Noturlilangell

meet you??

————-

Renjun berdiri dari tempat ia duduk, hampiri pembatas di tepi sungai, untuk lihat pemandangan lebih dekat lagi.

ia lirik jam yang lingkari pergelangan tangannya

Jam 00:15

Ia putuskan tunggu sebentar lagi saja, kakinya berhentak kecil.. air mata sengaja ia tahan supaya tak basahi pipi tembamnya

Bukan.. renjun bukan ingin menangis karena menunggu lama, ia bahkan pernah berdiri menunggu lele selama tujuh jam lamanya

Ia ingin menangis karena tau, segalanya hanya mimpi...

00:30 Pas seperti yang ia fikirkan tadi, ia akan menunggu setengah jam lagi.

“Renjun”

Suara yang jelas ia kenal, suara yang selalu dibalut musik, suara yang mustahil ia dengar untuk sebut namanya tapi suara itu kali ini jelas sebut namanya.

Renjun balikkan badan seiring dengan dadanya yang bergemuruh hebat...

Benar kata sang sahabat, janji dibuat tak untuk dilupakan

Ah renjun tak boleh menangis di keadaan seperti ini kan?

Javero langkahkan kakinya mendekat “Maaf, maaf aku bikin kamu nunggu lama, ada jadwal yang-“

Belum sempat javero selesaikan ucapannya, tangannya ditarik oleh renjun

Sumpah renjun lihat seorang wanita dengan kamera kecil ditangannya, mata mereka bahkan sempat bertemu tadi.

Mereka berlari, hingga berhenti disebuah gang diantara dua gedung tinggi

Mereka sama-sama merasa dejavu??

“Maaf tadi- tadi aku liat ada yang pegang kamera” skenario terburuk sudah muncul di fikiran renjun, apa javero akan terkena skandal?

Javero sentuh kedua bahu renjun dengan tangannya

“hey” panggilnya, buat renjun sedikit mendongak untuk tatap sang idola “Gapapa, salah aku, maaf tadi ada shoot yang gak bisa ditinggal, harusnya selesai jam delapan, tapi harus diselesaiin hari ini juga”

Renjun mengangguk atas penjelasan panjang lebar javero

Javero tersenyum kecil “anyway, you look so pretty moomin itu cowok”

Ah ini!! Abaikan pujian javero yang buat pipi renjun memerah, tapi darimana javero tau akunnya?

“Banyak ya yang mau kamu tau?” Javero tepuk lembut kepala renjun sekilas

Renjun mengangguk kecil, Duh segala tingkah remeh lelaki cantik didepannya ini total buat javero salah tingkah

Renjun bahkan hanya mengangguk, tapi jantung javero tak ingin diam, bergemuruh hebat

“Maaf ya kalo ini terkesan aneh, kita bahkan baru ketemu dua kali, tapi boleh aku peluk kamu nggak?”

Sumpah javero nggak pernah sekalipun ingin memeluk orang sebegininya???

Ia lihat renjun hanya diam “maaf, enggak usah kalo kamu gak ma-“

Ucapannya terhenti saat rasakan tangan kecil yang lingkari pinggangnya

Ah senyaman ini? Javero berasa pulang?

“Boleh, kamu pasti capek ya”

Javero peluk renjun, letakkan dagunya diatas kepala renjun karena tinggi renjun yang hanya sebatas bibir bawahnya.

Ia tundukkan kepalanya, hirup sedikit wangi shampoo seseorang yang penuhi fikirannya beberapa bulan kebelakang.

Harum, buat javero candu.

“Iya capek, maaf ya kelihatannya aneh banget”

Jeno rasakan anggukan kecil di dadanya,

“Mau ikut ke apart aku nggak? Kita cerita banyak hal nanti?”

Sumpah renjun sering lihat berita mengenai skandal idol,

Sungguh ia suka javero, tapi apa javero juga salah satu idol yang seperti itu??

“Eh enggak sumpah-“ javero seakan bisa baca fikiran renjun “-all of my track till now is clean, gak pernah aku aneh-aneh, i did this!”

Ia tengah berhadapan dengan renjun yang tatapnya bingung saat ini “I did this because I really interested to you renjun, aku bener-bener liatin twitter kamu kapanpun aku ada waktu kosong, i really love your energy and?-“ javero tampak menimang

“And i like you too” ah akhirnya ia sampaikan kalimat yang beberapa hari ini mengganjal di hatinya

Renjun mengangguk “ayo, aku mau, ayo kita ngobrol lebih lama lagi”

_____

Renjun tau, dari jarak sedekat ini ia bisa saja hampiri javero dan ajaknya berfoto atau apalah itu dengan mudah,

Javero sendirian ditempat ini dengan dia, dan tanpa pengawasan, kesempatan emas kan?

Tapi tidak, tangan renjun terlalu gemetar dan lidahnya terlalu kelu untuk minta tanda tangan, dan lagi tindakannya menerobos tempat ini adalah ilegal kan?

Tunggu? Javero juga berarti lakukan tindakan ilegal dengan masuk kesini?

Entahlah, kakinya mulai kram karena berjongkok, Ia berbalik dengan perlahan, hindari ranting ranting dan daun kering supaya tak terinjak

“Menerobos untuk ikuti idol adalah tindakan sasaeng”

Hanya ada dia dan javero, berarti jelas bahwa suara yang ia dengar berasal dari...

Javero?

Ia berhenti, tak berani untuk berbalik.

Sungguhkah javero berbicara padanya? Abaikan konteks negatif yang dilontarkan sang idol

Tapi sungguh-sungguh javero berbicara dengannya?

“Aku nggak ikutin kamu, aku juga nggak ngira kamu disini” suaranya bergetar, jelas renjun ketakutan

suara tawa hiasi hening di tempat ini “Padahal tempat ini secret placenya idol, sasaeng emang keren-“ javero kembali berbicara

Renjun rasa air matanya akan tumpah, ia akhirnya berbalik “sumpah beneran, a-aku nggak tau, aku cuman iseng, aku bukan sasaeng—“

Ah, tak bisa ditahan, ia akhirnya menangis Ia tentu tak ingin dipandang sebagai sasaeng didepan idolanya

“Demi tuhan-“

Belum selesai ucapan renjun yang diiringi tangis, tiba-tiba ia rasakan tangannya ditarik lelaki didepannya

“Shhh, iya tau kamu bukan sasaeng, kita sembunyi bentar-“ javero berbisik

Renjun tatap javero yang ada didepannya, berjongkok bersama dirinya dibalik pohon ini.

Lantas ikuti arah pandang javero.

Ah ternyata satpam berjaga sedang keliling

Tunggu??? Ia dan javero berada dalam posisi yang sangat dekat.

Sedekat ini hingga ia dapat cium wangi javero yang tenangkan hatinya.

“Nah udah pergi bapaknya”

Javero berdiri, ulurkan tangan sambil tersenyum manis

Bukannya lelaki ini tadi mengomelinya?

Renjun berdiri sendiri, tak berani jabat tangan javero, pun ia tak berani tatap mata sang idol

“Aku tau kamu bukan sasaeng, maaf tuduh kamu sembarangan, renjun”

Hah????? Sumpah javero ucap namanya??

“Haha, nggak usah kaget gitu kenapasih” javero tersenyum yang renjun berani bersumpah bahwa javero secara langsung tampak seribu kali lebih tampan

“A-aku-“ renjun jelas bingung

Javero mengangguk “kita pernah ketemu di coffeelovey, ah salah- aku yang gak sengaja lihat kamu”

Renjun kerutkan dahinya, dadanya berdegub tak karuan, jujur ia bingung harus bereaksi seperti apa

“Maaf, bentar, aku-“ Ia menggeleng “nggak maksutnya, boleh nggak aku minta tanda tangan kamu? Tapi aku gabawa bolpen? Aduh”

Javero terkekeh tau lelaki didepannya salah tingkah, jujur javero juga gugup

“Sini aku tanda tangan di note hp kamu aja”

Sumpah renjun berani bersumpah, javero tersenyum sangat manis, buat jantungnya berdegub tak karuan

“Boleh, boleh” renjun serahkan ponselnya dan javero tulis sesuatu disana.

“Hati-hati pulangnya, See you soon, moomin itu cowok”

Javero berlalu tinggalkan renjun dengan satu tangan yang tutup mulutnya

HAH?

Javero tau akun twitternya?

Oh hollyyy shit....

_____

Beberapa waktu kita lampaui dengan tawa, tapi persahabatan tak akan dianggap nyata tanpa adanya pekara kan?

Ku ukir kembali di fikiranku perihal kenangan kita saat dibangku sekolah menengah.

Mulai dari ke kantin bersama, sakit bersama, hingga pergi dari kelas bersama.

Tak ada yang dapat pisahkan kita,

Bahkan semesta-pun tertawa, katanya ‘Lihat saja beberapa saat lagi pasti ada amarah dan tangis diantara mereka’

Tapi kita, kamu dan aku. Buktikan, bahwa semesta salah.

Entah kita yang terlalu mirip ataukah kita yang terlampau beda, hingga selisih tak berani isi hari-hari kita.

Beberapa tahun berlalu,

sama seperti langkah, kadang beriring kadang beradu.

Kamu dan duniamu, Aku dan duniaku.

Rahasia yang awalnya tak ingin lirik kita perlahan isi waktu kita,

Hingga buat semesta kembali tujukan tawanya untuk kita.

Tak tau perihal kamu, tapi aku rasakan sedih.

Teringat beberapa tahun lalu janjiku yang akan selalu menggapaimu kapanpun rahasia coba-coba isi pertemanan ini.

Ternyata aku hanyalah seorang pengecut yang ingkar janji.

beberapa minggu kudengar semesta mengeluh bahwa dunianya sunyi.

Ia tagih janjinya padaku ‘Mana? Katanya kau dan temanmu itu akan selalu hadirkan suara dan tawa? Apa kalian tak lagi bersahabat?’

Ah, maaf Dia dan aku telah miliki hidupnya masing-masing.

Tapi bukan, Bukan itu jawabanku.

Aku jawab pada semesta ‘Semesta, diam bukan berarti tak lagi bersahabat, kita sedang kejar mimpi kita masing-masing-‘ ‘-Nanti, bila kita telah sama-sama berhasil, jangan cemberut bila kau hanya akan dengar berisik’

08-08 Tuhan pilih waktu paling indah saat beri nafas pertamamu di dunia.

Sahabatku, caca. Untuk telah terlahir ke dunia, terimakasih Dan untuk bertahan sejauh ini, terimakasih

Sampai bertemu kembali saat kau dan aku sama-sama telah menjadi versi terbaik diri kita masing-masing.

Terakhir, selamat bertambah umur caca!

Renjun ingin muntah, sungguh rasa gugup jalari seluruh tubuhnya

Ia tau jeno pasti kaya, tapi lift didalam rumah? Wow

Dua pasang mata amati dirinya yang baru keluar dari lift

“Sini sayang”

Ia lihat jeno berjalan ke arah dirinya, lingkarkan tangan di pinggangnya

Duh modus?!

“Takut” renjun bercicit kecil, buat jeno terkekeh

“Ma ini renjun, tunangan jeno”

Nggak, ini seribu kali lipat berbeda dengan bayangannya

Mama jeno terlihat sangat muda, cantik, dan ramah???

“Aduh, cantiknya menantu mama-“

Mama jeno ikut hampiri dirinya, bawa renjun untuk duduk di sofa besar ruang tengah ini

“-kamu umur berapa sayang kaya masih muda? Gimana gimana? Sini mama mau tau semuaa soal kamu, soalnya jeno gak mau kasih tau mama”

Renjun tersenyum canggung, duh kenapa jeno hanya senyam senyum tanpa membantunya?

“Nama saya renjun tante-“

“Lohhh!!!” Mama jeno memotong “KOK PANGGIL TANTE? mana formal banget lagi ngobrolnya? Santai aja cantikk”

Mama jeno usap lembut kepala renjun

Ah, renjun rindu mamanya.

“Ma, nanti dulu ya, makan malem dulu gimana?” Jeno alihkan perhatian sang mama

Mama jeno mengangguk “Ayo, eh biar makanannya dianter bibi kesini”

Jeno mengangguk

“Nanti kalian nginep sini aja ya?” Sang mama berujar dengan senang

Jeno mengangkat kedua bahunya “Gimana kamu mau, sayang?”

Wow, benar kata sang adik Jeno adalah aktor yang handal

Haruskah renjun turut berakting? Tadi jeno juga sudah wanti-wanti dirinya

Baik, renjun harus membalas jasa-jasa jeno kan?

“Kalo boleh mau balik ke apart aja mas, kasian elle di apart sendirian”

Jujur jeno langsung menelan air liurnya, Tak menyangka renjun akan berubah 180 derajat

Mas? Wow, hanya satu kata tapi mampu pacu jantung jeno lebih cepat

“Duhh, gemes banget anak-anak mama ini” “-elle adik kamu itu ya renjun?”

Renjun mengangguk, sepertinya sedikit banyak, jeno sudah jelaskan kondisi renjun pada sang mama

“Bawa kesini dong, mama pengen kenalan”

Renjun mengangguk

“Yaudah ma, nanti jeno sama renjun pulang ya berarti” ucap jeno buat sang mama cemberut

“Yah, mama masih mau sama renjun”

“Duh besok kita juga kesini lagi, bakalan sering-sering kesini deh” jeno yakinkan

“Janji ya?”

“Kamu yang jawab” jeno ucap pada renjun, iringi dengan tawa

“Janji ma”

Ah... entah mengapa renjun bahagia??

“Kalo gitu nikahnya jangan lama-lama ya, biar mama juga cepet-cepet gendong cucu, kamu mau anak berapa jeno? Renjun? Lima mau?”

Renjun batuk, tersedak air liurnya sendiri

“Ma-“ jeno peringati, buat sang mama terkekeh

“Hehe, papa kemarin di singapore udah nggak sabar pengen gendong cucu juga jen-“

Sang mama alihkan pandangan ke renjun “Gimana renjun? Ada program hamil gitu?? Temen mama dokter di rs veile, bisa program bayi kembar... Pasti lucu”

Renjun hanya meringis tatap jeno “Renjun,,,-“

“-renjun terserah mas jeno aja ma”

Jeno tersenyum “Kembar lima mau sayang?”

——

Jeno sedikit terkesiap melihat ketegasan kepala keluarga huang mendidik anak mereka

“Pi but i kan belum lulus sma” chenle terlihat sedih, hanya menunduk dan memilin jarinya

Jujur jeno tak tau apa yang harus ia lakukan ditengah urusan keluarga ini,

Ia tau ia harus pergi, tapi tangan chenle yang menggenggam ujung jasnya membuatnya urung, belum lagi keluarga huang melihatnya seperti tak kasat mata, alias ia dicuekkin sedari tadi ia masuk kemari

“But papi knows ya u always ask barang-barang ke koko, papih awasin ur card-“

“That’s my privacy” chenle pout, ah jika saja hanya mereka berdua pipi chenle sudah dijiwit jeno daritadi

“Privacy.. privacy.. chenle sky huang-“ ucap papi siwon memanggil nama lengkap chenle membuat suasana hening “-u know kan papi loves u a lot? Papih just want u untuk lebih dewasa, siapa tau umur papi gak lama disini, papi cuman mau anak-anak papih hidup nyaman nantinya”

Jeno berdehem sebentar, jujur tenggorokannya hanya kering, tetapi tiga pasang mata malah mengatensi dirinya

“Maaf om, tante” ucapnya yang sedari awal digeret chenle kesini hanya bersalaman dan langsung duduk

Kali ini giliran ibu keluarga huang yang membuka suara “u deket with dede?” Tanyanya agak sinis

“Iya ai”

“Ohh, profesinya dokter bukan u?”

Jeno mengangguk

Ah ia seperti diintrogasi

Chenle tersenyum sedikit,

“U dah lama balik kesini? Trus bakalan menetap atau balik aussie lagi? Bcs i lihat u deket with koko juga ya?”

Jeno mengangguk mantap “umm saya belum mutusin mau stay or back to aussie, if till the end i don’t find anything that stole my interest, i think im gonna back to aussie” ia tersenyum manis membuat mama renjun sedikit tersepona

“Emang ada yang interest di aussie?”

Jeno menggeleng “no, but my dad is there”

Mama renjun mengangguk, tau hal tersebut privacy jadi tak bertanya lebih lanjut, hei ia dan mimi jeno bersahabat “Dan u udah nemu belum? Hal yang bikin u tertarik buat stay disini?”

Tatapan kepala keluarga huang dan ibu keluarga huang sangat dalam menusuknya

Ia menatap ke arah si bungsu,

Chenle menatapnya seakan berkata tell them tell them

Jeno mengangguk

“And what is that?” Kali ini siwon bertanya

“Your son, huang renjun, he stole my attention-“

Tepat saat ini, lift rumah mereka berdenting

Renjun keluar dengan peluh membasahi pelipisnya, khawatir jika sang mami atau papi mengatakan sesuatu yang buruk pada jeno

Ia mengerutkan kening saat semua pasang mata tertuju padanya.

“What??” Tanyanya, berjalan untuk duduk disamping kiri jeno yang kosong

Seperti acuh, siwon kembali bertanya, ke topik awal pembahasan “and if renjun stole your attention, u fikir u bisa dengan gampang ambil hatinya?”

“It may be hard at first, but now, saya dan renjun mulai saling mengenal, umm-“ Jeno tersenyum menatap renjun “-mungkin kita sudah sama-sama saling tertarik?”

“Oh udah lama dong, and u hide it from us?” Mami renjun berucap sinis ke arah sang sulung dan jeno bergantian “bukannya yang proper adalah minta restu orang tua dulu? Kalau u have sopan santun” ucapnya

Renjun menatap sang mami tak senang, apasih mami sangat kuno????

“Mi? Bukannya u udah tau ya, jeno deket with i and dede? Why sih u guys kaya gini?” Renjun menatap mami dan papinya tak percaya

“Papi knows but, i don’t know kalo deket in a romantical way”

“Hah?” Kali ini renjun menatap chenle, jujur ia kehabisan kata dan mengode sang adik untuk membantunya, tetapi si bungsu hanya diam

Awas kau huang chenle tak mau membantunya, padahal di seat belakang mobilnya ada sepatu coach seharga 25juta yang khusus ia belikan untuk sang adik.

Melihat itu renjun berdiri “fine-“ “-all this time i’ve been doing all things u ask me to!? Gabisakah papi and mami lihat kalo putra u interest with jeno juga, and happy about that? i want to develop this feelings further..”

Jeno menggenggam tangan renjun dan memaksanya kembali duduk “Maaf om dan tante kalau malam ini saya menganggu kegiatan kalian, mungkin om dan tante lagi capek ya after flight, juga kata dede tadi tante sempet khawatir karna dede belum pulang-“

“-umm first thing first, saya minta maaf udah ganggu waktu istirahat maupun family time keluarga ini, and second, maaf kalo saya telat anter dede pulang karena there was something happened back then, lalu perihal saya dan renjun, we actually just flirting back then, tapi karna situasinya udah kaya gini, i’ll be honest, kalo saya emang tertarik sama renjun, interest in a romantical way, coz the way he talk, the way he move, everything stole my attention and i always find it pretty, i mean he is pretty-“

Muka renjun bersemu tetapi jeno menghela nafasnya sebentar dan tertawa sedikit “saya bahkan belum confession ke renjun sebelumnya, so i think kalo tante bilang untuk punya sopan santun harus minta izin keluarga dulu, here i am-“

Ia berdiri dan membungkukkan tubuhnya kemudian kembali tegak “i’m here asking permission buat ngedeketin renjun, berusaha ambil hatinya renjun supaya jatuh cinta sama saya, karena saya udah kepalang sayang sama si sulung keluarga huang, and if i get the permission, saya bisa pastiin gabakal sia-siain itu dan like i always do jadi pria jujur dan bertanggung jawab”

Ah renjun tersentuh daritadi, air mata sudah menggenangi matanya

Sang papi dan mami juga chenle tertawa kemudian

Membuat renjun dan jeno saling menatap bingung

“Hahahahhaa apasihhh u, mami and papi gak sekolot itu kaliii” chenle tertawa kemudian membawa tubuhnya untuk memeluk sang mami

“Hahaha cieee, confession langsung” goda papi renjun

“Eh gimana?” Jeno sungguh blank

“Inget gak i bilang mami and papi tuh chill? Emang chill mereka tuh”

Renjun sudah merasa ada yang aneh karena tak biasanya mami dan papinya serius, tapi tak menganggapnya karena ia rasa mami dan papinya (yang selalu menyuruhnya cepat menikah) sungguh ingin memilih pasangan idealnya untuk renjun

“Aduhh ada yang mau nangis nih-“ mami renjun tertawa semakin kencang melihat renjun mengusap matanya “u itu ko.. ko.. baru dimintain izin buat deketin aja tersentuh, adalah u jual mahal dikit-“

Mereka terkekeh

“Yah abisnya i scared tau.. mami and papi tiba-tiba gitu, mana i juga salah tadi gak jemput chenle trus mami imess i sejutek itu”

“Hahah mami tau kali chenle tadi balik telat, orang mami udah call call an sama dede”

Papinya tertawa “haha sandiwara ini juga ide dede, katanya karna u and jeno gitu-gitu aja gak keburu jadian-“

Jeno tersenyum canggung

“Ko jeno direbut dokter sana mampus u” ucap chenle yang mengide drama ini setelah pertemuannya dengan diana tadi

Tidak boleh, jeno harus menjadi kakak iparnya.

Renjun menggeleng heran, tangannya dibawa untuk merangkul lengan kiri jeno disampingnya, dan membenamkan wajahnya dilengan kekar sang dokter

“Aduh-aduh udah nubruk aja, kan mami udah bilang ada u gengsi dikit koh, malu mami” ia tertawa

Papinya berdiri “eh papi sleep dulu ya, ngantuk banget abis dari singapore-“ “-mi ayo sleep kita cuddle, jangan ganggu pasangan baru” papinya tertawa kecil

Membuat jeno ikut tertawa

“Eh jeno u tonight nginep sini, it’s ok! Lagian udah malem kan” tak ada tatapan sinis, hanya senyum lembut dari mami renjun “Yah barangkali u mau cuddle with kokoh-“

Maminya berbisik supaya sibungsu tak mendengarnya “but jangan lupa kondomnya ya”

Muka jeno memanas, ah mami renjun..

“Hehe iya tante, makasih, nanti jeno pulang aja”

Mami renjun menggeleng “no bukan tante, call mami aja ok? Kan u calon mantu”

“Eh?”

Mereka semua tertawa

Ah hari yang indah untuk mereka kan?

—-

“Ngapain” ucap jeno mengusak rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil “Widih bisa masak lo?” Ia berujar melihat renjun yang sibuk mengaduk sop ayam didepannya

Muka renjun terlihat fokus menatap ponselnya yang menampilkan tutorial memasak

Jujur ia tak bisa memasak, “Kalo gak bisa gak bakal jadi secantik ini kali” ia berujar bangga.

Jeno mengangguk, pura-pura percaya “njun boleh peluk gak?”

Renjun menggeleng

“Kaya pas itu, pas lo cuci piring, gue gak ganggu janji, cuman peluk trus dagunya gue taroh kepala lo”

“Apasih lo gak jelas jeno”

Walau begitu ia tetap membiarkan tangan jeno melingkari pinggangnya

“Njun, kita ini apa sih?”

Renjun terkekeh “gatau dah, emang lo temen gue? Ogah temenan sama bocah nangisan”

“Idih lo dulu juga nangisan”

Renjun terkekeh “dulu gue yang nonjokin gengnya hari inget gak lo? Pas mereka gangguin lo kelas 5 dulu, inget dulu gue lebih tinggi dari lo”

“Tau dah sekarang lo cuman segini kecil. Cocok buat dipeluk gue kayanya”

Jeno yang awas atas pertanyaannya yang dihiraukan renjun kembali bertanya “Tawaran lo buat missio, masih mau nggak?”

Renjun diam, kali ini mematikan kompornya “Udah jadi yuk makan, ntar maleman kita ke sevel mau gak? Makan sushii”

“Renjun” jeno memanggilnya lirih, kali ini dagunya berpindah ke pundak renjun “gue gamau kalo mate gue bukan lo, lebih baik gue gak matting selamanya”

“Jen, hukum alam. Lo gak bisa nolak siapa mate lo, dengan cara lo hindarin mate, lo fikir lo baik-baik aja?” Renjun tertawa seakan hal tersebut tak mengusiknya padahal hatinya sangat ngilu saat ini, bayangan ia dan jeno membangun keluarga kecil telah menjadi bagian dari mimpinya, detik ini dan lalu ia berharap dirinya dan jeno menjadi sebuah takdir

“Lo pasti sering bolos kelas OU ya” ia tersenyum “Jeno, ada umur maksimal kita harus matting, kalo lo gak ngelakuin sampai saat itu, kasian mate lo jeno, kasian omega, nanti sakit. Dan kalo gue terima missio lo dan lo bukan mate gue? Kasian alpha gue, nanti sakit”

Jeno mengangguk “udahlah gausah difikirin, gue yakin kok kalo kita emang takdir”

“Pede lu” renjun menepuk pelan pipi kanan jeno

Tangan jeno yang dipinggang renjun mengerat, membawa yang lebih mungil untuk merapat membuat sang omega balik menautkan tangannya dibalik punggung lebar sang alpha

“Mereka bilang kalo berdoa didepan 1000 bintang di langit nanti jadi kenyataan”

Renjun mengangguk “kalo gitu, semisal takdir ini jelek buat kita. Sampe kapanpun itu, ayo kita cari 1000 bintang terus berdoa ya”

Jeno tersenyum lebar,

Tanpa ucapan aku mencintaimu atau mau ya jadi pacarku, di tengah angin sore yang lembut ini mereka berdua memberi gambaran jelas yang sebelumnya abstrak.

Gambaran jelas atas hubungan abstrak yang dimulai dari kesalah fahaman remeh dimasa lalu

“Kalo gue panggil lo sayang udah sah gak sih?”

“Jangan gitu, merinding gue” Renjun berlalu membawa sepanci sop yang telah ia buat beberapa menit lalu

Tentu saja dengan setengah hati, karena setengahnya tengah ia titipkan pada sang alpha sahabatnya sejak kecil.

“RENJUNN!! PHEROMONE LO KENCENG BANGET” jeno berteriak dari dapur

—-

“Udah biarin aja daripada bangun” jeno cemberut masih menahan tangan renjun

“Tapi kasian itu jen, nanti bangun-bangun kram tangannya ditindih gitu”

“Yaudah gue aja yang pindahin”

Jeno dengan telaten membaringkan kaki chenle ke sofa panjang kemudian membawa kepalanya untuk bersandar di pegangan sofa

Hah, ternyata elle tipe yang jika ada gempa bumi tetap memilih alam mimpinya.

“Renjun mengambil posisi di sofa kecil sebelah kanan sofa panjang karena sofa panjang telah ditempati elle seorang diri

Jeno lantas menghampiri renjun “Geseran”

“Jen? Ini gak cukup woy single sofa, noh disono kan sofa segede itu lo gak liat?” Ucap renjun menunjuk single sofa di sebrang sofanya, ia masih fokus pada tombol di remot, karena sedang memilih akan nonton tayangan netflix apa mereka siang ini.

“Gak mau ah, mau nonton horor kan lo pasti, gamau jauh-jauhan ah”

“Ya tapi gimana lagi, masa kita duduk di karpet”

“Lo gue pangku mau?” Tawar jeno yang dihadiahi pukulan singkat dikepalanya

“Mau gue pukul?”

“Kan udah lo pukul” ia melengkungkan bibirnya dan duduk diatas pangkuan renjun. “Yaudah biar lo aja yang pangku gue”

Dada renjun berdegub kencang, ia mengigit bibir bawahnya kencang supaya pheromonya tak keluar seenak jidat, tapi sungguh siapa yang tahan bila diposisinya???

“Njun?” Jeno menghadap ke belakang

Membuat renjun mendorong punggungnya “jauhan lo berat banget kaya batu” ia mengusap keringat di pelipisnya.

Entahlah suhu udara tiba-tiba meningkat

“Njun sorry, pheromone lo-“

“Gak gapapa santai aja, bentar gue ke kamar-“ Potong renjun cepat, nggak gak mungkin kan dia akan heat di saat ini, sialan pheromone jeno.

“-njun gue udah bilang kan, jangan minum supressant, gue tau lo mau ngapain.” Ia segera menggendong renjun untuk dibawa ke kamarnya

Tubuh renjun terasa panas dipelukan sang alpha

“Jen plis, plis jangan gini. Ada elle dibawah, gue janji ini terakhir kalinya gue minum supressant, biarin ya”

Jeno menggeleng dan meletakkan renjun diatas kasurnya, tangannya meraba wajah renjun sampai ke leher jenjangnya.

Hanya menyentuh dengan jarinya.

—————

Forgive

——-

“Tadi kesini naik apa?” Jeno meletakkan barang belanja titipan sang mama yang lumayan banyak ke bangku belakang

“Ojol” ucap renjun singkat, ia mengingat kejadian tadi sore ditempat yang persis saat ini ia duduki

Jeno kembali menoleh ke bangku belakang dan memajukan badannya saat ada satu barang yang tak pas pada tempatnya.

Membuat tubuhnya dan tubuh renjun tampak terlalu dekat

Renjun reflek mundur, membuat punggungnya menabrak pintu mobil belakangnya. Sedikit sakit tapi lebih baik dibanding mencium pheromone sang alpha yang mulai samar tercium.

“Eh? Kenapa njun?” Ucap jeno mendengar suara benturan yang tak terlalu keras tapi cukup terdengar di mobil jeno yang hening

Renjun menggeleng “jangan jalan dulu” ia berujar melihat jeno memutar kunci mobilnya.

Jeno menuruti, netranya mengunci milik sang omega, membuat renjun menelan salivanya sejenak

“Gue minta maaf-“ egonya luruh, ia sadar ini yang harus ia lakukan sejak lama, perasaan sakit diantara mereka hadir karena komunikasi yang terhalang ego.

Jeno tersenyum

“-gue tau ucapan gue tadi sore gak pantes gue ucapin regardless of everything happened in the past” ia menurunkan pandangannya “Gue fikir gue bakal lega setelah sakitin hati lo sebesar sakitnya hati gue, tapi gue salah. Beberapa jam kebelakang gue makin sakit, makan pun enggak enak”

Ucapannya dihadiahi kekehan sang alpha, membuat hatinya semakin ngilu

Sungguhkah jeno tak merasa hatinya sakit?

“Kaya yang lo bilang sebelumnya, lo mau bangun pertemanan lagi sama gue kan? Jadi gue mau sekarang kita lurusin apapun itu”

Air matanya menetes, keberaniannya saat ini membuat jantungnya berdegub kencang, entahlah disaat seperti ini ia malah merasa ingin menangis.

“Thank you, it must be hard for you-“ jeno berangsur mengusap air mata renjun “Buat ngobrolin ini pasti susah-“

Ia sedikit tersenyum “udah ah jangan nangis” ia mengusap lembut kepala renjun.

“Sekarang giliran gue ya yang ngomong?” Jeno bertanya, dihadiahi anggukan renjun “Kata lo mau lurusin semuanya, lo juga bilang mau sakitin hati gue sebesar rasa sakit hati lo”

“Bukan gue gak mengakui, tapi gue berani sumpah atas diri gue sendiri, gue gak inget apapun kelakuan gue yang nyakitin lo-“

Ia menatap renjun tepat di maniknya, membuat renjun sadar bahwa alpha didepannya sungguh jujur atas ucapannya

“-mungkin lo bisa bantu gue inget? Supaya kalo emang gue udah segitu sakitin hati lo, gue bisa minta maaf untuk kesalahan gue”

Renjun menangis semakin deras, bertahun-tahun ia menyimpan sesaknya tanpa jeno ketahui membuat hatinya sesak, tapi ia lebih sesak saat mengetahui jeno menawarkan maaf dengan sangat mudah.

Jadi selama ini sungguh salah ketakutannya.

“Eh kok makin kenceng nangisnya?”

Renjun menggeleng, ia tak bisa bercerita saat ini. Samar pheromone jeno yang tercium membuatnya hanya ingin menangis sambil dipeluk sang alpha.

Jeno hanya terkekeh saat membawa renjun ke dekapannya

“Maaf ya kalo gue ada salah sama lo di masa lalu, apapun itu ucapan atau perbuatan gue, gue gaada maksut buat sakitin hati lo, kenapa juga gue harus sakitin orang yang gue sayang”

Renjun mengadahkan kepalanya, “Lo pernah bilang omega itu nyusahin dan nempel mulu waktu lo diputusin ama aya dulu kelas 9, dan saat itu besoknya gue detect omega, gue takut lo jauhin, dan gue gaberani deketan takut pheromone gue kecium sama lo, gue keinget mulu ucapan lo jadi gue jauhin lo dan sering minum supressant buat kendaliin pheromone”

Jeno melotot, ia melepas pelukan renjun di tubuhnya, kedua tangannya berada dibahu renjun “lo bisa suruh bang mark odoror kan?!”

Renjun mengecil, ia takut

“Njun?-“ jeno mengusap kepalanya, tampak sebal dan frustasi

“Soal cerita lo, gue sekali lagi minta maaf, gue nggak inget sama sekali pernah ngomong kaya gitu, kalo boleh bela diri, mungkin ucapan kaya gitu hadir karna gue yang istilahnya remaja baru puber, baru detect alpha. Diputusin aya waktu gue lagi sayang banget sama dia-“

“-jadi gue dimaafin?”

Renjun mengangguk,

Tangan jeno di kedua bahunya semakin erat

“Sekarang topiknya ke lo” ucapnya menatap renjun tepat dimatanya, tubuhnya menghadap tepat didepan renjun “mulai kapan lo konsum suppresant?”

“Umm- dari kelas? 9 akhir?” Cicitnya

Jeno tak habis fikir suppressant untuk omega berfungsi menyamarkan pheromone dan menekan heat, mungkin ada baiknya. Tapi buruknya, heat sequence jadi tak teratur dan membuatnya susah mengandung

“Sering minum itu?”

Renjun menggeleng “dulu gue rutin minum karna masih sembunyiin kalo gue omega dari abang, tapi saat abang nemu suppressant gue di kamar jadinya gue kadang diodoror in abang”

Jeno menghela nafasnya “gue bisa ganti odoror in lo kalo abang mark gabisa”

Renjun menggeleng dengan cepat, kontrol diri alpha yang tak ada hubungan darah dengan seorang omega akan sangat rendah bila memberikan pheromonenya ke omega tersebut

“I can control myself”

“Lo gak bisa?”

“I can” jeno bersikukuh

“Buktinya yang di apart-“ ah renjun jadi teringat, sakit hatinya juga ada sebagian yang disebabkan karena kejadian tersebut.

———

Jeno membawa mobilnya melaju, entah kemanapun yang pasti jauh dari mana-mana

Renjun disampingnya bersandar, bersidekap dan memejamkan matanya, ia lelah dengan jeno

“Kalo ada jeff, gausah deket-deket” jeno akhirnya bersuara setelah sekian lama hening,

Ah mobil mereka sudah menepi ternyata, yang entahlah dimana ini. Renjun jarang bepergian, sekalipun bepergian ia hanya mengikuti saja.

“Emang lo siapa” ia melepas seatbeltnya dan menghadap jeno dengan dalam. Raut kecewa jujur terlihat di obsidiannya.

“Bukan masalah gue siapa, gue ketua osis, gue tau sifat ti-“

“STOP!?” Renjun memutus ucapan jeno “stop bawa tittle osis lo bisa? Lo suruh gue register omega bawa-bawa tittle osis lo, dan sekarang lo atur pertemanan gue juga bawa tittle osis lo, hanya karena lo osis bukan berarti lo bisa atur gue?! “ renjun sungguh meledak, ia meluapkan seluruh amarah dan perasaan yang lama ia pendam

“Oke kalo emang karena lo osis lo mau atur, tapi atur semua orang, lo gak atur pertemanan nana atau elle? Jangan karena gue omega lo anggep remeh, cuman bisa nempel dan nyusahin, i’m more than that, gue bisa lindungin diri gue sendiri”

“Tittle ketua osis lo, gaada hubungannya sama gue, dari taun kemarin lo juga ketua osis, tapi kenapa baru sekarang recokin gue? Justru disini lo yang harusnya gue hindarin”

Jeno merasa hatinya mencelos, jadi renjun menganggap tindakannya itu menganggu.

“Atau about you make out with me yesterday, juga karena lo ketua osis yang harus bantu semua siswa, bahkan saat siswanya lagi heat?! Kalo gitu udah berapa banyak siswa yang lo bantu lee jeno?!” Renjun meluapkan kekesalannya yang sedari kemarin ia pendam sejak menemukan jeno tak terbaring di sisinya, membuatnya merasa kotor dan tak diinginkan.

Ia hanya menyalurkan rasa sakitnya ke jeno.

Dan jeno telah menerimanya.

Jeno mengeluarkan satu nafas, ia mengerjab tak percaya, sungguh begitukan jeno dimata renjun?

‘Hah’ ia mendesah, hati jeno tak pernah sesakit ini sebelumnya.

“Gue anterin lo balik ya” ucapnya membantu memasang seatbelt milik renjun

Renjun hanya tak tau, jeno ingin melindunginya.

••••••

Jeno faham bahwa renjun tau ia tak pernah main-main atas ucapannya saat sang omega membuka pintu apartment dan menatapnya sedikit menunduk

“Belajar ngehargain orang lain, kalo emang bisa nerima sendiri, terima sendiri” kalimatnya tegas, ia menyerahkan paper bag ditangannya

Muka renjun memerah, entahlah menahan emosi atau malu

“Gue hargain kok, lo yang gak pernah hargain gue”

Renjun berbalik saat pintu apartmentnya yang hendak tertutup ditahan oleh jeno dan dimasukinya.

Pintu dibelakang jeno tertutup otomatis.

Hanya berdua dengan jeno sang dominant alpha di apartment ini adalah pilihan paling terakhir yang akan renjun ambil

Jeno berjalan mendekat “dari segi mana gue gak hargain lo?”

Renjun mengusak hidungnya, bau ini. Jeno marah, sungguh marah.

Ia secara refleks mundur setiap langkah mendekat jeno.

“Dengan lo masuk apartment tanpa izin gue gini udah termasuk gak ngehargain gue”

Kembali, badan renjun panas. Mungkin heatnya mendekat atau mungkin urusan yang tadi belum selesai.

Ia menghentakkan kaki kanannya, berusaha menahan rasa panas di tubuh dan lehernya.

“Kalo lo gak ngomong hal yang nyakitin hati gue, gue gabakal nerobos apart lo gini?-“

Jeno berdiri dihadapan renjun, ia mengeluarkan pheromonenya, tanda ia sungguh marah

“-lo bilang gue gak PERNAH hargain lo, gue tanya dibagian mana? Kapan gue lakuin itu, even lo jauhin gue tiba-tiba aja gue gamasalah, gue hargain keputusan lo dengan gak deket sama lo lagi”

Renjun mengangguk berkali-kali dengan gelisah “Gue paham, sekarang lo bisa keluar”

Jeno tertawa, sepertinya renjun belum mengerti bahwa ia tersinggung saat ini “Gue gabakal keluar sampe lo bilang masalah lo, kita bisa omongin ini baik-baik but you choose not”

“Not now, kita omongin ini-“ renjun mengusap belakang lehernya yang panas, rasa panas dan gatal menjalar setiap hembusan udara yang ia hirup bercampur pheromone alpha didepannya, sungguh dominant alpha, memiliki pheromone yang kuat untuk bereaksi di tubuh omega.

“Kapan lagi? Gue tunggu bertaun-taun buat kita omongin ini!? And now i get the chance, why don’t we sit there and talk about it?!”

Renjun sungguh tak tahan lagi, pheromone jeno semakin kuat

Ia mengambil langkah cepat mendekat ke arah jeno “I CAN’T TALK OUT ABOUT IT IF YOU RELEASE UR FUCKIN PHEROMONE THIS STRONG!!” Ia menarik leher kaos jeno dengan kedua tangannya

Membuat sang alpha mengerutkan dahinya, seorang beta tak bisa mencium pheromone.

Ia meneliti ekspresi seseorang yang pernah menjadi sahabatnya, dari dekat. Sedekat ini ia dapat melihat warna merah menjalar di pipi hingga telinga renjun, lehernya memerah dan bulir keringat mengalir sepanjang dahinya Sedekat ini juga ia dapat mencium pheromone renjun

“Fuck?!” Ia mengumpat, renjun omega??

Ia melepas kedua tangan renjun yang memegang kerah kaosnya

Manis, sungguh manis, bau pheromone renjun

Renjun melepaskan kedua tangan digenggaman jeno, sentuhan jeno membuat darahnya berdesir

“Gue bilang lo keluar sekarang, we’ll talk about it later, gue janji”

Nihil, jeno tak bergerak dari tempatnya

“GUE BILANG KELUAR! JANGAN DEKET” ia berlalu mundur dan berlari “GET OUT WITH UR FUCKIN PHEROMONE, SHIT” renjun menyumpah sungguh pheromone sang alpha memabukkan, membuat akalnya memudar.

Ia akan mencumbu sang alpha didepannya jika saja akalnya tak ikut andil saat ini

“Lo tau kan apa yang bakal terjadi kalo lo tetep disini?” Renjun berujar pelan, ia menjatuhkan dirinya ke lantai. Kakinya lemas

“Biarin gue bantu, gue bantu lo, take my pheromone as much as you need”

———-

Cw / 18+

Bibir renjun dengan agresif melumat milik sang alpha,

entah karena sang submissive yang terlampau ringan atau sang dominan yang terlampau kuat, nyatanya jeno dengan mudah membawa renjun di gendongannya.

“My neck! My neck jen” kali pertama ia kembali memanggil nama jeno langsung.

Seperti faham, jeno menurunkan kecupannya pada leher jenjang sang omega

“Pretty, always pretty”

Renjun semakin mengadahkan kepalanya, pun saat ia telah berada diatas kasur dengan jeno yang berada diatasnya

Memberi akses penuh bagi sang alpha untuk memberi jejak basah di tiap jengkal lehernya

“Mmh” ia melenguh

Jeno membuka baju renjun, memulai kecupannya turun pada dada sang omega, jarinya mengukir bentuk bentuk abstrak pada punggung renjun membuat renjun melengkungkan tubuhnya, rasanya geli tapi candu

“Say my name, say my name renjun”

“Nnggh jeno!” Ia melenguh saat tangan jeno menyentuh miliknya, mengarahkan satu jarinya kedalam lubang sang omega saat cairan precum telah keluar

Saat ini udara yang mereka hirup bukan lagi oksigen, oksigen tak membuat candu kan?

Pheromone mereka bercampur entahlah, bau ini milik sang omega atau sang alpha, intinya oksigen ini membuat mereka sama-sama lupa diri, lupa juga atas batasan yang telah mereka bangun sejak lama.

Mungkin Batasan itu telah pudar semenjak renjun mendesahkan nama jeno dibawah kukungan sang alpha.

“Faster, faster” ucapnya memohon, membuat jeno melepas celananya, sesak

Ia menutup kedua paha sang omega dan menggesekkan miliknya disana,

“Nggh” entah lenguhan siapa yang saat ini terdengar, mereka sama-sama mencari nikmat atas kebutuhan masing-masing

“No! No! No! Don’t touch-“ renjun melengkungkan kembali tubuhnya saat jeno menyatukan kejantanan mereka dan memainkannya dengan kedua tangannya

“Ahh” mereka sama sama mendesah saat mendapatkan pelepasan mereka

“Please just don’t” ucap renjun,

Ia menatap jeno yang berbaring disebelahnya, menggunakan lengannya untuk tumpuan kepala renjun “don’t regret it later”

Ucapnya membuat jeno membawa ia ke pelukannya.

“I won’t”