“Lembur, lembur, TIPES!”
Heeseung menghela nafas, memijat batang hidungnya. Sudah hampir seminggu ia diberi pekerjaan lebih, title karyawan terbaik ternyata malah menambah bebannya.
“Huwaaa lelaaah~” Ia meregangkan tubuhnya, kedua bahunya terasa benar-benar pegal.
Sekarang sudah pukul satu pagi, suhu ruangan terasa semakin dingin. Heeseung beranjak menuju pantry untuk menyeduh segelas kopi instant.
“Hai, tidak pulang?” Suara berat menginterupsinya, secara refleks ia menoleh ke belakang mendapati pria dengan tubuh tegap berdiri di ambang pintu.
Heeseung menyipitkan matanya, “Jongseong?” Pria itu— Jongseong mengangguk sembari tersenyum.
Jongseong menepuk kursi di sampingnya, menyuruh Heeseung untuk duduk. “Kau lembur lagi?” Heeseung mengangguk.
“Kau? Tidak biasanya kau lembur seperti ini.” Jongseong menggaruk kepalanya, “Ya... Ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan cepat.”
“Kau pegal?” Tanya Jongseong begitu ia menyadari Heeseung yang sejak tadi memegangi bahunya.
“Bukan pegal lagi, sakit.” Ucapnya, Jongseong dengan tiba-tiba memutar kursi Heeseung. Ia memijat kedua bahu sempit itu secara perlahan.
“Masih sakit?” Heeseung mengangguk pelan, rasa pegal dan sakit yang menjadi satu membuatnya bingung. Entah apa yang ia rasakan saat ini.
“Seharusnya kau bilang pada atasan.”
“Enggh.. Jongseong.” Tanpa sadar Heeseung sedikit mendesah, pijatan yang diberikan Jongseong terasa sangat enak.
“Hnghh.. feels so good” Heeseung terus-terusan melenguh, sesuatu dalam diri Jongseong terasa bergejolak. Entah hanya perasaan Jongseong saja atau bukan, tapi suhu ruangan terasa panas.
Jongseong menarik kursi yang Heeseung duduki, mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Heeseung.
Ia mendekati perpotongan leher Heeseung, mengendus aroma tubuh Heeseung yang bercampur aroma parfum yang mulai memudar.
Jongseong mengendus aroma Heeseung dengan rakus, tangannya mengusap pinggang Heeseung sensual.
Heeseung menengadah, sentuhan-sentuhan kecil yang diberikan Jongseong membuatnya terasa seperti melayang. Matanya berair, pipinya bersemu merah.
“Terima kasih.”
“Untuk?”
“Yang tadi.” Heeseung tersenyum, “Sepertinya aku memang butuh istirahat.”
—omyblooms