—Jaeyong pair mark
BXB, MATURE CONTENT, ANAL SEX, NSFW, DIRTY TALK, HARSHWORDS, THREESOME, EXPLICIT, NO MINORS‼️⚠️
SCANE ⚠️ ; RIMMING, FINGERING, BLOW JOB, HAND JOB, NIPPLE PLAY, NSFW PIC, SPANKIES‼️
Kedua kakinya dibiarkan melangkah; menuruni tangga dengan tergesa ketika adiknya Mark memberitahu dirinya bahwa tetangganya—Taeyong, pemilik mata bulat serta wajah yang cantik itu mengantarkan makanan kerumah mereka berdua.
Ketika Jaehyun sampai pada tangga terakhir, matanya melirik kearah meja makan yang sudah ada Mark dan Taeyong disana—diarahkan langkahnya menghampiri dua orang di meja makan itu.
“Hai, udah lama Tae?” Ucap Jaehyun menyapa Taeyong sambil mendudukan dirinya diantara kursi meja makan.
Mark memutar bola matanya malas mendengar basa – basi yang dilayangkan abangnya, sedang Taeyong tersenyum.
“Engga kok Jae, baru setengah jam disini.”
Jaehyun meringis mendengar ucapan yang dilayangkan Taeyong, dirinya merasa tidak enak sebab terlalu lama berada di kamar mandi—mencuci wajah serta merapihkan diri.
Taeyong terkekeh pelan, “Jangan ga enakan gitu mukanya, ayo dimakan sushinya.” Sambil satu telapak tangan miliknya menumpu pipi.
Sudah dua minggu Jaehyun dan Mark pindah kerumah baru karna kedua orang tuanya yang pindah ke amerika; mengurus bisnis keluarga.
Mark yang baru saja masuk kuliah memilih melanjutkan pendidikannya di indonesia, sama seperti Jaehyun—meneruskan kuliahnya yang kepalang tanggung sebab sudah mau skripsi.
Ketika sushi sudah akan memasuki mulut, dengungan Taeyong membuat Jaehyun langsung menolehkan kepalanya dilanjut dengan matanya yang melotot melihat kelakuan adiknya.
Mata Taeyong berkedip lucu, “Eh, eum.. Makeu aja yang makan, kak Tae udah makan kok.” Tolak Taeyong disertai senyum kecil.
Bukannya berhenti, Mark justru lebih memajukan sushi kedepan mulut kecil lelaki cantik dihadapannya, membuat Jaehyun yang tak mau kalah langsung ikut menyodorkan sushinya ke arah Taeyong.
Taeyong yang tidak enak menolak langsung membuka mulutnya untuk menerima setiap suapan dari kedua lelaki bersaudara di depannya.
“Cute.” Celetuk Mark sambil tersenyum kecil.
Jaehyun mengangguk setuju, karna memang benar adanya jika Taeyong sekarang sangat lucu dengan kedua pipi yang mengembung penuh dengan makanan.
Pipi Taeyong memerah malu mendengarnya, sesaat ketika kepalanya ingin menunduk sebuah ibu jari mengusap sudut bibirnya—membuat kepala Taeyong mendongak yang mana matanya langsung bertatapan dengan iris coklat Mark.
Belum cukup Taeyong serta Jaehyun di buat terkejut, kelakuan Mark selanjutnya bahkan membuat lelaki pemilik lesung pipi itu hampir terjengkang dari bangkunya.
“Ada mayo,” Ucap Mark sambil menghisap ibu jarinya yang terdapat cream saus, “Nice taste,” lanjutnya sambil memberikan Taeyong wink.
Gosh! Sejak kapan adiknya menjadi lelaki dominan yang genit seperti itu? Jaehyun mau muntah melihat kelakuan mark, namun sepertinya beda dengan Taeyong yang saat ini; wajahnya sudah seperti tomat dengan mata yang berkaca – kaca karna malu.
Astaga.. Taeyong rasanya ingin langsung lari—kabur kedalam rumahnya sebab panas pada mukanya lalu berteriak sekeras – kerasnya.
Sushi yang berada di atas meja telah habis, namun bukan Jaehyun serta Mark yang memakannya—mereka bahkan hanya makan dua atau tiga sushi, selebihnya kedua abang adik itu menyuapi Taeyong.
Melihat Mark yang akan menyodorkan sushinya lagi kepadanya membuat lelaki yang mulutnya sudah dipenuhi makanan itu menggeleng pelan.
“Swudwah kehnywang,” Tangannya mendorong pelan tangan Mark.
Mark mengangguk, “Aku ambilin minum.”
Taeyong hanya mengangguk sambil menggumam bersamaan Mark yang berlalu kearah dapur.
Tubuhnya dibawa menyender di sanggahan bangku, namun pergerakan bangku di sampingnya membuat kepala Taeyong secara otomatis menoleh kearah Jaehyun—yang saat ini sudah duduk di samping menatapnya sambil tersenyum kecil.
“Kenapa, Jae?” Tanya Taeyong.
Jaehyun memutar arah duduknya hingga tubuhnya saat ini berhadapan dengan Taeyong, “Tae, muka kamu sini majuan.”
Kedua alis Taeyong bertaut bingung tapi tetap menurut—memajukan wajahnya, “Dimuka aku ada sesuatu?”
Jaehyun menggeleng, “Bukan di muka, tapi di sini,” Jarinya mengusap bibir Taeyong.
“Eh!” Sesaat kepalanya berhasil mundur namun tangan Jaehyun menahannya, hingga kedua belah bibir itu bertubrukan yang langsung di lumat Jaehyun.
Taeyong mengedipkan matanya beberapa kali, otaknya masih memproses apa yang sedang terjadi.
Deheman yang berasal dari Mark membuat Taeyong tersadar dan langsung mendorong dada Jaehyun. Ia berdiri dan ingin lari, namun baru beberapa langkah pergelangan tangannya berhasil di cekal oleh Mark.
“Kak, aku denger kak Tae susu addict?” Tanya Mark, kemudian mengecup punggung tangan Taeyong yang membuat lelaki cantik itu terkejut.
“Kita mau kasih kamu susu, anggep aja rasa makasih buat makanannya,” Ucap Jaehyun menimpal omongan adiknya.
Taeyong sebenernya tidak pernah bilang jika ia suka susu, bagaimana kedua abang adik itu tau? Menggelengkan kepalanya—Taeyong tidak ingin terlalu pusing memikirkannya, ia hanya perlu menerima susu dari Jaehyun dan Mark lalu pulang.
Sepertinya susu yang akan diberikan kepadanya seperti susu kotak pada umumnya, mungkin...
Taeyong tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, begitu cepat hingga otaknya tidak diizinkan berfikir terlebih dahulu.
Ketika ia mengangguk menerima tawaran kedua abang adik itu tubuhnya langsung diangkat oleh Mark dengan Jaehyun menuntun di depan.
Taeyong belum pernah melakukan sex sebelumnya, maka ketika tanpa aba – aba kedua saudara itu memberikan sentuhan di setiap jengkal tubuhnya membuat dirinya hanya bisa menggelinjang serta mendesis pelan.
Merasa asing namun dirinya menikmati.
“Anghh.. hahh, astaga.”
Desahan Taeyong mengalun memasuki telinga Jaehyun serta Mark yang saat ini kedua mulut mereka tengah asik melumat masing – masing putting milik Taeyong. Tangan Jaehyun mengocok penis mungil lelaki cantik yang sedang berbaring itu sedangkan tangan Mark bekerja memainkan buah zakar milik Taeyong.
Dirinya berniat menolak, namun tubuhnya berkata lain, bahkan kedua tangannya memeluk kepala Jaehyun serta Mark; menekan kepala mereka agar terus memainkan puttingnya.
Taeyong yang berbaring di tengah kasur dengan Jaehyun dan Mark yang berada di sampinya namun kedua tubuh saudara itu menghadap kearahnya membuat Taeyong terhimpit.
Masih bertahan dengan posisi itu, ketika Jaehyun dan Mark merasa Taeyong akan keluar keduanya semakin gencar memainkan inti lelaki cantik itu.
“Hnghh ah.. Jaehh, Makeu mau cum hanghh.”
Jaehyun menyeringai sambil mengangguk ditengah permainan tangan serta mulutnya yang tak berhenti memainkan putting dan penis Taeyong.
Mark mendongak, berhenti memainkan putting Taeyong namun tangannya masih menggesekan buah zakar lelaki cantik itu dengan telapak tangannya sambil berucap, “I want to hear you when you cum.”
Mulut Mark berpindah, memainkan daun telinga Taeyong sambil menjulurkan lidahnya—memancing hasrat lelaki cantik itu.
Taeyong mengangguk, ketika secara sengaja Jaehyun meremas pelan penis mungilnya tanpa bisa ditahan dadanya membusung dengan jari kaki yang tertekuk, cairannya keluar bersamaan pekikannya, “AH! O—ohh akh anghhh..”
Matanya terpejam, dadanya naik turun mencoba mengatur nafas. Rasanya sangat melegakan ketika telah sampai pada putihnya.
Taeyong membuka kelopak matanya ketika merasakan usapan pada pipi serta rahangnya, pandangannya langsung berhadapan dengan iris Jaehyun, sedang Mark mulai menenggelamkan wajahnya diantara leher serta pundak Taeyong sambil mulutnya memberikan kecucap ringan sebelum menyesap kulit mulus lelaki cantik itu.
Taeyong menatap Jaehyun sayu, “Jae, mana susunya? Kenapa jadi Mark sama kamu yang nyusu di putting aku.”
Mark terkekeh pelan sedangkan Jaehyun menggigit pipi bagian dalamnya sebab menahan gemas ketika mendengar ucapan polos Taeyong.
Jaehyun melirik mark yang masih tampak asik membuat kissmark di leher serta bahu Taeyong, ia pun memanggil adiknya; matanya menyiratkan sesuatu yang langsung dimengerti Mark.
Mark bangkit dari samping Taeyong kemudian menarik lelaki cantik itu agar bangun lalu menuntunnya menjadi posisi 69.
Taeyong yang linglung hanya mengikuti apa yang mau dilakukan kedua saudara itu. Ketika tubuhnya dibaringkan diatas Mark, tanpa ia sadari jika sesuatu yang keras dan panjang menyentuh pipinya.
Sentuhan pada penis mungilnya membuat Taeyong menolehkan kepalanya kebelakang, membuat matanya melirik mark yang jarinya tengah menyentuh Inti tubuhnya.
Taeyong mendesis, “Shh.. ehmnn Makeu.”
“Want your milk? Gimme a blowjob,” Pinta Mark lalu memberikan kecupan ringan di paha dalam Taeyong.
Memperhatikan penis di depannya, dirinya mulai menurunkan tubuhnya sehingga dadanya dan perut Mark bersentuhan. Kedua tangannya memegang batang yang sudah tegang itu lalu mulai bergerak menaik turunkan tangannya—mengocok penis di hadapannya.
Dibelakangnya, Jaehyun mengarahkan tangannya mengelus pantat sintal milik Taeyong sebelum memberikan tamparan di sisi kanan pipi pantat lelaki manis di depannya.
“Akh.. shh.” Desis Taeyong saat merasakan panas di pantatnya yang membuat kedua tangannya tanpa sengaja meremas penis Mark pelan.
“Fuck—“ Umpat Mark sambil meringis.
Jaehyun terkekeh pelan, ditenggelamkan wajahnya ke pantat sintal Taeyong, “Oh my, what have i done to deserve such a beautiful body?” Gumam lelaki pemilik lesung pipi itu.
Kedua telapak tangannya yang mencengram pipi pantat Taeyong—Jaehyun tarik berlawanan arah, lalu mulutnya memberikan kecupan ringan disekitar belahan pantat lelaki manis itu.
“Mine.” Lanjut Jaehyun yang langsung mendapat tatapan sinis dari Mark, “He’s not just yours.” Dibalas dengusan malas oleh Jaehyun.
Penis mungil milik Taeyong dilahap oleh Mark sesekali lidahnya melilit batang kecil itu, dilanjut Jaehyun yang menjulurkan lidahnya memasuki lubang senggama milik Taeyong.
Mendapat dua rangsangan sekaligus pada inti tubuhnya membuat kedua kaki Taeyong bergetar menahan gejolak nikmat yang diberikan Jaehyun dan Mark.
“Ha—anghh.. u-udahh.”
Jaehyun menyeringai kecil ketika mendengar ucapan Taeyong yang meminta berhenti namun pantat lelaki itu mundur sehingga mendorong lidah Jaehyun semakin masuk kedalam lubang milik Taeyong.
“you sure, my neighbor?”
Wajahnya Jaehyun jauhkan sehingga berhenti memberikan rangsangan pada Taeyong, namun seketika sudut bibirnya naik bila mana tangannya mendapat tarikan dari lelaki cantik di hadapannya.
“J-jae.. stop teasing me.” Cicit Taeyong pelan.
Hisapan Mark pada penis mungil milik Taeyong semakin kuat membuat lelaki cantik itu sesekali mendesah tertahan.
Jaehyun masih diam, tidak melakukan apapun, menunggu Taeyong memintanya.
“Please, please.. eumhh do it again Jejey.”
Jaehyun mengangkat satu alisnya, “Jejey? Ok, not bad.”
Taeyong menggigit bibir bawahnya, tubuhnya menegang menahan rasa klimaksnya yang akan datang. Sebelah tangannya meremas paha milik Mark dengan sebelahnya lagi yang kembali mengocok penis lelaki dibawahnya usai melepaskan cekalan pada pergelangan tangan Jaehyun.
“Hah.. Makeu hnghh eumnhh” Taeyong memejamkan matanya, dengan giginya yang masih menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya perlahan melengkung masih dengan tangannya yang semakin mencengram paha Mark meninggalkan goresan yang disebabkan kukunya.
Kedua tangannya Mark bawa untuk menekan pinggul lelaki cantik diatasnya, membuat penis mungil Taeyong semakin jauh memasuki mulutnya sambil ujung lidahnya menusuk lubang kecil yang berada di kepala penis Taeyong.
Hisapan kuat berikutnya pada penisnya membuat Taeyong tak tahan sehingga ia datang pada pelepasannya; mulutnya terbuka, tubuhnya melengkung dan bergetar bersamaan perutnya yang ngejan, “M-makeu, ah anghh..”
Cairan yang dikeluarkan Taeyong—Mark telan, lalu mulai mengeluarkan penis mungil lelaki cantik diatasnya, “Gosh.. your shaking.” Kemudian mulutnya kembali memberikan kecupan serta sesapan pada paha Taeyong.
Jaehyun yang masih meraba belahan pantat Taeyong perlahan mulai memasukan kedua jarinya kedalam lubang milik tetangga cantiknya, lalu bergerak mengoyak sehingga ujung jarinya menyentuh dinding rektum Taeyong.

Taeyong yang masih berbaring di atas tubuh Mark dengan pantatnya yang menungging merespon gerakan jari Jaehyun di lubangnya, membuat pinggulnya semakin menaik.
“Damn, are you virgin?” Tanya Jaehyun yang takjub merasakan betapa sempitnya lubang Taeyong.
Desisan lirih keluar melalui belah bibir Taeyong, lalu mulai menjawab, “eungh.. engga, aku perjaka.”
Mark yang masih asik dengan kegiatannya ‘mari membuat tanda di tubuh Taeyong’ meremas kedua pipi pantat lelaki cantik itu sebab menahan gemas.
Masih fokus menggerakan jarinya—Jaehyun hanya diam, kedua jarinya semakin lelaki berlesung pipi itu masukan lebih dalam sampai menyentuh titik manis Taeyong.
“Ah..oh! Akh! Hhh.. itu a-apa?”
Jaehyun menggeram pelan, “Got it.” dikeluarkannya jari miliknya lalu mulai mengocok batang penisnya agar semakin tegak.
Mark bergeser lalu bangkit, merubah posisinya menjadi berbaring di hadapan Taeyong dengan wajah lelaki cantik itu yang langsung tertuju kearah penisnya.
Taeyong yang sedang tengkurap diantara kaki Mark mendongakan kepalanya menatap tepat kearah iris coklat lelaki itu sebelum kemudian mengganguk—menuntun kedua tangannya kembali mengocok penis Mark.
Sebelah tangannya Jaehyun bawa meremas pinggang Taeyong, dengan satu tangannya lagi mengarahkan penisnya; menggesek belahan pantat Taeyong sambil ditepukan penisnya di depan lubang lelaki cantik itu sebelum dalam sekali hentak memasukan seluruh batang penisnya kedalam lubang Taeyong.

“Ugh! Eunghh!” Jerit Taeyong tertahan.
Ketika Taeyong akan memasukan penis Mark kedalam mulutnya, dorongan di belakang tubuhnya membuat penis lelaki di hadapannya masuk hingga menyentuh ujung kerongkongannya, tanpa sengaja melakukan deep throat.
Mark mendesis merasakan getaran yang disebabkan vibra mulut Taeyong, “Shh.. keep going.”
Tanpa menunggu lubang Taeyong beradaptasi dengan penisnya—Jaehyun langsung bergerak cepat, menghentak dalam lubang senggama tetangga cantiknya hingga tepat kepala penisnya bergesekan dengan tonjolan di dalam sana.
Jaehyun menggeram jantan ketika lubang Taeyong tidak melonggar sama sekali, semakin menjepit kejantanannya memberikan rasa nikmat berkali – kali lipat atas remasan dan pijatan yang diberikan oleh dinding rektum Taeyong, “So fucking tight hhh..”
Setiap hentakan Jaehyun membuat Taeyong mendengung yang mana malah membuat penis milik Mark yang berada di dalam mulut lelaki cantik itu semakin tegak.
Lubang serta mulut milik Taeyong sungguh sangat bekerja dengan baik bagi Jaehyun dan Mark. Rasa hangat yang melingkupi penis keduanya, serta hisapan yang kuat, menjadikan tubuh kedua bersaudara itu mendapat sengatan menyenangkan.
Taeyong masih menaik turunkan kepalanya bersamaan tubuhnya yang bergerak maju mundur dengan kedua sikunya sebagai tumpuan—telapak tangannya bermain dengan buah zakar Mark.
Penis miliknya mulai menegang dan semakin membesar di mulut Taeyong, yang disadari lelaki cantik itu, maka Taeyong semakin gencar bergerak agar Mark sampai pada pelepasannya; lidahnya menjilat dan melilit batang tegak di genggamannya sesekali menyedot dan menghisap kuat hingga pipinya menirus.
Kepala Mark mendongak, disekitar dahi serta lehernya memunculkan urat ketika pelepasannya datang tanpa peringatan. Permainan mulut serta lidah Taeyong pada penisnya tidak ada duanya, rasa – rasanya jika Mark tidak menahannya ia bisa keluar hanya dengan sekali hisapan mulut Taeyong.
Tangan Mark meremas surai Taeyong, mendorong kepala itu maju agar penisnya semakin masuk sehingga cairannya ditelan dengan benar.
Air mata Taeyong mengalir, mulutnya terasa pegal dan bagian kerongkongannya perih karna kepala penis Mark yang menyentuh lama ujung mulutnya.
Setelahnya Mark tarik penisnya keluar dari mulut Taeyong yang secara bersamaan membuat suara desahan lelaki cantik itu mengalun disertai air liurnya yang menetes sebab hentakan Jaehyun pada lubang Taeyong.
“Hahh.. ah! ah! anghh..” Desah Taeyong di depan Mark, matanya menatap Mark sayu dengan mulut yang terbuka tak berhenti mengeluarkan suara.

Mark mengusap bibir bawah Taeyong dengan ibu jarinya, “You've got the milk,” Di ciumnya bibir Taeyong, menyesapnya bergantian, “And your other milk is coming.” Lanjut Mark disela ciumannya.
Tamparan kembali Jaehyun layangkan pada pipi pantat Taeyong yang telah memerah sebab lelaki cantik itu yang tanpa sengaja mengetatkan lubangnya.
Jaehyun sudah dekat pada pelepasannya, urat penisnya muncul yang menimbulkan gesekan pada lubang milik Taeyong. Tempo hentakan yang semakin cepat dan dalam jauh menyentuh spot nikmat tetangga cantiknya berhasil membuat suara desahan Taeyong keluar mengisi ruangan.
Jaehyun mendesis disertai geraman lirih sedang Taeyong mendesah tertahan disela ciumannya dengan Mark. Dalam hentakan ke lima penis Jaehyun menyemburkan cairan panas miliknya ke dalam lubang Taeyong, mengisi banyak hingga lelaki cantik itu merasa penuh dan hangat, serta cairan milik Taeyong yang keluar mengotori sprey kasur.
Keringat sudah membasahi tubuh ketiganya diantara suhu ruangan yang dingin, tak terasa sebab kegiatan intim ketiganya. Nafas yang putus – putus, namun hasrat yang terpuaskan, belum cukup bagi Jaehyun dan Mark, rasanya ingin lagi hingga tak sanggup menapakan kaki.
Dikeluarkannya penis miliknya di lubang Taeyong yang langsung membuat lubang itu terbuka mengeluarkan sperma dari lelaki pemilik lesung pipi itu.

Pemandangan yang sangat erotis dimata Jaehyun.
“I want to kiss you until you can't breathe properly.” Ucap Jaehyun. Pasangan yang tampak asik bergulat lidah itu pun berhenti, kemudian Mark tersenyum—menyuruh Taeyong agar membelakanginya yang di iyakan oleh Taeyong.
Taeyong menatap Jaehyun di depannya, lelaki pemilik lesung pipi itu duduk di depan Taeyong kemudian kedua tangannya terjulur memainkan putting milik Taeyong.
Tangannya Taeyong lingkarkan di leher Jaehyun—menariknya, membuat tubuh Jaehyun semakin maju, “Emhh.. kiss me, Je.”
Ada hak apa Jaehyun untuk menolak? Tentu saja ia sanggupi, apapun untuk tetangga cantiknya yang sejak awal sudah menyita hati serta pikirannya.
Jaehyun miringkan kepalanya, melumat kedua belah bibir milik Taeyong atas bawah bergantian, menyesap rasa manis yang membuatnya candu. Ciuman keduanya semakin instens—Jaehyun ketuk bibir Taeyong dengan lidahnya membuat lelaki cantik itu membuka mulutnya, menerima lidah Jaehyun yang tak sabaran langsung masuk mengobrak abrik isi mulutnya, mengabsen deretan giginya sebelum melilitkan lidahnya dengan milik Taeyong.
Malihat Jaehyun yang berhasil membuat Taeyong relax, Mark perlahan mangangkat pinggul Taeyong untuk duduk di atas selangkangannya, setelahnya secara perlahan memasukan penis tegangnya kedalam lubang yang masih terasa sempit itu.
“Eumnghh..” Dengungan Taeyong di sela ciumannya dengan Jaehyun membuat Mark mengusap perut lelaki mungil di pangkuannya lembut, lalu mulutnya mengecup tengkuk Taeyong—terus turun kearah pundak dan punggungnya, mencoba memberikan afeksi kepada Taeyong dengan sentuhan agar kembali relax.
Mark menggeram pelan, bagaimana lubang Taeyong menjepit serta memijat penisnya dengan baik, memberikan servis yang menakjubkan untuknya, “Fuck, it's still tight, how can it be?” Gumamnya merasa heran, sebab sebelumnya lubang Taeyong telah di masuki oleh Jaehyun.
Diarahkan tangannya menyentuh kedua pipi pantat Taeyong, lalu mengangkatnya, kemudian dengan pelan mulai memaju mundurkan penisnya dengan ia sendiri yang mulai kembali berbaring.


Pantat milik Taeyong yang terangkat membuat tubuhnya menjadi lebih condong ke arah Jaehyun, menumpukan pergelangan tangannya pada pundak lelaki berlesung pipi itu agar tubuhnya tak jatuh.
“Hah..ah..nghh.” Desah Taeyong di sela kegiatan bercumbunya dengan Jaehyun. Lidah lelaki cantik itu terjulur keluar yang dihisap oleh Jaehyun, dibawahnya Jaehyun menjepit penisnya dan penis mungil milik Taeyong dengan tangannya lalu mulai digesekan serta di kocok bersamaan.
Sebelah tangan milik Jaehyun masih bermain dengan putting milik Taeyong; memelintirnya, mencubit dan menariknya hingga timbul kemerahan. Dikecupnya pipi Taeyong oleh Jaehyun, lantas mulutnya berpindah mengulum daun telinga lelaki cantik di depannya sambil berucap, “How feels?”
Mulutnya terbuka membiarkan air liur keluar hingga mengalir sampai dagunya, mata bulat sayu yang tampak berkaca – kaca itu terdapat air mata disudutnya sebab menahan kenikmatan. Taeyong menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Jaehyun, “Feels so good, please.. dont stop.” Bisik Taeyong pelan.
Jaehyun menyeringai, “With my pleasure.” Kemudian semakin mempercepat kocokan tangannya pada penis Taeyong dan dirinya.
Katakan Taeyong sudah gila, namun dirinya dari awal memang sudah menikmati setiap setuhan Jaehyun dan Mark padanya. Ketika tubuhnya tidak menolak, lantas mengapa Taeyong harus susah payah untuk melepaskan diri? Tak perlu, ia menerima setiap afeksi yang diberikan kedua saudara yang sedang menidurinya.
Gerakan Mark semakin lama semakin tak beraturan, tak ada tempo konstan, yang ada hanya gerakan cepat dan keras asal menyentuh sweet spotnya.
“Mark, im close, want to cum together?” Tanya Jaehyun kepada Mark.
Mark mendesis pelan sebelum menjawab, “Shh.. ya.”
Lutut serta pergelangan tangannya yang menjadi tumpuan mulai lemas, Taeyong mulai lelah dengan posisi ini, dirinya hanya bisa memeluk Jaehyun yang balas memeluknya.
“Ahh.. faster.” Pinta Taeyong disela desahannya. Jaehyun dan Mark menyanggupi, di hentakannya penis miliknya hingga tenggelam di dalam lubang Taeyong, serta Jaehyun yang menaik turunkan telapak tangannya sesekali menggesek permukaan kepala penis mungil milik Taeyong dan buah zakarnya oleh ibu jarinya.
Dirinya terlonjak di pelukan Jaehyun, perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Gerakan Jaehyun serta Mark membuat pikirannya kosong dan desahannya yang tidak terkendali—Taeyong frustasi rasanya.
“Bang Jae.” Panggil Mark yang ditanggapi oleh Jaehyun, “Coming.”
“AKH! OH—angh god.” Jerit Taeyong bersamaan dengan geraman Jaehyun dan Mark yang telah sampai pada pelapasannya.
Tubuh ramping Taeyong ambruk menimpa tubuh Mark sehingga punggung serta dada Mark menempel. Keringat keduanya menjadi satu, dada masing – masing mereka naik turun mencoba mengambil nafas sebanyak – banyaknya.
Rasanya Taeyong tak bisa bangun lagi, dirinya sungguh lemas mendapat dua kenikmatan sekaligus. Ya walau lelah namun Taeyong tak menyesal.
Mark menggeser tubuh Taeyong agar berbaring langsung diatas permukaan kasur, lalu dirinya bangkit, menjadikan lututnya tumpuan dan posisinya pindah menjadi di sebelah Jaehyun.
Mark dan Jaehyun, salah satu tangan mereka terjulur memegang betis Taeyong, lantas diangkat hingga terlihat lubang merah yang tengah terbuka tutup seakan mengundang keduanya untuk kembali memasukinya.
Ya, memang itu niat keduanya.
Mata Taeyong beradu pandang dengan iris Jaehyun serta Mark, kedua alisnya dibawa bertaut, “Je? Makeu?”
Mark tersenyum tipis membalas panggilan Taeyong, “Tired?” Tanya Mark sambil mengarahkan mata kaki Taeyong untuk dikecup.
Iris mata coklat Mark masih memandang intens Taeyong, membuat lelaki yang tengah berbaring itu tersipu dibuatnya. Lantas Taeyong mengangguk, lalu membuang arah pandangannya asal tidak melihat kedua abang adik itu yang masih asik mencumbu setiap jengkal kaki miliknya.
Jaehyun terkekeh melihat Taeyong yang tampak malu – malu, ah..Jaehyun jadi ingin cepat – cepat memakan Taeyong lagi.
Lelaki berlesung pipi itu masih asik bermain dengan kaki Taeyong, mengecup serta menyesap hingga timbul tanda kemerahan hasil karyanya. Tangannya yang lain meraba dan mengusap kulit putih mulus milik lelaki cantik itu.
Mark berhenti mengecup, dirinya memanggil Jaehyun yang dibalas deheman setelahnya mulai saling mengocok penis masing – masing agar kembali tegak sepenuhnya.
Taeyong yang melihat itu semakin membuat hasrat needy miliknya naik, tubuhnya menggelinjang lantas tangannya ikut merespon dengan mencengram seprey dibawahnya.
Jantungnya berdetak tak karuan ketika mark dan Jaehyun mulai meludahi tangannya masing – masing sebelum mengoleskannya pada penis mereka sebagai pelumas.
“Just relax, i’ll make it feel good.” Ucap Mark mencoba menenangkan Taeyong.
Kedua tangan Jaehyun mendorong paha Taeyong hingga menyentuh perut serta dada lelaki cantik itu agar memudahkan Mark memasuki penisnya.
“Nghh ehm.. Makeu.” Dengung Taeyong ketika merasakan penis milik Mark mulai memasuki lubangnya.
Paha Taeyong yang satunya berpindah menjadi Mark yang memeganginya sedangkan yang satunya masih tetap di pegang Jaehyun. Digesekannya penis miliknya di lubang yang telah dimasuki penis Mark, “Im in.” Ucap Jaehyun lalu mulai memasukan batang penisnya kedalam lubang Taeyong.
“A-ahh.. hah..wait, Jae!” Tubuhnya menegang, kepalanya terlempar kebelakang, kedua tangannya semakin mencengram sprey hingga tampak kusut.
Jaehyun menulikan pendengarannya, fokusnya hanya mendorong penisnya semakin masuk dilubang sempit Taeyong.
Mark dan Jaehyun menggeram keras ketika penis Jaehyun berhasil masuk, yang mana membuat lubang Taeyong yang sudah sempit malah semakin sempit, menjepit kuat penis keduanya sehingga tak nampak ruang di dalam sana.
“S-sakit..” cicit Taeyong. Matanya terpejam yang langsung mengeluarkan air mata, ia menggigit bibirnya ketika merasa sesuatu mengalir dari lubang senggamanya.
Lagi, Mark kecup kembali kaki Taeyong agar menenangkannya, “Shtt.. sorry, im sorry.”
Jaehyun meringis melihat cairan berwarna merah mengalir dari lubang Taeyong. Tangannya mengusap paha dalam lelaki manis itu sambil berucap, “Hey, look at me, shh.. its okay, pretty.”
Taeyong arahkan pandangannya menatap kedua saudara itu, dirinya merasa mulai tenang ketika menatap masing – masing iris Jaehyun dan Mark yang mencoba menenangkannya.
Ketika Taeyong mengangguk lantas Jaehyun dan Mark mulai menggerakan penisnya keluar masuk dengan perlahan, membawa cairan berwarna merah tercampur dalam gerakan hentakan yang dibuat keduanya.
Tangan Jaehyun masih mengelus paha dalam Taeyong, sedangkan tangan Mark mulai memainkan penis mungil Taeyong agar mengurangi rasa sakit lelaki cantik itu.
“Ah.. shh..nghh.” Desahan lirih keluar dari mulut Taeyong. Lelaki cantik itu berangsur – angsur mulai merasa nikmat pada setiap gerakan Jaehyun dan Mark.
Dengan sengaja Mark menghentak keras lubang Taeyong tepat mengenai sweet spot nya.
“A-AH!”
Tubuhnya melengkung merasakan hentakan kuat dari Mark, matanya terpejam menikmati tusukan penis kedua lelaki itu.
“Feels good?” Tanya Mark kepada Taeyong.
Kepala Taeyong mengangguk cepat, “Ya, ya.. please harder.”
Jaehyun serta Mark lanjut menggerakan pinggul keduanya dengan tempo cepat, keluar masuk secara bergantian tak membiarkan lubang Taeyong kosong.
Semakin cepat, kuat dan dalam, hingga Taeyong terhentak – hentak. Kepalanya sesekali menyentuh kepala kasur yang beruntungnya empuk.
“Je ah! Angh.. Makeu hahh..astaga.”
Kepala Taeyong menggeleng cepat, dengan air mata yang mengalir, fikirannya kosong, jari kakinya menekuk, tak kuasa menahan nikmat yang di terimanya.
Jaehyun dan Mark menggeram, bergerak lebih cepat dari sebelumnya, semakin cepat membobol habis lubang Taeyong.
“Oh—hahh.. akh! Ah.. fill me up, please.”
Lubang Taeyong mencengram kuat, membuat Jaehyun serta Mark bisa merasakan tekstur penis masing – masing yang saling bergesekan.
Mark menyibak rambutnya kebelakang, masih dengan bergerak cepat menghentak Taeyong, “Shit, im so close.”
“Your hole feel amazing, Tae.” Ucap Jaehyun sambil meremas paha dalam Taeyong, “Damn, always tight.” Lanjutnya sambil terkekeh pelan.
“Ah! Ah! I-i want to nghh cum..” Pelepasannya akan datang dan Taeyong tidak bisa menahannya lagi.
“Yes, pretty. Just cum, im waiting.” Ucap Jaehyun, lantas Mark membantu Taeyong; menjepit kepala penis lelaki mungil itu lalu di gesekan di tengah jarinya.
Selang lima detik Taeyong langsung mengeluarkan cairannya hingga terciprat mengenai tangan mark serta pahanya.
Tanpa menunggu Taeyong merilekskan tubuhnya, Jaehyun serta Mark tetap bergerak untuk mengejar pelepasan masing – masing.
“Seben—nghh..ah ah hah wait! Akh!” Pinta Taeyong, namun Jaehyun dan Mark telah tertutupi kabut nafsu sehingga pantang bagi keduanya berhenti sebelum pelepasannya datang.
“S-sensitif, please.. akh! Anghh.. hahh gosh.”
Jaehyun mencengram pundak Mark, memberikan sinyal bahwa dirinya sudah akan klimaks. Mark mengangguk, tak berselang lama—tiga hentakan setelahnya keduanya mencapai pelepasannya, memenuhi lubang Taeyong dengan cairan putih kental milik keduanya.
Jaehyun menggeram, “Ghrr..oh, fuck.” semakin menekan penisnya agar spermanya keluar habis di lubang Taeyong.
“I feel full and warm.” lirih Taeyong memandang langit – langit kamar yang mulai memburam.
Mark mengeluarkan penisnya disusul Jaehyun, membuat sperma keduanya keluar dari dalam lubang Taeyong yang menganga lebar, bahkan Jaehyun serta Mark dapat melihat dinding rektum lubang terbuka itu.
Dikecupnya punggung tangan Taeyong oleh Jaehyun, sedangkan Mark merangkak di samping Taeyong—tangannya terulur untuk menyibak poni serta peluh di dahi lelaki cantik itu sebelum mengecup pipi Taeyong dengan sayang.
Sebelum matanya terpejam, Taeyong dapat mendengar suara Jaehyun dan Mark yang berucap, “Thank you, pretty neighbor.”