“Huaaaaah”
“Ini macet nya sampe kapan sih?!” teriak New yang kini tengah duduk di samping kursi pengemudi.
Tay yang berada di kursi pengemudi hanya tersenyum lalu bersuara “Sabar Ayang, kan long weekend makanya macet gini.”
“Kamu tidur aja gihhh.”
“Gamau, aku mau nemenin Tayang aja.” jawab New yang kini mengalihkan fokus nya melihat ponsel pintar miliknya lalu membuka aplikasi instagram melihat-lihat instagram story dari beberapa teman nya.
“Ih si Abang malah lagi makan berdua dong sama si Gun, ayi kamu malah di suruh ke Bogor duh curang banget si Jumpol.” kemudian memperlihatkan story dari Abang nya ke hadapan muka Tay.
“Wkwkw, kan udah bagi tugas Ayang. Aku kebagian cek kursi buat nanti di cabang baru, nanti Peng bagian recruitment pegawai.” memang cafe yang di kelola oleh Tay beserta ketiga rekan nya akan membuka cabang kedua nya sehingga sekarang ini keempat nya tengah sibuk mengurusi segala keperluan untuk pembukaan cafe tersebut.
“Lagian kita kan tadi jadi sekalian jalan-jalan di bogor, gak liat suasana Bandung aja.” ucap Tay kembali sebari mengelus kepala kekasihnya tersebut.
New mempoutkan bibir nya “iya sih, tapi ini lama banget macetnya Tayang ih aku bosen.”
Memang kini Tay dan New sedang berhadapan dengan macet di kawasan puncak, sudah hampir setengah jam mobil yang kedua nya naiki hanya berjalan sedikit demi sedikit bahkan hampir tak bergerak.
“Sabar ya, bentar lagi keluar kawasan puncak kok.”
“Nanti langsung masuk tol kita.” jawab Tay menenangkan sang kekasih.
New masih saja mempoutkan bibir nya “Aku cek waze di tol juga macet parah tau yang, merah gini.” New memperlihatkan aplikasi waze yang sedang ia buka ke Tay.
“Sampe Bandung bisa malem banget nih, eh tapi jadi ada alesan gak sih buat aku nginep di apart Tayang.” ucap New memberi ide.
Tay menggeleng tanda tak setuju “belum izin Peng, nanti dia ngamuk lagi udah adeknya di bawa ke bogor seharian terus malemnya di bawa nginep di apart pasti gak akan ngizinin dia.”
“Ih Tayang mah, Abang juga lagi sibuk sama Gun ini.”
“Hape kamu mana yang? Sini aku pinjem.” tangan New mengadah tepat di depan wajah kekasihnya meminta ponsel pintar milik Tay.
Tay memberikan ponselnya yang sedari tadi ia simpan di bawah audio mobilnya.
“Nih, buat apa yang?” tanya Tay.
“Udah kamu diem aja, kamu punya kontak Bunda kan?” sebari mengambil ponsel hitam milik kekasihnya tersebut.
Tay mengangguk. “Aku namain kontaknya Bunda New”
“Okai okai, izin buka imess ya yang.” New yang memang mengetahui password dari ponsel kekasihnya langsung menyusuri aplikasi chat dan langsung membuka room chat dengan Bunda nya.
“Iya sayang boleh.” jawab Tay yang masih memfokuskan mata nya menatap jalanan yang padat.
Beberapa menit berlalu, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Taynew keluar dari kawasan puncak dan langsung masuk ke kawasan Tol yang mengarah ke daerah Bandung Jawa Barat.
New masih saja fokus melakukan chat melalui ponsel milik Tay.
“Nah beressss.” ucapnya dengan sumringah.
“Eh udah masuk tol ya?” ucapnya lagi sesaat setelah melihat mobil Tay tengah melaju kencang bersama dengan beberapa mobil yang memadati kawasan tol tersebut.
“Apanya yang beres yang? Iya ini di tol, padet tapi gak sampe macet ah Ay.”
New menyimpan kembali ponsel kekasihnya di tempat semula “Aku udah chat Bunda, udah minta izin buat nginep di Tayang hihi.” New terkekeh di akhir ucapan nya.
“Oh daritadi fokus main hape aku tuh chat Bunda? Emang hape kamu low Ay?”
New mengangguk “Gak low, aku tadi izin pura-pura jadi Tayang hehehehehehe.”
Tay langsung menatap kekasihnya “Ayi Ayang ih, izin nya gimana? Di kasih izin tapi?”
“Aku bilang aja baru mau jalan dari Bogor, terus bilang macet banget dan perkiraan sampe Bandung bisa lebih dari tengah malem terus aku bilang kalau sekiranya New nginep di apart Tawan boleh gak?”
“Terus Bunda jawab apa?” Tay menginterupsi New.
“Bunda iawab gapapa sok aja, terus tau gak? Bunda bilang juga nanti masalah Abang sama Ayah biar bunda yang handle. Hahahahaa”
“Bunda emang Jjaaaaaaangggg” sebari mengangkat kedua jempolnya.
Tay hanya tersenyum lalu mengusak rambut kekasihnya perlahan “Yauda nanti aku chat Peng.”
“Nanti aja ih Tayang, pas sampe Bandung. Nanti dia mah bawel deh langsung nelfonin. Udah yang penting kan Bunda udah tau.”
“Nanti aku di hajar lagi sama Peng kayak waktu itu gak izin dulu pas pacaran sama kamu.” Kekeh Tay bernostalgia saat dirinya mendapat beberapa tinjuan di wajah tampan nya.
“Engga atuh Tayang ih, sekarang mah kan Ayah Bunda juga udah tau kamu. Keluarga kita juga udah saling kenal jadi Abang pasti gak akan sembarangan lah main pukul kamu lagi.”
“Iya sayang, yauda kamu tidur gih, tadi pasti capek nemenin aku jalan terus tadi kita sempet jalan banyak yang di warpat. Kamu istirahat dulu ini masih lama banget yang, nanti aku bangunin kalo udah deket.” ucap Tay lembut.
New kemudian sedikit menurunkan kursi nya membuat tubuhnya kini setengah berbaring “Tayang kalo aku bobo gak ada yang nemenin, tayang ngantuk gak ntar?”
“Gak, aku ini sambil denger lagu kok.”
“Sok atuh Ayang bobo ajaa.”
“Yauda aku bobo secuil ya? Kalo Tayang ngantuk atau butuh temen ngobrol bangunin aja ya?”
Tay mengangguk kemudian tersenyum “iya sayang.”
New kemudian mencoba menutup mata nya, mulai mengistirahatkan tubuhnya dan masuk ke dalam alam mimpi miliknya.
Entah berapa jam telah berlalu New kemudian terbangun dari tidurnya, melihat sekitar aah hanya mimpi
“Ayang kenapa?” tanya Tay yang terkejut melihat New yang seperti orang kebingungan sesaat setelah bangun dari tidurnya.
New masih belum menjawab pertanyaan dari Tay, ia kemudian menaikan tempat duduk nya seperti semula lalu meminum air mineral yang memang sengaja ia siapkan untuk menemani perjalanan nya.
Fikiran New masih melayang mengingat mimpi yang baru saja ia alami tadi, bisa dibilang sebuah mimpi erotis yang menampilkan New dengan buas nya melahap batang penis Tay, mengulumnya, melahap penis Tay hingga menabrak ujung tenggorokan nya.
New menelan ludahnya sendiri, mungkin itu hanya mimpi tapi nafsu nya sampai ke alam sadarnya.
“Ay?” Tay mengelus pucuk kepalanya New dengan lembut terlihat sedikit khawatir, matanya tak lepas dari wajah Newwie nya untung saat ini jalanan Tol benar-benar padat sehingga membuat kemacetan panjang sampai menuju pintu keluar Tol Pasteur Bandung.
Sentuhan Tay bagaikan listrik yang menyengat tubuh New.
“Eh.. Gak yang.. Hm aku.. Aku mimpi..” jawab New sedikit terbata-bata.
“Mimpi apa yang? Mimpi buruk sayang?” Tay menampilkan wajah khawatir nya.
New berfikir sejenak, apakah ia harus membagi tentang mimpinya kepada Tay? New pun yang masih di penuhi hawa nafsu dari alam mimpi nya sedikit melirik ke tubuh bagian bawah Tay, walaupun tertutup oleh celana jeans tetapi New bisa merasakan kegagahan dari batang penis milik Tay, ah ia masih ingin melanjutkan mimpi nya melahap dengan buas batang penis milik Tay, mendengar Tay mengeram kenikmatan dan menyebut namanya, tanpa sadar New mengigit bibir bawahnya. Ia benar-benar terpenuhi hawa nafsu.
“Ay?” Suara Tay seolah menampar New untuk kembali ke kewarasan nya.
Ah bodo amat, New tak sanggup. New ingin melahap kembali penis Tay, ia ingin melanjutkan kembali kegiatan erotis di mimpinya.
“Yang…” Sebari melepas seatbelt nya.
“Aku mimpi, terus kayanya aku butuh buat lanjutin mimpi aku deh.”
Tay menampilkan wajah kebingungan “Ayang mau tidur lagi?”
New menggeleng dan mendorong wajahnya mendekat ke gundukan sang kekasih mengelus dengan perlahan lalu tangan nya dengan lihai melepas sabuk yang tersemat di pinggang Tay, lanjut menarik kancing celana jeansnya dan menarik resleting milik Tay sehingga kini pakaian dalam Tay terekspos dengan sempurna.
“Ay..ay.. Kamu ngapain?” Tay benar-benar terkejut dengan perlakuan kekasihnya.
“Tay, tadi aku mimpi lagi blowjobin kamu. Aku mau lagi, boleh?” ucap New menengakan wajahnya yang kini berada di depan celana dalam Tay.
“Tapi Ay.. Kita kita lagi di tol, kalo ada yang liat gimana?” Tay sedikit panik.
“Kita lagi di tengah jalan Tol, dan macet. Orang-orang sibuk kesel sama macetnya yang, gak mungkin kepo sama kegiatan mobil lain nya. Lagian kaca mobil kamu kan gak keliatan dari luar. Boleh ya?” menampilkan puppy eyes nya.
Memang benar, kini keduanya tengah terjebak macet yang lumayan panjang dan posisi mobilnya keduanya memang berada di ujung sisi kiri sehingga tak ada mobil lain di samping kiri mobil Tay, tapi tetap saja mereka saat ini bisa di bilang sedang berada di tempat umum bagaimana bisa mereka melakukan hal-hal erotis yang harusnya di lakukan di tempat yang private.
New benar-benar tak sabar, tanpa menunggu jawaban dari Tay dengan cepat New menarik celana dalam Tay yang membuat penis Tay menyembul keluar dari persembunyian celana yang dipakai nya. Kemudian dengan cepat New melahap ujung kepala penis Tay, melakukan hal yang sama seperti yang terjadi di alam mimpi nya.
Tay benar-benar di buat gila oleh keberanian kekasihnya, tapi ia juga tak menolak kapan lagi ia bisa merasakan sensasi kenikmatan ditambah dengan adrenalin karena melakukan hal tersebut di tempat umum.
“Mmhhhh Ay..” Tay mendesah kenikmatan, New benar-benar melahap dengan buas penis milik Tay. Ia kulum dengan mulutnya dari kepala penis sampai setengah batangnya lalu tangan nya mengurut setengah batang yang tak mampu ia kulum sampai pangkal penisnya, tak lupa New juga menjilati dua bola kembar yang mengantung di penis Tay.
Untung saat ini kemacetan masih enggan menghilang, mobil-mobil di depan Tay masih belum menunjukan tanda-tanda bergerak maju ke depan.
“Aaakhh.. Ay..” Tay kembali mengeram menahan kenikmatan, tangan nya tanpa sengaja menekan kepala New agar semakin dalam mengulum penis miliknya. Kepala Tay mengadah keatas menikmati permainan kekasihnya.
New masih saja fokus melahap penis milik Tay seolah penis tersebut adalah sebuah lolipop yang menjadi kesukaan dirinya, penis Tay kini sudah basah dengan air liur dari New, bagaimana tidak penisnya dengan teratur masuk keluar dari mulut ranum milik New.
“New.. Fuck kamu ahhhhh mmhhh..” Tay tak kuasa meloloskan kembali desahan kenikmatan nya, mendengar Tay mengumandangkan namanya dan meloloskan umpatan dari mulutnya semakin membuat nafsu New semakin memuncak ia semakin memperkuat hisapan nya, disela kegiatan nya ia melirik keatas ia tersenyum puas melihat wajah Tay yang sudah sedikit kacau dengan mata yang terbuka lalu tertutup tanda merasakan kenikmatan.
“New… Ahhhh aku mau ahhh..” New bisa merasakan penis Tay berkedut dan semakin menegak seoalah siap menyemburkan cairan tanda ia telah mencapai titik puncak kenikmatan nya. New mengerti Tay seperti nya akan mencapai pelepasan nya, New langsung menambah kecepatan hisapan nya dan mempercepat kocokan nya membuat Tay benar-benar di buat mabuk kepayang tak berselang lama penis milik Tay benar-benar berkedut hebat lalu menyemburkan cairan sperma nya.
“Aaaaaaaaaah New!” Tay sedikit berteriak bersamaan dengan pelepasan nya.
New sedikit menjilati sisa sisa sperma yang tercecer di batang penis Tay, kemudian ia mengangkat tubuhnya.
“Ay yaampun, sini aku bersihin.” Tay mengambil tissue untuk segera membersihkan sisa-sisa sperma yang sepertinya akibat semburan yang kuat kini wajah New sedikit dipenuhi oleh cairan putih milik kekasihnya tersebut.
“Hehhe, enak gak yang?” New bertanya dengan muka polosnya.
Tay mencubit pipi kekasihnya “kamu ya, nakal! untung ini lagi macet kalo gak bisa-bisa aku gak fokus sepanjang jalan.”
“Tayang.”
“Hmm?” Tay yang kini fokus membersihkan sekitar pangkal pahanya lalu memasangkan kembali celana nya yang tadi dibuat berantakan oleh kekasihnya.
New mencium pipi Tay lalu berbisik tepat di depan telinga nya ”let’s making love tonight.” ucapan New seolah perintah bukan seperti ajakan.
Tay tersenyum mendengar ucapan New kemudian membalas ajakan kekasihnya “let’s go.”
Kemacetan yang sedari tadi tak menunjukan tanda-tanda selesai kini dengan perlahan mulai bergerak seolah semesta mendengar permintaan kedua insan yang tengah di selimuti oleh nafsu membara yang ingin segera saling menyalurkan nafsu nya.
“Waktu nya pas banget sih, kamu beres nyepongin aku eh langsung beres macetnya.” kekeh Tay sebari mulai menjalankan mobilnya, sekitar dua puluh menit lagi perkiraan keduanya akan memasuki Kota Bandung dan mungkin membutuhkan waktu lagi sekitar sepuluh menit apabila lalu lintas tidak padat untuk dapat sampai ke apartment Tay.
“Tay aku prepare dari sekarang ya? Biar nanti pas sampe udah bisa langsung.” Nafsu New benar-benar berada dipuncak tertinggi sepertinya.
Mulut dengan otomatis menganga mendengar ide gila dari kekasihnya “Ay, kan gak ada lube sayang.”
“Masih ada ludah aku, udah kamu fokus aja nyetir nya biar cepet sampe atau yang mau coba di mobil gak?” New melayangkan ide gilanya lagi.
“Hah?!! New kamu bener-bener ya” Tay menggelengkan kepalanya.
“Ayok yuk yang kita coba, aku pernah baca katanya enak tau. Biar gak bosen yah yah yah? Oke aku anggep oke ya, bentar aku minum dulu.” New mengambil kembali air mineralnya meminum air untuk melepas dahaga nya.
Setelah selesai melepas dahaga nya New benar-benar melepas celana panjang beserta celana dalam nya sampai pangkal pahanya. Kemudian mengangkat kaki nya sehingga kini ia dapat menjangkau lubang pantatnya.
Tay yang melihat kelakuan berani dari kekasihnya menjadi sedikit tidak fokus dan mulai mencuri-curi pandang melihat apa yang sedang dilakukan oleh kekasihnya tersebut.
“Yang fokus nyetir dulu.” ucap New yang sadar sepertinya Tay sudah mulai tak fokus karena kelakuan ajaibnya.
“Ay aku gimana bisa fokus yatuhan..” Tay tak percaya dengan permintaan kekasihnya agar ia dapat fokus, untung kini mobil Tay sudah mulai memasuki Kota Bandung dalam hatinya ia berdoa agar lalu lintas menuju apartment nya lancar, semesta tolong bantu aku harap Tay.
Sedangkan New kini tengah benar-benar mempersiapkan lubangnya ia mengulum jarinya agar basah menggantikan cairan lube untuk pelumasnya, setelah itu dengan perlahan ia memasukan kedua jarinya menuju lubangnya.
“Aaahh..” New melenguh sesaat setelah kedua jarinya berhasil masuk ke menerobos lubangnya. Dengan perlahan ia pun mulai menggerakan jari yang terbenam di lubangnya, ia lakukan gerakan masuk dan keluar secara perlahan lalu mulai membuat gerakan menggunting guna memperlebar lubang sempit nya, saat New melakukan kegiatan fingering nya mulutnya tak henti-henti mengeluarkan suara-suara lenguhan bahkan desahan karena merasa kenikmatan dari kegiatan nya tersebut membuat selatan tubuh Tay kembali sesak menegak.
Sepanjang perjalanan di iringi dengan suara-suara desahan yang menganggu konsentrasi Tay yang berasal dari mulut kekasihnya, Tay tak karuan. Ia benar-benar ingin segera menerkam merasakan pijatan dari lubang anal sang kekasih.
Jam sudah menunjukan jam sepuluh malam lebih dua menit, dan kini mobil yang di kendarai keduanya telah memasuki kawasan apartment mewah milik Tay, Tay sengaja tak memarkirkan mobilnya di basement ia dengan sengaja memilih memarkirkan mobil nya di parkiran dekat lobby, pucuk cinta ulam pun tiba parkiran yang berada di ujung kanan gedung apartment nya menyisakan satu lahan kosong dan berada benar-benar di ujung yang membuat spot tersebut benar-benar sepi dan jarang di jadikan jalan untuk berlalu lalang.
Dengan cepat Tay menuju spot tersebut memarkirkan mobilnya dengan cepat, adik kecilnya benar-benar telah tak sabar. Begitu selesai memarkirkan mobilnya Tay mematikan mesin mobilnya lalu melihat pemandangan erotis di sampingnya.
Kekasihnya tengah memainkan jemari tangan nya di lubang anal miliknya, menggigit bibir bawahnya karena menahan kenikmatan dari permainan jari nya. Ah Tay Tawan bisa gila di buatnya.
Tay pun beringsut memindahkan tubuhnya ke kursi penumpang di belakang dengan tergesa-gesa ia melepas celana nya sampai pangkal paha, lalu menarik tubuh kekasihnya agar naik ke pangkuan tubuhnya.
“Newwie kamu bener-bener nyiksa aku ya.” lalu dengan kasar melahap bibir ranum kekasihnya, New yang memang masih di puncak hawa nafsu nya langsung mengikuti permainan bibir dari kekasihnya membuka mulutnya agar lidah kedua nya saling bertautan, tangan nya ia lingkarkan ke leher kekasihnya.
Dengan keadaan celana kedua nya yang sudah sama-sama turun dan posisi kedua nya yang tengah saling berpelukan bibirnya saling bertautan mengakibatkan pergesekan antar penis keduanya.
“Mmmmhhh…” New melenguh sesaat setelah penis keduanya saling bergesekan, rasanya bagai sengatan listrik yang menderu detak jantung kedua nya.
“Kamu udah prepare nya?” Tanya Tay setelah melepas cumbuan bibir keduanya.
New mengangguk lemah, kurang lebih hampir dua puluh menit New melakukan fingering pada lubangnya ia rasa lebih dari cukup membuka akses untuk penis Tay masuk memenuhi lubang miliknya.
“Gak ada kondom yang, gak ada lube juga. Mau naik ke atas aja gak? Nanti lanjut.” ucap Tay yang menyadari kurangnya ‘alat tempur’ yang dapat mendukung kegiatan seks keduanya.
“Gamau, mau disini aja. Gapapa, masukin nya pelan-pelan aja yang. Pakein ludah kamu aja, tadi udah lumayan basah juga kok.” New yang seperti nya tak akan sanggup bila menahan birahi nya walaupun hanya beberapa menit.
New yang kini duduk di paha milik Tay sebari menghadap wajah Tay “Ayok masukin.” pinta nya.
Tay yang melihat wajah New kini sudah sedikit berantakan akhirnya mulai mengurut batang penis nya sendiri bersiap menghujam lubang anal kekasihnya.
Tay melempar air liurnya ke tangan nya lalu melumuri batang penis nya yang sudah kembali tegak “Yang, ini pasti bakal perih banget kamu gigit bahu aku aja ya.” ucap Tay dengan tatapan khawatir, karena untuk pertama kali nya kedua nya melakukan seks tanpa bantuan pelumas.
New mengangguk “Yauda makanya cepet masukin yang.” nada New sedikit kembali menghelas.
Tay mulai mengarahkan penisnya menuju lubang anal New yang kini tengah sedikit terbuka mungkin karena keberhasilan dari kegiatan fingering yang New lakukan.
New memeluk tubuh kekasihnya lalu “Aaaakhhhhhhhh…” New menjatuhkan kepalanya ke bahu milik Tay.
“Sakit….Hikss..”
Tay bisa merasakan bahu nya basah oleh air mata dari kekasihnya, dengan perlahan Tay mengelus punggung New sebari berkata “Maaf ya, perih ya sayang? Tahan sebentar ya, aku gak akan gerak dulu.”
New menganggukan kepalanya ia butuh sesuatu pengalihan dari rasa sakitnya maka sebari menunggu New terbiasa dengan adanya penis Tay di lubangnya, lalu New mulai menciumi leher dari sang kekasih hatinya ia mulai menciumi menjilati bahkan menghisap perpotongan leher kekasihnya mengalihkan dari rasa sakit tubuh bagian bawahnya.
Tay mengadahkan kepalanya seolah memberi akses kepada lelaki manisnya “Ay jangan sampe merah.. Mmhh..”
“Tayang juga suka gigit leher aku sampe merah, gantian dong.” New dengan cepat memberikan jawaban untuk kekasihnya.
“Yauda.. yauda gimana kamu aja, masih perih gak? Aku masih belum boleh gerak?” Tanya Tay yang kini kedua tangan nya telah turun mengelus bongkahan sintal pantat New.
“Gerak aja yang, pelan-pelan tapi.” ucap New.
Kemudian Tay membasahi tangan nya kembali dengan air liur dari mulutnya kemudian is arahkan ke batang penisnya mengganti tugas cairan lube yang kali ini tak ada.
“Aku gerak yah, sini aku cium kamu.” Tangan kiri Tay menangkup wajah kekasihnya dan mendekatkan nya kewajahnya kemudian melahap dengan perlahan dan lembut bibir ranum milik New, sedangkan pinggul nya mulai bergerak maju dan keluar secara perlahan menerobos lubang sempit milik kekasihnya.
“Aahhhh…” Disela ciuman nya New meringis merasakan kesakitan yang di akibatkan kegiatan bawah tubuhnya.
Tay yang paham menggerakan pinggulnya benar-benar perlahan, lalu kembali mengalihkan rasa sakit New dengan permainan ciuman bibir keduanya.
Beberapa menit telah berlalu, gerakan perlahan mereka masih sama. New kemudian melepaskan ciuman nya meraup oksigen untuk paru-parunya lalu mengadahkan kepalanya ke atas dan mulai ikut mengambil andil dalam jalannya permainan, New mulai menggerakan pantat nya rasa sakit yang tadi ia rasakan kini telah berganti menjadi rasa nikmat yang tak tergantikan.
“Aaahh..Ay…Hhhhhh” Desah Tay merasakan kenikmatan saat New dengan lihai menggerakan tubuhnya diatas pangkuan nya, penisnya benar-benar terasa dipuaskan oleh pijatan lubang sempit New. Tangan nya ia simpan di perpotongan pinggul ramping New membantu gerakan naik turun yang New lakukan.
“Ride me Thitipoom, Ahhhh Fuck of bitch.” Umpat Tay saat benar-benar merasakan kenikmatan dari goyangan kekasihnya. Saat bercinta mendengar lawan kita menyuarakan sumpah serapah merupakan sebuah sensasi tersendiri untuk New, saat di rendahkan entah mengapa ia malah merasa nafsu nya semakin melonjak riak.
“Mmhh.. You think i’m bitch? Oke, let’s see babe.” Pinggul New masih bergoyang melahap penis Tay, tapi tangan New kini tengah berpindah melepaskan kancing-kancing kemeja yang ia pakai membuat kini tubuh bagian atasnya ikut terekspos dengan sempurna.
“Please suck this Vihokratana.” New mengarahkan kepala Tay menuju pucuk dada nya, Tay dengan senang hati mulai mengecup dada bidang kekasihnya ia mulai hisap dan menjilati pucuk dada kanan milik New dan kini tangan kiri nya ikut naik mempermainkan nipple kiri milik New.
“Mmmhhh….Akhhh…Tay..Mmhh faster please..” New mendesah tak karuan.
Untung hari telah gelap dan waktu hampir menunjukan pukul sebelas malam sehingga orang-orang mungkin kini tengah berada di kasur masing-masing mengistirahatkan tubuhnya bahkan mungkin sudah berada di alam mimpinya, jadi kedua oknum yang tengah di penuhi hawa nafsu bisa dengan bebas melakukan kegiatan panas mereka tanpa takut di ketahui oleh lain apalagi Tay memilih tempat yang sangat jauh dari jangkauan orang lalu lalang.
Tay semakin memperdalam kegiatan menggempur lubang milik kekasihnya, permainan panas kedua nya sedikit berimbas pada mobil milik Tay, mobil tersebut sedikit bergoyang akibat permainan keduanya.
New menurunkan tangan nya ke bawah, memberikan kocokan terhadap penis nya yang sedari tadi sudah ikut menegak menusuk perut rata milik Tay, New benar-benar merasa di awan lubangnya terasa begitu nikmat karena penis Tay dengan kuatnya menusuk titik nikmat prostat nya sedangkan tubuh bagian atasnya juga di puaskan dengan permainan lidah dan tangan dari Tay dan kini penisnya seolah tak mau kalah kini tengah ia puaskan dengan gerakan mengurut dari tangan nya.
“Ahhh… Tay.. Hhh… Aku mau keluar..Hahhhh” ucap New saat merasakan penisnya akan mencapai puncak pelepasan pertama nya.
Tay mengangkat wajahnya dan beralih mengecup leher New lalu menjilat daun telinga kekasihnya tersebut “Samaa, lubang kamu ahhh.. Bareng.. Sebentar”
“Kak keluarin di dalem ya..Hhh..” New masih dengan menggoyangkan pinggulnya.
Tay menggeleng “Gak pake kondom, No.”
“Aku keluarin di luar.”
New mempoutkan bibirnya “Aaa ahhh.. Yang aku keluar ahhh..”
Sesaat setelah New selesai mengucapkan kalimat nya Tay langsung kembali mencium bibir New dan mendorong penisnya dengan sekali hentakan ke lubang milik New lalu menariknya dengan sekali hentakan membuat New melepaskan cairan sperma nya tepat diatas perut milik Tay.
“Aaahhh Tayang..” ucap New ketika pelepasan nya dan menarik bibirnya dari ciuman panasnya.
Tay yang juga sudah merasakan penisnya berkedut dengan sigap mengocok penis miliknya sendiri lalu “Aahhhh….Fuck.”
Sperma nya menyembur dari batang penisnya, ini merupakan pelepasan nya yang kedua, Tay seolah berlari mengitari lapangan sebanyak puluhan kali dada nya berdegup dengan kencang nafasnya ikut menderu tubuhnya lemas karena kedua puncak pelepasan nya begitu banyak menghasilkan cairan sperma nya.
New yang masih berada di pangkuan Tay kini memeluk Tay dengan erat. “Makasihhh.. Kamu pasti capek banget ya?”
“Sama-sama sayang, aku juga makasih. Gak papa capek tapi aku seneng.” Tay ikut mengeratkan pelukan nya.
New melepaskan pelukan nya lalu mencium bibir tebal milik lelaki tan di hadapan nya, menyesap dengan perlahan dan begitu lembut menyalurkan rasa cinta yang membuncah di dalam dirinya.
Drrrttt~ ddrrrttt
Deringan ponsel kedua nya bersautan bergantian. Seolah tak peduli dengan panggilan tersebut keduanya masih sibuk dalam tautan bibir yang sedari tadi mereka lakukan, Tay yang membalas ciuman New kemudian tangan nya mengelus lembut pipi milik kekasihnya lalu melepas tautan nya.
“Nanti kita malah ronde dua Ay, coba Ay cek siapa yang telfon takutnya penting, itu nyala terus dari tadi.” ucap Tay.
New menggeleng “Paling Abang, percaya deh. Udah cuekin ajaaaa.”
New membalikan tubuhnya mengambil tissue yang berada diantara kursi depan memberikan nya kepada Tay. “Mending bersihin dulu itu kamu.” New menunjuk penis Tay yang masih penuh dengan ceceran sperma dengan wajahnya.
Bukan nya membersihkan milik nya dengan lembut Tay mengelap tubuh bagian bawah milik New terlebih dahulu mulai penis,paha hingga pantat sintal favorite nya. Lalu mengancingkan satu persatu kancing kemeja milik New. Setelah selesai menutup tubuh New yang kini penuh dengan warna kemerahan akibat hisapan mulut Tay, Tay mencium dahi kekasihnya “Sana kamu pindah duluan ke depan. Aku bersihin punya aku dulu, baru kita naik keatas.”
New mengangguk kemudian mencium kedua pipi milik Tay “Iya bentar aku pindah ke depan nih bapak Vihokratana.”
“Celana nya pake dulu Ay.” ucap Tay memerintah, New kemudian mengangkat tubuhnya dari pangkuan Tay wajahnya sedikit meringis ketika mengangkat pantatnya rasanya ada sedikit tak nyaman akibat permainan panas kedua nya tadi.
“Pantat nya sakit banget ya Ay?” New menggeleng kemudian memindahkan tubuhnya ke kursi samping pengemudi.
“Gak papa, sakit secuil doang.” sebari menarik celana nya yang tadi ia tanggalnya sampai ke betisnya.
Tay mengambil tissue di hadapan nya lalu mulai membersihkan cairan sperma milik diri nya dan juga milik New yang tercecer diperut, selangkangan hingga pangkal pahanya, kemudian menarik celana nya lalu berpindah ke kursi pengemudi samping New.
“Peng nelfonin sampe lima kali nih.” ujar Tay sesaat setelah duduk di kursi pengemudi dan melihat ponselnya.
“Tuhkan ngamuk ckck” kekeh Tay memperlihatkan room chat dirinya dengan Abang sang kekasih yang kini penuh dengan kalimat hujatan dari sahabat sekaligus calon kaka iparnya tersebut.
New sedikit membaca chat dari abangnya tersebut kemudian menggelengkan kepala nya “Ampun emang Jumpol anak Pak Adul mah”
“Udah bales aja, toh kita udah ijin Bunda ini.” jawab New acuh tak acuh melihat perlakuan posesif abangnya tersebut.
“Nanti aku chat dia juga, udah yuk ah naik keatas, badan aku lengket pengen mandi.”
“Tayang juga pasti capek banget kan? Yuk biar cepet istirahat.” mengajak kekasihnya.
Tay kemudian mengangguk dan mulai membereskan barang bawaan keduanya lalu berjalan keluar dari mobilnya yang malam ini menjadi saksi permainan panas antara kedua nya.
•oura•
Special for celebrate #Polca3rdAnniversary
💙💖💙💖💙💖💙💖