang penis mingyu yang sudah lemas dengan cara mengurutnya dari batang hingga ujung lubangnya.
“a-ahh! ge..geli..! ahh! alpha! nant… ahh!”
tangan seungcheol begitu lihai di bawah sana, sedangkan pinggulnya terus-terusan bergerak menghujam mingyu.
“hahh! mingyu.. fuckk! haahh!”
sang alpha mulai meracau tidak jelas di atas mingyu. suhu tubuhnya memanas. bulir demi bulir keringat mulai menetes dari tubuhnya.
mingyu mencengkram dua lengan seungcheol yang menjadi tumpuan tubuhnya sendiri. gerakan seungcheol semakin menggila, dan mingyu dapat merasakan penis seungcheol membesar di lubangnya.
“c-cheol… cheol…!”
mingyu mulai panik ketika genggamannya pada lengan seungcheol merosot ke bawah karena lengannya basah oleh keringat. seungcheol memejamkan matanya, seperti sedang mencoba mengendalikan dirinya sendiri.
mingyu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. mungkinkah sang alpha sedang dalam keadaan rut yang datang tiba-tiba?
seungcheol mengusap kening mingyu yang penuh dengan bulir keringat. napasnya terengah-engah.
“mingyu,” panggilnya di sela-sela deru napasnya yang berat. “fuck… gue rut.”
mata mingyu membulat sempurna. sang alpha benar sedang rut. mingyu yakin, semua karena dirinya yang berhasil memancing rut sang alpha yang mungkin seharusnya bukan sekarang.
jika sang alpha benar dalam keadaan rut, maka knotting yang mingyu inginkan akan terjadi.
mingyu membusurkan badannya, berniat memperdalam penis seungcheol pada lubangnya. dengan sigap seungcheol mengangkat tubuh mingyu dalam gendongannya.
demi alam semesta, bahkan ukuran tubuh mingyu lebih besar daripada seungcheol!
seungcheol menggendong mingyu tanpa mengeluarkan penisnya disana. ia bawa mingyu ke kamar mandi apartemennya, kemudian ia dudukan mingyu di meja westafel.
seungcheol menghirup feromon tubuh mingyu sekali lagi. wangi powdery yang ia hirup di awal tadi berubah semakin soft karena mingyu sudah berhasil orgasme dua kali dibantu oleh sang alpha.
seungcheol membuka lebar kedua kaki mingyu, membiarkannya mengangkang lebar. lubang mingyu memerah dan cairan bening mengalir ke pahanya.
seungcheol menoleh ke kiri, menatap cermin panjang disana. “liat badan lo di kaca, mingyu.”
mingyu ikut menoleh ke kaca sesuai perintah seungcheol. sial. tubuhnya benar-benar berantakan akibat keintiman kasar ini.
seungcheol mendorong pelan dada mingyu, menyuruhnya untuk bersender pada dinding di belakangnya. dengan posisi seperti ini, seungcheol lebih mudah untuk membuahi mingyu.
“liat badan lo dan jangan pernah lepas ngeliat kaca.” tambah seungcheol. kepalanya mendekat pada dada mingyu, kembali menjilat puting kecoklatan mingyu. “liat gimana gue ancurin badan lo, liat gimana lo merintih keenakan, liat gimana badan lo minta lagi dan lagi.”
belum sempat mingyu menjawab, seungcheol tiba-tiba menghentakan pinggulnya pada lubang mingyu. penisnya semakin masuk ke dalam. refleks, mingyu membusurkan tubuhnya ke depan dan menekuk jari-jari kakinya yang menggantung.
seungcheol lebih mudah menghisap dada mingyu dalam posisi seperti ini. seungcheol mengeluarkan penisnya setengah dan ia masukan kembali dalam satu hentakan. ia keluarkan lagi, lalu ia masukan dengan kuat. lagi. dan lagi.
mingyu menuruti sang alpha dengan menatap pantulan dirinya di cermin. tubuh besarnya lemas tak berdaya, bergerak mengikuti gerakan tubuh seungcheol. sialnya, mingyu suka. mingyu ingin lagi.
“hahh.. hahh… mhhh… f-fuck!”
“aah! ah! aahh! ah!”
erangan keduanya menyatu bak melodi indah di telinga masing-masing.
penis seungcheol mulai membesar pada bagian bawahnya, membentuk sebuah knot sempurna di dalam lubang mingyu.
seungcheol mengerang, mingyu berteriak.
“nghh… mingyu..”
“a-alpha!!”
mingyu menjambak rambut hitam seungcheol saat orgasmenya sampai. seungcheol menghentak sekali lagi pinggulnya dan ia ikut menjemput orgasmenya, bersamaan dengan mingyu.
seungcheol dapat merasakan begitu banyak sperma yang keluar dari penisnya sekarang. lubang mingyu terasa begitu hangat dan penuh.
“penuh… perutnya penuh…” isak mingyu.
dengan hati-hati seungcheol meraba perut mingyu yang tercetak penisnya karena proses knotting masih berlangsung.
mingyu menangis lagi. masa heatnya sudah selesai.
melihat mingyu yang menangis di hadapannya, seungcheol menekan perut mingyu ke arah penisnya. tubuh mingyu menggelinjang hebat akibat sentuhan seungcheol pada perutnya.
“shit, mingyu..”