naacndy

CHINA, BEIJING 2027

KANTOR POLISI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Mobil itu berhenti tatkala keduanya telah sampai pada tujuan mereka.

Nabil dan Jergan memutuskan untuk segera mencari bukti yang bisa didapatkan untuk melancarkan planning mereka.

Bisa saja keduanya datang dan mencari tahu esok hari. Namun, bukankah lebih cepat lebih baik? Jika memanfaatkan waktu sebaik – baiknya, maka semakin cepat pula menemukan titik terang.

Waktu itu berharga, jika bisa sekarang kenapa harus menunggu – nunggu.

Jergan membuka pintu dengan Nabil yang mengikutinya di belakang, “Permisi, kami detektif dari pusat korea seoul. Boleh kami menanyakan soal kasus penangkapan seorang kriminal Bernama Jung Jaehyun dan Lee Taeyong untuk menambah data laporan kami?

Bukankah keduanya ada di korea? Kenapa tidak kalian tanya saja kepada mereka secara langsung?” Polisi itu menatap Jergan dan Nabil bingung.

Jergan tersenyum kecil, “Tentu kami sudah menanyakannya, hanya saja kami ingin menambah catatan untuk data laporan kami tentang bagaimana kalian mendapatkan bukti kejahatan mereka serta lokasi dimana mereka tinggal.” Wajahnya sebisa mungkin menampilkan gurat ramah agar polisi di depannya mau memberikan pernyataan.

Oh, waktu itu memang ada yang datang dan memberikan sebuah flashdish berisi bukti foto keduanya dalam melakukan pekerjaan kotor mereka.” Kedua alis itu menyatu seakan berfikir “umurnya sudah sedikit tua. Entahlah, saya tidak ingat wajahnya.” Lanjutnya.

Jergan dan Nabil saling menatap sekilas lantas lelaki manis itu berucap, “Apa kalian menanyakan alamatnya?

Polisi di depan mereka menggangguk, “Setiap orang yang melapor pasti akan kami mintai keterangan dan identitas mereka.

Terima kasih atas waktunya, jika tidak keberatan boleh kami meminta alamat orang tersebut?” kata Nabil dengan senyum tipisnya.


Jergan melihat toko yang menjual cemilan di depannya, melirik sekilas pada alamat yang digenggamnya lalu mulai melihat toko di depannya lagi.

“Lo yakin ini alamatnya?” ucap Nabil di sebelah Jeno.

“Dari alamatnya si bener ini. Di maps juga ini alamatnya.”

Nabil mengangguk, “Yaudah, ayo masuk.” Ujarnya mulai melangkahkan kakinya memasuki toko cemilan di depannya diekori Jergan di belakangnya.

KLING

Suara pintu yang di buka membuat penjual toko menoleh dengan kedua ujung bibirnya yang terangkat membentuk senyuman, “Oh! Selamat datang, apa yang ingin kalian beli.

Tidak, kami kesini untuk menanyakan sesuatu jika anda tidak keberatan.” Ucap Nabil kepada sosok pria tua dihadapannya sambil menunjukan lencana di saku lipatnya.

Melihat raut terkejut pria tua dihadapannya membuat Jergan meringis, kekasihnya itu tanpa berbasa basi langsung menunjukan apa maksud kedatangannya.

Jergan tatap pria tua di depannya dengan senyum tipis, “Maaf jika kami mengganggu, namun kami detektif dari pusat korea seoul. Bisakah kami menanyakan sesuatu kepada anda? Sebelumnya, kami sudah berdatang ke kantor kepolisian dan mereka memberikan alamat anda karna mereka berkata bahwa anda yang melaporkan bukti tentang tindakan kriminal yang dilakukan oleh tahanan bernama Jung Jaehyun serta Lee Taeyong.” Ucap Jergan memberikan alamat yang ada di genggamannya kepada sosok di depannya.

Pria tua itu mengambil alamat yang disodorkan oleh Jergan kepadanya dengan tangan yang sedikit bergetar dan Nabil yang melihat itu langsung mencengram tangan si pria tua.

“*Yi shang, dari mana anda mendapatkan bukti itu?” Ujar Nabil dengan iris matanya yang menatap tajam.

Tidak hanya Yi shang yang terkejut Jergan pun ikut terkejut dengan tindakan Nabil yang tanpa aba – aba, membuat dirinya meneguk salivanya kasar.

Nabil yang sedang serius seperti itu tampak semakin sexy dimata Jergan.

Yi shang tampak ketakutan, iris matanya bergetar menatap Nabil serta tubuhnya yang mulai berkeringat dingin.

“*Ti-tidak! Saya bukan Yi shang, kalian salah orang. Silakan pergi dari toko saya.” Ucapnya bersamaan dengan tangannya yang mendorong kedua bahu Jergan dan Nabil agar keluar dari tokonya.

Nabil memutar bola matanya malas, dirinya langsung menatap Jergan dengan maksud menyuruh Jergan mengatasi pria tua di depannya.

Jergan mendengus, tangannya bergerak menarik kerah baju Yi shang, “*Pak tua, tidak ada gunanya kau mengusir kami atau menyangkal. Jika anda tidak bersalah kami tidak akan berbuat sesuatu kepada anda.” Kata Jergan berbisik di samping Yi shang, “Anda ini sudah tua. Tidak pantas menambah dosa dengan berbohong. Cepat katakan sebelum kami menggantungmu di pohon samping tokomu itu.” Lanjutnya.

Nabil menatap Jergan dan pria tua dihadapannya dengan wajah datarnya. Apa – apaan? Jergan berkata seperti seorang renternir yang sedang menagih sebuah hutang. Nabil tak habis pikir.

Kedua tangannya di tangkup seperti memohon lalu mata Yi shang mulai menatap jeno disampingnya, “B-baiklah, saya akan mengatakannya. Tolong jangan gantung saya, saya masih ingin hidup.

Jergan terkekeh seraya mengngangguk sedangkan Nabil menganga tak percaya, bagaimana bisa pria tua dihadapannya percaya atas perkataan Jergan yang ingin menggantungnya? Ayolah, jika sampai Yi shang tidak memberi tau mungkin dirinya dan Jergan akan memberi sedikit pelajaran tidak sampai menggantungnya.

Contohnya seperti mencambuk punggung pria tua itu sampai berkata jujur, pikir Nabil.

MOTEL HAENGBOK, SEOUL 2027

“Rekaman CCTV mati, kita tidak bisa melihat pelakunya.” Ucap salah satu polisi dengan aksen koreanya kepada Jaehyun yang sedang memeriksa selang shower, merasakan hangat ketika menyentuhnya.

“Kabari kekasihku, bilang kepadanya untuk meretas CCTV agar kembali menyala dan lihat tindakan mencurigakan. Cepat.”

Polisi itu mengernyitkan alisnya tampak bingung, “Siapa kekasihmu?” sambil memegang alat walkie talkie nya.

Jaehyun terkekeh, tak habis pikir kepada rekan polisi di depannya. Ayolah, bahkan setiap polisi yang ikut menangani kasus dengannya dan Taeyong semua tau bahwa keduanya adalah sepasang kekasih.

“Tahanan bernama Lee Taeyong. Anda kabari dia, saya akan berkeliling motel ini mencoba memeriksa keadaan sekitar. Kalau sudah, katakan padanya untuk hubungi saya.”

Anggukan kepala Jaehyun dapatkan setelahnya dirinya berjalan keluar dari kamar motel itu, “Polisi ga guna.” Umpatan keluar bersamaan kakinya yang melangkah dengan mata yang melirik sekitarnya tajam.


Deringan di sakunya menghentikan Jaehyun. Diambilnya ponsel tugasnya yang telah diretas itu dan diarahkan ke telinganya. “Hm? Dapet sesuatu?”

Disebrang sana Taeyong membalas ucapan Jaehyun, “Iya. Di belakang gedung ada pintu yang mengarah keluar. Ada orang di balik pintu, mukanya ga bisa gue liat tapi kayanya dia pelakunya. Sekarang Gedung motelnya udah di kepung, kayanya dia nunggu kita lengah baru dia kabur lewat situ, Jae.” Serta matanya ia arahkan ke layar yang menunjukan semua rekaman di dalam gedung.

“Ok, sekarang gua jalan kearah sana. Btw, makasih yang.” Celetuk Jaehyun lalu memutuskan sambungan telfon dan Kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.

You have to run, before I catch you.” Gumam Jaehyun dengan ujung bibirnya yang membentuk seringai.

Tak jauh dari tempat lokasi di dalam mobil Taeyong masih melongo atas perkataan lelaki tampannya, “Biasanya kalo dia panggil gue begitu pasti mau minta jatah.”

Taeyong mendengus, “Lupa kayanya kalo lagi dipenjara. Jangankan nge-sex, ngomong aja perlu teriak udah kaya paduan suara biar kedengeran.”

Selang dua detik tak lama terdengar hembusan nafas kasar yang keluar dari Taeyong seraya menggeleng merasa sangat miris dengan jalan hidupnya dan Jaehyun sekarang.


Setelah berhasil menangkap pelaku dan memasukannya ke dalam mobil untuk membawanya ke kantor kepolisian dan akan dimintai keterangan dengan Jaehyun yang masih berada di sana bersama beberapa rekan polisi yang sedang berbicara kepada pemilik motel serta perjaganya.

Merasa tugasnya sudah selesai dirinya berniat menghampiri Taeyong untuk bertemu kekasihnya sebelum langkahnya kemudian dihentikan oleh Mingyu yang memanggilnya, meminta waktunya sebentar untuk sekedar berbicara.

Sebuah gelas kopi tesodor di hadapan Jaehyun, “Ngobrol santai dengan kopi?”

“Thanks.” Diambilnya kopi di hadapannya lalu kakinya mengikuti Langkah Mingyu. Setidaknya obrolan mereka akan lebih santai jika ditempat yang jauh dari keramaian.

KOREA SELATAN, SEOUL 2027

Sosok berseragam polisi itu berhenti tepat di depan sel milik Jaehyun, membuat lelaki yang sedang santai membaca koran itu menoleh dengan satu alis yang terangkat.

“Tahanan 1497, seseorang mencarimu.”

Kedua alis itu bertaut bingung, Taeyong yang mendengar ucapan polisi itu langsung berdiri di depan jeruji besi untuk melihat Jaehyun.

Keduanya saling bertatapan seakan berbicara lewat mata mereka.

Jaehyun menggeleng, lalu menatap polisi di depannya dengan raut penasaran, “Siapa?”

“Kau akan tau ketika melihatnya.”

Sesaat Jaehyun melirik Taeyong yang hanya menganggukan kepala—menyuruh Jaehyun untuk ikut dan melihat siapakah seseorang yang membesuk lelaki itu.


Mata iris hazel itu menyipit ketika melihat seseorang yang berada di balik kaca penghalang. Orang itu mendongak lalu membalas tatapan Jaehyun.

“Apa kabar, jae?”

Sebuah sapaan terlontar untuk Jaehyun ketika lelaki pemilik leaung pipi itu telah duduk.

“Baik, kenapa kesini?”

Joni berdehem sebelum berucap, “Sorry, baru bisa ngunjungin lu sekarang. Lu tau? Mereka masih kecewa sama lu, tapi harus diinget kalo kita siap bantu. Sekali lagi gua punya pilihan, kali ini tolong di pikirin baik – baik karna kesempatan ga dateng dua kali. Semoga pilihan lu tepat.”

Banyak pertanyaan yang ada di otaknya. Jaehyun sangat penasaran tentang apa kali ini yang sohibnya tawarkan beserta keuntungannya dan segala resiko yang akan di dapatkan jika bersedia menerima tawaran Joni.

“Apa pilihannya?” Ucap Jaehyun yang memandang langsung iris mata Joni disertai tatapan tajam dan keseriusan di dalam ucapannya.

⚠️ KENAKALAN REMAJA, PENYERANGAN, PEMUKULAN ⚠️ INDONESIA, JAKARTA 2017

FLASHBACK

BUG!

BUG!

Disalah satu gang kecil suara pukulan tampak begitu menyakitkan bagi siapapun yang mendengarkannya.

Tampak sosok lelaki yang tergeletak di tanah dengan keadaan yang sudah babak belur, sebab telah menerima beberapa pukulan di wajah serta tubuhnya.

Salah satu pemukul itu meludah, “Lemah, lo ga usah kebanyakan gaya anjing. Populer di sekolah ga menjamin lu bisa selamat dari tangan gua.” Disusul tendangan di perut korban yang terbatuk usai menerima hantaman di perutnya.

Jaehyun nama lelaki yang terbaring dengan keadaan yang jauh dari kata baik itu hanya bisa menggeliat dengan masing – masing tangannya yang melindungi perut serta wajahnya. Dirinya tidak mengerti, apa urusannya ia dengan para pemukul itu. Apa salahnya(?)

Dirinya memang populer, namun ia tidak pernah mengurusi sesuatu yang bukan urusannya. Bahkan ia termasuk siswa yang pendiam karna terlalu malas bersosialisasi.

Jaehyun meludah kemudian ujung bibirnya tertarik membentuk seringai, “Gua ga salah. Lo ribet.”

Ketua dari pemukul itu geram ketika mendengar ucapan Jaehyun yang seakan menantangnya, “Lo rebut cewek gua anjing.” Kemudian menyuruh kawan – kawannya untuk Kembali memukuli Jaehyun.

Kedua tangannya refleks melindungi wajahnya serta kepala agar setidaknya jika dia harus sekarat otaknya masih bisa berfungsi untuk sekedar berfikir dengan baik dan waras.

Ditengah tubuhya yang mulai berangsur mati rasa Jaehyun berucap, “Cewek lo murahan. Ga doyan gua sama lonte.” Kemudian terkekeh dengan pandangan yang memburam.

Jaehyun tertawa dalam hati. Rupanya masalahnya hanya karna Wanita yang bahkan dia tau saja tidak. Wajah tampan miliknya rupanya sedikit membawa kesialan ya, sayangnya Jaehyun tidak menyesal.

“BANGSAT! ABISIN NIH COWOK.”

Salah satu dari mereka yang ingin melayangkan kayu kepada kepala Jaehyun seketika terhenti mendengar suara sirine mobil dari polisi. Mereka semua kemudian lari terbirit – birit sarat ketakutan dan panik terlihat dari wajah para sekelompok itu yang masih sempat menginjak – injak Jaehyun di tengah pelariannya.

Usai mereka pergi, Jaehyun yang masih sedikit sadar terbatuk dengan kelopak mata yang perlahan terbuka, dengan pandangan buramnya ia melihat seseorang berjalan kearahnya.

Jaehyun tak bisa melihat wajah orang itu, kepalanya pening dengan matanya yang perlahan tertutup tak sadarkan diri.


Mata dengan iris hazel itu terbuka ketika merasakan dingin dan bau retinol terhirup hidungnya.

Pertama kali sadar yang dilihatnya adalah cahaya lampu, membuat Jaehyun harus mengedipkan matanya beberapa kali agar matanya dapat menetralisir cahaya yang masuk.

“Udah tidurnya?”

Suara yang terdengar membuat Jaehyun mengalihkan arah pandangnya. Dilihatnya seorang lelaki bersurai coklat yang entah sedang apa tampak membelakanginya.

Jaehyun mengerutkan alisnya, “Siapa?”

Lelaki bersurai coklat itu berbalik menghadap Jaehyun, memperlihatkan wajah tampan serta cantiknya dengan rahang tegas dilengkapi hidung mancungnya.

Tapi bukan itu yang membuat Jaehyun tertarik. Mata orang itu sangat indah, bulat dengan irisnya yang berwarna hitam pekat sedang menatapnya tajam namun ada sirat kekawatiran di dalamnya.

Lelaki itu menghampiri Jaehyun dan duduk di sampingnya, “Gue Taeyong. Lee Taeyong.”

“Blasteran?”

“Engga. gue orang korea asli, cuma pindah kesini sepuluh tahun lalu.”

Jaehyun berdehem, “Bahasa lu, fasih.”

“Sepuluh tahun itu lama. Bahkan dalam waktu dua tahun gue udah fasih bahasa negara ini.” Sinis Taeyong.

Jaehyun meringis dalam hati, “Tadi ada suara polisi. Lu bilang apa ke mereka?”

Jaehyun penasaran, jika sampai benar ada polisi dan mereka nemuin dia pasti sekarang dia ga ada di sini dan sudah ada di rumah sakit karna Jaehyun yakin, jika dilihat – lihat lukanya lumayan serius.

Hela nafas keluar dari bibir Taeyong, “Oh itu, nada dering hp gue.”

“H-hah?”

“Ck! Itu nada dering hp gue. Ga ada polisi. Gue sengaja nyalain biar orang yang mukulin lo pada pergi.”

Jaehyun bingung harus bereaksi seperti apa, dirinya cukup bersyukur setidaknya bisa selamat karna nada dering Taeyong, jika tidak mungkin pemakaman lah tempatnya.

“Makasih.” Ucap Jaehyun sambil menatap kearah Taeyong.

Setelahnya senyuman tipis dan anggukan Taeyong berikan untuk membalas ucapan Jaehyun.

Begitulah pertemuan keduanya, dengan Taeyong dan Jaehyun yang mulai bercerita tentang kehidupan mereka.

Seperti takdir yang memang sudah merencanakan pertemuan mereka, keduanya merasa beruntung.

Taeyong yang sudah ditinggal orang tuanya sejak umurnya tiga belas tahun dan mulai hidup sendiri tanpa kerabat yang ingin membantunya, dengan Jaehyun yang memang sudah tidak mempunyai orang tua sejak kecil karna kecelakaan pesawat yang merenggut kedua orang tersayangnya, kemudian lari meninggalkan pamannya yang seorang pemabuk dan pejudi.

Bagi Jaehyun dirinya merupakan puzzle yang tak lengkap. Beberapa bagian dari dirinya hilang. Namun ketika dirinya bertemu Taeyong, semuanya berbeda. Lelaki cantik itu melengkapinya, menyempurnakan dirinya, sehingga menjadi bentuk puzzle yang utuh.

Mereka berdua saling menutupi kekurangan masing – masing, sampai disetiap waktu yang terlewati keduanya tumbuh menjadi kuat Bersama.

FATED

Selesai dengan tugasnya—Jaehyun dan Taeyong kembali diantarkan kedalam sel tahanan mereka. Keduanya mendapat tempat yang berbeda setelah mereka bergabung bersama para polisi.

Kasur yang empuk, tv kecil di sudut sel, serta beberapa cemilan serta koran diatas meja yang melengkapi tempat baru mereka.

Setelah Jaehyun dan Taeyong masuk kedalam sel tahanan—pimpinan polisi yang memantau mereka berdua berkata, “Berhenti mengucapkan kata cinta jika sedang dalam kasus.”

Bagaimana polisi itu bisa tau? Sebab ponsel yang diberikan kepada Jaehyun dan Taeyong merupakan pinjaman dari pekerja keamanan itu, bahkan di dalam ponsel itu ada penyadap sehingga mau menggunakan bahasa apapun para polisi itu akan tau.

Taeyong memutan bola matanya malas dengan Jaehyun yang menatap pimpinan polisi di depannya datar.

“Paman, jika kau lupa kita berdua adalah kekasih. Bagaimana bisa kau tidak memperbolehkan saya mengatakan cinta kepada kekasih saya jika kau saja tidak membiarkan kita sekedar melakukan kegiatan bercinta?” Ucap Jaehyun sinis.

Polisi itu menghela nafas kasar ketika mendengar ucapan Jaehyun, “Astaga, dasar pasangan kriminal gila.” Lalu kemudian pergi.

Taeyong sesungguhnya malu ketika Jaehyun dengan secara gamblang mengatakan kata yang begitu frontal, namun ia cukup terhibur atas tanggapan pimpinan pengawas mereka.

Gila katanya? Cih, bahkan Taeyong dan Jaehyun bisa lebih gila lagi jika mereka ingin.

Apa yang ada dipikiran kalian tentang sepasang kekasih kriminal yang memutuskan untuk berubah karna memiliki keinginan yang disebut kebahagiaan(?).

Tampak mustahil ketika kalian tau apa yang telah dilakukan keduanya pada saat masih menjalani pekerjaan kotor mereka.

Menjadi sosok pembunuh berdarah dingin dan dilatih tanpa belas kasih agar tidak menghambat pekerjaan, keduanya bahkan tidak bisa menghitung sudah berapa banyak nyawa dan darah mengotori tangan mereka.

Taeyong dan Jaehyun sepasang kekasih kriminal yang tertangkap oleh pihak keamanan negara sudah sejak dua tahun yang lalu, kini bisa dibilang telah menjadi bawahan rahasia para polisi.

Memiliki skill yang berguna, para polisi itu setuju membuat perjanjian rahasia dengan pasangan kriminal itu. Membantu mereka maka keduanya akan diberikan keringanan.

Jaehyun dan Taeyong tau jika para polisi itu hanya memanfaatkan mereka. Tuduhan yang dilayangkan kepada keduanya mengantarkan mereka pada hukuman mati. Keringanan? Maksudnya dari hukuman mati menjadi hukuman penjara seumur hidup. Bukankah sama saja(?)

Sungguh Jaehyun dan Taeyong ingin tertawa dalam hati.

Alasan keduanya menerima perjanjian itu agar setidaknya mereka bisa menghirup udara luar dan bertatap muka walau harus dengan perintah serta aturan bahkan pantauan GPS yang berada di leher mereka. Benda berbentuk chip itu tertempel di bagian tengah tengkuk mereka berdua agar saat Taeyong dan Jaehyun melakukan tugas keduanya tidak bisa melarikan diri.

Chip itu hanya bisa dilepas menggunakan alat. Jika dilepas paksa maka akan mengeluarkan sengatan menyakitkan pada tubuh keduanya.

Jangan pikir Jaehyun dan Taeyong tidak pernah mencoba untuk kabur, nyatanya mereka selalu mendapatkan sengatan menyakitkan itu sebelum kemudian ditemukan dan dimasukan kembali kedalam sel tahanan.

Setelah dua tahun lalu keduanya bertemu Mingyu dan lelaki itu membantu Taeyong, maka setiap rasa sakit itu datang Taeyong diizinkan menenangkan Jaehyun. Namun sejak enam bulan setelahnya ketika Jaehyun sudah bebas dari efek yang disebabkan oleh narkoba, tidak ada alasan keduanya melakukan skinship bahkan bertatap muka sekalipun.

Maka disinilah Jaehyun dan Taeyong sekarang, membantu para polisi dalam setiap kasusnya. Menjadi boneka mereka yang dengan bebas diatur dan dikendalikan.

Dibandingkan hidup dengan tuntutan masa tahanan seumur hidup, keduanya memilih hidup berdampingan bersama kematian yang menghantui setiap saat.

Tidak ada jaminan bagi nyawa kriminal seperti mereka, seperti sengaja para polisi itu menjadikan keduanya pancingan bagi para penjahat diluar sana. Bagai ikan yang sudah siap menjadi santapan bagi para kucing liar kelaparan.

Jaehyun dan Taeyong adalah buronan sejak dulu. Pembunuh profesional dengan bayaran tinggi, berteman dengan rasa takut dan sakit, bahkan penjahat kelas kakap pun mereka taklukan. Darah pembunuh yang mengalir di dalam diri keduanya membuat Jaehyun dan Taeyong siap mati kapan pun jika memang itu diperlukan.

Flashback ⚠️ DRUGS, HALLUCINATION, ANXIETY, PANIC ATTACK ⚠️

KOREA SELATAN, SEOUL 2025

ARGGHHH

Suara kencang yang memekakan telinga menggema di dalam sebuah sel. Sosok yang berada di balik jeruji itu terus berteriak setiap kali rasa sakit di kepalanya muncul, rasanya seperti distusuk beribu – ribu jarum.

Taeyong yang mendengar teriakan itu sudah sejak tadi meminta tolong untuk dikeluarkan agar bisa menenangkan kekasihnya Jaehyun yang berada di sebelah sel nya.

“Lepaskan brengsek!! Setidaknya biarkan saya menenangkan kekasih saya!” teriak Taeyong berharap para polisi penjaga itu mendengar permohonanya.

Sudah empat bulan mereka terkurung di balik jeruji dengan tuduhan yang dilayangkan kepada mereka, entah siapa yang berhasil mendapatkan jejak keduanya.

Taeyong dan Jaehyun tidak bodoh untuk meninggalkan jejak begitu saja. Menjalankan pekerjaan yang beresiko sangat tinggi menjadikan keduanya sangat berhati – hati, sehingga disetiap kegiatan yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan kotor keduanya akan teliti dan waspada.

Jaehyun dan Taeyong terkenal dengan nama samaran mereka. Menjadikan keduanya selalu mendapat panggilan pekerjaan dengan gaji yang tinggi, entah itu untuk menjadi pembunuh bayaran maupun jual beli organ.

Dua polisi yang menjaga lorong mendatangi sel Jaehyun, “Hei kau! Diam, atau kami akan menyetrummu.”

Rasa sakit dikepalanya tidak mau berhenti, membuat Jaehyun tersiksa di setiap detiknya. Tubuh yang telah basah oleh peluh dan Jaehyun yang masih berteriak semakin keras dengan kedua tangannya menarik tiap helai surai rambutnya.

Kedua polisi itu melotot, salah satunya bersuara, “APA KAU TULI! BERISIK BODOH.” Kemudian polisi itu membuka pintu sel ingin menyetrum Jaehyun agar diam.

Taeyong geram, kedua tangannya menggenggam besi sel di hadapannya, “SAYA MOHON JANGAN! Masukan saya kedalam selnya, saya akan menenangkannya.” Tatapan memohon Taeyong layangkan.

“Kau kira kami akan percaya? Ini pasti akal – akalan kalian.”

“APA KALIAN BERDUA BUTA? DIA KESAKITAN. KEKASIH SAYA KESAKITAN BRENGSEK! LEPASKAN, SAYA AKAN MENENANGKANNYA.”

Seakan tuli, kedua polisi itu tidak mendengarkan ucapan Taeyong yang bahkan sudah menangis. Air matanya menetes di setiap teriakan Jaehyun. Kekasihnya kesakitan, Jaehyunnya kesakitan.

Taeyong benar – benar ingin menenangkan Jaehyun dengan pelukannya, mengatakan kalimat penuh cinta agar setidaknya Jaehyun tau Taeyong akan selalu ada untuknya, bersamanya, disampingnya. Mengusap lembut punggung tegapnya, hingga Jaehyun melupakan rasa sakit kemudian tertidur.

Sesaat ketika alat setrum itu akan mengenai Jaehyun, sebuah teriakan menghentikan Tindakan kedua polisi itu. Sosok lelaki dengan seragam polisi berpangkat tinggi bersuara, “Apa yang akan kalian perbuat?” Suaranya tegas dengan kedua matanya menatap kearah Taeyong.

Taeyong tekejut, “Anda.. M-mingyu?” suaranya menyaut pelan.

Mingyu melirik kearah kedua polisi itu, menyuruh keduanya melepaskan Taeyong dan memasukannya kedalam sel tahanan Jaehyun untuk menenangkannya.

Kedua polisi itu saling menatap sesaat sebelum dengan kaku membalas atasan mereka, “T-tapi pak, dia tahanan. Bisa saja ini hanya-“

Ucapan itu terpotong dengan mingyu yang menatap tajam keduanya, “kalian tidak tuli kan? Lepaskan.”

Polisi itu mengangguk, kemudian melepaskan Taeyong dan memasukannya kedalam sel Jaehyun yang langsung membuat lelaki cantik itu memeluk Jaehyun erat dan mengucapkan kata – kata menenangkan.

Melihatnya membuat mingyu tersenyum kecil, sebelum pergi dirinya memerintahkan ke kedua polisi itu agar membiarkan mereka berdua sampai Jaehyun tenang dan keduanya bisa memasukan Taeyong Kembali ke dalam sel nya sendiri.

Jaeyong pair mark

BXB, MATURE CONTENT, ANAL SEX, NSFW, DIRTY TALK, HARSHWORDS, THREESOME, EXPLICIT, NO MINORS‼️⚠️ SCANE ⚠️ ; RIMMING, FINGERING, BLOW JOB, HAND JOB, NIPPLE PLAY, NSFW PIC, SPANKIES‼️


Kedua kakinya dibiarkan melangkah; menuruni tangga dengan tergesa ketika adiknya Mark memberitahu dirinya bahwa tetangganya—Taeyong, pemilik mata bulat serta wajah yang cantik itu mengantarkan makanan kerumah mereka berdua.

Ketika Jaehyun sampai pada tangga terakhir, matanya melirik kearah meja makan yang sudah ada Mark dan Taeyong disana—diarahkan langkahnya menghampiri dua orang di meja makan itu.

“Hai, udah lama Tae?” Ucap Jaehyun menyapa Taeyong sambil mendudukan dirinya diantara kursi meja makan.

Mark memutar bola matanya malas mendengar basa – basi yang dilayangkan abangnya, sedang Taeyong tersenyum.

“Engga kok Jae, baru setengah jam disini.”

Jaehyun meringis mendengar ucapan yang dilayangkan Taeyong, dirinya merasa tidak enak sebab terlalu lama berada di kamar mandi—mencuci wajah serta merapihkan diri.

Taeyong terkekeh pelan, “Jangan ga enakan gitu mukanya, ayo dimakan sushinya.” Sambil satu telapak tangan miliknya menumpu pipi.

Sudah dua minggu Jaehyun dan Mark pindah kerumah baru karna kedua orang tuanya yang pindah ke amerika; mengurus bisnis keluarga.

Mark yang baru saja masuk kuliah memilih melanjutkan pendidikannya di indonesia, sama seperti Jaehyun—meneruskan kuliahnya yang kepalang tanggung sebab sudah mau skripsi.

Ketika sushi sudah akan memasuki mulut, dengungan Taeyong membuat Jaehyun langsung menolehkan kepalanya dilanjut dengan matanya yang melotot melihat kelakuan adiknya.

Mata Taeyong berkedip lucu, “Eh, eum.. Makeu aja yang makan, kak Tae udah makan kok.” Tolak Taeyong disertai senyum kecil.

Bukannya berhenti, Mark justru lebih memajukan sushi kedepan mulut kecil lelaki cantik dihadapannya, membuat Jaehyun yang tak mau kalah langsung ikut menyodorkan sushinya ke arah Taeyong.

Taeyong yang tidak enak menolak langsung membuka mulutnya untuk menerima setiap suapan dari kedua lelaki bersaudara di depannya.

Cute.” Celetuk Mark sambil tersenyum kecil.

Jaehyun mengangguk setuju, karna memang benar adanya jika Taeyong sekarang sangat lucu dengan kedua pipi yang mengembung penuh dengan makanan.

Pipi Taeyong memerah malu mendengarnya, sesaat ketika kepalanya ingin menunduk sebuah ibu jari mengusap sudut bibirnya—membuat kepala Taeyong mendongak yang mana matanya langsung bertatapan dengan iris coklat Mark.

Belum cukup Taeyong serta Jaehyun di buat terkejut, kelakuan Mark selanjutnya bahkan membuat lelaki pemilik lesung pipi itu hampir terjengkang dari bangkunya.

“Ada mayo,” Ucap Mark sambil menghisap ibu jarinya yang terdapat cream saus, “Nice taste,” lanjutnya sambil memberikan Taeyong wink.

Gosh! Sejak kapan adiknya menjadi lelaki dominan yang genit seperti itu? Jaehyun mau muntah melihat kelakuan mark, namun sepertinya beda dengan Taeyong yang saat ini; wajahnya sudah seperti tomat dengan mata yang berkaca – kaca karna malu.

Astaga.. Taeyong rasanya ingin langsung lari—kabur kedalam rumahnya sebab panas pada mukanya lalu berteriak sekeras – kerasnya.


Sushi yang berada di atas meja telah habis, namun bukan Jaehyun serta Mark yang memakannya—mereka bahkan hanya makan dua atau tiga sushi, selebihnya kedua abang adik itu menyuapi Taeyong.

Melihat Mark yang akan menyodorkan sushinya lagi kepadanya membuat lelaki yang mulutnya sudah dipenuhi makanan itu menggeleng pelan.

“Swudwah kehnywang,” Tangannya mendorong pelan tangan Mark.

Mark mengangguk, “Aku ambilin minum.”

Taeyong hanya mengangguk sambil menggumam bersamaan Mark yang berlalu kearah dapur.

Tubuhnya dibawa menyender di sanggahan bangku, namun pergerakan bangku di sampingnya membuat kepala Taeyong secara otomatis menoleh kearah Jaehyun—yang saat ini sudah duduk di samping menatapnya sambil tersenyum kecil.

“Kenapa, Jae?” Tanya Taeyong. Jaehyun memutar arah duduknya hingga tubuhnya saat ini berhadapan dengan Taeyong, “Tae, muka kamu sini majuan.”

Kedua alis Taeyong bertaut bingung tapi tetap menurut—memajukan wajahnya, “Dimuka aku ada sesuatu?”

Jaehyun menggeleng, “Bukan di muka, tapi di sini,” Jarinya mengusap bibir Taeyong.

“Eh!” Sesaat kepalanya berhasil mundur namun tangan Jaehyun menahannya, hingga kedua belah bibir itu bertubrukan yang langsung di lumat Jaehyun.

Taeyong mengedipkan matanya beberapa kali, otaknya masih memproses apa yang sedang terjadi.

Deheman yang berasal dari Mark membuat Taeyong tersadar dan langsung mendorong dada Jaehyun. Ia berdiri dan ingin lari, namun baru beberapa langkah pergelangan tangannya berhasil di cekal oleh Mark.

“Kak, aku denger kak Tae susu addict?” Tanya Mark, kemudian mengecup punggung tangan Taeyong yang membuat lelaki cantik itu terkejut.

“Kita mau kasih kamu susu, anggep aja rasa makasih buat makanannya,” Ucap Jaehyun menimpal omongan adiknya.

Taeyong sebenernya tidak pernah bilang jika ia suka susu, bagaimana kedua abang adik itu tau? Menggelengkan kepalanya—Taeyong tidak ingin terlalu pusing memikirkannya, ia hanya perlu menerima susu dari Jaehyun dan Mark lalu pulang.

Sepertinya susu yang akan diberikan kepadanya seperti susu kotak pada umumnya, mungkin...


Taeyong tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, begitu cepat hingga otaknya tidak diizinkan berfikir terlebih dahulu.

Ketika ia mengangguk menerima tawaran kedua abang adik itu tubuhnya langsung diangkat oleh Mark dengan Jaehyun menuntun di depan.

Taeyong belum pernah melakukan sex sebelumnya, maka ketika tanpa aba – aba kedua saudara itu memberikan sentuhan di setiap jengkal tubuhnya membuat dirinya hanya bisa menggelinjang serta mendesis pelan.

Merasa asing namun dirinya menikmati.

Anghh.. hahh, astaga.”

Desahan Taeyong mengalun memasuki telinga Jaehyun serta Mark yang saat ini kedua mulut mereka tengah asik melumat masing – masing putting milik Taeyong. Tangan Jaehyun mengocok penis mungil lelaki cantik yang sedang berbaring itu sedangkan tangan Mark bekerja memainkan buah zakar milik Taeyong.

Dirinya berniat menolak, namun tubuhnya berkata lain, bahkan kedua tangannya memeluk kepala Jaehyun serta Mark; menekan kepala mereka agar terus memainkan puttingnya.

Taeyong yang berbaring di tengah kasur dengan Jaehyun dan Mark yang berada di sampinya namun kedua tubuh saudara itu menghadap kearahnya membuat Taeyong terhimpit.

Masih bertahan dengan posisi itu, ketika Jaehyun dan Mark merasa Taeyong akan keluar keduanya semakin gencar memainkan inti lelaki cantik itu.

Hnghh ah.. Jaehh, Makeu mau cum hanghh.

Jaehyun menyeringai sambil mengangguk ditengah permainan tangan serta mulutnya yang tak berhenti memainkan putting dan penis Taeyong.

Mark mendongak, berhenti memainkan putting Taeyong namun tangannya masih menggesekan buah zakar lelaki cantik itu dengan telapak tangannya sambil berucap, “I want to hear you when you cum.”

Mulut Mark berpindah, memainkan daun telinga Taeyong sambil menjulurkan lidahnya—memancing hasrat lelaki cantik itu.

Taeyong mengangguk, ketika secara sengaja Jaehyun meremas pelan penis mungilnya tanpa bisa ditahan dadanya membusung dengan jari kaki yang tertekuk, cairannya keluar bersamaan pekikannya, “AH! O—ohh akh anghhh..

Matanya terpejam, dadanya naik turun mencoba mengatur nafas. Rasanya sangat melegakan ketika telah sampai pada putihnya.

Taeyong membuka kelopak matanya ketika merasakan usapan pada pipi serta rahangnya, pandangannya langsung berhadapan dengan iris Jaehyun, sedang Mark mulai menenggelamkan wajahnya diantara leher serta pundak Taeyong sambil mulutnya memberikan kecucap ringan sebelum menyesap kulit mulus lelaki cantik itu.

Taeyong menatap Jaehyun sayu, “Jae, mana susunya? Kenapa jadi Mark sama kamu yang nyusu di putting aku.”

Mark terkekeh pelan sedangkan Jaehyun menggigit pipi bagian dalamnya sebab menahan gemas ketika mendengar ucapan polos Taeyong.

Jaehyun melirik mark yang masih tampak asik membuat kissmark di leher serta bahu Taeyong, ia pun memanggil adiknya; matanya menyiratkan sesuatu yang langsung dimengerti Mark.

Mark bangkit dari samping Taeyong kemudian menarik lelaki cantik itu agar bangun lalu menuntunnya menjadi posisi 69.

Taeyong yang linglung hanya mengikuti apa yang mau dilakukan kedua saudara itu. Ketika tubuhnya dibaringkan diatas Mark, tanpa ia sadari jika sesuatu yang keras dan panjang menyentuh pipinya.

Sentuhan pada penis mungilnya membuat Taeyong menolehkan kepalanya kebelakang, membuat matanya melirik mark yang jarinya tengah menyentuh Inti tubuhnya. Taeyong mendesis, “Shh.. ehmnn Makeu.”

Want your milk? Gimme a blowjob,” Pinta Mark lalu memberikan kecupan ringan di paha dalam Taeyong.

Memperhatikan penis di depannya, dirinya mulai menurunkan tubuhnya sehingga dadanya dan perut Mark bersentuhan. Kedua tangannya memegang batang yang sudah tegang itu lalu mulai bergerak menaik turunkan tangannya—mengocok penis di hadapannya.

Dibelakangnya, Jaehyun mengarahkan tangannya mengelus pantat sintal milik Taeyong sebelum memberikan tamparan di sisi kanan pipi pantat lelaki manis di depannya.

Akh.. shh.” Desis Taeyong saat merasakan panas di pantatnya yang membuat kedua tangannya tanpa sengaja meremas penis Mark pelan.

Fuck—“ Umpat Mark sambil meringis.

Jaehyun terkekeh pelan, ditenggelamkan wajahnya ke pantat sintal Taeyong, “Oh my, what have i done to deserve such a beautiful body?” Gumam lelaki pemilik lesung pipi itu.

Kedua telapak tangannya yang mencengram pipi pantat Taeyong—Jaehyun tarik berlawanan arah, lalu mulutnya memberikan kecupan ringan disekitar belahan pantat lelaki manis itu.

Mine.” Lanjut Jaehyun yang langsung mendapat tatapan sinis dari Mark, “He’s not just yours.” Dibalas dengusan malas oleh Jaehyun.

Penis mungil milik Taeyong dilahap oleh Mark sesekali lidahnya melilit batang kecil itu, dilanjut Jaehyun yang menjulurkan lidahnya memasuki lubang senggama milik Taeyong.

Mendapat dua rangsangan sekaligus pada inti tubuhnya membuat kedua kaki Taeyong bergetar menahan gejolak nikmat yang diberikan Jaehyun dan Mark.

Ha—anghh.. u-udahh.

Jaehyun menyeringai kecil ketika mendengar ucapan Taeyong yang meminta berhenti namun pantat lelaki itu mundur sehingga mendorong lidah Jaehyun semakin masuk kedalam lubang milik Taeyong.

you sure, my neighbor?”

Wajahnya Jaehyun jauhkan sehingga berhenti memberikan rangsangan pada Taeyong, namun seketika sudut bibirnya naik bila mana tangannya mendapat tarikan dari lelaki cantik di hadapannya.

“J-jae.. stop teasing me.” Cicit Taeyong pelan.

Hisapan Mark pada penis mungil milik Taeyong semakin kuat membuat lelaki cantik itu sesekali mendesah tertahan.

Jaehyun masih diam, tidak melakukan apapun, menunggu Taeyong memintanya.

Please, please.. eumhh do it again Jejey.”

Jaehyun mengangkat satu alisnya, “Jejey? Ok, not bad.”

Taeyong menggigit bibir bawahnya, tubuhnya menegang menahan rasa klimaksnya yang akan datang. Sebelah tangannya meremas paha milik Mark dengan sebelahnya lagi yang kembali mengocok penis lelaki dibawahnya usai melepaskan cekalan pada pergelangan tangan Jaehyun.

Hah.. Makeu hnghh eumnhh” Taeyong memejamkan matanya, dengan giginya yang masih menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya perlahan melengkung masih dengan tangannya yang semakin mencengram paha Mark meninggalkan goresan yang disebabkan kukunya.

Kedua tangannya Mark bawa untuk menekan pinggul lelaki cantik diatasnya, membuat penis mungil Taeyong semakin jauh memasuki mulutnya sambil ujung lidahnya menusuk lubang kecil yang berada di kepala penis Taeyong.

Hisapan kuat berikutnya pada penisnya membuat Taeyong tak tahan sehingga ia datang pada pelepasannya; mulutnya terbuka, tubuhnya melengkung dan bergetar bersamaan perutnya yang ngejan, “M-makeu, ah anghh..”

Cairan yang dikeluarkan Taeyong—Mark telan, lalu mulai mengeluarkan penis mungil lelaki cantik diatasnya, “Gosh.. your shaking.” Kemudian mulutnya kembali memberikan kecupan serta sesapan pada paha Taeyong.

Jaehyun yang masih meraba belahan pantat Taeyong perlahan mulai memasukan kedua jarinya kedalam lubang milik tetangga cantiknya, lalu bergerak mengoyak sehingga ujung jarinya menyentuh dinding rektum Taeyong.

image

Taeyong yang masih berbaring di atas tubuh Mark dengan pantatnya yang menungging merespon gerakan jari Jaehyun di lubangnya, membuat pinggulnya semakin menaik.

Damn, are you virgin?” Tanya Jaehyun yang takjub merasakan betapa sempitnya lubang Taeyong.

Desisan lirih keluar melalui belah bibir Taeyong, lalu mulai menjawab, “eungh.. engga, aku perjaka.”

Mark yang masih asik dengan kegiatannya ‘mari membuat tanda di tubuh Taeyong’ meremas kedua pipi pantat lelaki cantik itu sebab menahan gemas.

Masih fokus menggerakan jarinya—Jaehyun hanya diam, kedua jarinya semakin lelaki berlesung pipi itu masukan lebih dalam sampai menyentuh titik manis Taeyong.

Ah..oh! Akh! Hhh.. itu a-apa?”

Jaehyun menggeram pelan, “Got it.” dikeluarkannya jari miliknya lalu mulai mengocok batang penisnya agar semakin tegak.

Mark bergeser lalu bangkit, merubah posisinya menjadi berbaring di hadapan Taeyong dengan wajah lelaki cantik itu yang langsung tertuju kearah penisnya.

Taeyong yang sedang tengkurap diantara kaki Mark mendongakan kepalanya menatap tepat kearah iris coklat lelaki itu sebelum kemudian mengganguk—menuntun kedua tangannya kembali mengocok penis Mark.

Sebelah tangannya Jaehyun bawa meremas pinggang Taeyong, dengan satu tangannya lagi mengarahkan penisnya; menggesek belahan pantat Taeyong sambil ditepukan penisnya di depan lubang lelaki cantik itu sebelum dalam sekali hentak memasukan seluruh batang penisnya kedalam lubang Taeyong.

image

Ugh! Eunghh!” Jerit Taeyong tertahan. Ketika Taeyong akan memasukan penis Mark kedalam mulutnya, dorongan di belakang tubuhnya membuat penis lelaki di hadapannya masuk hingga menyentuh ujung kerongkongannya, tanpa sengaja melakukan deep throat.

Mark mendesis merasakan getaran yang disebabkan vibra mulut Taeyong, “Shh.. keep going.

Tanpa menunggu lubang Taeyong beradaptasi dengan penisnya—Jaehyun langsung bergerak cepat, menghentak dalam lubang senggama tetangga cantiknya hingga tepat kepala penisnya bergesekan dengan tonjolan di dalam sana.

Jaehyun menggeram jantan ketika lubang Taeyong tidak melonggar sama sekali, semakin menjepit kejantanannya memberikan rasa nikmat berkali – kali lipat atas remasan dan pijatan yang diberikan oleh dinding rektum Taeyong, “So fucking tight hhh..”

Setiap hentakan Jaehyun membuat Taeyong mendengung yang mana malah membuat penis milik Mark yang berada di dalam mulut lelaki cantik itu semakin tegak.

Lubang serta mulut milik Taeyong sungguh sangat bekerja dengan baik bagi Jaehyun dan Mark. Rasa hangat yang melingkupi penis keduanya, serta hisapan yang kuat, menjadikan tubuh kedua bersaudara itu mendapat sengatan menyenangkan.

Taeyong masih menaik turunkan kepalanya bersamaan tubuhnya yang bergerak maju mundur dengan kedua sikunya sebagai tumpuan—telapak tangannya bermain dengan buah zakar Mark.

Penis miliknya mulai menegang dan semakin membesar di mulut Taeyong, yang disadari lelaki cantik itu, maka Taeyong semakin gencar bergerak agar Mark sampai pada pelepasannya; lidahnya menjilat dan melilit batang tegak di genggamannya sesekali menyedot dan menghisap kuat hingga pipinya menirus.

Kepala Mark mendongak, disekitar dahi serta lehernya memunculkan urat ketika pelepasannya datang tanpa peringatan. Permainan mulut serta lidah Taeyong pada penisnya tidak ada duanya, rasa – rasanya jika Mark tidak menahannya ia bisa keluar hanya dengan sekali hisapan mulut Taeyong.

Tangan Mark meremas surai Taeyong, mendorong kepala itu maju agar penisnya semakin masuk sehingga cairannya ditelan dengan benar.

Air mata Taeyong mengalir, mulutnya terasa pegal dan bagian kerongkongannya perih karna kepala penis Mark yang menyentuh lama ujung mulutnya.

Setelahnya Mark tarik penisnya keluar dari mulut Taeyong yang secara bersamaan membuat suara desahan lelaki cantik itu mengalun disertai air liurnya yang menetes sebab hentakan Jaehyun pada lubang Taeyong.

Hahh.. ah! ah! anghh..” Desah Taeyong di depan Mark, matanya menatap Mark sayu dengan mulut yang terbuka tak berhenti mengeluarkan suara.

image

Mark mengusap bibir bawah Taeyong dengan ibu jarinya, “You've got the milk,” Di ciumnya bibir Taeyong, menyesapnya bergantian, “And your other milk is coming.” Lanjut Mark disela ciumannya.

Tamparan kembali Jaehyun layangkan pada pipi pantat Taeyong yang telah memerah sebab lelaki cantik itu yang tanpa sengaja mengetatkan lubangnya.

Jaehyun sudah dekat pada pelepasannya, urat penisnya muncul yang menimbulkan gesekan pada lubang milik Taeyong. Tempo hentakan yang semakin cepat dan dalam jauh menyentuh spot nikmat tetangga cantiknya berhasil membuat suara desahan Taeyong keluar mengisi ruangan.

Jaehyun mendesis disertai geraman lirih sedang Taeyong mendesah tertahan disela ciumannya dengan Mark. Dalam hentakan ke lima penis Jaehyun menyemburkan cairan panas miliknya ke dalam lubang Taeyong, mengisi banyak hingga lelaki cantik itu merasa penuh dan hangat, serta cairan milik Taeyong yang keluar mengotori sprey kasur.

Keringat sudah membasahi tubuh ketiganya diantara suhu ruangan yang dingin, tak terasa sebab kegiatan intim ketiganya. Nafas yang putus – putus, namun hasrat yang terpuaskan, belum cukup bagi Jaehyun dan Mark, rasanya ingin lagi hingga tak sanggup menapakan kaki.

Dikeluarkannya penis miliknya di lubang Taeyong yang langsung membuat lubang itu terbuka mengeluarkan sperma dari lelaki pemilik lesung pipi itu.

image

Pemandangan yang sangat erotis dimata Jaehyun.

I want to kiss you until you can't breathe properly.” Ucap Jaehyun. Pasangan yang tampak asik bergulat lidah itu pun berhenti, kemudian Mark tersenyum—menyuruh Taeyong agar membelakanginya yang di iyakan oleh Taeyong.

Taeyong menatap Jaehyun di depannya, lelaki pemilik lesung pipi itu duduk di depan Taeyong kemudian kedua tangannya terjulur memainkan putting milik Taeyong.

Tangannya Taeyong lingkarkan di leher Jaehyun—menariknya, membuat tubuh Jaehyun semakin maju, “Emhh.. kiss me, Je.”

Ada hak apa Jaehyun untuk menolak? Tentu saja ia sanggupi, apapun untuk tetangga cantiknya yang sejak awal sudah menyita hati serta pikirannya.

Jaehyun miringkan kepalanya, melumat kedua belah bibir milik Taeyong atas bawah bergantian, menyesap rasa manis yang membuatnya candu. Ciuman keduanya semakin instens—Jaehyun ketuk bibir Taeyong dengan lidahnya membuat lelaki cantik itu membuka mulutnya, menerima lidah Jaehyun yang tak sabaran langsung masuk mengobrak abrik isi mulutnya, mengabsen deretan giginya sebelum melilitkan lidahnya dengan milik Taeyong.

Malihat Jaehyun yang berhasil membuat Taeyong relax, Mark perlahan mangangkat pinggul Taeyong untuk duduk di atas selangkangannya, setelahnya secara perlahan memasukan penis tegangnya kedalam lubang yang masih terasa sempit itu.

Eumnghh..” Dengungan Taeyong di sela ciumannya dengan Jaehyun membuat Mark mengusap perut lelaki mungil di pangkuannya lembut, lalu mulutnya mengecup tengkuk Taeyong—terus turun kearah pundak dan punggungnya, mencoba memberikan afeksi kepada Taeyong dengan sentuhan agar kembali relax.

Mark menggeram pelan, bagaimana lubang Taeyong menjepit serta memijat penisnya dengan baik, memberikan servis yang menakjubkan untuknya, “Fuck, it's still tight, how can it be?” Gumamnya merasa heran, sebab sebelumnya lubang Taeyong telah di masuki oleh Jaehyun.

Diarahkan tangannya menyentuh kedua pipi pantat Taeyong, lalu mengangkatnya, kemudian dengan pelan mulai memaju mundurkan penisnya dengan ia sendiri yang mulai kembali berbaring.

image

image

Pantat milik Taeyong yang terangkat membuat tubuhnya menjadi lebih condong ke arah Jaehyun, menumpukan pergelangan tangannya pada pundak lelaki berlesung pipi itu agar tubuhnya tak jatuh.

Hah..ah..nghh.” Desah Taeyong di sela kegiatan bercumbunya dengan Jaehyun. Lidah lelaki cantik itu terjulur keluar yang dihisap oleh Jaehyun, dibawahnya Jaehyun menjepit penisnya dan penis mungil milik Taeyong dengan tangannya lalu mulai digesekan serta di kocok bersamaan.

Sebelah tangan milik Jaehyun masih bermain dengan putting milik Taeyong; memelintirnya, mencubit dan menariknya hingga timbul kemerahan. Dikecupnya pipi Taeyong oleh Jaehyun, lantas mulutnya berpindah mengulum daun telinga lelaki cantik di depannya sambil berucap, “How feels?”

Mulutnya terbuka membiarkan air liur keluar hingga mengalir sampai dagunya, mata bulat sayu yang tampak berkaca – kaca itu terdapat air mata disudutnya sebab menahan kenikmatan. Taeyong menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Jaehyun, “Feels so good, please.. dont stop.” Bisik Taeyong pelan.

Jaehyun menyeringai, “With my pleasure.” Kemudian semakin mempercepat kocokan tangannya pada penis Taeyong dan dirinya.

Katakan Taeyong sudah gila, namun dirinya dari awal memang sudah menikmati setiap setuhan Jaehyun dan Mark padanya. Ketika tubuhnya tidak menolak, lantas mengapa Taeyong harus susah payah untuk melepaskan diri? Tak perlu, ia menerima setiap afeksi yang diberikan kedua saudara yang sedang menidurinya.

Gerakan Mark semakin lama semakin tak beraturan, tak ada tempo konstan, yang ada hanya gerakan cepat dan keras asal menyentuh sweet spotnya.

“Mark, im close, want to cum together?” Tanya Jaehyun kepada Mark.

Mark mendesis pelan sebelum menjawab, “Shh.. ya.”

Lutut serta pergelangan tangannya yang menjadi tumpuan mulai lemas, Taeyong mulai lelah dengan posisi ini, dirinya hanya bisa memeluk Jaehyun yang balas memeluknya.

Ahh.. faster.” Pinta Taeyong disela desahannya. Jaehyun dan Mark menyanggupi, di hentakannya penis miliknya hingga tenggelam di dalam lubang Taeyong, serta Jaehyun yang menaik turunkan telapak tangannya sesekali menggesek permukaan kepala penis mungil milik Taeyong dan buah zakarnya oleh ibu jarinya.

Dirinya terlonjak di pelukan Jaehyun, perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Gerakan Jaehyun serta Mark membuat pikirannya kosong dan desahannya yang tidak terkendali—Taeyong frustasi rasanya.

“Bang Jae.” Panggil Mark yang ditanggapi oleh Jaehyun, “Coming.”

AKH! OH—angh god.” Jerit Taeyong bersamaan dengan geraman Jaehyun dan Mark yang telah sampai pada pelapasannya.

Tubuh ramping Taeyong ambruk menimpa tubuh Mark sehingga punggung serta dada Mark menempel. Keringat keduanya menjadi satu, dada masing – masing mereka naik turun mencoba mengambil nafas sebanyak – banyaknya.

Rasanya Taeyong tak bisa bangun lagi, dirinya sungguh lemas mendapat dua kenikmatan sekaligus. Ya walau lelah namun Taeyong tak menyesal.

Mark menggeser tubuh Taeyong agar berbaring langsung diatas permukaan kasur, lalu dirinya bangkit, menjadikan lututnya tumpuan dan posisinya pindah menjadi di sebelah Jaehyun.

Mark dan Jaehyun, salah satu tangan mereka terjulur memegang betis Taeyong, lantas diangkat hingga terlihat lubang merah yang tengah terbuka tutup seakan mengundang keduanya untuk kembali memasukinya.

Ya, memang itu niat keduanya.

Mata Taeyong beradu pandang dengan iris Jaehyun serta Mark, kedua alisnya dibawa bertaut, “Je? Makeu?”

Mark tersenyum tipis membalas panggilan Taeyong, “Tired?” Tanya Mark sambil mengarahkan mata kaki Taeyong untuk dikecup.

Iris mata coklat Mark masih memandang intens Taeyong, membuat lelaki yang tengah berbaring itu tersipu dibuatnya. Lantas Taeyong mengangguk, lalu membuang arah pandangannya asal tidak melihat kedua abang adik itu yang masih asik mencumbu setiap jengkal kaki miliknya.

Jaehyun terkekeh melihat Taeyong yang tampak malu – malu, ah..Jaehyun jadi ingin cepat – cepat memakan Taeyong lagi.

Lelaki berlesung pipi itu masih asik bermain dengan kaki Taeyong, mengecup serta menyesap hingga timbul tanda kemerahan hasil karyanya. Tangannya yang lain meraba dan mengusap kulit putih mulus milik lelaki cantik itu.

Mark berhenti mengecup, dirinya memanggil Jaehyun yang dibalas deheman setelahnya mulai saling mengocok penis masing – masing agar kembali tegak sepenuhnya.

Taeyong yang melihat itu semakin membuat hasrat needy miliknya naik, tubuhnya menggelinjang lantas tangannya ikut merespon dengan mencengram seprey dibawahnya.

Jantungnya berdetak tak karuan ketika mark dan Jaehyun mulai meludahi tangannya masing – masing sebelum mengoleskannya pada penis mereka sebagai pelumas.

Just relax, i’ll make it feel good.” Ucap Mark mencoba menenangkan Taeyong.

Kedua tangan Jaehyun mendorong paha Taeyong hingga menyentuh perut serta dada lelaki cantik itu agar memudahkan Mark memasuki penisnya.

Nghh ehm.. Makeu.” Dengung Taeyong ketika merasakan penis milik Mark mulai memasuki lubangnya.

Paha Taeyong yang satunya berpindah menjadi Mark yang memeganginya sedangkan yang satunya masih tetap di pegang Jaehyun. Digesekannya penis miliknya di lubang yang telah dimasuki penis Mark, “Im in.” Ucap Jaehyun lalu mulai memasukan batang penisnya kedalam lubang Taeyong.

A-ahh.. hah..wait, Jae!” Tubuhnya menegang, kepalanya terlempar kebelakang, kedua tangannya semakin mencengram sprey hingga tampak kusut.

Jaehyun menulikan pendengarannya, fokusnya hanya mendorong penisnya semakin masuk dilubang sempit Taeyong.

Mark dan Jaehyun menggeram keras ketika penis Jaehyun berhasil masuk, yang mana membuat lubang Taeyong yang sudah sempit malah semakin sempit, menjepit kuat penis keduanya sehingga tak nampak ruang di dalam sana.

“S-sakit..” cicit Taeyong. Matanya terpejam yang langsung mengeluarkan air mata, ia menggigit bibirnya ketika merasa sesuatu mengalir dari lubang senggamanya.

Lagi, Mark kecup kembali kaki Taeyong agar menenangkannya, “Shtt.. sorry, im sorry.”

Jaehyun meringis melihat cairan berwarna merah mengalir dari lubang Taeyong. Tangannya mengusap paha dalam lelaki manis itu sambil berucap, “Hey, look at me, shh.. its okay, pretty.”

Taeyong arahkan pandangannya menatap kedua saudara itu, dirinya merasa mulai tenang ketika menatap masing – masing iris Jaehyun dan Mark yang mencoba menenangkannya.

Ketika Taeyong mengangguk lantas Jaehyun dan Mark mulai menggerakan penisnya keluar masuk dengan perlahan, membawa cairan berwarna merah tercampur dalam gerakan hentakan yang dibuat keduanya.

Tangan Jaehyun masih mengelus paha dalam Taeyong, sedangkan tangan Mark mulai memainkan penis mungil Taeyong agar mengurangi rasa sakit lelaki cantik itu.

Ah.. shh..nghh.” Desahan lirih keluar dari mulut Taeyong. Lelaki cantik itu berangsur – angsur mulai merasa nikmat pada setiap gerakan Jaehyun dan Mark.

Dengan sengaja Mark menghentak keras lubang Taeyong tepat mengenai sweet spot nya.

A-AH!

Tubuhnya melengkung merasakan hentakan kuat dari Mark, matanya terpejam menikmati tusukan penis kedua lelaki itu.

Feels good?” Tanya Mark kepada Taeyong.

Kepala Taeyong mengangguk cepat, “Ya, ya.. please harder.”

Jaehyun serta Mark lanjut menggerakan pinggul keduanya dengan tempo cepat, keluar masuk secara bergantian tak membiarkan lubang Taeyong kosong.

Semakin cepat, kuat dan dalam, hingga Taeyong terhentak – hentak. Kepalanya sesekali menyentuh kepala kasur yang beruntungnya empuk.

Je ah! Angh.. Makeu hahh..astaga.” Kepala Taeyong menggeleng cepat, dengan air mata yang mengalir, fikirannya kosong, jari kakinya menekuk, tak kuasa menahan nikmat yang di terimanya.

Jaehyun dan Mark menggeram, bergerak lebih cepat dari sebelumnya, semakin cepat membobol habis lubang Taeyong.

Oh—hahh.. akh! Ah.. fill me up, please.”

Lubang Taeyong mencengram kuat, membuat Jaehyun serta Mark bisa merasakan tekstur penis masing – masing yang saling bergesekan.

Mark menyibak rambutnya kebelakang, masih dengan bergerak cepat menghentak Taeyong, “Shit, im so close.

Your hole feel amazing, Tae.” Ucap Jaehyun sambil meremas paha dalam Taeyong, “Damn, always tight.” Lanjutnya sambil terkekeh pelan.

Ah! Ah! I-i want to nghh cum..” Pelepasannya akan datang dan Taeyong tidak bisa menahannya lagi.

Yes, pretty. Just cum, im waiting.” Ucap Jaehyun, lantas Mark membantu Taeyong; menjepit kepala penis lelaki mungil itu lalu di gesekan di tengah jarinya.

Selang lima detik Taeyong langsung mengeluarkan cairannya hingga terciprat mengenai tangan mark serta pahanya.

Tanpa menunggu Taeyong merilekskan tubuhnya, Jaehyun serta Mark tetap bergerak untuk mengejar pelepasan masing – masing.

“Seben—nghh..ah ah hah wait! Akh!” Pinta Taeyong, namun Jaehyun dan Mark telah tertutupi kabut nafsu sehingga pantang bagi keduanya berhenti sebelum pelepasannya datang.

S-sensitif, please.. akh! Anghh.. hahh gosh.”

Jaehyun mencengram pundak Mark, memberikan sinyal bahwa dirinya sudah akan klimaks. Mark mengangguk, tak berselang lama—tiga hentakan setelahnya keduanya mencapai pelepasannya, memenuhi lubang Taeyong dengan cairan putih kental milik keduanya.

Jaehyun menggeram, “Ghrr..oh, fuck.” semakin menekan penisnya agar spermanya keluar habis di lubang Taeyong.

I feel full and warm.” lirih Taeyong memandang langit – langit kamar yang mulai memburam.

Mark mengeluarkan penisnya disusul Jaehyun, membuat sperma keduanya keluar dari dalam lubang Taeyong yang menganga lebar, bahkan Jaehyun serta Mark dapat melihat dinding rektum lubang terbuka itu.

Dikecupnya punggung tangan Taeyong oleh Jaehyun, sedangkan Mark merangkak di samping Taeyong—tangannya terulur untuk menyibak poni serta peluh di dahi lelaki cantik itu sebelum mengecup pipi Taeyong dengan sayang.

Sebelum matanya terpejam, Taeyong dapat mendengar suara Jaehyun dan Mark yang berucap, “Thank you, pretty neighbor.

TW // RAPE MATURE CONTENT, BXB, ANAL SEX, THREESOME, EXPLICIT, HARS WORDS, 21+, NO MINOR‼️⚠️⚠️🔞

Jreng~

Sayang.. valentine untukmu~

Brak! Brak! Brak!

Jaehyun berdecak kesal ketika permainan gitarnya terganggu oleh suara gebrakan pintu, ia menatap Johnny di depannya dengan matanya yang menyiratkan agar lelaki yang sedang merokok itu membukakan pintu.

“Jon, bukain sono.”

Johnny mengangkat satu alisnya usai memutar bola matanya malas, “Lu lah, tamu lu kali tuh.”

Seketika kedua ujung bibir Jaehyun tertarik membentuk senyum lebar mendengar ucapan Johnny. iya juga, pikirnya.

Ceklek

“Eh, say—aduh!”

Jaehyun mengaduh ketika tanpa aba – aba dahinya diketok dua kali oleh renternir cantik di hadapannya.

Taeyong—nama renternir cantik itu yang dari tadi mengetuk pintu kosan Jaehyun dengan kepala yang menoleh kesamping, tak ngeh jika pintu dihadapannya telah terbuka, menjadikannya malah mengetok jidat kebanggaan milik Jaehyun.

“Eh, loh, sorry. Btw, cepet bayar utang lo.” Tagih Taeyong dengan telapak tangan yang mengadah.

Jaehyun menyengir sambil tangannya ngusap dahi dia yang udah timbul kemerahan, “Masuk dulu ya? Biar saya buatin minum dulu, baru saya kasih duitnya.” Tubuhnya dimiringkan—mempersilakan Taeyong masuk.

Tatapan sengit diberikan oleh Taeyong ke Jaehyun, “Ok, tapi buru. Gue sibuk.”

Perlahan langkah kakinya masuk melewati pintu yang langsung berhadapan sama Johnny yang lagi ngerokok di bangku ruang tamu.

Johnny anggukin kepalanya pelan maksud memberi salam ke Taeyong, “Duduk dulu teh.”

“Teh, teh, matamu. Gue lakik jing.” Ucap Taeyong garang dengan mata yang melotot kearah Johnny.

“Eh, maaf mas, saya kira cewek. Cantik sih.” Ucap Johnny sambil mengusap tengkuknya canggung.


“Ini tehnya, silakan diminum.”

Taeyong mengambil teh yang disodorkan Jaehyun padanya lalu mulai meneguk minuman itu perlahan.

Sudut bibir Jaehyun naik sedikit membentuk seringai kecil, ia mulai berbasa – basi ngajak sosok cantik di depannya ngobrol.

“Jadi, utang saya berapa ya mas?”

Kepala Taeyong rasanya muter, matanya lama – lama mulai berat untuk ia bawa terbuka. Dengan punggung yang di senderkan di sanggahan sofa Taeyong mulai menjawab ucapan Jaehyun, “Lima ratus ribu.”

“Yaudah mas, seben—,”

Rasanya omongan lelaki di depannya udah ga bisa Taeyong denger karna pandangannya mulai mengabur sebelum akhirnya gelap.

Jaehyun bangkit, langkahnya ngampirin Taeyong lalu ditepuk pipinya pelan, “Mas, mas, bangun.”

Ga ada pergerakan dari Taeyong, cuma suara dengkuran halus khas orang yang tertidur dan itu buat Jaehyun bersorak dalam hati.

“Jep, anak orang lu apain ajg?”

Jaehyun berdecak, “Ck, gua kasih obat tidur. Buru lu angkat bawa ke kamar.”

Johnny yang denger ucapan Jaehyun cuma bisa gelengin kepalanya ngeliat kelakuan temen yang sifatnya sebelas duabelas sama setan.


Perlahan mata bulat itu terbuka, mulai menyesuaikan penglihatannya karna ruangan yang menampilkan cahaya berwarna merah.

Ketika penglihatannya jelas, Taeyong dapat melihat ruangan dengan segala poster penuh tertempel di dinding seperti ruangan sekte pemuja.

“Loh, udah bangun.” Ucap Johnny yang tiba – tiba wajahnya muncul dihadapan Taeyong dengan wajah yang terbalik di pandangannya.

Taeyong tersentak, tubuhnya ingin bangkit, namun sesuatu menahan pahanya.

“Diem, nikmatin aja ok?” Ucap Jaehyun ke Taeyong yang ada di bawahnya.

Kepalanya terangkat yang pandangannya langsung dapat melihat Jaehyun yang sudah telanjang serta kedua telapak tangan milik lelaki lesung pipi itu memegang pahanya.

Terkejut untuk yang kedua kalinya, sialan! lelaki yang sedang memegang pahanya itu dalam keadaan telanjang—tidak, bukan hanya dia, namun dirinya serta Johnny juga. Penis Jaehyun bahkan sudah menancap dilubangnya entah sejak kapan.

“Bangsat! Lepas—eumphh!”

Seketika ucapannya di berhentikan dengan sebuah benda keras nan panjang yang langsung masuk ke dalam mulutnya.

Kepala milik Taeyong diapit oleh paha Johnny dan pandangan lelaki cantik itu yang langsung tepat ke arah buah zakar milik Johnny.

Dibawah sana, tepatnya pada penis Jaehyun yang menancap di lubang senggama milik Taeyong—mulai bergerak dalam tempo cepat dan acak.

Eunghh.. mphh hnghh” Desah Taeyong tertahan sebab mulutnya yang tersumpal penis Johnny.

Suara Taeyong yang menghasilkan getaran vibra pada penis Johnny membuat lelaki jangkung itu mengerang nikmat dengan matanya yang terpejam.

Diarahkan satu tangannya ke bawah; menyentuh rambut Taeyong, lalu di naik dan turunkan berulang kali agar penisnya mendapatkan service.

Kedua kaki Taeyong diangkat Jaehyun lalu diletakan di kedua pundaknya, agar memudahkannya menumbuk lubang Taeyong semakin dalam.

Plak!

Tamparan Jaehyun berikan kepaha Taeyong membuat kulit yang tadinya putih mulai timbul kemerahan.

“Yang nakal kaya gini harus diajarin pake penis kita jon, biar nurut.”

Johnny hanya balas mengangguk, dirinya terlalu sibuk menjambak rambut Taeyong kebawah agar tetap terdongak.

Mulut Taeyong hangat, serta suaranya yang berhasil memberikan getaran ke penis Johnny, lidahnya bahkan mulai bermain; melilit penis miliknya.

Johnny mendesis, “Shh.. iya begitu mas, isep penis saya biar cepet keluar.”

image

Dibawahnya, Taeyong yang mulutnya terus disuruh menelan penis Johnny dan lubangnya yang turut serta ditumbuk oleh Jaehyun, hanya bisa mendesah tertahan dengan tubuh sesekali menggeliat, ketika penis milik lelaki berlesung pipi berhasil menyentuh prostatnya.

Rahangnya pegal, kulit kepalanya sakit sebab tarikan keras Johnny pada rambutnya. Ah, Taeyong menyesal telah termakan omongan Jaehyun yang menyuruhnya masuk ke kosan lelaki itu.

Penis mungil milik Taeyong yang menegang mulai mengeluarkan cairan precum, melihatnya membuat Jaehyun memegang penis mungil itu lalu dirinya kocok cepat.

Dada Taeyong membusung, dirinya tak kuat harus menerima kenikmatan di setiap inti tubuhnya.

Tak lama penis Johnny semakin masuk kedalam menyentuh ujung rongga mulut Taeyong—melakukan deep throat, yang membuat lelaki cantik itu tersedak dengan air mata yang sudah mengalir keluar dari sudut matanya.

Cairan putih kental itu keluar di dalam mulut Taeyong, ketika lelaki cantik itu mau memuntahkannya pipinya langsung mendapat tamparan, “Telen, kalo ga mau mulutnya diperkosa sampe mampus.”

Dengan terpaksa Taeyong menelan cairan Johnny, setelahnya menjerit merasakan lubang ujung penisnya di gesek oleh kuku milik Jaehyun.

Akh!.. ng-ngilu, nghh..”

Jaehyun tak perduli, ia dengan gencar tetap bergerak mencari kenikmatannya sendiri dengan jarinya yang mengocok dan menggesek ujung penis mungil milik Taeyong sesekali turun bermain pada buah zakar lelaki cantik itu.

Usai pelepasannya Johnny membungkuk. Lidahnya terjulur menggapai puting tegang yang sejak tadi menggodanya untuk di raupnya, lalu dihisap serta digigit kecil. Sebelah tangannya ikut memainkan puting satunya milik Taeyong.

Kembali lelaki cantik itu mendapat cairan keluar di dalam lubangnya bersamaan miliknya yang mengotori perut serta dadanya yang membusung. Jari kakinya tertekuk tanpa sadar betisnya menjepit kepala Jaehyun.

“Sialan—angh ah!.” Desah Taeyong disertai umpatannya untuk Jaehyun.

Jaehyun mengeluarkan penisnya dari lubang Taeyong usai pelepasannya, lalu mulai berucap, “Jon, masih belum nurut. Kasih penis lagi jon.”


Ah! Ah! Brengsekhh, angh..

Kali ini posisi dadanya sudah menempel, ikut bergesekan sesuai dengan gerakan tumbukan pada lubangnya yang diisi penis milik Johnny.

image

Sungguh, Johnny akan berterima kasih kepada sohibnya nanti karna telah mengajaknya untuk berbagi kenikmatan surgawi.

Disudut kamarnya—Jaehyun yang melihat dua orang bermain diatas kasurnya langsung mengocok penisnya sendiri dengan sebelah jarinya yang mengapit batang rokok, sesekali dihisapnya sambil mendesis.

Dibanding bokep, tontonan secara langsung seperti ini yang lebih membuat Jaehyun horny.

“Mulutnya ngucap ga mau, tapi mukanya udah horny. Gimana sih cantik?” Ucap Jaehyun bersamaan asap rokok yang keluar dari belah bibirnya.

Sebenernya kamar Jaehyun dengan lampunya yang berwarna merah gelap seperti ini malah membuat suasana jadi lebih panas, sangat mendukung untuk kegiatan sex seperti sekarang.

Taeyong mengumpat kembali dalam hati—brengsek, harusnya dirinya melawan dan menolak sentuhan kedua lelaki yang sedang memperkosanya. Namun, dirinya tak yakin bisa menang melawan keduanya yang tubuhnya bahkan lebih besar dari pada dirinya sendiri.

Taeyong tenggelamkan wajahnya di bantal. Tanpa sadar pantatnya terangkat seatas; menungging semakin tinggi.

Johnny mengelus seductive punggung sosok cantik dibawahnya, “Nah, kaya gini, nurut.”

Jaehyun terkekeh pelan sebelum menyuruh Johnny mempercepat gerakannya yang diiyakan oleh lelaki jangkung itu.

Bersamaan Johnny mempercepat gerakannya maka makin cepat pula kocokan Jaehyun pada penisnya sendiri.

Diletakannya batang rokok yang hampir habis itu pada asbak di atas meja sebelahnya, lalu mulai melipat tangannya agar menjadi sanggahan kepalanya sambil badannya Jaehyun senderkan.

Setelah beberapa tumbukan—ketiganya, keluar berbarengan, membuat ruangan itu terdengar erangan di setiap sudutnya.

Taeyong yang lemas langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur setelah Johnny mengeluarkan penisnya, membuat cairan putih miliknya keluar dari lubang milik Taeyong.

image

“Belum puas nih, emut dong penis gua.” Ucap Jaehyun kepada Taeyong yang masih merebahkan dirinya di atas kasur.

Jaehyun memegang penisnya lalu mulai digoyangkan pelan, “Lemah amat si? Cepet sini, mau dibebasin ga?”

Segala umpatan sudah Taeyong layangkan buat Jaehyun dan Johnny di dalam hati, rahangnya mengeras; merasa geram karna tak ada pilihan lain selain menuruti ucapan kedua lelaki yang melecehkannya.

Tubuhnya bangkit lalu mulai berjalan pelan dengan langkah tertatih kearah Jaehyun.

Jaehyun tersenyum puas melihat Taeyong yang sudah terduduk dengan wajah yang sejajar dengan penis miliknya.

Diusapnya rambut Taeyong lembut sebelum secara tiba – tiba di cengram kuat, mendorong kepala Taeyong sehingga bibirnya langsung bersentuhan dengan kepala penis Jaehyun.

“Puasin ya, sayang”

Menuruti ucapan Jaehyun—Taeyong langsung menjulurkan lidahnya untuk menjilat kepala penis Jaehyun dengan kedua tangannya yang masing – masing memegang buah zakar lelaki berlesung pipi dan mengocok kepunyaannya sendiri.

image

Mulutnya terbuka, perlahan memasukan penis Jaehyun hingga kerongkongannya, lalu mulai memaju mundurkan kepalanya, sesekali mengeluarkan gumaman agar semakin memberikan nikmat kepada penis Jaehyun.

Heunghh.. emphh

Ketika Jaehyun merasakan penisnya mulai membesar, ia langsung mengeluarkan penisnya lalu—diangkatnya tubuh lelaki cantik dihadapannya untuk duduk di pangkuannya.

Johnny yang mengocok penisnya agar kembali tegang sepenuhnya mulai berjalan menghapiri Jaehyun dan Taeyong; berdiri di samping keduanya.

Diambilnya oleh Jaehyun rokok miliknya di atas asbak, lalu mengisapnya sebelum kembali menaruhnya. Didekatkan wajahnya untuk kemudian bibirnya mencium Taeyong, mengeluarkan asap rokok yang tadi dihisapnya ke dalam mulut lelaki cantik di pangkuannya.

Taeyong terbatuk, Jaehyun terkekeh, secara cepat langsung memasukan penisnya kedalam lubang senggama Taeyong hingga menyentuh prostat lelaki cantik itu.

Ah! Oh—anghh! D-dalem, terlalu dalem, ah!

Dituntunnya sebelah tangan Taeyong untuk memegang penisnya oleh Johnny, kemudian telapak tangannya mengarah ke leher lelaki cantik untuk kemudian di cengkramnya pelan.

shit, engga mulut, tangan, lubang, semuanya enak anjinglah.” Ucap Johnny dengan kepala terdongak kenikmatan.

Sebelah tangannya yang menganggur Johnny biarkan mencengram pergelangan tangan Taeyong agar tetap memberikan pergerakan untuknya.

Tubuh ramping itu naik turun secara konstan dengan telapak tangan milik Taeyong yang tetap bekerja mengocok penis Johnny.

image

Rasanya tubuhnya lemas, tidak pernah terbayangkan dalam benaknya bahwa hari ini merupakan kesialan yang sangat amat sial bagi Taeyong.

Niatnya yang ingin beruntung agar mendapat uang malah jadi buntung. Justru disini dia yang dirugikan karna tubuhnya yang dijadikan alat kepuasan.

Jaehyun menatap wajah cantik yang ada di atasnya, bagaimana bisa ada preman yang menjadi renternir dengan wajah yang sangat cantik? Kan jadi pengen Jaehyun milikin.

Karna Jaehyun anak baik, jadi walau dia suka sama Taeyong dia biarin sekali calon pacarnya di tidurin sama Johnny—buat hari ini aja, hari – hari selanjutnya cuma boleh dia yang nyentuh Taeyong.

Penis Jaehyun serta Johnny semakin lama semakin membesar, siap menyemburkan cairannya kapan saja. Taeyong yang paham langsung bergerak naik turun dengan cepat, tak tinggal diam tangannya mengocok dan sedikit meremas kepunyaan Johnny. Taeyong ingin ini semua cepat berakhir dan dirinya dapat pergi dari kosan dengan kamar tampilan sekte penyembah yang membuat kepalanya pusing.

Pada tusukan kelima—Jaehyun telah sampai; mengeluarkan cairannya yang keluar dengan deras di dalam lubang Taeyong sampai menetes di selangkangan lelaki manis itu, serta Johnny yang memuntahkan cairannya sehingga mengenai wajah cantik Taeyong.

Usai pelepasan ketiganya dengan Taeyong yang menyenderkan tubuhnya di dada Jaehyun— sepuluh detik dirinya mau bangkit tubuhnya langsung digendong ala bridal style oleh Jaehyun, kemudian lelaki berlesung pipi itu membawa Taeyong kearah kamar mandi dengan Johnny yang mengikuti di belakangnya.

Jaehyun berbisik, “Belum selesai, gua sama temen gua belum puas.”

Taeyong terkejut, sontak tubuhnya memberontak minta diturunkan, “LEPAS! ANJING, UDAHHH! AAAA SIALANNNN.”

Nyatanya Jaehyun serta Johnny menulikan indra pendengarannya. Dengan kaki miliknya Johnny mendutup pintu kamar mandi, yang tak lama setelahnya hanya ada suara erangan serta desahan milik ketiganya; saling bersautan di dalam kamar mandi hingga terdengar keluar.

Poor, Taeyong..

#RENTERNIR > MATURE CONTENT, BXB, ANAL SEX, THREESOME, EXPLICIT, HARS WORDS, 21+, NO MINOR‼️⚠️⚠️🔞

Jreng~

Sayang.. valentine untukmu~

Brak! Brak! Brak!

Jaehyun berdecak kesal ketika permainan gitarnya terganggu oleh suara gebrakan pintu, ia menatap Johnny di depannya dengan matanya yang menyiratkan agar lelaki yang sedang merokok itu membukakan pintu.

“Jon, bukain sono.”

Johnny mengangkat satu alisnya usai memutar bola matanya malas, “Lu lah, tamu lu kali tuh.”

Seketika kedua ujung bibir Jaehyun tertarik membentuk senyum lebar mendengar ucapan Johnny. iya juga, pikirnya.

Ceklek

“Eh, say—aduh!”

Jaehyun mengaduh ketika tanpa aba – aba dahinya diketok dua kali oleh renternir cantik di hadapannya.

Taeyong—nama renternir cantik itu yang dari tadi mengetuk pintu kosan Jaehyun dengan kepala yang menoleh kesamping, tak ngeh jika pintu dihadapannya telah terbuka, menjadikannya malah mengetok jidat kebanggaan milik Jaehyun.

“Eh, loh, sorry. Btw, cepet bayar utang lo.” Tagih Taeyong dengan telapak tangan yang mengadah.

Jaehyun menyengir sambil tangannya ngusap dahi dia yang udah timbul kemerahan, “Masuk dulu ya? Biar saya buatin minum dulu, baru saya kasih duitnya.” Tubuhnya dimiringkan—mempersilakan Taeyong masuk.

Tatapan sengit diberikan oleh Taeyong ke Jaehyun, “Ok, tapi buru. Gue sibuk.”

Perlahan langkah kakinya masuk melewati pintu yang langsung berhadapan sama Johnny yang lagi ngerokok di bangku ruang tamu.

Johnny anggukin kepalanya pelan maksud memberi salam ke Taeyong, “Duduk dulu teh.”

“Teh, teh, matamu. Gue lakik jing.” Ucap Taeyong garang dengan mata yang melotot kearah Johnny.

“Eh, maaf mas, saya kira cewek. Cantik sih.” Ucap Johnny sambil mengusap tengkuknya canggung.


“Ini tehnya, silakan diminum.”

Taeyong mengambil teh yang disodorkan Jaehyun padanya lalu mulai meneguk minuman itu perlahan.

Sudut bibir Jaehyun naik sedikit membentuk seringai kecil, ia mulai berbasa – basi ngajak sosok cantik di depannya ngobrol.

“Jadi, utang saya berapa ya mas?”

Kepala Taeyong rasanya muter, matanya lama – lama mulai berat untuk ia bawa terbuka. Dengan punggung yang di senderkan di sanggahan sofa Taeyong mulai menjawab ucapan Jaehyun, “Lima ratus ribu.”

“Yaudah mas, seben—,”

Rasanya omongan lelaki di depannya udah ga bisa Taeyong denger karna pandangannya mulai mengabur sebelum akhirnya gelap.

Jaehyun bangkit, langkahnya ngampirin Taeyong lalu ditepuk pipinya pelan, “Mas, mas, bangun.”

Ga ada pergerakan dari Taeyong, cuma suara dengkuran halus khas orang yang tertidur dan itu buat Jaehyun bersorak dalam hati.

“Jep, anak orang lu apain ajg?”

Jaehyun berdecak, “Ck, gua kasih obat tidur. Buru lu angkat bawa ke kamar.”

Johnny yang denger ucapan Jaehyun cuma bisa gelengin kepalanya ngeliat kelakuan temen yang sifatnya sebelas duabelas sama setan.


Perlahan mata bulat itu terbuka, mulai menyesuaikan penglihatannya karna ruangan yang menampilkan cahaya berwarna merah.

Ketika penglihatannya jelas, Taeyong dapat melihat ruangan dengan segala poster penuh tertempel di dinding seperti ruangan sekte pemuja.

“Loh, udah bangun.” Ucap Johnny yang tiba – tiba wajahnya muncul dihadapan Taeyong dengan wajah yang terbalik di pandangannya.

Taeyong tersentak, tubuhnya ingin bangkit, namun sesuatu menahan pahanya.

“Diem, nikmatin aja ok?” Ucap Jaehyun ke Taeyong yang ada di bawahnya.

Kepalanya terangkat yang pandangannya langsung dapat melihat Jaehyun yang sudah telanjang serta kedua telapak tangan milik lelaki lesung pipi itu memegang pahanya.

Terkejut untuk yang kedua kalinya, sialan! lelaki yang sedang memegang pahanya itu dalam keadaan telanjang—tidak, bukan hanya dia, namun dirinya serta Johnny juga. Penis Jaehyun bahkan sudah menancap dilubangnya entah sejak kapan.

“Bangsat! Lepas—eumphh!”

Seketika ucapannya di berhentikan dengan sebuah benda keras nan panjang yang langsung masuk ke dalam mulutnya.

Kepala milik Taeyong diapit oleh paha Johnny dan pandangan lelaki cantik itu yang langsung tepat ke arah buah zakar milik Johnny.

Dibawah sana, tepatnya pada penis Jaehyun yang menancap di lubang senggama milik Taeyong—mulai bergerak dalam tempo cepat dan acak.

Eunghh.. mphh hnghh” Desah Taeyong tertahan sebab mulutnya yang tersumpal penis Johnny.

Suara Taeyong yang menghasilkan getaran vibra pada penis Johnny membuat lelaki jangkung itu mengerang nikmat dengan matanya yang terpejam.

Diarahkan satu tangannya ke bawah; menyentuh rambut Taeyong, lalu di naik dan turunkan berulang kali agar penisnya mendapatkan service.

Kedua kaki Taeyong diangkat Jaehyun lalu diletakan di kedua pundaknya, agar memudahkannya menumbuk lubang Taeyong semakin dalam.

Plak!

Tamparan Jaehyun berikan kepaha Taeyong membuat kulit yang tadinya putih mulai timbul kemerahan.

“Yang nakal kaya gini harus diajarin pake penis kita jon, biar nurut.”

Johnny hanya balas mengangguk, dirinya terlalu sibuk menjambak rambut Taeyong kebawah agar tetap terdongak.

Mulut Taeyong hangat, serta suaranya yang berhasil memberikan getaran ke penis Johnny, lidahnya bahkan mulai bermain; melilit penis miliknya.

Johnny mendesis, “Shh.. iya begitu mas, isep penis saya biar cepet keluar.”

image

Dibawahnya, Taeyong yang mulutnya terus disuruh menelan penis Johnny dan lubangnya yang turut serta ditumbuk oleh Jaehyun, hanya bisa mendesah tertahan dengan tubuh sesekali menggeliat, ketika penis milik lelaki berlesung pipi berhasil menyentuh prostatnya.

Rahangnya pegal, kulit kepalanya sakit sebab tarikan keras Johnny pada rambutnya. Ah, Taeyong menyesal telah termakan omongan Jaehyun yang menyuruhnya masuk ke kosan lelaki itu.

Penis mungil milik Taeyong yang menegang mulai mengeluarkan cairan precum, melihatnya membuat Jaehyun memegang penis mungil itu lalu dirinya kocok cepat.

Dada Taeyong membusung, dirinya tak kuat harus menerima kenikmatan di setiap inti tubuhnya.

Tak lama penis Johnny semakin masuk kedalam menyentuh ujung rongga mulut Taeyong—melakukan deep throat, yang membuat lelaki cantik itu tersedak dengan air mata yang sudah mengalir keluar dari sudut matanya.

Cairan putih kental itu keluar di dalam mulut Taeyong, ketika lelaki cantik itu mau memuntahkannya pipinya langsung mendapat tamparan, “Telen, kalo ga mau mulutnya diperkosa sampe mampus.”

Dengan terpaksa Taeyong menelan cairan Johnny, setelahnya menjerit merasakan lubang ujung penisnya di gesek oleh kuku milik Jaehyun.

Akh!.. ng-ngilu, nghh..”

Jaehyun tak perduli, ia dengan gencar tetap bergerak mencari kenikmatannya sendiri dengan jarinya yang mengocok dan menggesek ujung penis mungil milik Taeyong sesekali turun bermain pada buah zakar lelaki cantik itu.

Usai pelepasannya Johnny membungkuk. Lidahnya terjulur menggapai puting tegang yang sejak tadi menggodanya untuk di raupnya, lalu dihisap serta digigit kecil. Sebelah tangannya ikut memainkan puting satunya milik Taeyong.

Kembali lelaki cantik itu mendapat cairan keluar di dalam lubangnya bersamaan miliknya yang mengotori perut serta dadanya yang membusung. Jari kakinya tertekuk tanpa sadar betisnya menjepit kepala Jaehyun.

“Sialan—angh ah!.” Desah Taeyong disertai umpatannya untuk Jaehyun.

Jaehyun mengeluarkan penisnya dari lubang Taeyong usai pelepasannya, lalu mulai berucap, “Jon, masih belum nurut. Kasih penis lagi jon.”


Ah! Ah! Brengsekhh, angh..

Kali ini posisi dadanya sudah menempel, ikut bergesekan sesuai dengan gerakan tumbukan pada lubangnya yang diisi penis milik Johnny.

image

Sungguh, Johnny akan berterima kasih kepada sohibnya nanti karna telah mengajaknya untuk berbagi kenikmatan surgawi.

Disudut kamarnya—Jaehyun yang melihat dua orang bermain diatas kasurnya langsung mengocok penisnya sendiri dengan sebelah jarinya yang mengapit batang rokok, sesekali dihisapnya sambil mendesis.

Dibanding bokep, tontonan secara langsung seperti ini yang lebih membuat Jaehyun horny.

“Mulutnya ngucap ga mau, tapi mukanya udah horny. Gimana sih cantik?” Ucap Jaehyun bersamaan asap rokok yang keluar dari belah bibirnya.

Sebenernya kamar Jaehyun dengan lampunya yang berwarna merah gelap seperti ini malah membuat suasana jadi lebih panas, sangat mendukung untuk kegiatan sex seperti sekarang.

Taeyong mengumpat kembali dalam hati—brengsek, harusnya dirinya melawan dan menolak sentuhan kedua lelaki yang sedang memperkosanya. Namun, dirinya tak yakin bisa menang melawan keduanya yang tubuhnya bahkan lebih besar dari pada dirinya sendiri.

Taeyong tenggelamkan wajahnya di bantal. Tanpa sadar pantatnya terangkat seatas; menungging semakin tinggi.

Johnny mengelus seductive punggung sosok cantik dibawahnya, “Nah, kaya gini, nurut.”

Jaehyun terkekeh pelan sebelum menyuruh Johnny mempercepat gerakannya yang diiyakan oleh lelaki jangkung itu.

Bersamaan Johnny mempercepat gerakannya maka makin cepat pula kocokan Jaehyun pada penisnya sendiri.

Diletakannya batang rokok yang hampir habis itu pada asbak di atas meja sebelahnya, lalu mulai melipat tangannya agar menjadi sanggahan kepalanya sambil badannya Jaehyun senderkan.

Setelah beberapa tumbukan—ketiganya, keluar berbarengan, membuat ruangan itu terdengar erangan di setiap sudutnya.

Taeyong yang lemas langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur setelah Johnny mengeluarkan penisnya, membuat cairan putih miliknya keluar dari lubang milik Taeyong.

image

“Belum puas nih, emut dong penis gua.” Ucap Jaehyun kepada Taeyong yang masih merebahkan dirinya di atas kasur.

Jaehyun memegang penisnya lalu mulai digoyangkan pelan, “Lemah amat si? Cepet sini, mau dibebasin ga?”

Segala umpatan sudah Taeyong layangkan buat Jaehyun dan Johnny di dalam hati, rahangnya mengeras; merasa geram karna tak ada pilihan lain selain menuruti ucapan kedua lelaki yang melecehkannya.

Tubuhnya bangkit lalu mulai berjalan pelan dengan langkah tertatih kearah Jaehyun.

Jaehyun tersenyum puas melihat Taeyong yang sudah terduduk dengan wajah yang sejajar dengan penis miliknya.

Diusapnya rambut Taeyong lembut sebelum secara tiba – tiba di cengram kuat, mendorong kepala Taeyong sehingga bibirnya langsung bersentuhan dengan kepala penis Jaehyun.

“Puasin ya, sayang”

Menuruti ucapan Jaehyun—Taeyong langsung menjulurkan lidahnya untuk menjilat kepala penis Jaehyun dengan kedua tangannya yang masing – masing memegang buah zakar lelaki berlesung pipi dan mengocok kepunyaannya sendiri.

image

Mulutnya terbuka, perlahan memasukan penis Jaehyun hingga kerongkongannya, lalu mulai memaju mundurkan kepalanya, sesekali mengeluarkan gumaman agar semakin memberikan nikmat kepada penis Jaehyun.

Heunghh.. emphh

Ketika Jaehyun merasakan penisnya mulai membesar, ia langsung mengeluarkan penisnya lalu—diangkatnya tubuh lelaki cantik dihadapannya untuk duduk di pangkuannya.

Johnny yang mengocok penisnya agar kembali tegang sepenuhnya mulai berjalan menghapiri Jaehyun dan Taeyong; berdiri di samping keduanya.

Diambilnya oleh Jaehyun rokok miliknya di atas asbak, lalu mengisapnya sebelum kembali menaruhnya. Didekatkan wajahnya untuk kemudian bibirnya mencium Taeyong, mengeluarkan asap rokok yang tadi dihisapnya ke dalam mulut lelaki cantik di pangkuannya.

Taeyong terbatuk, Jaehyun terkekeh, secara cepat langsung memasukan penisnya kedalam lubang senggama Taeyong hingga menyentuh prostat lelaki cantik itu.

Ah! Oh—anghh! D-dalem, terlalu dalem, ah!

Dituntunnya sebelah tangan Taeyong untuk memegang penisnya oleh Johnny, kemudian telapak tangannya mengarah ke leher lelaki cantik untuk kemudian di cengkramnya pelan.

shit, engga mulut, tangan, lubang, semuanya enak anjinglah.” Ucap Johnny dengan kepala terdongak kenikmatan.

Sebelah tangannya yang menganggur Johnny biarkan mencengram pergelangan tangan Taeyong agar tetap memberikan pergerakan untuknya.

Tubuh ramping itu naik turun secara konstan dengan telapak tangan milik Taeyong yang tetap bekerja mengocok penis Johnny.

image

Rasanya tubuhnya lemas, tidak pernah terbayangkan dalam benaknya bahwa hari ini merupakan kesialan yang sangat amat sial bagi Taeyong.

Niatnya yang ingin beruntung agar mendapat uang malah jadi buntung. Justru disini dia yang dirugikan karna tubuhnya yang dijadikan alat kepuasan.

Jaehyun menatap wajah cantik yang ada di atasnya, bagaimana bisa ada preman yang menjadi renternir dengan wajah yang sangat cantik? Kan jadi pengen Jaehyun milikin.

Karna Jaehyun anak baik, jadi walau dia suka sama Taeyong dia biarin sekali calon pacarnya di tidurin sama Johnny—buat hari ini aja, hari – hari selanjutnya cuma boleh dia yang nyentuh Taeyong.

Penis Jaehyun serta Johnny semakin lama semakin membesar, siap menyemburkan cairannya kapan saja. Taeyong yang paham langsung bergerak naik turun dengan cepat, tak tinggal diam tangannya mengocok dan sedikit meremas kepunyaan Johnny. Taeyong ingin ini semua cepat berakhir dan dirinya dapat pergi dari kosan dengan kamar tampilan sekte penyembah yang membuat kepalanya pusing.

Pada tusukan kelima—Jaehyun telah sampai; mengeluarkan cairannya yang keluar dengan deras di dalam lubang Taeyong sampai menetes di selangkangan lelaki manis itu, serta Johnny yang memuntahkan cairannya sehingga mengenai wajah cantik Taeyong.

Usai pelepasan ketiganya dengan Taeyong yang menyenderkan tubuhnya di dada Jaehyun— sepuluh detik dirinya mau bangkit tubuhnya langsung digendong ala bridal style oleh Jaehyun, kemudian lelaki berlesung pipi itu membawa Taeyong kearah kamar mandi dengan Johnny yang mengikuti di belakangnya.

Jaehyun berbisik, “Belum selesai, gua sama temen gua belum puas.”

Taeyong terkejut, sontak tubuhnya memberontak minta diturunkan, “LEPAS! ANJING, UDAHHH! AAAA SIALANNNN.”

Nyatanya Jaehyun serta Johnny menulikan indra pendengarannya. Dengan kaki miliknya Johnny mendutup pintu kamar mandi, yang tak lama setelahnya hanya ada suara erangan serta desahan milik ketiganya; saling bersautan di dalam kamar mandi hingga terdengar keluar.

Poor, Taeyong..