Noturlilangell

Kita buktiin ——-

“Morning pretty!!” jeno tersenyum cerah dari belakang stir kemudi

Renjun mengangguk singkat dan duduk, sungguh moodnya tak terlalu bagus pagi ini tetapi renjun tetaplah renjun

Ia tak bisa mengeskpresikan perasaannya.

“Kenapa?”

Renjun balas tatap “im ok?”

“Lagi flu?” Tanya jeno, tangannya terulur untuk sentuh dahi renjun yang ternyata tak terasa panas “Are you feeling unwell?” Ia turunkan telapaknya untuk turunkan masker renjun supaya ia bisa tangkup sebelah pipi renjun dan usap lembut dengan ibu jarinya.

Buat renjun rasakan perasaan aneh ini lagi,

“Jen-“

“Yes?” Ia tatap renjun dalam, masih posisikan tangan untuk usap lembut pipi yang ia kasihi

“Can i get a hug?”

Jeno tersenyum lembut, tatapannya teduh, buat renjun merasa dimengerti “anytime-“

Ia buka tangannya lebar-lebar “sini”

Renjun majukan tubuhnya dan bawa dirinya untuk saling mendekap dengan jeno

Hangat dan nyaman...

Pernah renjun katakan, dua kalimat tersebut ialah representatif jeno.

“Kalo gabisa diungkap, gausah diungkapin-” jeno berujar, tangannya usap usap lembut belakang kepala renjun “dilupain aja, kalo dipendem jatohnya nanti capek sendiri”

Renjun diam, ia selalu suka bagaimana harum jeno yang dibaluti hangat dapat buat perasannya tenang.

“Am i can through this jen?”

Jeno lepas pelukan mereka, buat supaya ia bisa melihat netra sang dimidium.

Ia ingin tau perasaan sang dimidium saat ini.

Jadi ia mengangguk

“Lo bisa sampe sekarang karena lo sendiri njun, you’re doing great, more than anyone else” Ia tersenyum, tangannya terarah untuk usak halus rambut renjun

“Keep it up! Gaperlu berfikir apa gue udah baik? Apa gue udah sempurna? Apa gue ngelakuin kesalahan? No!”

Jeno berhenti dari ucapannya, dan melajukan mobilnya

“Semua orang gaada yang sempurna” Ia berujar, fokus pada jalanan didepannya

Renjun diam, sesekali menoleh ke kiri, bukan kali pertama lihat jeno sedekat ini tetapi sukses buat jantungnya berdegub lebih cepat

Ia ragu, takut, namun bahagia.

“Hari ini gak sekolah dulu ya-“ ucapan jeno dipotong tatapan terkejut renjun

“Hah?”

“Kita buktiin kalo gak sempurna pun, lo bisa-“ Jeno tatap renjun sebentar lalu kembali fokus mengemudi

“-kita buktiin, kalo lo bisa dengan tetep ngelakuin apa yang lo mau”

Jealousy ——- Mention 18+ ———

“Jen-“ Renjun berdecak sebal saat jeno tak kunjung buka pintu kantornya “Itu daritadi ada yang ketuk”

“Kan kontrol kamu masih setengah jam lagi yang, mau cium baby dulu ah aku”

Jeno yang baringkan kepala diatas pangkuan renjun buat wajahnya langsung sapa perut renjun “Baby, papi mad terus sama papa gimana itu??”

“Papi mad because papa isn’t listening to papi!”

Jeno terkekeh kecil, ia bangkit dari sesi tidur diatas pangkuan renjun dan kecup bibir renjun lama

“love u” imbuhnya dan beranjak untuk buka pintu

Sumpah harusnya jeno tak beranjak dari pangkuan sang suami dan buka pintu sialan didepannya ini

“Hai-“

Sebuah sapaan yang jeno tak ingin dengar, apalagi saat dokter berdarah chinese ini dengan tak sopan menyembulkan kepala kedalam kantornya

“-oh wow, you’re coming early?”

Renjun yang dengar suara tak asing berdiri dan hampiri jeno,

Ia berdiri tepat dibelakang jeno sambil usap punggung sang suami lembut “Oh dr stephen?”

Dokter didepannya terkekeh kecil “Yeah, inget nama i ren?”

Jeno mengerutkan dahi.. Ren???? Seakrab itu? Sampai panggil nama suaminya dengan ren saja???

Ia lingkarkan samping tangan ke pinggang renjun dan bubuhi kecupan singkat berulang di pelipis kiri renjun.

“Kenapa i gak inget? Kita waktu itu ngobrol panjang haha” renjun tertawa singkat

Buat darah jeno mendidih, renjun terlihat sangat cantik saat tertawa, dan ia hanya mau hal itu bisa diliat olehnya

Oleh jeno, suaminya.

“I think the conversation must end ya? Karena suami saya mau ke dokter lisa”

“Oh i just forgot, karena liat renjun yang so beautiful hahaha-“ dr stephen tersenyum manis sambil kedipkan sebelah mata buat jeno mengerut kecut “-i kesini mau sampaikan pesan dr lisa kalo beliau not available at this hour karena operasi prematur mendadak, and she really apologize for that”

“Hah?” Jeno tampak sebal

“She said bisa available at 10, yang artinya-“ Dr stephen lirik sejenak jam tangan yang renjun tebak harganya tak dibawah $20.000 “-two hours again”

Renjun mengangguk “It’s okay!!”

Jeno tatapnya sebal Okay?? Apa renjun senang berlama lama dengan dokter jelek didepannya ini?

“No.. you stay in my office aja-“ jeno lantas alihkan pandangan ke stephen “-maaf dr stephen kayanya suami saya butuh istirahat”

Renjun tampak tak terima “Lah? I mau ngobrol bentar with dr stephen?? Bcs i heard u buy saham siloam ya?”

Saat dr stephen mengangguk dengan mulut yang keluarkan tawa, pembicaraan diantara dr stephen dan renjun mengalir begitu saja

Buat mereka sejenak lupakan presensi jeno dan fakta bahwa mereka sedang berdiri didepan pintu.

“Eh? Sorry, we can continue our conversation later dok, i must see my lovely husband hehe” Renjun tampak kebingungan karena terlalu asik mengobrol ia sampai tak sadar bahwa rengkuhan hangat jeno di pinggangnya sudah menghilang selama hampir setengah jam.

Ia baru sadar saat kakinya mulai terasa pegal.

“Yah, it’s so sad seeing u leave-“ Dokter stephen usap lembut bahu kanan renjun sebentar “-coz you look so damn fine ren”

Renjun mengerut tak nyaman “I- i think- i mean- thank you?” Ia menoleh ke belakang dan ia bersumpah air mata akan tumpah saat lihat jeno tatapnya dengan tatapan marah saat ini.

———

“Jangan diemin i!” Renjun muak, ia lepas pelukan di lengan kanan jeno

“You started it first” tak ada nada tinggi di ucapan jeno, tapi sungguh buat dada renjun terasa perih

Sudah dua puluh menit ia tutup pintu kantor jeno dan meminta maaf karena tak gubris kehadiran sang suami tadi saat asik mengobrol bersama stephen

“U apaan sih?! U aneh tau gak?? U mad bcs what?? Bcs i talk to dr stephen?”

Renjun titikan air mata, tapi jeno bahkan tak kunjung tatap dirinya

“U talk! U know how much i fuckin hate silent treatment!!!”

Jeno alihkan pandangan dan hatinya terasa remuk saat lihat renjun berlinang air mata

“Hun-“ ia rasa sesal,

Tangannya ditepis kencang saat berusaha tarik tangan renjun

“Hun im sorry, my jealousy was taking over myself”

Renjun tatap jeno, ia melunak “U jealous apasih? No one can have my attention as much as i give u jen! I love u! I told you many many times!”

Ia sentuh perutnya yang membuncit “Even bakal ada baby! Apa yang u khawatirin? I told u kalo i cinta mati sama u!!”

Jeno tarik tangan renjun yang kali ini buat renjun berdiri tepat diantara kedua kakinya, ia bawa tubuhnya untuk peluk perut renjun

“Ren, i hate it! The way other people see your smile, i also hate it if you talk to others and ignore me, ren-“

Jeno mendongak, tarik renjun untuk duduk dipangkuannya

“I fucking hate it, if someone touch what’s mine!”

Ia kemudian bubuhkan kecupan pada bahu yang sempat dokter stephen usap

“You’re all mine” ia bawa bibirnya untuk merambah leher renjun, terasa frustasi saat ia hisap kuat disana. Buat bekas merah tercetak kontras pada kulit putih renjun

“Pretty” jeno usap leher renjun yang memerah “Im sorry if you have to see this side of me! But i really am a jealous person!”

Jeno bawa wajah renjun untuk tatap dirinya “Aku mau, apa yang punya aku. Jadi punyaku aja” ia lumat bibir renjun lembut, buat sang suami terbuai oleh kasih sayang dan cinta

“Jen-“ ia lepas saat rasa relungnya butuh oksigen “- i always love u, always!”

“You remember? I bersumpah didepan Tuhan, akan ada saat senang, susah, sehat, sakit, kaya, miskin bersama u seorang!” Renjun bubuhi kecupan di kedua mata jeno yang terpejam

Lalu beranjak ke hidung bangir jeno “I love you-“

Ia kecup pipi jeno, kanan dan kiri “I maafin bcs sometimes i feel the same way, i’m getting jealous too, even in a small things... like when i imagine how other ppl thinks when they look at you, my hottie husband!”

“Jen” panggil renjun

Jeno eratkan pelukan di pinggang renjun yang berada di pangkuannya

“I always love you” ia kecup bibir jeno

“Love you too” jeno bawa dirinya untuk lumat bibir renjun dengan sedikit tergesa, renjun total hilangkan akalnya,

Ia menggila saat renjun dengan sensual lilitkan lidah pada lidahnya dan dengan cantiknya melenguh.

Ia lirik sejenak jam di depannya

Satu jam lagi kontrol renjun,

Masih ada waktu...

“Ren”

“Ngh?” Renjun bergerak gelisah diatas pangkuan jeno

Sungguh segalanya terasa panas dan pakaiannya terasa sempit

“You got me hard” jeno mendesis dan mulai baringkan tubuh renjun pada sofa coklat yang mereka sedang tempati

“Im hard too papa”

“Shit! Dont dirty talk to me”

Renjun angkat sedikit tubuhnya untuk kecup bibir jeno dan dengan gerakan sensual angkat bajunya sampai memperlihatkan perutnya yang membuncit

“Shit...”

Jeno dengan cepat lumat bibir sang pujaan hati dan mainkan jari pada puting si manis

“Lemme suck ur pretty nipples hun”

Renjun memerah, sungguh ia pandai dalam hal menggoda jeno, tapi ia sungguh lemah bila jeno lontarinya dengan kalimat sensual

“U hard baby?” Jeno terkekeh saat lututnya menekuk untuk sentuh kemaluan sang suami

“I think we should stop jen, ada cctv”

Jeno terkekeh “mereka gapernah nyala kalo kamu kesini ren”

Renjun bersumpah ingin menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang sang suami saat ini juga

“I love u too-“ jeno terkekeh dan kecup pucuk kepala renjun yang rapatkan diri di dadanya “-shall we continue??”

A peck of kiss on the cheek _______

“Udah?” Tanya jeno saat renjun selesai pasang seatbeltnya

Jujur ini pertama kalinya renjun di mobil berdua dengan orang lain yang bukan echan atau yangie

Ia sedikit gugup

“Kenapa?” Jeno tatap renjun sejenak

Renjun menggeleng

Jeno lagi-lagi sampirkan rambut renjun ke belakang telinganya, supaya dirinya dapat liat wajah renjun dari samping dengan lebih jelas

Tampak cantik walau tak dapat menampik raut lelah yang terukir disana.

Renjun tarik sedikit kepalanya ke sisi kiri, jauhkan tangan jeno supaya tak lagi sentuh dirinya

“Maaf-“ jeno yang sadari segera meminta maaf dan kembalikan tangannya ke stir, hendak putar kunci untuk tinggalkan parkiran lartiago

Renjun menoleh, bukan-

“Bukan itu maksutnya”

Jeno menoleh,

Tunggu, apa renjun suarakan isi kepalanya dengan lantang?

Ia fikir hanya berucap di fikiran saja.

“Terus apa maksutnya?”

Renjun menunduk, hindari tatapan jeno

Renjun jawab dengan gelengan kecil

“Permisi-“ jeno sentuh lembut pipi kiri renjun dan arahkan untuk tatap dirinya “Maksutnya gimana tadi?”

Renjun lagi-lagi menggeleng

Entahlah ia tak bisa deskripsikan perasaan ini,

Perasaan ini seribu persen berbeda dengan perasaan saat jeno panggilnya cantik ataupun saat jeno lingkari hangat untuk balut tubuhnya

Perasaan ini lebih pada resah,

Takut- Renjun takut, jeno yang tiba-tiba diam saat ia jauhkan diri

Takut- Renjun takut, jeno tak lagi bagi peluk dan senyum manis untuknya nanti.

“Gue gak terbiasa deket sama orang”

Jeno mengangguk “gue gak marah njun”

Renjun tatapnya polos

Sungguh jeno bisa saja bawa renjun ke dekapannya dan bubuhi ciuman bertubi-tubi sebagai luapan perasaan membuncah yang ia tahan sejak lama, tetapi jeno hanya bawa tangannya untuk usak lembut kepala sang dimidium

“If you’re not, then you shouldn’t say sorry tadi-“ Renjun menunduk “Gue tau lo cuman mau bantu gue biar mata gue gak sakit kalo kena rambut, tadi gue cuman kaget, makannya gue ngehindar”

Wow, jeno tutup mulutnya

Ini kalimat terpanjang, ungkapan perihal apa yang renjun rasakan.

“Gue sampirin tadi, kali ini alasannya soalnya gue mau liat wajah lo dengan jelas-“ “Njun”

Renjun menoleh sebagai jawaban atas panggilan sang soretum

“Maaf buat ini, tapi gue gak bisa lagi tahan-“ Ucap jeno yang belum renjun faham apa maksutnya

Tetapi tak lagi saat bibir jeno dengan cepat dan terasa lembut sentuh pipi kanannya.

“You’re too cute renjun, gue bisa gila lama-lama”

berisik ———

Renjun lagi-lagi tahan sesak yang tak dapat dielakkan dari dadanya

Ia pukul sesaknya berulang,

Bahkan saat bibirnya rapalkan mantra supaya angin hadir dengan kencang untuk sapu sedihnya tetap sesak yang ia rasa.

“Katanya untuk bicara dengan alam butuh rasa, tapi mereka nggak bisa rasakan rasa manusia” “-egois” ia lanjutkan

Ia dengar gemerisik rumput yang diinjak

Tanpa perlu menoleh, ia tentu tau siapa yang susulnya ke tempat yang tergolong rahasia ini

“-kadang nggak semua saling terima” Jeno luruskan lututnya dan duduk persis disamping renjun

“-ada yang cuman mau dimengerti tapi gak mau mengerti”

“Egois” rapal renjun pelan, lagi. Dadanya sesak. Seluruh tuntutan dari sekitarnya buat kepalanya berisik.

“nggak ada yang sendiri di dunia ini” jeno ucap, tolehkan wajahnya kesamping

Renjun menggeleng, ia tatap manik mata jeno Cantik, layaknya kayu basah yang terkena hujan

Renjun bayangkan tenang hanya dengan tatap mata sang soretum

Segala aspek tentang jeno tak pernah gagal hadirkan ketenangan

Buktinya berisik dikepalanya seketika sunyi, seakan takut dengan kehadiran sang soretum

“Hidup sendiri, mati juga sendiri” ucap renjun timpali pernyataan jeno tadi

Jeno mengangguk “tapi-“

Renjun tatapnya ringan, menunggu pernyataan jeno yang ia tak yakin kali ini bisa jawab pertanyaan yang tak pernah ia sampaikan, pertanyaan yang hanya bersarang dikepalanya

“-sama cinta dan persahabatan kita bisa ciptain rasa kalo kita gak sendiri”

Renjun diam, belum sepenuhnya puas atas jawaban sang soretum

“Lo punya echan dan yangyang”

Renjun menunduk, tatap kedua jarinya yang mainkan rumput disana

Tadi saat sendirian, kepalanya berisik Aneh...

Hanya dengan jeno duduk disampingnya buat kebisingan itu diam

“Njun-“

“Hmm”

“Liat gue bentar?”

Renjun angkat kepalanya

Ia lihat jeno tatapnya dalam, hanya diam

Tapi renjun paham arti tatapan itu

Bahwa jeno disini, untuknya juga

Saat mulai larut dalam manik mata tenang milik sang soretum, Ia menggeleng dan berdiri

Enggak, jeno tak boleh sukai dirinya

Dimidium adalah petaka

Soretum akan sesal suatu saat nanti bila memilih dimidium

“Njun-“ jeno mendongak, pegang tangan renjun yang berdiri disampingnya “kenapa?” “Udah gue bilang, kalo gabisa terima, tolong jangan ditolak”

Renjun lagi-lagi menggeleng “Udah gue bilang, jangan suka sama gue”

“Renjun-“

“-enggak” ucapan jeno dipotong, “Lo gaakan pegang omongan lo, omong kosong kalo ada yang suka sama dimidium, dimidium itu petaka”

Detik setelahnya renjun rasakan tangan jeno yang mengendur

pada akhirnya tak akan ada yang memilih dimidium

tak ada yang syukuri hadirnya

Langkahnya terhenti saat hangat dari belakang mulai baluri tubuhnya.

Buat dirinya tak bisa lanjutkan langkah

Pun tak berani berbalik

Jeno kembali baluti tubuh rapuhnya dengan kedua lengan kokoh yang hadirkan nyaman dan aman.

“Gue berani mati kalo emang gue gabisa tepati omongan gue”

Jeno eratkan pelukannya, seakan berikan tanda bahwasanya renjun tak akan bisa lepas.

Selalu menenangkan

Buat renjun mati-matian tahan air matanya,

Ia benci,

Benci bila selalu tampak lemah saat bersama jeno

Ia benci,

Benci bila jeno selalu tau apa yang ia rasa dan butuh.

“Jen lepas” Hanya ucapan lemah,

Tapi renjun rasakan pelukan jeno dibelakang tubuhnya mengerat. “Njun, gue bahagia lo hadir di dunia”

Renjun sesenggukan, ia tak lagi bisa bendung sedihnya

Ia berbalik dan kalungkan kedua tangan ke leher yang lebih tinggi

“Jen-“ “-jeno” ia menangis, sembunyikan rautnya pada ceruk leher sang soretum

“Shhh” jeno usap punggung renjun berulang “Gue disini, sayang”

Jeno kecupi pucuk kepala renjun berulang, bisikkan kalimat yang ia harap bisa sedikit tenangkan berisiknya isi kepala pujaan hatinya

Forgive and hug(s) _________

Jeno tempelkan punggungnya pada kaca tinggi dibelakangnya, sinar surya sore yang datang dari balik punggungnya buatnya tampak bersinar

Jeno tampan, siapapun akui hal tersebut...

Mungkin tak terkecuali renjun dan penolakannya.

Ia tegakkan tubuh saat lihat sosok mungil yang curi hatinya tengah melangkah ke arahnya.

“Renjun-“ ia tak berani ucap kalimat lebih selain sapaan

Ia lihat raut renjun yang jelas tak ia mengerti..

Sedari awal pertemuannya, renjun itu abu-abu

Siapapun tak bisa baca dia, termasuk jeno.

“Gue benci kalo lo lakuin itu lagi” Ia langsung paparkan alasannya

Karena berbasa basi bukanlah gaya renjun

“I know-“ jeno tatap renjun dalam, tunjukkan rasa sesal di matanya “-sorry, I won’t do that again”

Renjun mengangguk, segalanya selesai kan? Jeno sudah akui dan berjanji tak akan ulangi lagi.

Jadi ia berbalik.

“Renjun-“

Ia hentikan langkah, perasaan itu muncul kembali.

Perasaan mengganjal dihatinya.

Jika dahulu ia rasa cukup untuk orang mengerti kemauannya.

Bersama jeno, ia ingin jeno tau isi hatinya.

Aneh...

“Renjun” tangannya ditarik jeno, buat ia berbalik dan jarak besar antar mereka mengecil, karena terkikis langkah kecil renjun “-boleh minta peluk, kaya tadi pagi? Sebentar aja? I just want you to know that I deeply apologize”

Renjun diam, kembali tak berikan jawaban apapun, ia bingung.

“Maybe you still don’t get it, that I’m truly sorry. Jadi mungkin dengan pelukan, lo bisa ngerasain itu sendiri”

Jeno mulai bawa satu tangannya ke balik punggung renjun, buat yang lebih pendek mendekat.

Satu tangan yang lain ikut bergerak usap kepala si manis....

Saat tak ada lagi jarak yang bisa dikikis, Renjun rasa ini lagi...

Pertanyaan dan kecewa yang sengaja ia pendam karena sudah dapatkan maaf dan solusi atas masalah tadi...

Kenapa jeno lakukan?

Jeno bilang apapun hasilnya ia bangga dengan renjun, lantas bila renjun tak di posisi satu, jeno tak bangga kah? Karena itu jeno mengalah?

Jeno bilang renjun sudah lakukan yang terbaik, jadi kenyataannya renjun tak dapat penuhi itu ya?

Ribuan pertanyaan ia utarakan di benaknya,

Ia tak terbiasa utarakan isi hatinya, Bahkan tidak, saat ibunya tuntut dirinya jadi sempurna walau tak akan ada yang sempurna di dunia ini

Ia tak terbiasa bagi lelahnya, Bahkan tidak, saat ia hadapi pusing dan darah di tiap lelahnya

Tapi kehadiran jeno yang beri hangat dan rasa peduli buat dirinya luluh, kadang ia takut terjatuh dan jadi lemah.

Ia ingin curahkan perasaanya, Ia ingin jeno tau lelahnya, ia ingin terus dipuji jeno,

Ia hanya ingin kepedulian jeno.

Jadi ia tautkan kedua tangan mungilnya dibalik punggung sang soretum.

“Renjun, maaf ya” jeno tersenyum lembut walau renjun jelas tak bisa lihat itu.

Jeno rasakan tangan mungil renjun bersatu dibelakang punggungnya, jadi ia beranikan diri kecup kecil pucuk kepala sang dimidium.

“I’m so proud of you, apapun hasilnya... kaya yanh gue udah selalu ucap”

Ah.. gerakan kecil renjun untuk nyamankan diri dipelukannya buat jeno sadar, renjun ingin lebih lama untuk dengar lebih banyak.

Jeno yang merupakan social butterfly di sekolahnya dahulu, dan mungkin sekarang. Buatnya tau banyak hal mengenai sifat seseorang

Ia bukan bisa membaca fikiran, ia hanya terlampau peka

Melihat manik mata atau hanya gelagat seseorang, ia dengan mudah bisa tebak keinginan dan fikirannya.

“Bukan gue lakuin karena lo kurang, atau gue gak bangga kalo lo nggak diperingkat pertama”

Telak, jeno langsung beri jawaban atas pertanyaan yang renjun tak pernah utarakan secara nyata.

“It’s maybe sounds like an excuse, tapi gue beneran mau yang terbaik buat lo, gue sadar kalo lo ragu di dua jawaban pada nomor itu padahal sebenernya lo tau jawabannya”

“Tapi gue tetep salah, dan gak bisa jadi pembenaran atas tindakan lo” renjun berujar kecil, suaranya teredam pelukan eratnya pada jeno

Ia takut, jeno selalu tau jawaban apa yang ia mau dengar...

Ia takut, karena sedikit mungkin, ia mulai taruh rasa percaya pada lelaki didepannya.

“Iya gue tau, gue tau kalo tindakan gue pasti menyinggung perasaan lo, gue gak benerin tindakan gue kok-“ jeno sampirkan sisi rambut renjun yang mulai panjang ke belakang telinga si cantik.

“-gue lakuin itu karena rasa sayang gue aja kok, karena gue tau kalo hari ini lo nggak dapet posisi pertama, lo pasti sedih dan ada hal-hal lain yang mungkin cuman lo yang tau”

Rasa sayang? Apa sayang artinya kamu akan berikan apapun untuk seorang yang kamu sayang?

Renjun tak tau konsep rasa sayang, ia tak pernah dapatkan itu dari mamanya.

“Jangan lakuin lagi” renjun berjinjit karena tubuhnya yang hanya sebatas bawah dagu jeno.

Pelukan yang awalnya buat wajahnya di dada jeno sekarang buat renjun dapat topangkan dagu diatas pundak kanan jeno karena kakinya yang berjinjit

Ah.. pertama kalinya ia rasa nyaman...

Renjun tak pernah dipeluk sebelumnya, Bukan pelukan dari echan yang biasa ia tepis.

Pelukan jeno terasa seperti angin hangat di musim semi... Ia bahkan tak tau bahwa sebuah pelukan bisa hadirkan rasa ketenangan sebesar ini

“I won’t, i said-“ jeno terkekeh kecil, tangannya usap-usap punggung dan belakang kepala renjun lembut dan perlahan

I never know hugging someone, gonna feel like this...

“You like a hug?”

Lagi-lagi jeno yang selalu tau isi pemikirannya

Kali ini saja, untuk hari ini...

Biarkan renjun utarakan perasaannya

Ia yang terlalu lama memendam, bertemu dengan seseorang yang terlampau bisa pahami dirinya.

Jadi renjun mengangguk, usalkan wajahnya untuk cari asal aroma harum yang menguar dari leher sang soretum.

Jeno terkekeh sejenak, hatinya seperti dikelitik

Geli tetapi menyenangkan

“I will hug you then-“

Jeno lepas pelukan mereka dan tatap renjun dalam

“-whenever you feel tired, i will hug you”

Ah, jeno lihat mata renjun yang sebening kaca hendak keluarkan tetesan pertamanya.

Jadi ia kembali bawa renjun untuk didekap

“You’re safe with me”

Ice prince ——————-

Renjun rasakan getaran ponsel di sakunya

Ia acuh, paling-paling notifikasi dari sosial media berlogo burung biru yang sedang bicarakan dirinya.

“Sebelumnya saya jelaskan peraturannya-“ hills, salah satu asisten mr yier mulai bacakan peraturan sebelum provecta dimulai.

Renjun tak dengarkan, ia sudah hafal isi peraturannya.

Ia sibuk berfikir langkah-langkah lakukan provecta, buat skenario supaya ia tak gagal.

Saat suara hills intrupsi lamunannya, ia segera berdiri

“Dari renjun, provecta bisa dimulai”

Renjun tatap sekitar sejenak, dan hembuskan nafas lelah, selalu banyak yang saksikan dirinya

Sejujurnya buat renjun terkadang takut, ekspetasi mereka pasti tinggi terhadap dirinya.

Renjun mulai dari tautkan kedua tangannya, putar beberapa jarinya yang ditautkan

”Esto clara, luceat clarissimum lumen habes”

Sejenak langit begitu cerah, buat ratusan pasang mata disana berteriak kagum

”tenebris da caelo cinerem quasi tristem corde”

Beberapa detik berlalu, kali ini langit berubah sangat petang, kegelapan yang muncul terasa seperti kesedihan tak berujung.

”demitte aquam, paulum stillicidiis humectare”

Kali ini langit turunkan titik air, hanya gerimis kecil. Renjun tak ingin rusak acara dengan hujan lebat

”provectus clausis” final renjun yang berarti provecta resmi berakhir.

Walau renjun tak sunggingkan senyum tapi hatinya terasa kosong saat riuh tepuk tangan hiasi pendengarannya, Ia lega.

Renjun senang. Artinya ia tak gagal kan? Perjuangan mamanya tak sia-sia kan untuk jadikan dirinya seperti ini?

Ia menepi setelah terima pin berlogo IV, ia telah masuki tahap IV.

Renjun menoleh saat sahabatnya sentuh pundaknya

“GILA LO ASLI.. KITA SEMUA MANGAP!! GILA LO SPELLINGNYA BAGUS BANGEETTT” Ah.. echan dan semangatnya.

Renjun tersenyum kecil “makasih, yangie mana?”

“Kasihan dia dihukum, ketahuan main hp karena daritadi galau mau lihat lo”

Baru renjun akan balas ucapan echan, sebuah tangan tersodor ke arahnya

“Selamat renjun..” suara berat masuki pendengarannya.

Ia kerutkan dahi, total tak kenal siapa lelaki didepannya ini.

Saat lihat sekeliling, hanya raut terkejut yang disertai mata melotot echan dan bisikan dari tiap siswa disana yang tersaji.

“Oh sorry, gue jeno. Murid baru”

Renjun terima tangan jeno untuk disalami kembali “thanks”

“Lo keren banget, asli! Gue liatnya sambil bengong”

Renjun anggukan kepalanya.

Jeno tatap echan, renjun sungguh terasa.. Dingin?

Echan menggeleng, tanda ia tak tahu apapun

“Oh gue udah dipanggil, gue bakal pretest sekarang, nanti kita ngobrol lagi ya?”

Renjun kembali hanya mengangguk.

Jeno terkekeh “well, goodbye ice prince”

Sumpah seluruh siswa di lapangan pelototkan matanya dan saling berbisik

Lembar baru ———

Jeno langkahkan kakinya dengan tergesa kedalam apartment miliknya

Fuck jam 1 pagi??

Ia juga tak ingin menunggu petugas tol yang kelewat lama, dan harus mengisi seluruh formulir di kantor karena mobilnya diderek.

Ia segera sambungkan ponselnya dengan pengisi daya yang ada disamping sofa ruang tamu dan bergegas menuju lantai dua

Kamarnya kosong?

Sial pasti renjun marah?

Marah? Tapi untuk apa?

Tok.. tok..

Belum sampai lima menit pintu didepannya terbuka, menampilkan renjun dan mata sembabnya

“Nggak tidur?”

Sumpah jeno tak pernah fikirkan bahwa pertanyaannya akan disambut pelukan hangat oleh yang lebih kecil

“Gimana aku bisa tidur kalo kamu belum pulang, hiks-“

“Eh?” Ia lepas pelukan mereka supaya jeno bisa lihat renjun yang dekap dirinya sambil menangis

“Gak mau lepas, jelek muka aku!”

Jeno pasrah, ia usap usap belakang kepala renjun “maaf tadi mobilnya diderek di tol, petugasnya lama banget”

Renjun yang beri jarak untuk tubuh mereka “Jadi kamu nggak sama sarah?”

Jeno terkesiap, renjun tau?

“Kalo kamu kaget gitu, beneran kaya orang yang abis selingkuh mas” ia berbalik dan kembali masuki kamar sang adik di apartment ini.

“Loh?-“ tidak, bukan ini rencana jeno,

Rencananya adalah nyatakan perasaan pada renjun.

ia susul renjun masuk

“-sarah itu sepupu mark!”

Renjun berbalik “mantan tunangan kamu kan? Berapa banyak sih orang-orang kaya aku diluar sana mas?”

Sumpah hati jeno sedikit sakit ditodong pertanyaan seperti itu, walau begitu pertanyaan renjun tak sepenuhnya salah.

“Nggak ada, cuman sarah sama kamu”

“Ohh.. habis aku siapa?” Tanya renjun dengan ketus, jujur ia terbawa emosi dengan pembahasan ini.

Jeno dekatkan langkahnya, Ia bawa tangannya untuk usap bawah mata renjun yang sembab “Nggak ada-“

Ia kecup pucuk kepala renjun dengan lembut “Kamu yang terakhir-“

Jeno hela nafasnya sejenak, hari ini sungguh panjang dan melelahkan “-aku udah rencana dari pagi, kalo hari ini aku bakal akuin bahwa di permainan ini aku yang kalah, kamu bisa minta apa aja kecuali perpisahan”

Renjun total tak rasakan apapun kecuali perasaan bahagia yang membuncah “Apasih-“

Tapi tak ada kalimat lain yang terucap selain penyangkalan, ia hanya takut.

“Aku suka kamu-“

Jeno menggeleng “no. I do love you”

Ia tarik tangan renjun untuk digenggam “Aku bukan tipe orang yang sweet mouth, aku beneran gatau gimana cara ungkapin perasaan aku, jadi kamu rasa sendiri-“

Ia bawa tangan renjun untuk rasakan degub jantungnya

Sumpah jantung renjun juga tak kalah cepat detaknya. “Mas-“

“Renjun, kayanya kita harus akhiri kontrak ini, atau diperbarui-“ “-aku mau sama kamu seumur hidup”

Renjun kembali menangis “aku juga”

Mereka sama sama rasakan hangat saat tubuh mereka saling dekap, ah mereka rasakan hal yang benar saat mulai lembar baru tanpa kebohongan

—— “Sayanggg-“ jeno taruh asal kunci diatas nakas dekat ruang tamu dan naiki tangga ke lantai dua apartment mewah ini.

Ia atur nafasnya sejenak, berlari dari lift dan telusuri apartment sebesar ini ditambah fantasinya mengenai apa yang ada dibalik pintu mahony ini buat oksigen susah masuki relungnya.

“Ren-“ ia ketuk dahulu “aku masuk ya”

Jeno berani bersumpah, puluhan tahun ia hidup, didepannya ini adalah hal paling cantik dan mendebarkan yang pernah ia lihat

Renjun dengan polosnya duduk ditepi kasur yang langsung tatap pintu, tubuhnya dibalut kemeja putih milik jeno yang tak sampai tutupi paha mulusnya.

“Ren?”

“Suprise for u”

Jeno terkekeh, sungguh suaminya memiliki seribu satu cara untuk kejutkan dirinya

“You are so pretty hun” jeno mendekat dan kecup pucuk kepala renjun

Renjun peluk perut suaminya, sembunyikan rasa malu disana

“Kok malu sih, kamu yang mulai loh”

Jeno rasakan gelengan kecil pada perutnya, duh gemasnya

“kata winwin bagus kalo pake kemeja gitu without panties katanya”

Holy shit...

“So you don’t wear panties inside?”

Renjun dongakkan kepala, dengan mata yang berkilat ia menggeleng polos

“Bener hun? Coba aku cek” Tangan jeno usap paha dalam renjun hingga selangkangannya.

Tak sampai sentuh kemaluan sang suami tapi sukses buat renjun pejamkan mata

Jeno terkekeh, renjun sungguh sukses godanya, Look so sexy and jeno loves this moment very very much!!

Jen, mmh” renjun tahan tangan jeno supaya tak terus goda nafsunya, ia berdiri dan kalungkan tangan ke leher sang suami

“Kamu kenapa kok ngide gini?” Jeno terkekeh gemas dan kecup hidung pujaan hatinya

“A gift for u pa”

Dada jeno bergemuruh,, pa??

“Gimana sayang maksutnya?”

Jeno tiba-tiba fikirkan sebuah skenario bahagia di kepalanya

Renjun kecup bibir jeno dan lumatnya lembut, sungguh lembut hingga buat keduanya pejamkan mata dan buat tangan jeno remat pantat sintal yang tadi pagi ia puji.

“Wanna open this shirt??”

Jeno mengangguk,

Ia lepas dua kancing atas kemeja miliknya yang dipakai renjun

Ia usap puting kanan sang suami dengan usil

Nggh, jen!!”

“Gemesss aku liat kamu, pengen aku makan”

Renjun terkekeh,

Tangan jeno bergerak buka kancing ketiga.. kancing keempat..

Jeno buka lebar-lebar kedua belah bibirnya saat lihat lipstick merah mengukir sebuah tulisan di perut si manis

there’s a baby here!!

“Sayang? Ren? Beneran??” Jeno tampak gagap “is this true? Im gonna be a dad? Is it true? Ren?

Renjun mengangguk dengan kedua bibir yang tak kunjung hilangkan senyum manis

Jeno bawa renjun di gendongannya, baringkan sang suami keatas kasur empuk nan mahal yang dari awal jeno persiapkan supaya renjun rasa nyaman saat istirahat

“Eh wait-“ renjun tarik sebuah box dari bawah bantalnya

Tiga buah testpack yang tadi ia coba, tiga testpack yang winwin belikan untuknya

“Ren.. you just-“ jeno tersenyum bahagia saat lihat isi dari box kecil pemberian renjun “-unpredictable baby, makasih sayang”

Jeno bergerak untuk lumat lembut bibir sang kekasih, ia tukar salivanya dengan milik suaminya dan bubuhi jilatan dan gigitan hingga buat bibir tipis renjun menjadi sedikit bengkak

“Pantes kamu moody, terus agak berisi”

Renjun terkekeh “apasih u, baru berapa minggu juga, mana keliatan sih”

“Tuh kan galaknya keluar..” jeno buka kemeja putih yang balut tubuh renjun

“You know what drives me crazy a lot ren?”

Renjun menggeleng

”Imagine what’s behind my shirt”

Ia turunkan kecupannya pada leher jenjang renjun, ah aroma yang ia sukai, buatnya candu hingga sesap kulit renjun karena tak kuasa tahan nafsunya.

“Jen.. ahh”

Renjun kembali menggila saat suaminya mainkan lidah diatas putingnya

“Nen ya..” jeno meminta persetujuan walaupun lidahnya sudah mengulum, dan menjilat puting renjun. “Besok aku iri banget kalo harus bagi nen sama baby”

Renjun terkekeh “u apasih jen haha, baby aja belum lahir loh” ia usak dan remas lembut belakang rambut jeno yang sedang mainkan mulut di putingnya

“Ren feel me-“ jeno bawa tangan renjun untuk usap penisnya yang menegang dibalik jeans biru dongker yang ia pakai

“That’s so hard.. i lepas belt u dulu ya”

Jeno mengangguk “i do it slow ya, trisemester pertama harusnya nggak boleh terlalu sering, walaupun biasanya hormon kamu lebih tinggi”

Renjun cemberutkan bibirnya “padahal.. pengen.. mentok”

“Ren.. bibir kamu sebelum keluarin kalimat kaya gitu mikir dulu enggak sihh” jeno pusing tujuh keliling....

Renjun terkekeh lagi “mau blowjob dulu?”

Jeno menggeleng, ia sentuh penisnya dan urut sejenak, bawa penisnya yang keluarkan precum untuk sapa lubang sang suami

“Nggh.. Jenn.. mau fingering dulu”

Jeno mengangguk “this is more exciting than fingering baby, just feel it”

Ia bawa kepala penisnya untuk sapa lubang renjun, tak sampai masuk seluruhnya, hanya sedikit secara berulang.

“Ahh!! Jen why did u!!!” Renjun gila.. seluruh aktivitas seksual yang jeno lakukan selalu bisa hadirkan rasa nikmat

“Mau keluar...” renjun mengerang manja

Jeno mainkan jarinya dipenis renjun, buat suami cantiknya mendesah hebat saat pelepasannya keluar

“I don’t even put it in!!” Jeno terkekeh

“Penis u gede banget.. pucuknya doang keluar masuk tuh gatel tau!! Bikin i kelonjotan!! Sebel”

Jeno kembali terkekeh “Gantian ya.. kamu yang kempotin lubang buat jeno juniorr”

“Tapi mau di nen” renjun tatapnya dengan kerlingan manja

Sumpah jeno bisa gila bila harus berhadapan dengan renjun saat sedang bercinta

Cantik.. sexy.. dan menggairahkan..

Jeno turuti apa maunya si manis

Ia kembali kulum puting renjun yang membengkak akibat aktivitas lidahnya beberapa menit lalu

“Kalo u kenyot gitu nanti dede nggak kebagian susunya”

“Ren.. besok besok kalo kita lagi bercinta aku kulum bibir kamu ajaya.. biar gabisa dirty talk gini”

Renjun keluarkan senyum nakalnya “kenapa? Gatahan ya kalo i udah dirty talk”

Jeno mengangguk “jangan nangis ya kalo dimentokin, kan kamu yang minta”

Renjun mengangguk, usap usap penis sang suami dan arahkan ke lubangnya

“Eat me”

Duh renjun,

Jeno tersenyum puas saat renjun mengerang hebat merasakan penisnya penuhi lubang renjun

“Nghh. It just always this big!! And never fit in”

“Ahh babe!!” Jeno menggila, bahkan belum sepenuh penisnya masuk tapi lubang renjun telannya begitu hebat “always tight.. aahh”

Ia berulangkali tapi perlahan masuk dan keluarkan penisnya

Renjun dengan peluhnya tampak seribukali sangat sexy saat ini

“Angkat dikit.. ngghh.. pantatnya sayang” jeno bawa kedua tangannya angkat sedikit pantat sang suami, tak lupa curi remat sedikit

Renjun menggeleng, “nggak bisa, ngghh, penuh banget,, u just.. dont grow bigger inside.. ahhh!!”

Jeno terkekeh “kamu ngeremetnya kuat banget”

“Ahh.. nghh.. jennn” renjun sentuh perut berotot suaminya “fuck!! If you thrust it deeper!! Maybe u will meet ur child”

Jeno basahi bibir bawahnya dengan lidahnya

Fuck, lee jeno knows how to look hot in this situation!!

“Great idea hun.. nggh” jeno kembali hantam lubang renjun dengan penisnya “Baby juga pasti penasaran bentuk ayahnya gimana”

“Jangan banyak omong ah u.. aaahh” renjun lengkungkan tubuhnya saat kembali sampai putihnya

Ia sungguh lemas

“Sebentar aja-“ jeno sedikit cepat untuk maju mundurkan alat kelaminnya didalam lubang renjun

“Ahh.. hun.. im gon came!!” “Ahhhhh” jeno sampai putihnya

Ia lumat bibir renjun sekilas, gigit kecil bibir bawahnya..

“Thank u hun” jeno kecup dahi renjun dan usap usap perut renjun lembut

“Jangan ditarik penisnya” renjun goyangkan pantatnya sensual

“Ren ya tuhan!! Hormon hamil kamu..” jeno mengangguk kemudian

Ia kecup bahu polos renjun dari belakang “I love you always”

“I love u more jen”

Ngambek??

—-

Renjun tunggu dia dengan selimut yang batasi pinggangnya dan punggung yang disandarkan ke headboard kasur.

“Udah mandi?” Tanya renjun, dihadiahi anggukan oleh sang suami

“Aku mandi di kamar mandi luar”

“Kok u punya baju ganti? Udah siapin buat tidur di rs?”

Jeno hembuskan nafas berat, sumpah hari ini jeno kepalang lelah, ia hanya ingin akhiri hari ini dengan dekap renjun dan hirup wangi shampoo yang menguar dari rambut kasihnya.

“Kan aku selalu sedia baju ganti di mobil”

Renjun hanya diam, keadaan hening.

Apalagi jeno yang berdiri disamping kasur. Persis seperti seorang anak yang dimarahi ibunya.

“Maaf” akhirnya jeno buka ucapan, ia beranikan diri untuk duduk di tepi kasur

“Sayangku-“ ia raih tangan renjun untuk digenggam, ah sang suami tak tolak afeksinya

Belum sempat ia lanjutkan ucapannya, jeno lihat air mata turun dari pelupuk si manis “-loh kamu kenapa?”

Tak malah berhenti, tangis suaminya makin menjadi “i capek banget hari ini, ha-habis debat with papi, perihal i mau mengundurkan diri, malah u yang janji masakin i malah nggak pulang-pulang-“

Ia sesenggukan, tapi tangan kecilnya kini lingkari pinggang jeno

Tangan lebar jeno usap belakang kepalanya

Renjun tumpahkan tangisnya di pundak dan dekapan suaminya

“-terus pas sampe, u malah sleep di sofa, udah- hiks- udah gamau ya peluk i lagi???”

“Sayang, nggak gitu” lagi-lagi jeno sangkal.

Padahal inginnya jeno juga sama

“Hey, cantikku” satu tangan jeno masih setia lingkari pinggang ramping renjun, satu tangannya angkat dagu sang suami untuk dongak sedikit tatap dirinya “Sekarang jam dua belas tapi mata aku bahkan merem sedikit pun nggak bisa, tau nggak kenapa?”

Renjun diam, masih berusaha hilangkan sesenggukan karena tangis yang tak ingin henti

“Soalnya gaada kamu, biasanya kamu bobo sambil peluk aku, biasanya kamu ciumin dagu aku, usap usap pipi aku, biasanya aku ciumin rambut kamu, biasanya kamu marah kalo tangan aku berhenti usap punggung kamu, aku kangen kamu, maaf ya kalo hari ini berat buat kamu dan aku nggak ada buat kamu, maaf ya rencana kita buat makan malam batal karena aku, maaf ya aku ingkari janji-“

Jeno kecup dahi renjun sebentar, salurkan rasa cinta yang berlebih ia emban di dada

“-maaf juga ya aku nggak cek tadi beneran kamu kunci atau enggak kamarnya, kalo aku cek kan sekarang mungkin kamu udah bisa tidur”

Renjun menggeleng “mau bobo sambil dipeluk jeno”

Jeno mengangguk “udah makan tadi?”

“Nggak nafsu”

Ah, sama. Pantas berjodoh.

“Mau bikin mie nggak? Aku juga belum makan”

Renjun mengangguk “mau but u gendong i ya?”

“Nghhh” jeno melenguh sedikit saat gendong renjun seperti koala, renjun telusupkan kepalanya ke leher jeno dan kakinya lingkari pinggang sang suami

“Kamu kok beratan”

“Ih.. u bilang i gendutan??”

Jeno terkekeh “gapapa, montok..” pantatnya diremat sedikit oleh sang suami

“Apasih” renjun malu, ia gigit kecil leher jeno yang dengan mudah ia akses

“Haha, ren, jangan disana. Malu kalo diliat dokter lain”

Renjun kernyitkan dahinya, ia hadapkan wajahnya lurus dengan milik sang suami

Mereka berdiri tepat didepan pantry dengan renjun yang masih menempel pada jeno bak koala dan induknya

“Kenapa malu? U kan emang udah menikah? Malu kalo udah menikah?? Wajar aja dong kalo emang ada hickeys??? Kaya gapernah sex aja dokter di rs u??

Jeno tersenyum kecil, ia kecup bibir renjun yang protes

Menggemaskan, buat jeno ingin telan seluruh tubuhnya....

“Bukan malu itu, malu kalo diceng cengin, eh tapi kamu kenapa sensitif banget deh dari kemarin-kemarin” jeno pincingkan matanya “Kamu hamil?”

Renjun memerah, Ah masa sih ia hamil?

Fikirannya mengenai kehamilan buatnya salah tingkah, sungguh ia hamil?

“Masa sih?”

Jeno menggeleng “nggak tau, kan kamu yang rasain, kalo aku yang rasain sih-“

Tangan jeno keduanya diletakkan ke pantat sintal sang suami “agak berisi sih” Ia bawa naik sedikit “nggh, agak berat dikit juga”

“Apasih mesuuum” renjun kembali kalungkan tangannya ke leher jeno “udah ah turunin”

Jeno terkekeh “Cerita yaa hari ini kamu ngapain aja terus tadi kenapa kok berantem sama papi?”

Renjun mengangguk “tapi gantian, after i.. u nanti juga cerita hari ini ngapain aja, capeknya berapa persen”

Jeno mengangguk, bibirnya kembali kecup bibir si manis

Lengkap sudah, Hari ini terasa sempurna karena diakhiri dengan cerita panjang dengan sang suami yang dibubuhi dekapan dan kecupan.

Official?

——

Renjun ucapkan terimakasih pada sang suster yang baru saja kirimi makan siang

“Suap ya..”

Sumpah selama beberapa jam bersama, ia lebih mengenal javero, ia melihat javero dari banyak sisi dan kepribadian

And he likes it

Renjun mengangguk, ia suapkan sedikit sop untuk ia cicip.

Hey bila masih ada antek-antek luiana biar ia dulu yang terkena racun

Javero tatapnya dengan alis terangkat sebelah “Aaaaa?” Ia buka mulutnya lebar-lebar

Renjun menggeleng “sebentar tunggu lima menit”

Javero yang bingung hanya diam

“Eh mau kemana lagi?”

“Ini sendoknya tadi aku pake, aku cuci bentar ke wastafel”

Javero segera rebut sendoknya dari tangan renjun “kalo bekas kamu juga kenapasih. Aku makan dari mulut kamu juga mau”

Duh pipi renjun memerah, javero cepatlah sembuh...

Javero mode sakit sungguh tak baik untuk kesehatannya

“Ayok sekarang suapin aku ya”

Renjun duduk dipinggir ranjang javero dan suapkan sedikit demi sedikit

“Emang kenapa tunggu lima menit dulu?” Ucapnya saat renjun kembali sibuk potong dada ayam di sop miliknya

“Barangkali luiana masih suruh orang buat kasih racun atau apalah kaya di film-film gitu”

“Hah?” Javero tatapnya bingung “Terus maksut kamu, kamu dulu gitu yang keracunan?”

Renjun mengangguk “ya?? Iya??? Mending aku kan daripada kamu??”

Javero ambil sendok dari tangan renjun dan singkirkan peralatan makan yang batasi tubuh mereka, “Sini, aku peluk sebentar”

Renjun hanya diam, sumpah pipinya tak henti memerah daritadi

“Bahu kanan aku sakit, gabisa dibuka lebar-lebar, tapi aku mau peluk kamu-“ javero buka suara saat renjun hanya diam “-jadi tolong sini, kamu peluk aku”

Renjun mendekat, telusupkan tangannya pada kedua pinggang javero dan letakkan kepalanya yang hadap samping pada dada sang idol

Tangan kiri javero usap punggung renjun dengan perlahan, “Lepas dulu bentar, mau liat wajahnya, bentarrr aja!! Nanti peluk lagi”

Renjun beri ruang sebentar untuk mereka saling tatap, tapi javero malah kecup dahinya lama dan lembut “Renjun, i know it may be too fast, tapi aku beneran suka sama kamu-“

Ia menggeleng “-ah enggak, sayang banget malah” “Aneh saat tau ada orang yang rela keracunan demi aku, aneh-“ “Aneh saat aku nggak tau apa itu definisi bahagia tapi fikiranku kosong kalo sama kamu, cuman fikir perihal seneng kalo ada kamu-“ “-aneh saat aku punya seseorang yang setuju tunggu aku sampai kapanpun”

Sumpah jangan tanya bagaimana ekspresi renjun saat ini, air mata sudah jatuhi kedua pipi tembamnya

“Loh kok nangis?” Javero usap dengan kedua tangannya, lantas tangkup kedua pipi si manis yang ia sungguh cinta

“Aku juga sayang banget sama javero” Renjun sesenggukan

Javero malah tertawa, Renjun looks so pretty when he cries

“Apasih kok ketawa” renjun masih menangis tapi sambil usap air matanya “aneh tau, aku pernah di titik dimana aku harus jauhin nonton konten neo karena aku suka sama kamu, yang as a man, bukan sebagai idol dan fans, terus tiba-tiba sedetik kemudian aku ada di titik dimana idol aku bilang sayang sama aku, it ain’t real, bener-bener gak-“

Ah belum selesaikan ucapannya, bibirnya dipangut dengan kasih oleh javero

Diiringi kecupan dan lumatan lembut nan manis

Dua anak tuhan yang sama sama sedang mencinta

“Jav-“ ucap renjun saat javero akhiri ciumannya

“-sorry, cuman mau buktiin kalo ini nyata” belah bibirnya diusap lembut, singkirkan saliva mereka yang buat bibir renjun tampak begitu seksi “-sorry, tapi sekali lagi boleh?”

Renjun dan pipinya yang memerah anggukan kepala

Ah kali ini lebih intimate dari sebelumnya

Javero bahkan menahan belakang kepala renjun dengan telapaknya, putar kepalanya ke kanan saat kepala renjun hadap kiri, buat lidahnya jelajah seluruh isi mulut yang kini telah jadi kekasihnya

“Mhh” Lenguhan halus tercipta saat javero dengan sengaja belai bibir bawah renjun dengan lidahnya, hadirkan sensasi geli pada perut keduanya.

Ia sesap bibir bawah renjun, ah ciuman kekasihnya yang berantakan buatnya semakin semangat, ia cari lidah renjun untuk dililit

“Nggh- u-udah be-ntar”

Renjun menjauh dan hirup oksigen sebanyak mungkin

“Sorry-“ javero letakkan telapaknya di pipi kanan renjun dan ibu jarinya belai halus bibir si manis. “-manis, cantik.. bengkak bibirnya”

Wajah renjun memerah jadi ia sembunyikan di pelukan javero