pandaloura

Tay memilih kembali ke kamar miliknya saat mengetahui bahwa New sudah keluar dan berniat menghabiskan waktunya untuk mengexplore kembali Phuket.

Sesampainya ia dikamar, tak lama ponselnya berdering menunjukkan adanya panggilan dari wanita yang ia khawatirkan pagi ini.

“Udah enakan?” Tanyanya.

”Udah, maaf ya Dara malah telfon kakak.” Ucap Namtan lemah. Tay dengan cepat menggeleng “gapapa, sore ini kalau masih ngerasa gak enak jangan sampe gak ke Rumah Sakit ya Nam?”

”Aku udah gapapa kok.”

“Pokoknya nanti sore aku call lagi. Yaudah sekarang kamu istirahat lagi ya?”

”Kakak mau pergi lagi?” Tanya Namtan di balik video call tersebut.

Tay menggeleng “aku mau beresin bawaan buat besok pulang.”

”Kalau besok aku mau ketemu boleh?” Tanya Nam ragu, namun Tay kemudian tersenyum sebari mengangguk “boleh. Nanti begitu landing aku ke tempat kamu ya.”

”Makasih ya Kak.”

“Yaa, yaudah kamu istrahat ya?” Lalu Tay melambaikan tangannya dan mengakhiri panggilannya terrsebut.

Setelah panggilan tersebut selesai ia sempat tertegun sebentar dan rasa bersalah kepada New di hatinya sedikit merebak.

Ia kemudian membuka ponselnya dan membuka aplikasi instagram, sedikit tersenyum melihat postingan New “maaf ya New.”

Hari itu Tay sadar, seberapa besar ia mencoba untuk membuka hatinya untuk New namun hal tersebut masih sangat sulit karena hatinya masih dipenuhi oleh sosok lainnya.

Namtan.

@pandaloura

Tay mengangkat wajahnya menatap matahari yang kini sepertinya sudah akan memulai tugasnya, agenda melihat sunrise yang harusnya ia nikmati berdua dengan New seolah terlupa begitu saja.

Otaknya terdistract dengan kenyataan bahwa Namtan yang berada jauh di Jakarta tengah sakit karena pola makan dan tidurnya berantakan yang mengakibatkan penyakit darah rendahnya kembali kambuh.

”Shit! Gak ada penerbangan ke Jakarta lagi hari ini, tetep harus besok kayanya.” Lirihnya saat melihat benda pipih miliknya.

Ia yang kini tengah terduduk mengusak wajahnya kasar “lo udah punya suami gila, tapi kenapa gue gak bisa gak panik kalau tentang Namtan!”

Kemudian tak lama muncul notifikasi dari ponselnya yang membuatnya menatap lirih “kayaknya gue jahat banget deh New sama lo, sorry.

@pandaloura

Pagi itu, Tay terbangun karena suara alarm yang telah ia setting sedari malam, pagi ini keduanya telah berjanji untuk memulai hari ini dengan menikmati sunrise berdua. “Jam empat.” Lirihnya sebari mematikan bunyi alarmnya karena belum mau menganggu waktu tidur pasangan disampingnya.

Tay kemudian tersenyum hangat setelah melihat New yang masih berada di alam mimpinya, ia masih sedikit tak menyangka bahwa kini ada seseorang yang selalu berada di sampingnya dan ternyata rasanya juga cukup menyenangkan dan tak seburuk yang ia bayangkan.

”Morning New.” Lirihnya sebari mengecup pelan pucuk kepalanya. Kemudian ia bangun perlahan menuju kamar mandi untuk bersiap dan berencana membangunkan suaminya setelah ia selesai menyelesaikan urusan pribadinya terlebih dahulu.

Kurang lebih lima belas menit Tay menggunakan kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya, baru saja Tay akan membangunkan New terdapat notifikasi panggilan di ponselnya yang sedikit membuat dirinya tertegun beberapa detik sampai akhirnya ia raih benda pipih miliknya tersebut.

“Haloo Dar, kenapa? Hah?? Namtan kenapa?” Ucapnya sedikit terkejut dan Tay pun memilih untuk keluar dari kamarnya meninggalkan New yang masih terlelap sendirian.

@pandaloura

Tay dan juga New kini masih terpesona dengan menatap hamparan laut yang tenang dan juga matahari yang kini semakin menghilang bergantian tugas karena sang malam akan tiba.

“Masih mau disini?” Tanya Tay dengan lembut.

New mengangguk perlahan “bentar lagi gaksih? Penasaran kalau malem gimana.”

“Yauda, mau pesen makanan lagi gak?” Tanyanya, langsung dibalas gelengan oleh New “makan mulu dah, kenyangggg.”

Tay terkekeh lalu bangkit dari duduknya mendekati New “gue pindah sini yak.” Izinnya yang langsung mendapatkan persetujuan dari New.

“Gue kan takut lo ngereog kalau kelaperan.” Ucapnya sebari mengusak pucuk kepala suami manisnya.

New kemudian menatap wajah Tay yang berada di dekatnya “gue gak laper aja bawaanya pengen ngereog kalau sama lo.”

“Lah emang napa?” Tanya Tay bingung.

New memalingkan wajahnya kembali menatap lautan “muka lo nyebelin.” Jawabnya asal.

“Nyebelin apa ngangenin?” Canda Tay yang tak mendapatkan respon apapun dari lawan bicaranya.

Tay pun menengkup wajah New dan membuat New kini wajah keduanya saling bertatapan “kalau ada orang nanya tuh di jawab.”

Keduanya kemudian saling terdiam, matanya saling menatap dalam. Tay akhirnya mengangkat kembali tangannya dan menempatkan tepat di wajah mulus suami manisnya, jarak diantara keduanya ia kikis dengan perlahan membuat bibir ranum keduanya saling bertemu dan berubah menjadi lumatan manis yang indah.

Hari itu, sunset Phuket menemani ciuman manis keduanya.

@pandaloura

Begitu Tay keluar dari kamar mandi, ia tersenyum hangat saat melihat New sudah mengambil posisi di sisi kiri ranjang milik keduanya.

“Capek banget kali ya?” Monolognya lalu ia pun menyusul mengambil spot tepat di samping New, ia sempat melirik sedikit dan melihat ternyata New belum sepenuhnya masuk ke dalam alam mimpinya.

“Tumben belum ngorok?” Tanya Tay perlahan.

“Lagi mencoba ngorok tapi keburu lo ganggu.” Jawab New ketus.

Tay terkekeh lalu mulai kembali fokus ke i-Padnya dan kemudian beralih mengetik sesuatu di ponselnya.

“Besok hari terakhir di Bangkok, malem kita flight ke Phuket.” Ucap Tay dan di balas dehaman oleh New “hmm.”

Setelah selesai dengan urusannya Tay menyimpan benda pipih tersebut di nakas sampinya.

“New..” Ucapnya kembali.

“Hmm.” Balas New.

“Tentang obrolan tadi sama Mamah dan Ibu, gue serius buat step by step mengenal lebih dekat sama lo.” Ucap Tay pelan.

New hanya bisa mengigit bibirnya, tak tahu untuk berkomentar apa. “Ya.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

“Pelan-pelan ya?” Tanya Tay lagi.

“Iya.” Jawab New singkat.

Tay kemudian mendekatkan tubuhnya ke arah tubuh New. “Gue boleh peluk lo?”

“Hmm, boleh.” Jawab New tanpa ragu.

Tay tersenyum mendengar jawaban dari pasangannya, lalu mulai mengeratkan tubuhnya mendekap tubuh New. ”Good night New.” Ucapnya sebari mengecup pelan pucuk kepala sang suami manisnya.

sabar yaaaaa, pelukan dulu ya..

@pandaloura

“Lo mau mandi sekarang?” Tanya Tay begitu keluar dari kamar mandi. New yang tengah terduduk dilantai sebari membereskan isi kopernya menoleh ke atas menatap wajah Tay lalu kemudian mengangguk “iya. Lo udah selesai?”

Tay berjalan menuju ranjang “menurut lo selesai belum kalau gue udah disini dan udah pake baju?”

“Bisa jawab aja gak sih langsung? Gausah kasih jawaban nyebelin gitu?” Ketus New sebari melenggang menuju kamar mandi tak lupa menghentakkan langkah kakinya.

Hal tersebut tak ayal membuat Tay terkekeh “emosi aje pak.” Yang tentu saja tak mendapatkan respon apapun dari New.

Sebari menunggu New mandi Tay pun mengeluarkan i-Padnya, mengecek beberapa laporan pekerjaan namun ia hanya bisa tersenyum saat melihat group chat budak tawan yang berisi teman-teman kantornya, isi dari chat tersebut kebanyakan adalah chat-chat yang berisi wejangan, bahkan candaan mengenai pernikahan dirinya.

Tay menggelengkan kepalanya “malam pertama malam pertama, gini nih otak kalau isinya selangkangan doang. Bukannya mikirin konten ya bocah.” Kekehnya.

Kurang lebih lima belas menit berlalu dan New pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan stelan piayama sutra berwarna coklat. “Udah selesai?” Tanya Tay.

“Menurut lo selesai belum kalau gue udah disini dan udah pake baju?” Jawab New ketus dan membuat Tay tertawa lepas “pendendam ya lo.”

New pun memilih untuk mengapply skin care malam miliknya sebelum akhirnya ia pun menyusul Tay ke ranjang.

“Eh ini gue dikiri, mau tuker gak?” Tanya Tay setelah sadar dirinya berada di sisi kiri yang dia ingat adalah sisi kesukaan dari pasangannya.

New kemudian menggeleng lemah “gapapa gue disini aja.” Kemudian memilih untuk merebahkan dirinya di ranjang “hahhhhh akhirnya bisa rebahan.”

“Capek banget ya? Belum apa-apa anjir, besok kita jalan lebih banyak, istirahat lo.” Ucap Tay yang sudah lebih dahulu merebahkan tubuhnya.

New menjawab dengan gumaman.

“Yaudah gue matiin ya lampunya.” Ucap Tay kembali namun kali ini tidak ada jawaban, Tay menyempatkan melihat sosok di sampingnya yang kini sepertinya sudah mulai memasuki alam mimpinya.

Ia menyempatkan menaikkan selimut menutupi tubuh New lalu perlahan mengusak kepalanya “dasar kebo, met istirahat.”

Lalu kemudian mematikan lampu kamar tersebut dan mulai ikut memejamkan matanya menyusul untuk memasuki alam mimpinya.

@pandaloura

“Dasar gila!” New menghentakkan kaki tak sadar. Membuat Tay yang duduk di sebrangnya melepaskan headphone dan bertanya “kenapa?”

New langsung mengelengkan kepalanya dengan cepat “gapapa.” Namun Tay beranjak dari duduknya berpindah duduk tepat di sebelah New “lu laper? Mau popmie? Kayanya boardingnya masih dua puluh menitan.” Jelasnya.

“Gak kok, ini gue abis baca chat dari Fah sama Gigi spontan kesel.” New menjelaskan. Tay pun mengangguk “kirain lu laper, soalnya kata Gigi kalau lu laper lu berubah jadi binatang buas.” Kekeh Tay “kan repot kalau ngamuk disini.”

New memberikan tatapan tajam pada suaminya “dasar nyebelin. Lagian kok lu bisa sksd sih sama mereka?”

“Lah gua? Bukannya temen-temen lo yang sksd sama gue?” Tay menunjuk wajahnya dengan jarinya. “Kemaren gue tetiba di seret, di tanya-tanya, serem banget deh udah kaya penjahat aja gue.”

New tersenyum mendengar cerita Tay “ya muka lo emang kayak penjahat sih.”

“Siaulll, enak aja. Ganteng gini, beruntung lo punya suami kaya gua.” New langsung memberikan ekspresi menahan mual.

“Tapi berarti lo deket banget sama dua temen lo itu?” New mengangguk “sahabatan dari SMA tapi mereka udah beneran kaya saudara buat gue, mereka juga sayang banget sama ibu. Ya intinya kita tuh saling punya kekurangan tapi dengan sama-sama malah saling mengisi kekurangan itu.”

“Puitis banget elah.” New memberikan tatapan malas mendengar respon dari Tay.

Lalu tak lama keduanya pun terdiam kembali dan mulai kembali sibuk dengan dunianya masing-masing.

“Eh New..” New menoleh “Ya?”

Tay sedikit ragu sebelum berbicara. “Hmm.. Gue minta maaf buat beberapa hari yang lalu, yang gue turunin lo gitu aja.”

“Bayar goceng, baru gue maafin.” Jawab New asal.

“Murah banget anjir maaf dari lu. Nih gue kasih gocap itung-itung ngeganti ongkos lu kemaren.” Kekeh Tay sebari memberikan satu lembar uang lima puluh riibuan.

New dengan otomatis menolak uang tersebut “si anjir, malah makin nyebelin! Cogil dasar!”

“Hah apaan? Lo tadi manggil gue apaan?”

New berdiri dari duduknya “gak ada siaran ulang! Dah ah bye gue mau jajan pop mie dulu.”

“Yeee katanya gak laper lu.” Tay sedikit berteriak. New langsung berbalik menatap tajam suamianya “bacot, berisik banget” kira-kira begitulah gerakan mulut New.

Apakah honeymoon nya akan indah wkwkwkwkwk?

New yang tengah terduduk di ranjangnya sedikit bingung dengan apa yang harus ia lakukan, untuk pertama kali dalam hidupnya ia harus menghabiskan malam bersama orang lain di kasur miliknya. Tak ayal tanpa sadar ia pun mengigit kuku-kuku jari miliknya tanda gugup yang berkepanjangan.

“Gakan ngapa-ngapain kan ya?” “Gak lah ya, tapi kalau ia gimana? Ah kok gue berasa ngarep, ah apa gue tanya? Ah beneran kayak yang ngarep gue.” Monolog New di dalam hatinya.

“Lu gak tidur?” Tanya Tay yang kini sudah berpakaian lengkap keluar dari kamar mandi. New menoleh panik “hah? Iya ini mau tidur kok, gue di kiri ya? Eh apa gue di sofa?”

Tay menahan tawanya “panik banget, gak akan gue apa-apain kok. Santai aja, lu tidur di kasur aja terserah deh mau kanan kek kiri kek. Jangan kecewa kalau gak gue apa-apain, besok kita flight pagi jadi istirahat aja dulu pasti capek kan seharian ini?”

“Iya.. Yaa siapa juga yang kecewa. Yaudah gue tidur bye” Ucap New ketus kemudian memilih membanting tubuhnya di kasur tak lupa menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tay kembali terkekeh melihat tindakan salting lelaki manis yang kini sudah jadi suaminya “met tidur, suamikuuuuu.” Ucapnya jenaka.

New tak membalas ucapannya namun hanya jari tengah tangannya yang keluar dari balik selimutnya yang semakin membuat Tay tak kuasa menahan tawanya.

gak ada ape-ape yeee, maaapin wakakakak

Tay tengah menatap lurus pantulan wajahnya di cermin besar yang berada di hadapannya.

“Sebentar lagi, tanggung jawab kamu bukan hanya tentang diri kamu Bang. Nantinya akan bertambah dengan tanggung Jawab kamu terhadap pasangan dan keluarga kecil kamu. Kamu sudah gak bisa main-main ya nak?” Tay mengingat ucapan sang Mamah beberapa menit lalu sebelum beliau meninggalkan dirinya sendirian.

Tay kemudian menarik nafasnya dalam-dalam “udah gak bisa puter balik Tay, hadepin.” Lirihnya.

Tak berselang lama ia mendengar pintu kamarnya di ketuk kemudian ia menoleh “masuk.”

“Hai Kak..” Sosok wanita yang mengambil hati Tay muncul dengan senyum hangat yang sejujurnya Tay sangat rindukan. “Haii Nam..”

“Aku boleh masuk?” Tanyanya yang langsung di jawab anggukan oleh Tay.

Namtan berjalan mendekati Tay lalu menatap sendu sang mempelai “selamat ya? btw kamu ganteng banget hari ini.” Tay mencoba membalas dengan senyuman “thank you Nam.”

“Kamu gak marah kan sama aku?” Tanya Namtan canggung.

Tay menggeleng “gak lah,kenapa aku harus marah?”

Namtan sedikit mencebik “tapi chat aku dicuekin terus, jahat banget aku tau kamu nikah bukan dari kamu tapi dari Tante.” “Katanya kamu gak akan pernah punya rahasia kalau sama aku.”

Tay tersenyum hangat “people change” “Semua orang pasti berubah kan Nam? Kadang gak sesuai sama apa yang kita mau.” Ucapnya lagi.

Namtan hanya bisa membalas dengan senyuman.

“Hmm, aku keluar dulu ya Nam? Nanya wo acaranya mulai jam berapa.” Ucap Tay meninggalkan Namtan yang masih berdiri kaku diposisinya.

— Kamar Milik Mempelai

New menatap lurus ke arah jendela kamar hotelnya, dadanya sedikit berdegup mengingat ini adalah salah satu hari besar di hidupnya. Hari ini, hari dimana ia akan menjadi pasangan seseorang dan memberikan sisa hidupnya untuk saling berbagi dengannya.

“Hey.. Kok ngelamun?” Ibu yang kini tengah memakai kebaya dan wajahnya telah di poles dengan balutan make up membuyarkan sedikit lamunan New.

New menoleh lalu mengenggam tangan sang Ibu sebari menggeleng lemah “gak kok bu, Ibu hari ini cantik banget.” Ucapnya sebari tersenyum hangat.

“Kamu juga nak, gugup ya?” Tanya Ibu sebari mengelus wajah anak semata wayangnya. “Sedikit.” Jawab New dengan sedikit terkekeh.

Ibu mengelus punggung tangan New dengan lembut “anak Ibu sebentar lagi akan jadi milik orang lain, ibu seneng tapi ada sedihnya tapi senengnya lebih banyak karena anak ibu nantinya akan ada yang jagain, akan ada yang nemenin hari-hari anak ibu.”

“Aku tetep anak ibu kok, statusnya aja jadi double.” Jawab New lemah.

Ibu mengangguk “selalu, New akan selalu jadi anak ibu.” “Aduh, kalau ibu disini terus bakal nangis nih.. Ibu ke sebelah dulu, gantian Fah sama Gigi yang masuk sebelum acaranya ntar mulai.” Ucap sang Ibu sebari berjalan keluar dari kamar New dan mempersilahkan dua sahabat yang New sudah anggap sebagai keluarga bergantian memasuki kamar tersebut.

“Haii..” Sapa New kepada dua sahabatnya yang kini tengah menggunakan gaun bridesmaid berwarna gold.

Fah maupun Gigi mendekat dan langsung memeluk pelan sang mempelai “cakep banget adek gue.” Gigi yang pertama berkomentar.

“Kalah cakep deh gue.” Fah menimpali.

New hanya bisa tersenyum tipis mendengar komentar kedua sahabatnya “apaansih..”

“New..” Fah dan Gigi masing-masing menggenggam tangan New.

“Gue gak kemana-manaaaaa.” Ucap New melihat wajah kedua sahabatnya sudah berkaca-kaca. “Gue cuman jadi pasangan suami gue, tapi gue tetep jadi New yang sekarang. Sahabat kalian, adeknya kalian walaupun sebenernya gue lahir di Januari yang harusnya gue jadi kakak kalian.” Kekeh New sebari mengelus punggung tangan kedua sahabatnya.

“Kalau lu di jahatin atau ada masalah jangan lari kemana-mana ya? Gue sama Gigi akan selalu di sisi lu.” Ucap Fah menatap dalam mata New.

Gigi ikut mengangguk “bener, pokoknya walaupun lu udah jadi suami orang gak ada yang berubah dari kita bertiga ya? Kita tetep harus tetep sama-sama terus.”

“Iya pastiiii kok. Udah dong, gue pengen nangis nih. Kasian MUA gue udah usaha banget nih ke muka gue.” New melayangkan candaan kepada kedua sahabatnya.

Fah dan Gigi pun bangkit dari duduknya “yaudah kita kedepan dulu ya? Ketemu di bawah ya?” New mengangguk lalu tersenyum “iya.”

Lalu New kembali di tinggalkan sendirian.

Tak berselang lama lamunan New kembali terusik saat mendengar langkah kaki mendekati dirinya.

“Eh Om..” Sapa New saat melihat sosok yang mendekatinya adalah calon mertua lelakinya.

“Hai, jangan Om dong. Papah.” Ucap lelaki paruh baya tersebut.

New mengangguk sebari tersenyum malu “iya Pah, maaf.”

“Papah gak nyangka, Techa punya anak secantik kamu.” Ucapnya sebari tersenyum. “Makasih Pah.” Jawab New sebari tersipu malu.

“New, mungkin nanti kamu akan nemuin kesusahan atau perselisihan dengan Tawan. Tapi percayalah, Tawan walaupun agak keras tapi dia anak yang baik kok.” Ucap sang Mertua. “Saling jaga ya Nak? Saling bimbing satu sama lain.” Ucapnya lagi.

New mengangguk “iya Pah.”

“Kayanya udah waktunya turun, hari ini Papah yang nemenin kamu di altar ya?” New mengangguk dan tangannya pun melingkar di lengan sang Papah mertua.

— Ballroom Hotel.

“Dengan ini saya saya nyatakan bahwa kalian berdua telah sah menjadi sepasang suami.” Ucap sang penghulu yang langsung di sambut riuh tamu yang berbahagia.

Setelah sah, keduanya pun saling memasangkan cincin pernikahan di masing-masing jari manisnya.

“Cium, cium, cium..” Sorakan hangat masih dari tamu yang hadir.

Tay pun menatap New dengan dalam, seolah matanya meminta izin dari sang suami akan tindakan yang akan ia lakukan selanjutnya. New membalas dengan anggukan yang sangat kecil sehingga orang-orang sekitarnya tak akan tahu kalau ia memberikan gerakan kecil tanda mempersilahkan tindakan sang suami pada dirinya.

Tay kemudian mengangkat tangannya menempatkan di wajah sang suami manisnya lalu wajahnya ia coba dekatkan sehingga jarak diantara keduanya sudah tak ada, ia pun mendaratkan bibirnya ke bibir ranum pink milik suami manisnya. Hanya kecupan hangat yang ia sematkan.

Tak ayal para tamu undangan pun tak mau ketinggalan untuk mengabadikan moment tersebut riuh-riuh tepuk tangan dan ucapan selamat kemudian memenuhi ballroom hotel tersebut.

Selamat Menikah Tawan Putra Vihokratana dan Newadi Thitipoom Techaapaikhun

@pandaloura

“Masih ada antrian ya.. Silahkan di tunggu sebentar ya..” Ucap salah satu pegawai sebari tersenyum ramah kepada New.

New pun mengangguk dan memilih untuk duduk di kursi yang agak sedikit jauh dari tempat sang pegawai. “Tau gitu bangun siang gue.” Lirihnya sebari mendudukan tubuhnya.

Ia pun mengeluarkan ponselnya mencoba mengusir kebosanan saat menunggu namanya di panggil.

“Eh haii..” New menoleh ke sumber suara yang ternyata berasal dari seorang wanita yang terduduk tepat di depannya.

New menunjukkan wajah kebingungan namun sedetik kemudian tersadar siapa wanita yang menyapanya tersebut “Haii..” Ucapnya sebari tersenyum canggung.

“Namtan..” Ucap wanita tersebut sebari mengajak berjabat tangan. “Kamu yang waktu itu makan siang sama Kak Tay kan?” New membalas ajakan jabat tangannya lalu tersenyum “iya, New..”

Namtan sedikit menunjukkan wajah terkejut “Newadi Thitipoom?” New kembali mengangguk “kok tau nama panjang gue?”

“Undangan.” “Gue tau dari undangan.” Ucapnya kembali sebari setengah tersenyum.

New mengangguk canggung “mau perawatan juga?”

Kini giliran Namtan yang mengangguk “iya, perawatan pra nikah?”

“Iya.” Jawab New singkat.

Namtan mengangguk kembali “mau ngobrol sebari nunggu?” Tanyanya sebari menatap New. “Boleh” Jawab New.

“Hmm, gue baru tau kemaren Kak Tay mau nikah.” Lirinya sebari memberikan senyuman getir. “Emang agak mendadak.” Jawab New pelan.

Namtan menoleh menatap New “gue gak pernah kefikiran kalau Kak Tay bakal ninggalin gue dengan nikah dan bahkan nikahnya sama baru yang bahkan gue gak tau.” New hanya bisa diam tak tahu harus merespon apa.

“Tolong jangan cemburu ya? Hehe, karena Kak Tay udah nemenin gue dari kecil agak shock pas tau dia mau nikah. Apalagi ini beneran mendadak banget.” Kekeh Namtan.

“Ah intinya, semoga lancar ya New.” “Apapun yang terjadi ke depannya semoga kalian bahagia terus. Ah kayanya gue harus pergi duluan, sekali lagi selamat ya New” Ucapnya kembali kemudian langsung berdiri dari duduknya meninggalkan New yang menatap sendu kepergian Namtan dari dekatnya.

Ah kayaknya kedepannya bakal berat. Ucap New dalam hati.

@pandaloura