——
Jeno sedikit terkesiap melihat ketegasan kepala keluarga huang mendidik anak mereka
“Pi but i kan belum lulus sma” chenle terlihat sedih, hanya menunduk dan memilin jarinya
Jujur jeno tak tau apa yang harus ia lakukan ditengah urusan keluarga ini,
Ia tau ia harus pergi, tapi tangan chenle yang menggenggam ujung jasnya membuatnya urung, belum lagi keluarga huang melihatnya seperti tak kasat mata, alias ia dicuekkin sedari tadi ia masuk kemari
“But papi knows ya u always ask barang-barang ke koko, papih awasin ur card-“
“That’s my privacy” chenle pout, ah jika saja hanya mereka berdua pipi chenle sudah dijiwit jeno daritadi
“Privacy.. privacy.. chenle sky huang-“ ucap papi siwon memanggil nama lengkap chenle membuat suasana hening
“-u know kan papi loves u a lot? Papih just want u untuk lebih dewasa, siapa tau umur papi gak lama disini, papi cuman mau anak-anak papih hidup nyaman nantinya”
Jeno berdehem sebentar, jujur tenggorokannya hanya kering, tetapi tiga pasang mata malah mengatensi dirinya
“Maaf om, tante” ucapnya yang sedari awal digeret chenle kesini hanya bersalaman dan langsung duduk
Kali ini giliran ibu keluarga huang yang membuka suara “u deket with dede?” Tanyanya agak sinis
“Iya ai”
“Ohh, profesinya dokter bukan u?”
Jeno mengangguk
Ah ia seperti diintrogasi
Chenle tersenyum sedikit,
“U dah lama balik kesini? Trus bakalan menetap atau balik aussie lagi? Bcs i lihat u deket with koko juga ya?”
Jeno mengangguk mantap “umm saya belum mutusin mau stay or back to aussie, if till the end i don’t find anything that stole my interest, i think im gonna back to aussie” ia tersenyum manis membuat mama renjun sedikit tersepona
“Emang ada yang interest di aussie?”
Jeno menggeleng “no, but my dad is there”
Mama renjun mengangguk, tau hal tersebut privacy jadi tak bertanya lebih lanjut, hei ia dan mimi jeno bersahabat
“Dan u udah nemu belum? Hal yang bikin u tertarik buat stay disini?”
Tatapan kepala keluarga huang dan ibu keluarga huang sangat dalam menusuknya
Ia menatap ke arah si bungsu,
Chenle menatapnya seakan berkata tell them tell them
Jeno mengangguk
“And what is that?” Kali ini siwon bertanya
“Your son, huang renjun, he stole my attention-“
Tepat saat ini, lift rumah mereka berdenting
Renjun keluar dengan peluh membasahi pelipisnya, khawatir jika sang mami atau papi mengatakan sesuatu yang buruk pada jeno
Ia mengerutkan kening saat semua pasang mata tertuju padanya.
“What??” Tanyanya, berjalan untuk duduk disamping kiri jeno yang kosong
Seperti acuh, siwon kembali bertanya, ke topik awal pembahasan “and if renjun stole your attention, u fikir u bisa dengan gampang ambil hatinya?”
“It may be hard at first, but now, saya dan renjun mulai saling mengenal, umm-“ Jeno tersenyum menatap renjun “-mungkin kita sudah sama-sama saling tertarik?”
“Oh udah lama dong, and u hide it from us?” Mami renjun berucap sinis ke arah sang sulung dan jeno bergantian “bukannya yang proper adalah minta restu orang tua dulu? Kalau u have sopan santun” ucapnya
Renjun menatap sang mami tak senang, apasih mami sangat kuno????
“Mi? Bukannya u udah tau ya, jeno deket with i and dede? Why sih u guys kaya gini?” Renjun menatap mami dan papinya tak percaya
“Papi knows but, i don’t know kalo deket in a romantical way”
“Hah?” Kali ini renjun menatap chenle, jujur ia kehabisan kata dan mengode sang adik untuk membantunya, tetapi si bungsu hanya diam
Awas kau huang chenle tak mau membantunya, padahal di seat belakang mobilnya ada sepatu coach seharga 25juta yang khusus ia belikan untuk sang adik.
Melihat itu renjun berdiri “fine-“
“-all this time i’ve been doing all things u ask me to!? Gabisakah papi and mami lihat kalo putra u interest with jeno juga, and happy about that? i want to develop this feelings further..”
Jeno menggenggam tangan renjun dan memaksanya kembali duduk
“Maaf om dan tante kalau malam ini saya menganggu kegiatan kalian, mungkin om dan tante lagi capek ya after flight, juga kata dede tadi tante sempet khawatir karna dede belum pulang-“
“-umm first thing first, saya minta maaf udah ganggu waktu istirahat maupun family time keluarga ini, and second, maaf kalo saya telat anter dede pulang karena there was something happened back then, lalu perihal saya dan renjun, we actually just flirting back then, tapi karna situasinya udah kaya gini, i’ll be honest, kalo saya emang tertarik sama renjun, interest in a romantical way, coz the way he talk, the way he move, everything stole my attention and i always find it pretty, i mean he is pretty-“
Muka renjun bersemu tetapi jeno menghela nafasnya sebentar dan tertawa sedikit “saya bahkan belum confession ke renjun sebelumnya, so i think kalo tante bilang untuk punya sopan santun harus minta izin keluarga dulu, here i am-“
Ia berdiri dan membungkukkan tubuhnya kemudian kembali tegak “i’m here asking permission buat ngedeketin renjun, berusaha ambil hatinya renjun supaya jatuh cinta sama saya, karena saya udah kepalang sayang sama si sulung keluarga huang, and if i get the permission, saya bisa pastiin gabakal sia-siain itu dan like i always do jadi pria jujur dan bertanggung jawab”
Ah renjun tersentuh daritadi, air mata sudah menggenangi matanya
Sang papi dan mami juga chenle tertawa kemudian
Membuat renjun dan jeno saling menatap bingung
“Hahahahhaa apasihhh u, mami and papi gak sekolot itu kaliii” chenle tertawa kemudian membawa tubuhnya untuk memeluk sang mami
“Hahaha cieee, confession langsung” goda papi renjun
“Eh gimana?” Jeno sungguh blank
“Inget gak i bilang mami and papi tuh chill? Emang chill mereka tuh”
Renjun sudah merasa ada yang aneh karena tak biasanya mami dan papinya serius, tapi tak menganggapnya karena ia rasa mami dan papinya (yang selalu menyuruhnya cepat menikah) sungguh ingin memilih pasangan idealnya untuk renjun
“Aduhh ada yang mau nangis nih-“ mami renjun tertawa semakin kencang melihat renjun mengusap matanya “u itu ko.. ko.. baru dimintain izin buat deketin aja tersentuh, adalah u jual mahal dikit-“
Mereka terkekeh
“Yah abisnya i scared tau.. mami and papi tiba-tiba gitu, mana i juga salah tadi gak jemput chenle trus mami imess i sejutek itu”
“Hahah mami tau kali chenle tadi balik telat, orang mami udah call call an sama dede”
Papinya tertawa “haha sandiwara ini juga ide dede, katanya karna u and jeno gitu-gitu aja gak keburu jadian-“
Jeno tersenyum canggung
“Ko jeno direbut dokter sana mampus u” ucap chenle yang mengide drama ini setelah pertemuannya dengan diana tadi
Tidak boleh, jeno harus menjadi kakak iparnya.
Renjun menggeleng heran, tangannya dibawa untuk merangkul lengan kiri jeno disampingnya, dan membenamkan wajahnya dilengan kekar sang dokter
“Aduh-aduh udah nubruk aja, kan mami udah bilang ada u gengsi dikit koh, malu mami” ia tertawa
Papinya berdiri “eh papi sleep dulu ya, ngantuk banget abis dari singapore-“
“-mi ayo sleep kita cuddle, jangan ganggu pasangan baru” papinya tertawa kecil
Membuat jeno ikut tertawa
“Eh jeno u tonight nginep sini, it’s ok! Lagian udah malem kan” tak ada tatapan sinis, hanya senyum lembut dari mami renjun
“Yah barangkali u mau cuddle with kokoh-“
Maminya berbisik supaya sibungsu tak mendengarnya “but jangan lupa kondomnya ya”
Muka jeno memanas, ah mami renjun..
“Hehe iya tante, makasih, nanti jeno pulang aja”
Mami renjun menggeleng “no bukan tante, call mami aja ok? Kan u calon mantu”
“Eh?”
Mereka semua tertawa
Ah hari yang indah untuk mereka kan?