“Dasar cogil! Orang gila! Emang harusnya gue gak percaya sama cogil kayak dia! Step by step taik kucing! Kalau lo masih ada perasaan sama orang ngapain sok sokan mau buka hati! Dasar cowok gilaaa!!!” Keluh New sepanjang jalan.
Saking emosinya ia tak sadar kini sudah kembali ke bibir pantai yang agak jauh dari hotelnya. “Emang dia fikir dia doang yang bingung? Gue engga?! Dasar cowok gila! Hahhhh emosi banget Tuhan.”
“Bodo amat mau sama siapa kek gak akan gue fikirin! Dasar gila!!!!!” New masih saja mengoceh sampai saking emosinya ia tak sadar menabrak tubuh seseorang yang berdiri tepat di depannya.
brukk
“Eh eh sorry, mianhaee.. Mianhae..” New kemudian menepuk jidatnya “ini bukan Korea goblog! Sumpah gara-gara si cogil gue jadi ikutan gila gini.” New kemudian mengangkat wajahnya menatap sosok lelaki di depannya lalu mengangkat tangannya membuat pose meminta maaf.
“Eh, sorry sorry mr.. Khotot krab” Namun lelaki di hadapannya hanya bisa menahan tawanya.
“Ni orang gila kali ya? Gue minta maaf malah mau ketawa. Ni orang sekitar gue kenapa gila semua sih?!” Ucapnya kesal.
Lelaki di hadapannya pun kini tertawa dengan lepas membuat New semakin kebingungan ”fix another cowok gila!” Ucapnya lagi.
“Gue gak gila kok. Gue waras.” Lelaki dihadapan New akhirnya buka suara dan membuat New semakin terkejut “anjir, kirain gue orang sini!”
Lelaki tersebut kembali tertawa “hahaha, hai.. Lo orang indo juga?”
“Iya. Lo juga?”
Lelaki tinggi tersebut mengangguk “iya. Kayaknya lo lagi kesel banget, everything’s allright?”
“I’m oke, cuman abis ketemu cogil jadi ikutan gila gue.” Jawab New asal.
Lelaki tersebut mengernyitkan dahinya “cogil? Cowok gila?”
New terkekeh “iya cowok gila.”
“Gue bukannya mau ikut campur, tapi gue ada waktu free sih buat dengerin cerita lo tentang cogil ini” Ucap lelaki tersebut.
New menatap tajam lelaki tersebut dari ujung kepala ke ujung kakinya stylenya oke sih, tipe-tipe buaya, tapi lumayan lah buat nemenin sambat gue. Toh cuman ketemu disini, gakan mungkin ketemu lagi kan?
Lelaki tersebut sadar di perhatikan “gue bukan orang jahat kok, beneran. Cuman gue penasaran aja, apa yang dilakukan cogil itu sampe lo ngomel-ngomel sepanjang bibir pantai gini.”
New masih menatap tajam lelaki tersebut.
“Kalau lo gak nyaman, gue bisa pergi kok.”
New langsung menggelengkan kepalanya “sebelum cerita, beli beer dulu yuk. Gue haus.”
”Cool.” Ucap lelaki tersebut sebari tersenyum.
Kini keduanya sudah duduk beralaskan pasir ditemani dengan dua botol beer dan memilih tempat yang lebih jauh dari kerumunan.
“Lo percaya sama yang namanya jodoh gak?” New yang memulai pembicaraan.
Lelaki di sampingnya mengangkat kedua bahunya tak yakin ”so so”
“Sama sih, karena banyak yang bilang jodoh itu cerminan diri ada juga yang bilang jodoh itu akan saling melengkapi. Ya kalau jodoh itu cerminan diri yang bilang saling melengkapinya jadi gak valid dong? Kan Jodoh kita mirip banget sama kita. Iya gak?”Tanya New.
Lelaki tersebut mengangguk tanda setuju dengan pernyataan yang New buat “bener juga, kok gue gak kefikiran ya?”
“Gausah di fikirin gak ada di UN.” Jawab New santai.
“UN? Ujian Negara? Anjir, jaman kapan banget UN hahahah.” Lelaki di samping New kini tertawa lepas.
New sedikit melirik “oke lo tua berarti.”
“Mau bilang engga ya tapi udah gak muda juga.” Ucap Lelaki tersebut.
New menatap kosong ombak yang menderu di hadapannya “gue baru aja nikah, baru mau seminggu kayaknya.”
“Woaw, congrats!.” Lelaki tersebut tulus memberikan selamat.
New mendecih ”thanks tapi kayaknya bukan hal yang harus di selamatin.”
“Oke, jadi si ‘cogil’ ini suami lo?” Tanya lelaki tersebut hati-hati.
New mengangguk “fyi gue bisa ngandung, makanya gue nikah sama laki. Dan fyi lagi, gue nikah karena di jodohin. Kayaknya gue tmi banget sama lo.” Ucap New di tambah dengan kekehan diakhir kalimatnya.
“Gapapa, sesuatu yang baru tmi sama stranger.” Mengangkat kembali bahunya.
“So, si cogil ini melakukan apa sama lo?” Tanya lelaki tersebut.
New menarik nafasnya dalam-dalam dan sempat meneguk botol beer di tangannya “jadi, jadi sebelum gue tau gue di jodohin gue udah pernah ketemu dan itu pertemuan yang bad, very bad terus pas udah nikah yauda kita mencoba deh, gak deng.. Malah tuh cogil yang minta step by step deh, pedekate lah ya.. Semuanya berjalan baik, baik banget. Sampai tadi pagi, dia tetiba ngilang dan gak jelasin apa-apa. Cuman bisa minta maaf, lo bingung gak jadi gue? Ada yang minta maaf tapi gue gak tau salahnya dia tuh apa.”
“Ah pasti bingung sih. Terus, lo gak nanya?” Lelaki tersebut merespon.
New mengangguk “ya nanya lah, tapi dia cuman bilang gue yang salah, tijel deh.”
“Tijel?” Lelaki tersebut mengulang kata yang tak familiar.
“Tidak jelas.” Jawab New sebari terkekeh.
Lelaki tersebut tertawa kembali “anjir! Ada aja ya kosakata lo.”
“Hahaha, gue lanjut jangan?” Tanya New.
Lelaki tersebut mengangguk sebari menengguk beer “lanjut.”
“Dan ternyata lo tau gak kenapa? Pasti gatau, yauda gue kasih tau. Dia tuh punya mantan? Atau apa ya? ”Crush berkepanjangan gituloh, gue gatau sedalam apa hubungan mereka sebelumnya tapi si cogil ini gak pernah mau bahas sama gue yang membuat gue menyimpulkan bahwa ya mereka udah selesai. Tapi kayanya gue salah besar.”
“Dan ternyata si cogil sama crushnya masih berhubungan terus si cogil jadi bingung harus lanjut sama lo apa perjuangin crushnya lagi?Terus pagi ini dia baru sadar kalau dia bingung, berakhir dia ngilang gitu aja?” Lelaki tersebut mencoba menebak.
”Binggo!”
“Lo cenayang sih.” Kekeh New kemudian melanjutkan ceritanya.
“Yang gue tangkep sepertinya gitu. Karena, si cogil ketika gue tanya maunya apa dia gak bisa jawab. Dia cuman bilang gatau.” Jawab New santai.
Lelaki tersebut menoleh menatap wajah New yang masih menatap lurus ombak “kenapa gak lo coba yakinin buat dia stay sama lo?”
“Buat apa? Harusnya tanpa gue yakinin dia udah tau dong apa yang harus dia pilih? Lo fikir pernikahan tuh gitu doang? Harusnya ketika dia milih oke dengan perjodohan ini, dia harus stop mikirin orang lain dan fokus sama pilihan awal lo. Tapi kita emang gak bisa sih berharap sama manusia.” Ucap New kembali.
Lelaki tersebut mengangguk “iya sih, tapi sometimes ya.. Orang kayak gitu tuh cuman bingung dan emang butuh dorongan lain buat memilih pilihannya, dan menurut gue lo sebagai sosok yang ‘sah’ tuh wajib banget membimbing dan membantu cogil lo buat decide pilihannya.”
“Kalau lo lari gini, gak akan nyelesein masalah. Yang ada malah gak nemuin jalan keluar dan malah munculin masalah-masalah baru.”
Lelaki tersebut menarik nafasnya dalam “dan menurut gue, kalau lo lari kaya gini lo pasti nanti akan muncul fikiran coba ya gue paksa dia, coba aja gue lebih usaha, coba aja bantu dia milih gue dan coba-coba lainnya akan muncul. Ya intinya lo akan nyesel”
“Kalau gue udah usaha tapi hasilnya gak sesuai dengan yang gue mau, gimana?” New bertanya.
Lelaki tersebut tersenyum “setidaknya lo udah usaha, kalau hasilnya emang gak sesuai sesuai yaudah mau gimana tapi percaya deh dihati lo pasti ada kepuasan karena lo usaha, gak lari.”
“Bentar, jangan bilang lo lagi udah ngerasain nyesel karena ‘lari’?” New menoleh menatap lelaki di sampingnya.
“Oke, lo juga cenayang berarti.” Kekeh lelaki tersebut.
“Tapi casenya beda sih, waktu itu posisi gue agak complicated tapi intinya gue bukan nyari jalan keluar tapi malah lari, kabur dari orang-orang dan malah berakhir disini.” Cerita lelaki tersebut.
Lelaki tersebut kemudian menoleh menatap New “dan sekarang gue ngerasain nyeselnya, tiap hari selalu muncul di otak gue coba aja, coba aja. Ya intinya gue gak mau orang ngerasain apa yang gue rasain, karena gak enak.” Jelasnya lagi.
“Lah kok jadi gue yang cerita hahaha, balik lagi sama cogil lo.”
“Gue tau sih lo marah, kecewa karena seolah dijadikan pilihan tapi cogil lo lagi bingung dan baiknya lo yakinin aja buat milih lo.”
New menatap lelaki tersebut.
“Kalau gak sesuai yang penting gue udah usaha? Yakan?”
“Yap!”
“Jangan lari, cuman bikin capek.” Jawab lelaki tersebut.
New menarik nafasnya “gue coba deh.”
“Lo juga dong, udahan larinya. Lebih baik terlambat dari pada gak sama sekali gaksih?”
Lelaki tersebut tersenyum getir “gue pengen udahan sih larinya tapi nanti deh bentar lagi.”
“Yauda, thanks ya udah nemenin gue.” Ucap New sebari bangun dari duduknya.
Lelaki tersebut mengikuti New bangkit dari duduknya “gue yang makasih karena lo mau sharing tentang cogil lo.”
“Ohya, gue tau lo gak berharap ketemu gue lagi hahahaha.” Tawa lelaki tersebut.
New menggaruk kepalanya yang tak gatal “keliatan banget?”
Lelaki tersebut mengangguk “tapi kalau sekedar tau nama lo boleh dong?”
“Newadi Thitipoom Techaapaikhun.” New mengajak lelaki tersebut berjabat tangan.
Lelaki tersebut menyambut hangat jabatan tangan New sebari tersenyum.
“Toffan, Toffan Jumial Adulkittiporn.”
@pandaloura