Disclaimer : Mature, NC-17! SMUT
Mohon kebijakan nya dalam memilih bacaan yaaa guysss
Sore hari ini Bandung di guyur hujan dengan deras, membuat beberapa orang yang mengendarai kendaraan roda dua memilih untuk menghentikan perjalanan nya dan memilih untuk berteduh menunggu guyuran air tersebut reda.
Seperti sepasang muda-mudi yang masih memakai seragam sekolah nya, mereka memilih berteduh di area pertokoan untuk menunggu hujan reda. Seragam kedua nya hampir semua basah karena terkena serangan air hujan yang datang secara tiba-tiba.
“Tee.. Lagian kamu tumben banget sih bawa motor?” tanya lelaki berkulit putih yang kini sedang mencoba mengeringkan tubuhnya dari air hujan. Lelaki tersebut bernama New Thitipoom Teechapaikhun.
“Tadi aku kesiangan Hin, makanya bawa motor.” jawab lelaki yang berkulit sedikit lebih gelap yang berdiri di samping New, Tay Tawan Vihokratana nama nya.
“Hin, hujan-hujanan aja yukkk? Condo kamu kan tinggal dikit lagi, yuuuk yuuukkk?” ajak Tay kepada New.
New hanya menggelengkan kepalanya mendengar ajakan kekanak-kanakan dari kekasihnya tersebut. “Jangan kaya anak kecil Tee..”
“Ayoook, seru-seru an.” ucap Tay sebari menarik lengan New untuk menaiki motornya kembali, New pun yang sedikit terkejut hanya bisa pasrah dengan kelakuan kekasihnya tersebut.
Kedua nya kini menerobos hujan yang deras sebari New mengeratkan pelukan nya kepada kekasih yang sudah ia kencani selama satu tahun lebih tersebut, kekasih yang merupakan satu-satu nya orang yang ia miliki dalam hidup nya saat ini.
Setelah menerobos hujan selama kurang lebih sepuluh menit, kini mereka telah sampai di basement condonium milik New, sesaat setelah kedua nya turun dari motor tersebut kedua nya saling memperhatikan, dari atas kepala hingga ujung kaki kedua nya kini sudah sangat basah kuyup tanpa sadar kedua nya pun hanya tertawa menyadari kelakuan mereka yang seperti anak kecil.
“Udah jangan ketawa mulu Tee, ayok cepet naik. Nanti aku bikinin coklat anget, yuuk nanti kamu masuk angin.” ajak New menarik lengan kekasihnya tersebut.
Tay pun pasrah mengikuti New untuk segera naik ke condo nya yang berada di lantai 7. Sesampainya di condo New, dengan sigap New langsung mendorong Tay untuk segera membersihkan tubuhnya “Kamu cepet mandi duluan Tee, nanti kamu masuk angin.”
“Mandi bareng yuuuk.” goda Tay sebari berusaha menarik tubuh New kedalam pelukan nya.
Di tepisnya lengan Tay “Gak ada! Nanti kita gak mandi-mandi yang ada Tee! Udah sana mandi, nanti aku bikinin coklat panas.”
“Mau hot Thitipoom aja boleeh gak?” Tay masih berusaha menggoda kekasih nya.
New memutar bola mata nya malas “Tay Tawan Vihokratana! Cepet mandi gak?! Nanti kamu masuk angin!”
“Iya iyaaa, aku mandi aku mandi.” ucap Tay sebari langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah Tay masuk ke kamar mandi, New pun segera menganti seragam basah nya dengan pakaian yang kering dan langsung menuju dapur nya untuk memasak air untuk membuat hot chocolate untuk kekasih tersayangnya.
Sebari menunggu air mendidih, New pun ber inisiatif untuk membereskan piring-piring yang tadi pagi belum sempat ia rapihkan, di condo ini New memang hidup sendirian. Ayah&ibu nya baru saja meninggal ketika New duduk di bangku kelas 11 menengah atas, sedangkan rumah milik keluarga nya di jual oleh paman dan bibi nya dan New hanya di berikan condonium sederhana ini untuk tinggal.
New merupakan anak tunggal, sehingga ia tidak mempunyai sanak-saudara. Ia hanya punya Tay Tawan dalam hidup nya.
Air pun telah mendidih, New pun dengan segera menuangkan air mendidih tersebut ke dua buah mug yang telah ia siapkan.
Setelah hot chocolate nya selesai di buat, tanpa beranjak dari tempatnya New pun mulai menyesap minuman tersebut untuk membuat hangat tubuhnya.
Saat New tengah meminum minuman nya tersebut dengan tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perutnya, dan mendekap tubuhnya.
“Udah mandi nyaaa?” New bersuara.
New merasakan ada gerakan anggukan di bahu nya “Udah.”
“Yaudah lepas duluuu ini” menunjuk tangan Tay yang melingkar di tubuh New.
Tay menggeleng “Gamau.”
“Tee”
“Lepas dulu, ini cepet minum nih coklat anget nya.”
Tay pun membalikan tubuh New sehingga kedua nya saling berhadapan dan juga jarak antar kedua wajah nya sangat lah dekat.
Tay menyunggingkan senyuman menggoda nya, membuat New sedikit kelabakan karena dengan jarak sedekat ini Tay Tawan nya seratus kali lipat terlihat lebih tampan.
“Mau ngapain kamu hahhh?”
“Jangan macem-macem ya Tay Tawan.” New memperingatkan.
Tay sekali lagi tersenyum “Siapa yang mau macem-macem? Kan disuruh minum coklat anget.”
“Yaudah tuh coklat anget nya, ngapain deket-deketin muka kamu.”
“Aku mau minum coklat anget nya yang ini aja.” sebari menunjuk sisa coklat yang berada di ujung bibir New, kemudian dengan sigap Tay menarik tengkuk leher New dan mempertemukan bibir kedua nya.
Di lumatnya bibir ranum New, dengan refleks New menyimpan mug berisi coklat nya di dekat rak piring yang berada di balik tubuhnya lalu mengalungkan lengan nya ke leher kekasih nya.
Suhu tubuh kedua nya yang tadi menurun akibat terguyur hujan kini seolah memanas karena nafsu yang mengelilingi kedua nya, Tay mengigit kecil bibir New yang membuat New sedikit melenguh “Mmmh..”
New pun sedikit membuka mulut nya dan membuat lidah Tay mengambil kesempatan untuk memasuki mulut milik New, ditautkan nya lidah Tay dengan lidah New. Semesta seolah mendukung, hujan yang tak kunjung berhenti membuat suasana dingin dan tubuh seolah butuh sesuatu penghangatan.
Ciuman yang awalnya hanya ciuman-ciuman manis berubah menjadi ciuman yang saling menuntut, tangan kanan Tay semakin menekan tengkuk leher New sehingga ciuman kedua nya semakin dalam.
Sedangkan tangan kirinya mulai turun mengusap gundukan milik New yang masih tertutup celana nya.
New mengeratkan tangan nya di rambut milik kekasih nya, ia tak bisa menahan nikmat atas perlakuan Tay kepada diri nya. Tay kemudian melepas ciuman kedua nya, lalu langsung menyerang leher mulus milik kekasih nya tak lupa tangan kiri nya masih saja mengelus milik New yang kini sudah mulai mengeras di bawah sana.
“Mmhhh...Tee...”
Tak menghiraukan desahan kekasih nya Tay semakin menghisap leher New, meninggalkan tanda cinta nya. Setelah meninggalkan beberapa tanda kemerahan di leher New, Tay pun menatap kekasih nya yang kini menampilkan ekspresi lemah menahan kenikmatan atas perbuatan Tay.
“Tee..”
Tay pun berjongkok menepatkan wajah nya tepat di hadapan milik New tanpa berbasa-basi Tay melepaskan celana yang menutupi milik kekasih nya tersebut, di pijat dengan gerakan ke atas dan ke bawah milik New yang membuat New mendongakkan kepala nya ke arah langit-langit condonium nya.
New pun sedikit terkejut saat ia merasakan miliknya sedikit hangat dan basah, saat ia melihat ke bawah ia melihat Tay dengan lahap nya melakukan blowjob kepada diri nya “Ahhh..Tee....” diusak nya rambut Tay dengan kasar.
Tay hanya fokus menghisap milik New, di hisap nya mulai dari kepala hingga ujung batang nya membuat New melengguh kenikmatan, permainan hisapan dari mulut Tay kini mendorong New untuk menumpahkan cum nya tanda bahwa ia telah sampai pada puncak nya “Tee..Aku mau keluar.. Argghhh..”
Tay pun semakin mempercepat hisapan mulutnya sehingga milik New bergetar hebat lalu memuntahkan cairan putihnya yang kini telah memenuhi mulut Tay “Jangan di telen Te..”
Tay pun bangkit kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh New “Telat. Udah aku telen abis.” ucapnya sebari melumat kembali bibir New.
Kini Tay mulai melancarkan aksi nya menuju pantat sintal milik New, di elusnya kemudian di remas nya bongkahan pantat New.
New yang tidak mau semakin terlarut kemudian mendorong dada bidang milik Tay “Udah, jatah kamu udah abis.”
“Hin ih, nanggung.” pinta Tay.
“Gak ada kondom Tee.” ucap New sebari mengangkat celana nya yang tadi Tay turunkan kemudian berjalan ke arah kamar meninggalkan Tay yang masih berdiri terpaku di dapur.
Tay pun segera mengejar kekasih nya tersebut “Hiin, gapapa gak pake kondom juga.. Jangan jahat dong.. Ya ya yaaaa?”
“Tee... Gak, nanti kalo kelolosan gimanaa?”
“Nanti ajaaaa, sini kamu aku blowjob in aja.” ucap New bernegosiasi kepada kekasih nya yang kini sudah duduk diatas kasur.
Tay pun yang kesal karena hasrat nya tak di penuhi oleh kekasih nya lebih memilih diam dan menunjukan ekspresi kekesalan nya.
“Udah gak usah.”
New pun berbalik menatap wajah kekasih nya “Yakin gamau?”
“Gak.” “Gak usah! Aku beresin sendiri aja.” jawab Tay ketus sebari mencoba bangkit dari duduknya.
New menahan lengan Tay “Gak ada kondom sayaaang.”
“Yaudah maka nya lepasin biar aku beresin sendiri aja.” Tay pun mencoba melepas tangan New yang menahan lengan nya.
New pun menarik nafas nya kasar “Yaudaaah, tapi jangan keluarin di dalem ya?”
Tanpa menjawab permintaan New, Tay pun langsung mengukung tubuh New di kasur nya. Kedua nya dengan tak sabar melepas pakaian yang menempel di masing-masing tubuhnya.
Hanya dengan hitungan detik kini kedua nya sudah bertelanjang bulat.
“Yang, lube dimana?” tanya Tay
“Laci kanan samping itu Tee..” jawab New sebari menunjuk arah laci yang berada di samping kasurnya.
Setelah lube sudah berada di tangan nya, Tay dengan sigap melumuri tangan nya dengan lube tersebut.
Kemudian Tay mendekap kembali tubuh New, diangkatnya kaki New sedikit kearah atas sehingga menunjukan lubang yang menjadi candu bagi Tay Tawan “Aku masukin jari aku ya Hin.”
New hanya mengangguk lemah.
Tay mulai memasukan kedua jari nya, ini memang bukan kali pertama kedua nya melakukan sex tapi Tay selalu berusaha mempersiapkan New agar kekasih nya tersebut tidak terlalu merasakan kesakitan saat milik Tay memasuki lubang milik New.
“Aakhhhhh..Mmhhh..Tee...”
Sebari jari nya memasuki lubang milik New, Tay pun memberikan kecupan-kecupan di bahu sang kekasih.
“Aakkkhhh Tee...Disituu.” saat jari Tay menyentuh titik prostat milik New.
“Jangan pake tangaan, langsung masukin punya Tee..” lirih New dengan nada manja.
Tay pun tersenyum mendengar permintaan dari kekasih nya tersebut “Tadi siapa ya, yang gamau..”
“Teeee...” sebari memukul manja dada bidang kekasih nya tersebut.
Tay pun berdiri mengambil kembali lube nya lalu mulai melumuri miliknya yang sudah menegang dan ukuran nya sudah berubah menjadi lebih besar dengan lube dengan jumlah yang cukup banyak.
“Sabar ya sayang.” ucapnya sebari sedikit mengurut miliknya agar lebih tegang dengan sempurna.
New pun hanya bisa mengigit jari nya melihat pemandangan Tay yang sedang mengurut miliknya dengan di lumuri lube
“Shit! Tay Tawan sexy banget!” ucap New dalam hati nya.
Saat di rasa milik nya sudah tegang dengan sempurna Tay pun kembali mengukung kekasih nya, dilebarkan nya kaki New sehingga lubang milik New terekspos dengan sempurna.
“Masukin Tee..” pinta New dengan mata sayu nya yang kini sudah di penuhi dengan hawa nafsu.
“Sabar sayaaang.”
Tay pun menepatkan miliknya tepat di hadapan lubang milik New “Aku masukin ya Hin.”
“Masukin sekaligus ya Tee, biar gak terlalu kerasa perih nya.” pinta New lagi Tay pun hanya mengangukan kepala nya tanda mengerti.
Tay kemudian membelai wajah kekasih nya “Iya sayang, kalo sakit kaya biasa kamu boleh cakar atau gigit aku ya Hin?” New mengangguk pasrah.
“Aaakhhhhh...Teeee..” New sedikit berteriak sebari meremas bantal yang ada di samping nya saat Tay memasukan miliknya ke dalam lubang sempitnya.
“Sorry soryy.. Aku gak gerak duluuu yaaa.” ucap Tay sebari mengecup dahi New.
“Kamu gerak ajaaa gapapa, tapi pelan dulu Tee..” pinta New kepada kekasihnya tersebut.
Tay pun dengan lembut mulai menggerakan pinggulnya, cengkraman dari lubang New sangat memberikan efek kenikmatan kepada miliknya.
Tay tidak pernah bosan dengan rasa nikmat yang selalu New berikan saat keduanya melakukan kegiatan 'panas' mereka.
“Hinnn..Kok kamu masih sempit aja aaarghhhh..” erang Tay sebari tetap menggerakan pinggulnya menghajar lubang milik kekasihnya.
“Tee..Akhhhh itu teeee..” desah New ketika penis Tay pas mengenai titik nikmat miliknya.
Tangan New kemudian melingkar kembali ke leher Tay, kemudian tangan nya mendorong kepala Tay agar bisa turun kebawah dan dengan lahap New sedikit bangkit melumat bibir kekasihnya.
New ikut terbawa suasana permainan panas dari Tay, selain mulutnya yang kini sibuk melumat bibir Tay.
Kini Tay mulai lebih cepat menggerakan pinggulnya, dihujami nya lubang New dengan penuh gairah.
Rasanya begitu nikmat ketika dengan lahap lubang New memakan penis miliknya membuat Tay tak kuasa menghasilkan erangan-erangan yang memenuhi ruangan kamar tersebut.
“Aargggghhhh Hin..”
Gerakan Tay yang semakin menggila juga membuat desahan New semakin ikut menggila, rasa nikmat ketika penis Tay menyentuh titik nikmat nya tidak bisa tergantikan oleh apa-apa “Aaaahhhh Fuckkkk mmmmmhhhhh Teeeeee Ahhh..”
Kemudian New mendorong tubuh Tay, membuat Tay kini bersandar pada headboard kasur New.
“Aku mau diatas.” ucap New dengan nada menggoda
Tay pun dengan senang hati mempersilahkan kekasihnya kini memimpin permainan.
Penis Tay yang tadi terlepas kini tengah diberikan urutan-urutan menggoda oleh tangan milik New, sebari mengurut milik Tay, New pun kini mulai memposisikan lubangnya tepat dihadapan penis milik Tay.
Dengan sekali hentakan New pun memasukan penis Tay ke dalam lubang milik dirinya “Fuck! kenapa punya kamu gede banget sih?” tanya New.
“Yaa kan biar bisa muasin kamu Hin.”
“Kamu juga suka kan?” goda Tay sebari menyunggingkan senyuman nya.
New yang masih membiasakan milik Tay yang sudah memenuhi lubangnya hanya membalas pertanyaan Tay dengan senyuman kecut “Cuman boleh buat muasin aku ya Tee? Awas kalo sama yang lain.”
“Aku cuman punya kamu Hin. Gak ada yang lain.” lirih Tay sebari menyesap leher mulus New yang berada di hadapan nya, kemudian ia berbisik ke telinga sang kekasih dengan suara yang berat penuh dengan nafsu “Ride me Hin..”
New akhirnya mulai menggerakan tubuhnya yang kini berada di atas tubuh Tay, gerakan yang perlahan yang membuat kedua nya saling memejamkan mata menikmati setiap sentuhan dan gerakan. New dengan lihai menggerakan pantatnya seolah memakan milik Tay, membuat keduanya kini mendesah saling merintih menikmati permainan panas yang penuh dengan gairah.
“Kamu makin jago goyang nya Hin, arghhhh...” desah Tay.
Mendengar pujian dari kekasihnya New tersenyum dan kemudian mencium kembali bibir Tay tanpa melepas milik Tay yang masih memenuhi lubang miliknya.
New tersadar milik Tay kini mulai berdenyut dan semakin membesar di dalam lubangnya, ia mulai menghentikan gerakan nya dan bersiap untuk melepas milik Tay dari lubangnya.
“Jangan dilepas Hin, aku mau keluar bentar lagi.” ucap Tay yang menyadari apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya tersebut.
“Gak di dalem Tee, tadi kamu udah janji gak akan keluarin di dalem.” ucap New.
Bukan nya membalas ucapan New, Tay dengan cepat mengubah posisi kedua nya. Di banting nya dengan lembut tubuh kekasih nya yang awal nya berada di atas tubuh dirinya kini ia buat New terbaring lemah di bawah kukungan nya “Aku gak ada janji tuh.”
Lalu mulai kembali menggerakan miliknya masuk keluar menghajar lubang milik New.
“Argggghhh Tee, jangan... Akhhnn didalem..Mmmhhh” desah New.
Tanpa mengindahkan permintaan kekasihnya milik Tay kini telah menyemburkan cum nya memenuhi lubang milik New, membuat keduanya sedikit mengeluarkan rintihan secara bersamaan tanda kedua nya telah mencapai puncak kenikmatan dalam permainan panasnya.
“Aarghhhhhhhhh....”
“Mmmnhhhhhh....”
Tay kemudian menarik miliknya keluar dari lubang New, kemudian ia mengambil tissue yang berada di meja samping kasurnya. Lalu ia mulai membersihkan sisa-sisa cum yang tadi ia semburkan di lubang milik kekasihnya.
New yang masih kelelahan hanya bisa diam pasrah ketika Tay membersihkan lubangnya, kegiatan after sex ini yang selalu membuat New merasa beruntung memiliki Tay, selelah apapun mereka Tay akan dengan sigap membantu New membersihkan sisa-sisa hasil permainan keduanya.
“Mau langsung mandi?” tanya Tay kepada New.
New menggeleng lemah.
“Nanti..”
“Mau peluk Tee..” ucap New dengan nada manja.
Tay yang mendengar permintaan manja dari kekasihnya tersebut langsung beringsut mendekap tubuh kekasihnya tersebut, di ciumi nya pucuk kepala New. “Makasih Hin sayang.”
New yang kini berada di dekapan Tay langsung memukul lemah dada kekasihnya “Nyebelin! Di bilangin jangan keluar didalem!”
Tay kemudian terkekeh “Gapapa sayang, gak akan jadi kok. Tenang tenang.”
New mendongakkan kepalanya menatap wajah Tay “Kalo jadi gimana?”
“Ya nikah ajalah kita, susah amat.” jawab Tay.
“Kamu mau nikah sama aku emang?” tanya New yang kini mendaratkan kepala nya di dada Tay.
“Mau lah, aku mau nikah sama siapa lagi coba kalo bukan sama New Thitipoom Techaapaikhun.” jawab Tay semakin mendekap tubuh kekasihnya tersebut.
“Gombal.” ucap New singkat.
Tay kemudian sedikit melonggarkan pelukan nya, lalu mengangkat dagu kekasih nya tersebut.
“Dengerin ya, saya Tay Tawan Vihokratana dengan sadar berjanji hanya akan menikahi New Thitipoom Techaapaikhun gak mau nikah sama yang lain pokonya cuman mau sama New Thitipoom Techaapaikhun.”
New hanya terkekeh mendengar janji dari kekasihnya tersebut. “Gak boleh ingkar loh yaaa? Dosa.”
Tay kemudian mencium pucuk kepala kekasihnya lagi “Aku janji Hin sayang. Kalau gak sama kamu lebih baik aku mati.”
“Tay..”
“Hmm?” Tay menatap kekasihnya.
“Makasih.. Makasih udah mau bertahan sama aku yang gak punya apa-apa. Makasih selalu ada buat aku.” lirih New.
“Kamu punya aku Hin, you're not alone honey.”
“Aku janji bakal selalu ada buat kamu, kita hadepin semua bareng-bareng ya?” ucap Tay sebari menatap manik mata New.
New kemudian mengangguk lalu tersenyum.
“I love you Tay Tawan.”
“Love u too New Thitipoom.”