KITA🖤
Langit yang telah berubah menjadi gelap membuat New akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar tenda glamping nya, sebari menunggu kekasihnya datang ia pun berinisiatif untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, apalagi setelah obrolan dengan Tay mengenai izin untuk 'bermain' malam ini.
“Bersih-bersih dulu deh gue, biar entar malem enak yekaaaaaaan.” ucapnya kepada diri sendiri.
“Kenapa otak gue jadi kotor begini ya Tuhaaan, tapi ya gimana enaaaaaaaaak.” kemudian New pun menghentak-hetakan kaki nya dan menutup wajah nya seolah malu dengan apa yang baru saja iya ucapkan.
“Udah mandi ya lu Thitipoom, mandiiiiii.” kemudian ia pun berjalan mengambil handuk dan bergegas menuju kamar mandi.
Kurang lebih lima belas menit New membersihkan tubuhnya, saat keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan bathrobe dan jelana pendek ia pun melihat sekitar kamarnya, masih belum ada tanda-tanda kekasih nya telah datang.
Ia pun kembali berjalan menuju kamar mandi untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer
Tak berselang lama ia mendengar pintu kamarnya di ketuk dari luar. “Room service..”
New pun dengan segera mematikan hair dryer nya dan membuka kan pintu kamar nya. “Eh maaf mas, silahkan di bawa masuk aja ya..” ucapnya mempersilahkan seorang pegawai yang membawa trolley berisi makanan yang tadi ia pesan untuk makan malam.
Sebari menunggu pegawai tersebut menata makanan nya di ruang tamu New berjalan menuju tas nya untuk mengambil beberapa lembar uang dua puluh ribuan untuk di berikan sebagai 'tip' untuk pegawai tersebut.
“Pesanan nya sudah lengkap ya mas?” ucap pegawai tersebut pada New dan di balas anggukan olehnya.
“Ini ya mas, makasih.” New memberikan uang yang telah ia siapkan kepada pegawai tersebut dan pegawai tersebut pun undur diri dari kamar nya sebari terus mengucap terimakasih.
Saat ia mengantar kepergian pegawai tersebut ia melihat Tay yang datang dengan membawa dua kantung besar belanjaan menghampiri diri nya.
“Wihh banyak banget, sini aku bantuin.” ucap New.
Bukan nya menerima bantuan dari New, Tay malah menatap New dengan tajam “Masuk.”
New yang kebingungan hanya mengikuti Tay yang sudah terlebih dahulu masuk ke kamar nya.
“Kenapa yang?” tanya New sebari menutup pintu kamar kedua nya.
Tay masih diam dan lebih memilih membereskan belanjaan nya dan memasukan es krim pesanan New kedalam kulkas.
New kemudian mendekatkan dirinya ke kekasih nya “Kamu kenapa deh? Kesambet demit Ciwidey? Diem aja.” “Tanaaaaa....” “Ih Tana kenapa sihh?”
Tay menarik nafasnya kasar “Pakai baju kamu yang benar.”
Setelah mendengar ucapan Tay, New langsung memandang tubuhnya dari atas hingga bawah *ah iya lupa, saat ini tubuhnya hanya di tutupi bathrobe dan juga celana pendek. Bahkan saat ini dada nya terekspos karena ikatan bathrobe nya yang telah mengendur.
Pantas saja muka Tay sangat masam, here we go again..
Tay Posesif Tawan...
New pun bergegas menuju lemari pakaian nya mengambil piyama lalu kemudian dengan cepat memakai nya.
“Aku lupa, tadi abis mandi terus lagi ngeringin rambut.” “Lagian kan tadi mas-mas gak suka laki kaliii, gak usah di cemburuin kali yang.” New di sela-sela memakai piayama nya.
Tay masih memilih diam dan malah bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
New pun hanya bisa menggelengkan kepala nya, memang sifat posesif kekasihnya itu tak ada obat.
New pun memeriksa beberapa cemilan yang di baru saja di belikan oleh kekasihnya tersebut lalu iya tata dengan rapih di nakas samping kulkas yang telah di sediakan oleh pihak glamping.
Lalu New berjalan menuju lemari pakaian untuk menyiapkan baju yang akan di pakai oleh Tay. “Kagak bisa gitu ye kalo mau ngewe ya ngewe aja gitu, ini pastiiii aja ada drama berantem nya dulu lah atau diem-dieman dulu lah, kagak bisa gitu ya romantis-romantisan duluu baru ngewe kan enakkk.” oceh New kepada diri nya sendiri sebari diri nya menyiapkan baju untuk kekasihnya.
“Kamu ngomong sama siapa?” tiba-tiba suara Tay menginterupsi New.
“Sama lemari, soalnya dari tadi juga ngajak ngobrol orang gak di respon, yaudah ngobrol sama lemari aja.” jawab New asal.
New pun menyodorkan baju piyama milik kekasihnya “Nih baju kamu, makanan juga udah dateng. Abis pake baju langsung makan, nanti keburu dingin.” Kemudian berjalan meninggalkan Tay dan menuju ruangan tamu untuk menyantap makan malamnya.
Tay memakai baju nya dalam diam. Kenapa jadi dia yang marah, harusnya kan saya yang marah. Fikirnya dalam hati.
New yang kini tengah menyantap makanan nya tak merespon ketika Tay datang menghampiri nya.
“Kok duduk nya malah di bawah gini?” Tay yang kini ikut duduk di samping New.
“Gerah.” jawab New tanpa menoleh.
“Kok jadi kamu yang marah sama saya sih?”
“Siapa yang marah? B aja.”
“Itu kamu gamau noleh ke arah saya, muka kamu ketus lagi.”
“Ya aku tadi nanya aja gak kamu jawab, ya berarti kamu lagi gak mau ngomong sama aku dong. Yaudah sekalian aja aku gak usah noleh liat muka kamu.” jawab New santai sebari terus menyuapkan sup hangatnya.
Tay dengan lembut membalik tubuh New agar berhadapan dengan diri nya “Maaf.” “Saya gak bisa kontrol emosi saya, maaaf.”
“Lagian Tana tuh jelek banget sih cemburu nya, ya masa sama mas-mas yang udah tua? Lagian aku kan cowok, ya mungkin aja kan mas nya gak suka cowok? Duh, tau deh.”
“Aku males debat deh ya, males berantem juga.”
New kembali fokus ke mangkuk sup nya.
Tay memang harus mulai mengontrol emosi nya yang selalu menggebu-gebu apabila mengenai kekasihnya, jangan sampai hal-hal seperti ini, malah membuat suasana dengan New menjadi canggung bahkan membuat New menjadi kesal.
“Maaf.” ucap Tay lirih.
“Gak usah minta maaf, tuh Tana makan nanti keburu dingin.” New menanggapi.
“Liat saya dulu Poom.”
Dengan malas ia meletakan mangkuk sup nya di meja lalu mengubah duduknya kini berhadapan dengan Tay “Apa?”
“Maaf, saya cuman gak suka ada yang lihat tubuh kamu selain saya.”
New menarik nafasnya kasar “Iya.”
“Tuhkan kamu masih marah. Maafin saya” ucap Tay dengan lesu.
Rasa kesalnya seolah hilang setelah melihat wajah Tay yang sendu sebari mengucap maaf.
“Kurangin dikit-dikit Tana, aku suka liat sisi Tana yang posesif kaya gini artinya Tana sayang sama aku. Tapi, kalau Tana tiba-tiba diem kaya tadi terus gak kasih aku jawaban ya aku juga jadi nya bingung terus jadinya kesel sendiri.” jelas New.
“Maaf.” lirih Tay kembali.
“Udah ah, harusnya malem ini tuh romantis-romantisan. Udah jangan di bahas lagi. Maaafin aku juga yaa.” New mengecup bibir Tay dengan singkat.
“Tuh udah aku cium, aku udah gak marah.” “Sekarang Tana cepet deh makan makanan nya nanti keburu dingin.”
Tay pun mengangguk dan mulai memakan makanan nya.
“Poom..?”
“Yaaa?”
“Habis ini mau minum wine sambil berendam di yacuzi??” tanya Tay.
New menatap kekasih nya, ia yakin agenda berendam nya malam ini tidak hanya akan di isi dengan berendam.
“Ayokk.” jawab New dengan tersenyum.
—
Saat ini New sedang memasukan beberapa Bath Bomb yang memang sengaja ia bawa ke dalam yacuzi yang berisi air hangat.
“Kenapa belum masuk?” tanya Tay sebari membawa sebotol wine lengkap dengan gelasnya, fyi Tay kini hanya memakai bathrobe untuk menutupi tubuhnya.
New menoleh ke arah kekasih nya “Kok Tana udah lepas baju aja sih?”
“Tadi bathrobe kamu masih di depan yasudah sekalian saja saya lepas baju saya, sini saya bukain baju kamu.”
Seolah mendengar sihir New bangun dari duduknya mendekat ke arah Tay “Tana udah lepas semua nya gitu?”
Tay mengangguk sebari mulai melepas kancing piyama New satu persatu.
Saat Tay akan melepas celana New, New menahan nya. “Sini lepas dulu bathrobe nya. Tana masuk duluan gih, nanti basah bathrobe nya.”
New melonggarkan ikatan bathrobe kekasih nya, dan melepas dengan perlahan sehingga kini Tay telah bertelanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.
“Sexy..” bisik New tepat di depan telinga Tay.
Mendengar bisikan New membuat darah di dalam tubuh Tay seolah bergejolak panas, Tay menatap mata New dengan begitu intens memandangi tubuh New yang telah bertelanjang dada dari atas hingga ujung kaki nya “Kamu juga sexy Poom, sangat.”
Tay meraih tengkuk leher New dan di satukan lah bibir New dengan bibir miliknya, bibir New yang kini telah menjadi candu untuk nya, di gigitnya perlahan sehingga membuka akses untuk lidah Tay mengabsen gigi putih milik New.
“Mmmhh..” lenguh New yang kini telah melingkarkan lengan nya ke leher milik kekasihnya.
Pagutan mereka bertahan cukup lama, seolah keduanya benar-benar merasa candu akan bibir pasangan masing-masing dan akhirnya si lelaki dominan yang sedari tadi memimpin ciuman panas tersebut melepas pagutan nya dan menghentikan permainan.
“Ayok berendam..” ajak Tay kepada New.
“Yauda Tana masuk duluan, aku lepas celana aku dulu.”
Tay pun mengikuti perintah New dan mulai memasukan tubuhnya ke dalam yacuzi yang berisi air hangat dan juga busa-busa yang berasal dari bath bomb, tak berselang lama New yang kini telah bertelanjang pun menyusul Tay masuk kedalam yacuzi tersebut.
New pun dengan otomatis menyadarkan tubuhnya ke tubuh Tay sehingga punggung mulus New kini telah saling menyatu dengan dada bidang milik Tay.
“Nih wine nya” Tay menyodorkan sebuah gelas berisi setengah wine kepada New.
“Thank you..”
Tay mengecup pucuk kepala New “sama-sama sayang.”
Kedua nya pun mulai menyesap wine tersebut.
“Tana...”
“Yaa..”
“Tana kan semester depan udah mulai mau nyusun skripsi terus sidang, abis itu lulus kan?” New membuka pembicaraan. “Abis lulus Tana mau ngapain? Cari kerja apa bantuin Ayah ngelola pabrik?”
“Sini gelas kamu, saya simpen dulu.” Tay menyimpan gelas wine miliknya dan juga New di samping yacuzi.
“Kaya nya saya bakal langsung bantuin ayah sih Poom, ayah kan udah bukan di usia muda lagi terus Mbak Muk kan passion nya gak di bisnis apalagi Sasin masih muda banget ya pasti mau gak mau harus saya yang maju.” jelas Tay kepada New.
“Tapi Tana happy gak? Maksudnya apa Tana ngelakuin itu karena ya mau gimana lagi atau emang karena ya itu salah satu passion Tana?”
Tay melingkarkan lengan nya ke perut milik New “Jujur ya Poom, awal-awal kuliah saya masih bingung passion saya apa. Sampai akhirnya Peng, Arm dan Alice memilih jurusan Management Bisnis karena memang keluarga kita semua memiliki bisnis jadi ya saya juga ikut-ikutan saja. Tapi setelah saya kuliah mempelajari banyak hal tentang bisnis ternyata tidak buruk kok, saya suka.”
“Jadi kalau di tanya saya happy atau tidak jawaban nya adalah saya happy Poom.”
New mengangguk tanda mengerti “Tana punya mimpi gak? Atau cita-cita yang pengen Tana raih?”
“Jujur dulu saya tergila-gila sekali dengan luar angkasa, bahkan dari SD sampai dengan SMP cita-cita saya tidak pernah berubah. Saya mau jadi astronot.” Kekeh Tay ketika mengingat masa kecilnya dulu.
“Tapi ketika saya memasuki SMA dan bertemu dengan sahabat-sahabat saya minat saya kepada luar angkasa berkurang dan seperti yang saya bilang saya sempat bingung saya tuh mau jadi apa?”
“Tapi sekarang mimpi saya sudah gak mau muluk-muluk Poom, saya cuman mau jadi pengusaha yang sukses lalu punya keluarga yang harmonis, anak-anak yang sehat. Itu saja mimpi saya saat ini.”
Mendengar mimpi yang ingin Tay raih ada sedikit kekhawatiran dalam diri New, Tay ingin memiliki keluarga dan anak dan tentu nya pasti anak yang merupakan darah dagingnya.
New tahu, ia tidak bisa memberikan itu.
“Kenapa diem?”
New kembali tersadar “Gapapa Tanaaa, aku harap Tana bisa raih mimpi Tana yaa? Aku pasti dukung.”
“Kamu adalah salah satu mimpi saya Poom.” ucap Tay serius.
New hanya diam tak merespon ucapan Tay, sehingga membuat Tay membalikan tubuh kekasihnya tersebut menghadap kepada diri nya.
“Poom? Saya bilang kamu adalah salah satu mimpi saya, rencana masa depan saya” ucapanya lembut.
New menatap Tay dengan mata berkaca-kaca “tapi aku gak bisa ngasih yang Tana mau, aku gak bisa kasih anak biologis buat Tana.” lirihnya.
Tay mengusap pipi New dengan lembut “Sayang, zaman sudah serba canggih banyak cara yang bisa kita tempuh untuk memiliki anak. Kita bisa surogasi, atau bahkan kita bisa adopsi.”
“Tapi kalau pun adopsi itu kan bukan darah daging Tana.” lirih New sebari menundukan wajahnya.
Tay mengangkat wajah New “Saya gak masalah, selama sisa hidup saya di habiskan bersama kamu saya gak masalah punya anak bukan berasal dari darah daging saya.”
“Yang penting saya sama kamu, kita berdua sama-sama.”
“Poom dengerin saya, saya gak pernah bosan untuk bilang saya gak bisa janjiin apa-apa untuk masa depan kita, tapi yang bisa janjiin saat ini adalah saya hanya mau sama kamu.”
“Tay Tawan hanya mau New Thitipoom” ucapnya dengan penuh penekanan.
New melingkarkan tangan nya ke leher Tay, mengecup bibir nya dengan begitu lembut. “Makasih Tana, aku juga gak bisa janjiin apa-apa sama Tana. Tapi yang pasti aku juga sama kaya Tana.”
“New Thitipoom mau nya cuman sama Tay Tawan Vihokratana.” senyumnya.
“Aku boleh tanya sesuatu sama Tana?”
Tay mengangguk.
“Tana kenapa bisa sayang sama aku? Atau hal yang bisa bikin Tay cinta sama aku, eh Tana cinta kan sama aku?”
Tay merapikan poni New yang kini sedikit basah karena terkena air lalu tersenyum “Saya jatuh cinta sama kamu, jatuh nya terlalu dalam malah.”
“Hmm, tapi kenapa ya sama bisa sayang sama kamu? Padahal dulu kamu tuh annoying banget, saya sampe stress di deketin kamu sebegitu nya.” kekeh Tay mengenang masa-masa dimana New dengan gencar nya mendekati diri nya.
“Jujur, awalnya saya hanya terpaksa menerima kamu.” belum selesai Tay berbicara New sudah menunjukan wajah yang sendu.
“Dengerin saya dulu, jangan langsung sedih gitu dong.” ucap Tay sebari mengelus lembut surai milik New.
“Tapi lama-lama ketika saya bersama kamu, saya tau kalau kamu itu adalah orang yang tulus, kamu perhatian, kamu selalu memandang dunia dengan positif, kamu punya sesuatu yang bisa membuat siapapun yang berada di dekat kamu merasa nyaman.”
“Saya nyaman berada di sisi kamu, entah sejak kapan rasa nyaman itu berubah menjadi rasa sayang, rasa ingin melindungi, rasa ingin memiliki.”
“Makin lama rasa itu semakin dalam Poom, ternyata saya telah jatuh cinta sama kamu Poom.”
Tanpa terasa mata New meneteskan airmata bahagia nya, entah mengapa ucapan Tay begitu menenangkan hati nya.
“Makasih Tanaaaa..”
Tay menghapus airmata yang turun di pipi New “Jangan nangis.”
“Air mata bahagia tau ini tuh.” kekeh New yang ikut menghapus air mata nya.
“Ah ada satu lagi alasan saya bisa tergila-gila sama kamu Poom.”
“Apa?”
Tay menarik tubuh New mendekat kearahnya “Kamu jago banget muasin saya.” bisik Tay tepat di hadapan telinga New.
New pun dengan cepat melepas tubuhnya mundur dari dekapan Tay “Tana apasih ih.”
Tay hanya terkekeh “Kamu masih malu-malu ya sama saya? Padahal sekarang kamu sedang telanjang di hadapan saya, dan saya sudah liat setiap detail dari tubuh kamu.”
“Nyebelin!” New membalikan tubuhnya, kini kedua nya sudah kembali ke posisi semula. New menyandarkan punggung nya di dada bidang milik Tay.
“Tapi saya serius kamu memang sejago itu Poom.” ucap Tay lagi.
“Gombal gembel..” balas New dengan malas.
“Tapi Poom, saya mau tanya boleh?”
New menarik lengan Tay agar tetap berada di perutnya, memeluknya. “Tanya apa?”
“Sejauh ini kan kita sudah dua kali berhubungan seks, kamu keberatan gak saya yang selalu memimpin, yang selalu jadi pihak yang dominan?” Tanya Tay serius.
New menggelengkan kepalanya “Gak, aku suka kok.”
“Kalau kamu mau switch saya bersedia kok.”
New menggelengkan kepala nya lebih kencang “No no nooo!!” “Gak, kaya gini aja.”
“Kamu yakin?” Tay meyakinkan.
“Iya sayang, aku gak pernah kefikiran buat switch dan kayanya gamau juga deh. Aneh.” kekeh New.
“Yasudah, next kalau kamu berubah fikiran dan mau coba jangan ragu untuk komunikasikan ke saya ya?” Tay mengelus kepala New dengan lembut.
New mengdongakkan kepala nya menghadap ke Tay “Iya sayang, makasih ya udah tanya.”
Dengan cepat Tay menangkup wajah New lalu mencium bibirnya sedangkan tangan nya mulai berkeliaran mengelus perut New dengan pelan kemudian tangan nya perlahan naik mengelus pucuk dada New memilin nipple milik sang kekasih.
“Mmmmhhh..” lenguh New.
Bibir Tay beralih dari bibir New dan berpindah mengecup dan menjilati telinga New.
“Geli Tanaaaa.” ucap New dengan nada manja.
Tanpa menghiraukan kekasih nya Tay tetap fokus mencium dan menjilati mulai dari telinga hingga leher milik kekasihnya. Tak lupa tangan nya masih saja bermain dengan nipple milik New.
New yang merasa birahi nya sudah mulai naik mulai ikut dalam permainan tangan nya mengelus paha milik Tay yang melingkar di pinggulnya.
Tangan kanan Tay mulai turun mengarah ke pusat tubuh New meraih penis milik New dan Tay memberikan gerakan pijatan keatas dan kebawah tanpa melepas ciuman nya di leher sang kekasih.
“Aaaah Tanaaa..” desah New saat Tay dengan lihai mempermainkan miliknya.
Tangan kanan New yang tadinya mengelus paha sang kekasih kini telah terangkat menarik-narik rambut Tay.
Kocokan Tay semakin cepat di bawah sana, membuat New semakin kewalahan karena merasakan nikmat.
“Aaahhh Tanaaaa, aku...Mmmmhhh ke..luar.... Ahhhhh..” desah New berbarengan dengan pelepasan nya yang pertama.
Seusai menenangkan diri nya New membalikan tubuhnya menghadap Tay “Kalau mau lanjut jangan disini yang, susaaah.”
Tay tersenyum “Ayok ke kamar, tapi bilas dulu yaaa?” kemudian mengajak New berdiri berjalan menuju shower box untuk membilas tubuh kedua nya.
Tay menyalakan shower sehingga membasahi tubuh keduanya, kemudian tangan kekar Tay kembali memeluk tubuh New yang berada di hadapan nya, memilin puting New kembali dengan gemasnya.
“Tanaaaaa mmmmhhh.”
Masih di bawah guyuran air yang berasal dari shower kini tangan New mulai tak mau diam, ketika Tay masih dengan gemasnya memainkan puting milik New, dengan cepat tangan New meraih penis milik Tay yang sudah tegang, dikocoknya dengan perlahan.
Seolah tak puas, New membalikan tubuhnya menghadap ke Tay lalu kemudian mencium bibir nya turun ke lehernya lalu turun kembali menciumi dada milik Tay dan berakhir tepat di hadapan penis milik kekasihnya tersebut.
Tanpa menunggu lama, New kemudian memasukan penis Tay yang sudah menegang dengan sempurna masuk ke dalam mulutnya.
New memaju mundurkan kepala nya sebari melahap penis milik kekasihnya tersebut kedalam mulutnya yang sudah sangat basah.
Tay mematikan aliran air dari shower lalu memegang kran dengan kuat, tubuhnya menegang mata nya sesekali terbuka lalu terpejam merasakan kenikmatan yang diberikan oleh New ke penis miliknya.
New yang melihat Tay menampilkan ekspresi kenikmatan semakin mendorong milik Tay masuk sehingga mendorong dinding tenggorokan nya.
“Aaaakhhh... Pooom..” desah Tay tak kuasa saat merasakan kenikmatan.
Tangan Tay ikut mendorong kepala New yang membuat tempo hisapan New semakin cepat yang membuat penis milik Tay berkedut hebat dan bersiap melepaskan cum nya.
“Aaahhhh... Poom.. Saya ke..luar..” Tak lama dengan cepat Tay mendorong kepala New menjauh dari miliknya sehingga New melepaskan kuluman nya.
“Jangan di telan.” ucap Tay sebari menarik New untuk berdiri.
New mengangguk tanda mengerti “Pegeeeel” ucap New manja menunjuk rahangnya yang kebas karena permainan blowjob yang ia berikan kepada Tay.
“Yauda sini saya cium dulu biar gak pegel.” Tay hanya terkekeh lalu mengecup dahi dan kedua sisi rahang kekasih nya.
Tay dan New kemudian membersihkan sedikit tubuhnya yang terkena tumpahan cum yang tadi keluar akibat pelepasan Tay, kemudian Tay mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh kedua nya.
“Sini keringin dulu rambutnya.” New menuntun Tay ke wastafel lalu menyalakan hair dryer dan mulai mengeringkan kepala kekasihnya.
“Padahal tadi kita udah mandi ya? Sekarang mandi lagi, nanti abis 'main' harus mandi lagi.” kekeh Tay.
“Yauda gapapa jarang-jarang ini mandi sehari empat kali” kekeh New. “Nah udah, sana gih masuk kamar duluan. Aku mau keringin rambut dulu, nanti aku nyusul.” titah New kepada Tay.
Bukan nya masuk Tay malah melingkarkan lengan nya di perut New “Gak mauuu, saya mau tungguin disini.”
“Susah ih aku ngeringin nya Tanaaa.”
Tay melepas pelukan nya kemudian menarik hair dryer yang ada di tangan New “Sini sama saya saja.”
Tay pun mulai mengusak pucuk kepala New dengan lembut mengarahkan hair dryer tersebut ke segala sisi kepala sang kekasih.
“Sudah kering.” ucap Tay mematikan daya hair dryer
New membalikan tubuhnya lalu mengecup bibir Tay singkat “Makasih, kekamar yuuu.”
Tay mengangguk kemudian mengikuti New untuk masuk ke kamar kedua nya, lalu kemudian kedua nya naik ke kasur sebari melepaskan lilitan handuk yang sedari tadi menutupi bagian tubuh bawahnya.
Kedua nya kini berbaring dengan nyaman di balut dengan selimut tebal. Tay mengubah posisi tidur nya menjadi tengkurap menatap New yang sedang berbaring, kemudian jari-jari nya mulai menyusuri wajah New dengan lembut.
“Kamu indah Poom..” ucap Tay sebari sambil memainkan jari nya di wajah New.
Tanpa berbasa-basi New langsung mengulum jari tangan Tay yang sedari tadi menyusuri wajahnya, mata New menatap mata hitam Tay dengan hasrat yang membara. New menciumi jemari Tay dengan lembut, di kulum nya dengan tatapan menggoda sehingga membuat hasrat yang ada di diri Tay tiba-tiba membara.
Tak kuasa menahan hasrat nya dengan cepat Tay menyapukan lidahnya di permukaan bibir ranum milik New, kemudian mendesakkan lidahnya bermain dengan liar ke rongga mulut New.
New yang sudah terlatih dengan cepat ikut mengimbangi permainan panas bibir kekasihnya tersebut sebari tangannya yang sudah terbiasa langsung menarik dan mengusak rambut sang lelaki dominan mengantarkan hasrat yang ia rasakan.
Tay memindahkan lengan kanan yang tadi nya ia gunakan untuk menopang berat tubuhnya ke bagian bawah tubuh kekasihnya, pagutan panas nya ia hentikan sejenak lalu ia memasukan dua jari nya kedalam mulutnya melumuri kedua jari itu penuh dengan saliva nya, ia tak tahan ia ingin mempersiapkan lubang kekasihnya dengan cepat.
“Tanaa...” suara New sudah sangat berat terbalut dengan nafsu yang membara. “Tadi pas mandi aku udah fingering sendiri.” ucapnya dengan sedikit tersipu.
Tay hanya tersenyum lalu mulai mengelus gundukan sintal milik kekasihnya “Tetep saja, saya harus preparing kamu yang, sebentar.” Kemudian mulai memasukan kedua jari nya yang sudah basah oleh air liurnya masuk ke lubang sempit milik New.
“Aaaarghhh....Mmmhhhh..mmmhh.” desah New ketika dua jari milik Tay memasuki lubang nya. Sebelah lengan nya melingkar ke leher Tay dan menarik wajah Tay dan mencium bibir sang kekasih dengan begitu rakus nya.
Tay memasukan kembali jari ketiga nya untuk mempelebar jalan masuk penis nya di lubang sempit milik New, ia masuk dan keluarkan jari nya secara perlahan membuat gerakan mengguting yang membuat New yang masih belum terbiasa meringis sampai saat ringisan itu berubah menjadi sebuah desahan yang lolos dari bibir ranum milik New. “Tanaaa...Mmmhh Ahhhh..wa.it...Mmmmhh..”
Mendengar desahan yang tak henti-henti nya dari mulut New, Tay tak kuasa menahan nafsu nya lagi. Ia ingin merasakan kehangatan di lubang milik kekasihnya. Ia rindu pijatan lubang New kepada adik kecilnya, ia ingin segera di puaskan.
Dengan cepat ia bangun dari pergulatan nya menuju nakas samping kasurnya mengambil sebungkus kondom yang memang sengaja ia simpan di samping kasurnya agar memudahkan nya, lalu membuka bungkus nya dengan cepat kemudian sedikit mengocok penisnya yang memang sudah sangat tegang tanpa melepas pandangan nya ke kekasihnya yang sedang terbaring dengan wajah yang sama-sama sangat kacau menahan nafsu yang ada di tubuhnya.
Setelah melepaskan kondom dari bungkusnya Tay langsung membungkus penis nya dan mengambil lubricant gel dan melumuri penisnya dengan gel tersebut.
“Saya masuk ya Poom.” ucap Tay sebari mengukung tubuh New di bawahnya.
New hanya dapat mengangguk lemah “Pelan-pelan.”
Tay menghentakan penisnya masuk sekaligus memasuki lubang New.
“Aaaaahhhhh, Tana sakitttt.” teriak New sebari tangan nya meremas sprei di sampingnya.
“Maaf yang, sebentar yaaa. Tahan sebentar.” ucap Tana menenangkan. “Let's me kiss you..”
Kedua nya kembali mempertemukan bibirnya, memainkan lidah nya kembali. Saat di rasa New sudah mulai terbiasa dengan penis yang ada di lubangnya, Tay dengan perlahan Tay mulai menggerakan pinggulnya cengkraman lubang New memang selalu menjadi candu bagi Tay. Kenikmatan yang di berikan oleh lubang sempit New memang selalu bisa membuat Tay mau lagi dan lagi.
Hentakan penis Tay di lubang New membuat nafas New terengah-engah, wajahnya yang kacau akibat menahan kenikmatan seribu kali lipat membuatnya tampak lebih indah bagi Tay. Sial, desahan yang keluar dari mulut New membuat nafsu Tay semakin naik, membuat Tay menambahkan kecepatan gerakan nya dalam menggempur lubang milik New.
“Ahhhhh, Pooom.. Ahh.....” Tay tak kuasa menahan desahan kenikmatan nya.
Ranjang yang mereka tempati berderit mengikuti gerakan panas dari permainan kedua nya, New kewalahan saat penis Tay menumbuk pusat kenikmatan yang berada di lubangnya. Ia mengigit bibir bawahnya menahan desahan yang lebih gila yang mungkin akan keluar dari mulutnya. Ini gila!
“Jangan di tahan sayang, saya mau denger suara kamu..” ucap Tay tanpa mengendurkan permainan nya.
Ahhhhhh Fuck, Tawan shit!!!!! Aaaaaahhhhhh...” akhirnya desahan New keluar juga dari mulutnya, gerakan Tay yang semakin menggila, rasa nikmat saat penis Tay menyentuh titik nikmat nya tidak dapat ia utarakan dengan kata-kata, begitu nikmat dan juga candu.
“Yang kamu boleh nungging?” tanya Tay di sela-sela gempuran nya, New seolah tak punya tenaga untuk menjawab pertanyaan dari Tay langsung bangkit dari tidur nya lalu mulai memposisikan tubuhnya untuk menungging sesuai dengan permintaan sang kekasih.
Lubang New sekarang sudah terekspos dengan jelas tepat di hadapan Tay. “Ngeliatin nya jangan gitu amat dong Tana, aku maluuu.” ucap New yang sadar tak ada pergerakan apapun dari kekasihnya.
“Saya masuk lagi ya Poom.” izin Tay sebelum kembali memasuki lubang New kemudian mencium bahu mulus milik kekasihnya.
“Aaaahhhh.. Poom jangan di sempitin aaaaahhh.” racau Tay saat penisnya masuk kembali dengan sempurna.
Di posisi ini New bisa merasakan bagaimana penis Tay memenuhi lubangnya, New benar-benar merasa terpenuhi oleh milik Tay. New suka, seperti nya ini akan menjadi posisi favorite nya. “Mmmmhhhh.... Tanaaaa... ahhhhh..”
Tay kembali mempercepat pergerakan penis nya di lubang New, mencengkram pinggul New dengan keras membuat gerakan menumbuk titik nikmat nya secara terus menerus dan terasa begitu dalam, New benar-benar kewalahan dengan kenikmatan yang di hasilkan.
Tangan Kanan New menopang berat tubuhnya sedangkan kiri nya ia arahkan kearah penis miliknya, ia kocok sesuai irama mengikuti gerakan Tay yang masih dengan buasnya menghajar lubang miliknya. “Tanaaa. Ahhhhh...Ahhkkk.. Aku keluarrrr yaa..” racau New
Mendengar racauan dari kekasih nya Tay semakin mempercepat pergerakan nya, agar bisa mengejar pelepasan New.
“Aaahhhh Tanaaa.. Ahhhhh...” penis New yang ukuran nya tak sebesar milik Tay akhirnya menyemburkan sperma nya mengotori tangan New dan juga sprei.
“Poom.. Aghhhh ughhh..” ucap Tay yang semakin mencengkram pinggul milik New semakin menancapkan miliknya dalam dan begitu kuat.
“Aaaaaahhhhhh...” Erangan yang keluar dari mulut Tay menandakan diri nya juga telah sampai di pelepasan nya. Tay membiarkan miliknya masih terbenam di dalam lubang New, kemudian ia mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.
Tay meremas sebentar bokong sintal milik New yang bagi nya sangat sexy kemudian dengan perlahan melepaskan penyatuan kedua nya.
New yang sudah kehabisan tenaga hanya bisa tersungkur lemah di atas kasur, kemudian dengan perlahan Tay mengangkat tubuh New dan memposisikan tubuh New agar bisa berbaring. Lalu, ia melepas kondom yang sudah di penuhi oleh sperma miliknya mengikatnya lalu melemparnya ke arah tong sampah dekat kasurnya.
Lalu kembali ikut berbaring di samping New, mendekap tubuh kekasih nya yang kehabisan tenaga setelah ia gempur tanpa ampun sedari tadi.
“Capek yaa?” New hanya mengangguk dan membalikan tubuhnya sehingga sekarang kepalanya berada di perpotongan leher Tay.
“Posisi tadi enak gak? Kamu suka gak?” tanya Tay.
New mengeratkan pelukan nya lalu mengangguk tanda menyetujui “Aku suka..” jawabnya malu-malu.
Tay kemudian tersenyum mendengar jawaban dari New, mencium kening sang kekasih lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh kedua nya “Yaudah kamu tidur, nanti saya lap badan kamu.”
“Tanaa...”
“Yaaaa?”
“Hmm..Aku mau cobain di atas boleh?” ucap New malu-malu.
Tay melepas dekapan nya agar ia bisa melihat wajah kekasih nya tersebut “Katanya sayang capek?”
“Penasaran.” “Boleeeh gak?”