pandaloura

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat tiga menit, ponsel New baru saja berdering tanda ada panggilan masuk, layar ponsel nya menampilkan panggilan dari kontak Tana-kuđź’™

Ah, sepertinya Tana telah sampai di apartment nya lebih dulu di bandingkan New. New bisa gila, alasan apa yang harus ia lontarkan kelak.

“Mas, boleh agak ngebut dikit gak? Saya di tungguin orang soalnya.” ucap New sebari menepuk pundak abang gojek yang sedang ia tumpangi.

Jantung New berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.

tengg notif bar ponsel New menunjukan baru saja kontak Tana-kuđź’™ mengirimi nya sebuah pesan. kamu dmna? saya kira kamu sudah di apart saya.

Mati. New Thitipoom mati kau malam ini hardiknya pada diri sendiri.

Tanpa membalas pesan kekasihnya tersebut New hanya bisa berdoa agar ia bisa segera sampai di apartment kekasihnya tersebut.

“Bang di gopay ya. Makasih.” ucap New sebari memberikan helm kepada drivernya, kemudian sedikit berlari memasuki lobby apartment Tay.

Sesampainya di depan pintu unit kekasihnya New mencoba menetralkan nafasnya yang kini sedikit menderu akibat ia berlari setelah keluar dari lift. Setelah nafasnya sudah teratur ia pun memasukan kode keamanan untuk bisa masuk ke unit milik kekasihnya tersebut.

“Dari mana kamu?” suara dingin Tay yang pertama kali New dengar ketika masuk.

“Tana maaaf, tugasnya tadi banyak terus abis nugas aku sama yang lain keasyikan nonton netflix.” ucap New beralasan.

Tay pun berdiri menghampiri New “Yang lain? Siapa aja?”

“Mmm, Kit terus tadi ada Reza terus ada Andri juga yang.” ucap New sedikit gugup karena kini Tay tengah berdiri tepat dihadapan nya sebari memberikan tatapan tajam kepada New.

“Kamu naik motor?”

“Hahh?? Mmm.. engg..”

Tay memotong ucapan New “Jangan bohong. Saya tau kamu pake motor, tangan kamu dingin gini.”

Tay memegang tangan New yang memang sedikit dingin akibat terpapar angin malam dan juga ia lupa memakai jaket sehingga memang angin malam tersebut langsung menampar ke tubuh New.

“Ma..maaaf” New menggenggam tangan Tay.

Tanpa menjawab Tay hanya membalikkan tubuhnya memunggungi New kemudian berjalan menjauh lalu kembali lagi menghadap New sebari menyodorkan sebuah handuk. “Mandi.” perintahnya. “Pake air hangat, sudah malam.”

“Tanaaa... Maaafiiiiiin.” New berusaha menarik tangan Tay kembali.

“Untuk?” tanya Tay tanpa menoleh.

“Buat aku yang datang telat, terus malah pulang pake motor ditambah gak pake jaket.” ujar New.

Tay kemudian membalikan tubuhnya menatap sang kekasih “Gak perlu minta maaf, itu hidup kamu. Saya yakin kamu tau yang terbaik buat hidup kamu, maaaf kemarin saya bawel tentang kamu tidak boleh naik motor. Sekarang terserah kamu, saya gak akan larang kamu lagi.” “Dan juga untuk datang telat, tidak perlu meminta maaf. Lain kali, apabila kamu terlalu asyik dengan kegiatan kamu lebih baik kamu pulang ke kost kamu dan istirahat disana tidak perlu jauh-jauh menghampiri saya.”

deg Tana sepertinya benar-benar marah. Nada bicara nya memang terdengar santai tapi New tahu pasti Tay saat ini sedang meredam amarah nya agar tidak meledak-ledak.

“Tanaaaaa maaafin.” New mengelus punggung tangan Tay.

Tay pun melepas tangan nya dari genggaman New “Gak ada yang perlu saya maafin. Sudah sana cepat mandi, nanti makin malam.” “Nanti saya siapin baju untuk kamu ganti.”

Tubuh Tay pun kini mulai menjauh dari New dan mulai masuk kedalam kamar tidurnya.

New pun berjalan dengan lemah menuju kamar mandi yang berada di samping kamar kekasihnya. Tay benar-benar marah.

Setelah kurang lebih sepuluh menit New membersihkan tubuhnya ia pun keluar dari kamar mandi tersebut dengan bertelanjang dada dan handuk yang melingkar menutupi tubuh bawahnya.

Dilihatnya di sofa ruang TV Tay ada sepasang baju piyama berbahan satin berwarna biru gelap yang sengaja Tay siapkan untuk di pakai New.

New pun mengambil pakaian tersebut lalu masuk kembali ke kamar mandi. Setelah ia berganti pakaian ia kemudian berniat untuk langsung menyusul sang kekasih yang kini seperti nya sudah tidur saat ia melewati sebuah meja makan bundar milik Tay yang berada di dekat dapurnya ia melihat ada segelas madu hangat yang seperti nya di siapkan oleh Tay untuk New.

“Marah tapi sempet-sempet nya nyiapin ginian.” ucap New duduk di kursi lalu memandang gelas di hadapan nya. Ia terlalu takut untuk menyusul kekasih nya. Ia merasa bersalah karena telah terus-terusan berbohong kepada Tay.

Waktu sudah berlalu hampir lima menit, New masih tidak bergeming dan hanya dia memandang gelas tersebut.

“Kenapa gak di minum?” suara Tay sedikit membuat New melonjak karena terkejut.

“Mm yaaa ini aku baru mau minum yang.” ucap New sebari memegang gelas berisi air madu tersebut lalu mengarahkan nya ke dalam mulutnya.

“Kalo udah selesai langsung masuk kamar, istirahat. kamu pasti capek seharian ini.” ucap Tay masih dengan nada dingin lalu berbalik berjalan menuju kamarnya kembali.

New pun dengan cepat meletakan gelas yang sedang ia genggam lalu sedikit berlari menghampiri Tay, kemudian memeluknya dari belakang.

“Maafin..Jangan diem kaya gini.” lirih New.

“Saya gak marah.” jawab Tay dingin.

“Tana marah.” New tanpa melepaskan pelukan nya. “Maaafin.”

Tay melepas tangan New yang kini berada di perutnya lalu berbalik menghadap wajah sang kekasih “Saya khawatir.”

“Iya maaaf.” New menunduk kan wajahnya.

Tay menganggkat wajah sang kekasih “Minimal kabari saya, jadi saya tidak kelimpungan mencari kamu.” “Yang penting kamu gapapa.”

“Iyaaa. Maafin lagi.” ucap New.

Tay mengangguk “Yauda ayok istirahat. Kamu pasti capek.”

“Tana.”

“Mm”

New pun mendekatkan wajahnya ke wajah Tay kemudian mencium bibir tebal milik kekasihnya. Hanya kecupan hangat. “Makasih. Aku sayang Tana.”

Tay pun tersenyum “Iya saya juga.”

“Juga apa?”

“Sayang Kittypoom.” kemudian mencium dahi sang kekasih.

“Tana maaaaaah.”

Tay pun terkekeh “Ayok tidur saya pengen peluk kamu.”

New pun mengangguk kemudian mengikuti langkah kekasihnya menuju kamar tidur nya.

Langit seperti nya masih tidak mau berhenti menghujani bumi, jutaan butir air dari langit masih saja berlomba-lomba turun dari langit.

Membuat lelaki berkulit putih yang kini sedang berteduh di depan sebuah toko yang tutup menarik nafasnya kasar dan hanya bisa memandang sepatu nya yang kini sudah mulai basah.

“Coba aja gue pake gocar.” ungkapnya dalam hati.

“Mas hujan nya masih besar banget, kalau saya terobos nanti kita berdua bisa basah kuyup. Mas mau gak nunggu sebentar lagi?” ucap driver yang berdiri di samping New.

New mengangguk “Gapapa pak, kayanya nanti temen saya mau jemput saya deh pak. Nanti bapak selesain aja orderannya.”

“Oh yauda mas, maaf ya jadi gak sampai tempat tujuan gini.” ucap driver tersebut seolah merasa bersalah.

“Iya gapapa pak, saya juga maaaf malah berhenti gak sesuai dengan titik.” balas New.

Lima menit telah berlalu sejak terakhir obrolan antara New dan juga driver gojek tadi. New masih saja menatap kebawah, sesaat ketika New sedang memandangi sepatu nya ada sosok sepatu yang menghampiri nya membuat New mendongakkan kepala nya.

“Ayok naik.” ungkap lelaki pemilik sepatu yang tadi menghampiri New. Itu Tay, kekasih nya. Tay datang dengan membawa payung guna melindungi tubuh New dari ganasnya guyuran hujan.

“Pak temen saya jadi jemput, saya duluan ya pak. Ongkosnya di ovo ya pak? Makasih” ucap New kepada driver gojek yang mengantarnya kemudian mengikuti Tay menuju mobilnya.

Setelah kedua nya masuk kedalam mobil Tay dengan cepat memberikan sebuah hoodie dan juga handuk berukuran kecil. “Keringin rambut kamu, terus pake hoodie nya!” nada memerintah dari sang kekasih.

“Makasih Tana..” New mulai menggosok-gosokan handuk kecil tersebut ke rambutnya yang memang sudah sedikit basah terkena guyuran hujan.

“Apa sih susahnya pake gocar?!” “Kan saya udah bilang jangan pakai gojek sudah mendung, lebih baik gocar.” “Sekarang bukan nya cepat sampai ke kosan kamu malah terjebak hujan di pinggir jalan sampai kepala dan tubuh kamu basah seperti itu!” “Kenapa sih kamu susah sekali saya kasih tau Poom?!” oceh Tay.

New hanya bisa menunduk mendengar ocehan panjang dari kekasihnya tersebut.

“Saya gak mau kamu sakit Poom!” ucap Tay dengan sedikit berteriak.

“Maaf!” balas New dengan sedikit berteriak pula. “Iya aku tau aku salah malah maksain pake motor, terus sekarang malah jadi nyusahin Tana karena Tana jadi harus jemput aku!” “Tapi bisa gak sih Tana tuh jangan marah-marah aja?! Ya aku juga gak mau kaya gini, aku juga gak mau malah bikin Tana susah!” New menarik nafasnya.

“Lagian aku cowok Tana, hujan kaya gini doang gak akan bikin aku mati kali.” ucapnya lagi.

“Kenapa kamu malah balik marah? Saya tuh khawatir tau!” “Emang saya bilang kamu nyusahin saya?” “Ada saya bilang seperti itu?” tanya Tay sebari sesekali menatap kekasihnya.

New menggelengkan kepala nya.

“Dan juga mau kamu lelaki mau kamu perempuan ketika kamu kehujanan dan imun tubuh kamu sedang tidak baik, bisa saja kamu masuk angin dan jatuh sakit!” “Dan saya gak mau kamu jatuh sakit!” “Sekarang yasudahlah terserah kamu saja.” tutup Tay, wajahnya memancarkan kemarahan.

Akhirnya sisa perjalanan kedua nya di habiskan dengan saling berdiam diri.

New memalingkan wajahnya ke arah jendela,menatap jalanan yang kini padat oleh kendaraan roda empat dan juga masih saja diguyur hujan.

Setelah beberapa saat ia merenung, New pun sadar seharusnya ia tidak ikut marah, Tana kekasihnya hanya mengungkapkan kekhawatiran nya, Tana hanya takut terjadi sesuatu kepada diri nya.

“Tana” “Poom” kedua nya saling bersautan.

“Maaf saya marah-marah dan juga berteriak sama kamu.” Tay memulai pembicaraan. “Saya cuman khawatir terjadi sesuatu sama kamu. Apalagi hujan besar seperti ini, jalanan pasti akan licin dan akan berbahaya apabila kamu naik motor.”

New menatap wajah kekasihnya “Iya aku juga minta maaaf gak nurut sama Tana.” “Maaf bikin khawatir Tana.”

Tangan Tay menggenggam tangan New “Iya sayang.” “Satu lagi, saya gak pernah ngerasa di susahin sama kamu. Jangan pernah berfikir seperti itu lagi ya.”

New menganggukan kepala nya. “Maaf.”

“Iya Poom.”

Akhirnya kedua nya telah sampai di depan gerbang kost New.

“Langsung mandi ya? Pake air hangat.” “Nanti saya kirim go-food buat kamu, kamu harus makan yang hangat-hangat.” ucap Tay kepada New.

“Iyaa, Tana gak mau mampir?” tanya New sebari melepas seatbelt nya.

“Gak Poom, tugas saya belum selesai.” “Kalo saya mampir, nanti nya saya gak mau pulang. Mau nya sama kamu aja.”

New memutar bola mata nya malas “Tana jangan gombal! Males ah.”

Tay kemudian mengusak rambut New dengan lembut kemudian mencium kening New. “Saya gak gombal.”

“Udah ah, aku masuk dulu ya? Tana kan harus cepet balik apart.”

Tay mengangguk kemudian mencium kedua pipi New “Yauda saya pulang ya.”

Wajah New kini sudah berubah semerah tomat “Tana maaaaaaaah.”

“Kenapa? Saya gak boleh cium pacar saya?” “Apa saya cuman temen kamu? Kaya yang tadi kamu bilang ke driver gojek?” Tay mengalihkan pandangan nya kini ke depan.

“Hahahahaha, bukan gitu ih Tanaaaaaa.” “Kan Tana pacar Thipoom yang paling ganteng yang Thipoom sayang tauuuu.” ucap New sebari memeluk lengan kekasihnya.

“Katanya temen.” ucap Tay ketus.

“Yakan masa bilang-bilang sama bapak gojeknya ih.” “Udah aaaah jangan ngambek, nanti gantengnya ilang.” New mencium pipi Tay.

Bibir Tay sedikit menyungging ke atas setelah mendapat ciuman mendadak dari kekasihnya tersebut. “Yaudah sana kamu masuk, baju kamu basah.”

New melepaskan pelukan nya “Yauda aku masuk yaaa? Makasih ya Tana udah jemput.” “Aku turun yaaa? Tana hati-hati nyetirnya.”

“Iya.” “Saya anterin kamu sampe gerbang.”

“Gak usah, tinggal gerimis kok.” “Udah Tana cepet balik ke apart aja, nanti kabarin ya kalo udah di apart.” ”Bye”

New pun akhirnya turun dari mobil kekasih nya tersebut dan kemudian sedikit berlari memasuki pagar kosan nya.

New yang masih terbaring di kasur pun dengan perlahan memindahkan lengan kekasihnya yang mendekap tubuhnya, kemudian ia pun dengan hati-hati turun dari kasur nya menuju kamar mandi untuk mencuci wajah nya dan juga menggosok gigi nya.

“Beliin sarapan apa ya? Bubur aja kali yaa?” Tanya New pada diri nya sendiri setelah mencuci wajahnya lalu mengambil sikat gigi nya yang berada di wastafel di hadapan nya.

Setelah selesai dengan urusan nya New kembali berjalan dengan hati-hati menuju lemari baju nya untuk mengambil celana panjang. Setelah menemukan celana yang ia cari ia pun mendekat ke arah tubuh kekasih nya yang masih terbaring di kasur miliknya, New pun membungkukkan tubuhnya untuk mendekatkan wajahnya ke wajah milik kekasihnya tersebut.

“Lagi tidur aja ganteng banget sih.” kemudian mencuri kecupan dari bibir Tay.

“Hmm” Tay sedikit mengeliat tetapi tak menunjukan tanda-tanda akan membuka mata nya.

“Tana cape banget kali ya? Yauda tidur lagi ya sayang.” lirih New sebari mengelus wajah Tay lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Tay. Lalu ia pun berjalan menuju pintu keluar kamar kost nya untuk membeli sarapan.

—

“Eh Tana udah bangun?” ucap New ketika memasuki kamar kost nya, melihat Tay yang kini tengah duduk di kasur dengan wajah yang sedikit masam “Darimana kamu?”

New kemudian menyimpan kantung kresek berisi dua buah styrofoam di meja belajar nya. “Aku abis beli sarapan sayang.”

“Kenapa gak bangunin saya? Saya cari-cari kamu pas tadi bangun tidur, handphone kamu juga gak di bawa saya jadi bingung hubungi kamu nya.” ketus Tay.

New pun duduk di samping kekasihnya tersebut “Pagi-pagi jangan bete-bete ah sini mau morning kiss duluuu.”

Tanpa membalas ucapan kekasihnya Tay mulai mendekatkan tubuhnya ke tubuh kekasihnya kemudian mencium dahi New “Jangan pergi tiba-tiba gitu, saya gak suka”

New terkekeh sebari menatap wajah kekasihnya “Tana kalo lagi bucin gini gemesin banget sihhh, coba kalo lagi di depan orang-orang bucin gini nya liatin.”

“Udah ah, beli sarapan apa kamu?”

New kemudian bangun dari duduknya kemudian mengambil kresek yang ia tadi simpan “Tunggu di karpet yang, aku siapin dulu.” “Tana mau minum air teh atau apa?”

Tay kini tengah duduk di karpet di hadapan kasur New “Air hangat putih saja Poom.”

Tay pun berinisiatif mengambil meja lipat kecil dan menyimpan nya di hadapan tubuhnya.

“Ih di bukain meja, makasih Tana sayang.” “Nih, ini bubur buat Tana tanpa kacang. Air anget nya bentar yaaa aku ambilin dulu.” ucap New sebari menyodorkan semangkuk bubur ke hadapan Tay dan semangkuk lagi miliknya ia letakan di meja lipat.

“Makasih Poom.” ucap Tana sebari mengambil mangkuk bubur New kemudian mulai mengaduk bubur tersebut.

“Sama-sama sayang, nih air nya.” “Eh bubur aku kamu adukin? Makasiih Tanaaaaaaa.” Tay hanya mengangguk dan mulai menyuapkan bubur tersebut ke dalam mulutnya.

“Tana hari ini pulang malem lagiii?” tanya New

“Iya seperti nya, karena harus prepare materi untuk ke Surabaya.” Mulut New membentuk huruf o tanda mengerti. “Kamu hari ini kuliah siang sampai setengah empat kan?”

“Iya.” “Tapi Tana aku abis kelas mau..”

“Mau kemana? Ada acara?” sela Tay sebelum New menyelesaikan kalimat nya.

“Hah?? Eng.. Aku.. Aku mau kerjain tugas sama Kit maksudnya.”

Tay langsung mengangkat wajahnya dan menatap kekasihnya dengan tajam “Tugas? Kenapa kamu gugup gitu?”

New mencoba setenang mungkin menjawab pertanyaan sang kekasih “Iya tugas Manajemen Opeasional Lanjutan yang, gak gugup ih tadi kan lagi ngunyah.”

“Hmm??”

“Bener ih Tana, tanya aja Kit kalo gak percaya.”

“Siapa yang bilang saya gak percaya? Saya percaya kok.”

“Itu Tana natap aku nya kaya gak percaya gitu deh.”

“Saya percaya Poom, saya percaya kamu gak akan bohongin saya.” New menelan ludah nya.

“Sampai malam?”

“Kaya nya iya.”

“Nanti kalau saya masih di kampus dan sudah selesai saya jemput ya?” New menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Jangan, eh maksudnya gak usah yang. Aku balik naik grab aja grabcar kok.” Jawab New cepat.

Tay menatap kekasihnya dengan curiga “Kenapa? Ada yang mau jemput kamu?”

“Bu bukan gitu yang, Tana kan pasti pulang malem capek juga kan, jadi udah Tana langsung pulang aja. Bisa aja kan aku beres duluan?” New memberi alasan.

“Hmmm..” “Yasudah nanti pulang nya hati-hati ya? Kabari saya terus.”

“Iya Tana sayang.”

“Poom.”

“Ya?” New menatap wajah Tay.

“Saya paling tidak suka di bohongi, saya harap kamu tidak berbohong dan menutupi sesuatu dari saya yaa?” Tay membalas tatapan New.

Manik mata New sedikit bergetar “Iya, aku gak akan bohongin Tana.”

#Peluk

Setelah membersihkan diri nya, kemudian menyantap nasi goreng yang telah di pesankan oleh kekasihnya dan juga setelah menggosok giginya kini Tay sudah merebahkan tubuh lelahnya di kasur berukuran queen size milik kekasihnya.

“Tana capek banget ya?” tanya New yang kini bergabung naik ke kasur tersebut.

Tay menggeleng “Gak, sini kamu. Saya pengen peluk.”

New pun kemudian beringsut mendaratkan tubuhnya tepat disamping kekasih nya lalu mulai masuk kedalam pelukan sang kekasih.

“Tana kangen aku ya?”

“Kamu kali yang kangen saya?” goda Tay.

New kemudian mencubit perut rata sang kekasih “Ditanya malah balik nanya.”

“Aw” Tay meringis. “Sakit Poom.”

“Abisnya Tana nyebelin.”

Tay mengeratkan pelukan nya “Iya saya kangen banget sama kamu, saya kangen meluk kamu.” “Pokoknya malem ini saya mau tidurnya sambil peluk kamu, gak akan saya lepasin.

New mendongakkan kepalanya “Ini Tana pacar aku bukan sih? Apa Tana kesurupan? Kok tiba-tiba jadi cringe gini sih?”

Tay pun melepaskan pelukan nya “Yauda kalo kamu gak suka.”

“Iiiiiihhhhh, becandaaaaaaa.” “Peluk lagiiiiiiiii” ucap New manja.

Tay kembali mendekap tubuh kekasihnya tersebut.

“Tana.” “Poom.” kedua nya secara bersamaan.

“Eh, yauda Tana aja duluan.”

“Gak kamu duluan aja.”

New menggelengkan kepalanya di dada sang kekasih “Tana duluuu ajaaaa.”

“Hmm, yauda.” “Mengenai rencana saya tentang keluar kota Poom.” Tay mulai bicara.

New kemudian sedikit melonggarkan pelukan nya lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah kekasihnya.

“Udah keluar tanggal yang?”

Tay mengangguk “Saya berangkat minggu ini, ternyata tiga hari Poom.” “Saya berangkat jumat pagi dan pulang sepertinya minggu malam.”

Ekspresi wajah New kini berubah menjadi sedikit lebih sendu, bibirnya sedikit maju kedepan “Kok jadi tiga hari sih?”

“Maaf, karena kita mau visit pabriknya langsung dan itu adanya di surabaya. Waktu dua hari tidak cukup, maka dari itu Prof meminta kami menemani selama tiga hari.” jelas Tay sebari mengelus-ngelus pucuk kepala sang kekasih.

“Yauda deh, hati-hati yaaaa? Naik pesawat dong? Yang berangkat siapa aja?” tanya New masih dengan nada lesu.

“Yaaa naik pesawat, yang berangkat saya Dodi,Bagas,Nia dan juga Putri.”

New mengangguk “hati-hati disana nya, jangan sampe gak ngabarin yaaa?”

“Iyaa, saya janji saya akan berusaha menghubungi kamu secara berkala.” “Kamu juga hati-hati ya Poom. Jangan macam-macam selama saya di Surabaya.” ujar Tay dengan nada yang tegas.

“Macem-macem apa ih Tanaaaaa engga.”

“Jangan chat sama orang lain, kalau mau pergi kabari saya. Usahakan pergi dengan orang yang saya kenal.”

“Iya Tana sayaang.”

“Bagus, yaudah saya sudah selesai. Sekarang giliran kamu.” “Tadi kamu mau bicara apa?”

New mengeratkan kembali pelukan nya, lalu menyandarkan kepalanya di dada sang kekasih “Gak, aku cuman mau bilang makasih Tana mau samperin aku pas aku bilang kangen.”

“Dasar, saya kira ada apa.” “Iya sama-sama Poom.” “Udah sekarang tidur yaaa?” Tay mengecup pucuk kepala New.

New pun langsung memejamkan mata nya, New pun memilih mengurungkan niat nya untuk meminta izin kepada Tay mengenai bekerja paruh waktu nya. Biarlah itu jadi urusan nya nanti, yang terpenting malam ini New hanya ingin tidur dengan memeluk sang kekasih dengan tenang.

#Kangen

“Oke saya naik ya” setelah membaca chat terakhir dari kekasihnya tersebut New dengan cepat memasukan beberapa barang yang sedikit berserakan di dekat meja belajarnya ke dalam kotak kemudian ia mulai mengedarkan pandangan nya mengitari kamar nya “Oke aman.” ucapnya dalam hati.

toktok suara pintu kamar New di ketuk.

“Yaaa, bentar yang.” kemudian berjalan menuju pintu tersebut.

ceklek

Sesaat setelah ia membuka pintu nya dilihatnya kekasih hati nya yang masih lengkap dengan pakaian yang sama seperti tadi siang dan tidak lupa tas gendong yang New yakini berisi beberapa buku tebal dan juga sebuah laptop.

“Masuk Tana” ucap New sebari mempersilahkan kekasihnya masuk.

Tay yang kini sudah memasuki kamar New mulai mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut ruangan yang berukuran lumayan besar untuk ukuran sebuah kamar kost an.

“Maaf kalo berantakan, kalo tau Tana mau dateng aku beresin dulu deh.” ucap New yang berada beberapa langkah di belakang Tay.

Tay kemudian melepaskan tas gendong nya lalu ia simpang di kursi meja belajar kekasihnya. “Gapapa, ini lebih rapih dari perkiraan saya.”

“Ih jadi di bayangan Tana, kamar aku seberantakan apa? Parah banget ya?” tanya New was-was.

Ini memang kali pertama Tay memasuki kamar kostan New setelah selama sebelas bulan mereka berpacaran.

Tay hanya menyunggingkan senyuman nya. “Saya bercanda.”

New pun kemudian duduk di ujung kasurnya “Tana kok tumben sih mendadak mau nginep gini?”

“Gak boleh?” Tana yang kini mengambil posisi duduk di samping kekasihnya.

New menggeleng dengan cepat “Bukan gitu sayaaang, aku jadi gak siapin apa-apa ih. Udah gitu kamarnya belum sempet aku beresin juga.”

“Katanya kamu kangen saya? Makanya setelah selesai bantu Prof saya langsung kesini.” ucap Tay dengan lembut sebari menatap manik kekasihnya.

“Ih Tana maaaaaaaah.” ucap New dengan nada sedikit manja dan tidak lupa wajahnya kini sudah berubah warna seperti tomat matang, merah.

“Saya juga kangen kamu Poom.” kemudian membelai wajah kekasihnya dengan lembut. “Maafin saya ya, beberapa waktu ini saya sibuk.”

Dada New seribu kali berdetak dengan cepat mendapat perlakuan yang sangat jarang sekali kekasihnya lakukan kepadanya, New mencoba tenang dan menjawab permintaan maaf kekasihnya tersebut.

“Ga.. Gapapa Tana sayang.” “Aku seneng Tana dapet pengalaman sama ilmu dengan bantuin Prof Widodo. Tapi inget Tana jangan sampe sakit yaa?”

Tay mengangguk “Poom?”

“Hmm?”

Tangan Tay kini sudah berada di pipi New, membelai dengan lembut. “Saya boleh cium kamu?”

New mengangguk lemah “boleh.”

Dengan lembut Tay kemudian menarik tengkuk leher New agar bisa mempertemukan bibir kedua nya.

Dengan lembut Tay mulai melumat bibir bawah New, seperti nya lengan New sudah mulai terbiasa apabila ia dan Tay sedang berciuman maka lengan nya dengan sendiri nya akan melingkar di leher sang kekasih.

Ciuman yang tenang dan penuh dengan pelepasan rasa sayang antar kedua nya, Tay bergantian melumat bibir atas dan juga bibir bawah milik New dengan lembut.

Setelah kurang lebih selama beberapa menit keduanya melepas rindu dengan ciuman hangat, Tay pun melepas tautan antara keduanya. Ia kembali mengelus pipi merah sang kekasih dan tak lupa membersihkan saliva sisa ciuman keduanya yang berada di ujung bibir kekasihnya.

“Rasa capek saya jadi ilang.” ucap Tay sebari tersenyum.

“Gombal” ucap New kemudian memukul lemah dada kekasihnya. “Sana mandi dulu, nanti aku siapin baju nya. Terus Tana juga belum makan kan? Bandel.”

Tay mengangguk “Tapi saya gak laper.”

“Tana harus makan, nanti masuk angin.” “Sebari Tana mandi aku pesenin nasi goreng depan komplek kostan ya? Jadi Tana beres mandi langsung makan.” New sebari memainkan poni kekasihnya yang menutupi dahinya.

“Saya gak laper Poom.” tolak Tay lagi.

“Tanaaaa ihhh, kan Tana abis banyak kegiatan. Gak mau tau, pokoknya harus makan! Ini bukan permintaan tapi perintah ya!” ucap New dengan mata sedikit melotot.

Tay pun kemudian tersenyum “Iya iya, kamu bawel seperti mamah saya.”

“Ih kan aku perhatian tau.” “Sana cepet mandi, bentar aku ambil handuk yang baru dulu.” New berdiri dari duduknya menuju lemari pakaian nya yang terletak di samping meja belajarnya.

“Nih handuknya.” New menyodorkan sebuah handuk berwarna putih yang masih terlipat rapih.

Tay pun bangun dari duduknya dengan malas. New kemudian sedikit mendorong tubuh kekasihnya agar lebih cepat memasuki kamar mandi nya.

“Tana” panggil New kepada Tana yang kini sudah menginjakkan kaki nya kedalam kamar mandi New.

Tay kemudian berbalik menatap New “Apa?”

“Nanti kalo Tana udah mandi aku peluk yang lama sebagai reward” kemudian berlari kecil keluar dari kamarnya untuk memesan nasi goreng.

Tay pun tersenyum “dasar, gakan saya lepasin kamu Poom.”

#Lunch

Siang itu, Tay beserta Arm dan juga Jumpol sudah duduk disebuah meja di tengah kantin sebari menunggu pesanan makan siang mereka datang, suasana kantin siang ini sedang ramai-ramai nya karena kini jam sudah menunjukan pukul dua belas siang dan merupakan waktu yang tepat untuk makan siang.

“Laki lo udah lo pesenin?” tanya Jumpol kepada Tay.

“Sudah, untuk teman-teman nya juga sudah.” jawab Tay yang kini pandangan nya sedang fokus ke telepon genggam miliknya.

“Oh temen nya juga ikut gabung?” Arm ikut menimpali.

Tay kemudian mengangguk lalu bertanya “Kalian terganggu gak?”

Arm menepuk lengan Tay kemudian tertawa “Santaiiiii kali elaaaaah”

“Iya kaya kesiapa ajaaa, lagian kali aja temen New ada yang gemesin kan lumayan buat gue pepet hehehe” ujar Off sebari terkekeh.

“Yeuuu bisa aja emangg lu.” ucap Arm sebari melempar bungkus permen ke hadapan muka Off.

“Usaha cuy, lama juga nih gue jomblo. Emang lu kepentok cinta Alice mulu dari jaman SMA yee kagak kelar-kelar.”

“Taik Jumpol.” ucap Arm ketus.

“Eh eh tu laki luuu Tay.” ucap Off sebari menunjuk arah datangnya New dan juga kedua sahabatnya.

“New siniiii.” Off melambaikan tangan nya memberi tanda kepada kekasih sahabatnya tersebut.

New pun yang baru saja memasuki kantin langsung menarik kedua sahabatnya untuk mendekat ke arah meja kekasih nya.

“Siang Tanaaaaaaa, siang Kak Off Kak Arm.” ucap New yang langsung mengambil posisi duduk di samping kekasihnya. “Kit Gun sini duduk.”

“Gabung ya Kak.” ucap Kit dan Gun.

“Sok sok, silahkan.” Arm mempersilahkan.

“Nyu mau pesen apaa? Sini, gue pesenin dulu.” Gun bertanya.

“Saya sudah pesan buat kalian, tadi Thipoom sudah kasih saya list nya.” “Kalian tunggu saja, sedang di buat sepertinya.” ucap Tay.

“Eh makasih Kak.” ucap Gun dan Kit hampir bersamaan, Tay tersenyum lalu mengangguk.

“Tuh udah di pesenin Tana, udah duduk aja.” ucap New lalu mengalihkan pandangan nya ke kekasihnya “Kamu pesen apa yang?”

“Nasi ayam.”

“Gak bosen ayam terus?” tanya New.

“Gak.”

“Ehiya sihh Tana kan emang gak bosenan yaaaa, sayang ke aku juga gak pernah bosen kan yaa?” goda New.

Kit dan Gun hanya menatap sebal dan memberikan ekspresi menahan muntah kepada sahabat yang duduk di hadapan kedua nya. “Bucin najis.” bisik keduanya.

“Hahahahaha, kalian udah biasa ya liat pemandangan kebucinan couple ini?” Off membuka pembicaraan.

Kit dan Gun hanya memberikan respon dengan senyuman “Hehehehe”

Off menjulurkan tangan nya “Eh btw kenalin, gue Off Jumpol boleh di panggil Off atau Jumpol atau mau sayang juga boleh.”

Kit dan Gun bertukar pandangan lalu mulai bergantian memperkenalkan diri. “Krist.” “Gun”

“Bisa Poool bisaaaaa.” komentar Arm melihat kelakuan sahabat nya tersebut. “Eh iya, btw gue Arm yaa. Salam kenal ya Gun Krist.”

“Iya Kak hehe” ucap Kit dan juga Gun sebari tersenyum.

Tak berselang lama pesanan makanan mereka pun datang satu persatu ke meja mereka.

“Eh Gun, ini lu juga yang pesen ketoprak?” tanya Off.

“Iya Kak.” jawab Gun singkat.

“Ih bisa samaan gituu ya? Lu suka juga?” Gun hanya membalas dengan anggukan.

“Kak Off, Gun jomblo kok. Pepet aja Kak.” “Mau gue kasih no nya?” goda New kepada Off, Gun pun langsung memberikan tatapan membunuh kepada New.

“Wih boleh deh New hahahaaha.” jawaban Off juga membuat New ikut terkekeh.

Tay yang melihat kekasih nya asyik bercanda dengan sahabat nya kemudian berdehem “Hmm, makan dulu yang benar Poom.”

“Iya Tana..” “Nanti Kak Off chat aja yaa.” ucap New kepada Off.

“Gak usah.” “Kenapa kamu gak minta langsung saja sama Gun Peng? Kenapa harus pacar saya yang kamu chat?” suara Tay sedikit berat.

“Elaaaaah santai kali bos, gila cemburuan banget elaaaaaaaaaah.” Jawab Off. “Iye gak akan gue chat pacar lu. Sereeeem amat sih cemburuan nya.” “Gue minta langsung aja nih. Gun Kak Off boleh minta no Gun gak?” sebari menyodorkan handphone nya.

Gun hanya memberikan ekspresi kebingungan.

“Udeh kasih ajaaaa” Kit ikut merespon.

Akhirnya Gun pun mengambil ponsel Off lalu memasukan no ponsel nya “Ini ya Kak.”

“Makasihh ya Gun.” “Tuh udah ya, gak akan gue chat pacar lu.” ucap Off ketus sebari menatap Tay.

“Baguslah.” respon Tay sebari fokus kembali ke makan siang nya.

Suasana di meja tersebut menjadi sedikit canggung, kemudian New berinisiatif membuka obrolan kembali. “Kak Alice gak ikut makan?”

Arm kemudian menjawab “Dia ada kelas nya baru nanti New, jadi belum ke kampus.” New mengangguk.

“Tana abis ini kelas terus langsung ke Prof ya?”

“Iya.” “Kamu kelas sampe sore kan? Saya gak bisa anter kamu ke kos sepertinya.”

New mengangguk “Iya gpp, aku sama Gun ajaa.”

Tay pun mengubah pandangan nya ke arah Gun “Gun saya minta tolong nanti New pulang sama kamu gpp?”

“Iya Kak santai.”

“Terimakasih ya Gun.”

“Sama-sama Kak.”

Kemudian mereka kembali menuntaskan agenda makan siangnya.

; Hayuk

Setelah melihat room chat bersama sang kekasih tak mendapat jawaban lagi, New pun segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk sarapan bersama dengan kekasihnya tersebut.

Sekitar dua puluh menit telah berlalu,sekarang New telah selesai mempersiapkan dirinya.

Tak berselang lama ponsel nya pun berdering, ia pun segera mengambil ponselnya ternyata panggilan tersebut berasal dari Tana nya.

“Oh udah dibawah? Yauda bentar yang, aku turuuun ini.” ucap New sebari mengambil tas nya.

ceklek

“Good morning Tana sayaaaang.” ucap New sesaat setelah memasuki mobil kekasihnya tersebut.

Tay yang berada di kursi pengemudi hanya mengangguk kemudian tersenyum.

“Ih gak di jawaaaaaab.” ucap New sebari memasangkan safety belt nya.

Tangan Tay bergerak menuju pucuk kepala New lalu mengelus nya
“Good morning too my Kittypoom.“

“Ih Kittypoom muluuuu.”

“Gapapa dong, kan itu panggilan khusus dari saya buat kamu.” ujar Tay sebari mulai menjalankan mobilnya.

“Jadi orang lain gak boleh gitu yaaa manggil gitu ke aku?”

Tay mengangguk “Ya cuman saya yang boleh.”

“Ih Tana ternyata bucin juga ya sama akuuuuu..” goda New sebari terkekeh.

Tay pun hanya merespon dengan senyuman “Mau sarapan apa?”

“Dih, kirain aku Tana udah nentuin mau sarapan apa makanya jalan.” ujar New kebingungan.

“Saya sih niat nya mau ajak kamu sarapan nasi uduk yang di daerah kebon kacang, tapi saya takut kamu gamau.”

“Aku mah kemana aja, makan apa aja hayuuuuk aja asal sama Tana.” kekeh New.

Tay pun tersenyum mendengar ucapan dari kekasihnya tersebut.

“Yauda kesana aja yaa? Kamu kelas jam 10 kan?” New pun hanya mengangguk.

“Nanti siang jadi ke ancol?”

“Jadi kayanya yang, Gun ngidam banget katanya.”

“Emang Gun hamil? Anak siapaa?”

New pun tertawa mendengar pertanyaan dari kekasihnya tersebut “Yaaa engga atuh Tana ihhh, becanda aku.”

“Hmmm, abis makan mau kemana lagi?”

“Belum tau yang, kadang ntar suka random gitu kalo sama Gun Kit tuh.”

Tay mengangguk “Hati-hati nanti, makanan nya jangan sembarangan.”

“Iya Tana sayaaang, Tana juga hari ini mulai bantuin Prof yaa?” “Semangaaat ya Tana sayang. Jangan lupa makan yaaa?”

“Iya. Kamu juga, saya sepertinya bakal slow respon gapapa?”

“Iya sayaaang gapapa, Tana kan lagi bantuin dosen. Bukan bantuin mantan.” sarkas New.

Tay pun melirik ke arah kekasihnya “Poom..”

“Iya iya becandaaaaa.”

Keduanya pun langsung terdiam dan sisa perjalanan mereka pun hanya di isi oleh lagu-lagu yang di kumandangkan dari radio mobil Tay.

“Yuk turun.” ajak Tay saat akhirnya mobil nya berhenti tepat di depan sebuah toko yang di penuhi oleh orang-orang yang menyantap nasi uduk untuk sarapan nya.

New pun mengangguk mengiyakan ajakan sang kekasih “Hayuk.”

Disclaimer : Mature, NC-17! SMUT Mohon kebijakan nya dalam memilih bacaan yaaa guysss

Sore hari ini Bandung di guyur hujan dengan deras, membuat beberapa orang yang mengendarai kendaraan roda dua memilih untuk menghentikan perjalanan nya dan memilih untuk berteduh menunggu guyuran air tersebut reda.

Seperti sepasang muda-mudi yang masih memakai seragam sekolah nya, mereka memilih berteduh di area pertokoan untuk menunggu hujan reda. Seragam kedua nya hampir semua basah karena terkena serangan air hujan yang datang secara tiba-tiba.

“Tee.. Lagian kamu tumben banget sih bawa motor?” tanya lelaki berkulit putih yang kini sedang mencoba mengeringkan tubuhnya dari air hujan. Lelaki tersebut bernama New Thitipoom Teechapaikhun.

“Tadi aku kesiangan Hin, makanya bawa motor.” jawab lelaki yang berkulit sedikit lebih gelap yang berdiri di samping New, Tay Tawan Vihokratana nama nya.

“Hin, hujan-hujanan aja yukkk? Condo kamu kan tinggal dikit lagi, yuuuk yuuukkk?” ajak Tay kepada New.

New hanya menggelengkan kepalanya mendengar ajakan kekanak-kanakan dari kekasihnya tersebut. “Jangan kaya anak kecil Tee..”

“Ayoook, seru-seru an.” ucap Tay sebari menarik lengan New untuk menaiki motornya kembali, New pun yang sedikit terkejut hanya bisa pasrah dengan kelakuan kekasihnya tersebut.

Kedua nya kini menerobos hujan yang deras sebari New mengeratkan pelukan nya kepada kekasih yang sudah ia kencani selama satu tahun lebih tersebut, kekasih yang merupakan satu-satu nya orang yang ia miliki dalam hidup nya saat ini.

Setelah menerobos hujan selama kurang lebih sepuluh menit, kini mereka telah sampai di basement condonium milik New, sesaat setelah kedua nya turun dari motor tersebut kedua nya saling memperhatikan, dari atas kepala hingga ujung kaki kedua nya kini sudah sangat basah kuyup tanpa sadar kedua nya pun hanya tertawa menyadari kelakuan mereka yang seperti anak kecil.

“Udah jangan ketawa mulu Tee, ayok cepet naik. Nanti aku bikinin coklat anget, yuuk nanti kamu masuk angin.” ajak New menarik lengan kekasihnya tersebut.

Tay pun pasrah mengikuti New untuk segera naik ke condo nya yang berada di lantai 7. Sesampainya di condo New, dengan sigap New langsung mendorong Tay untuk segera membersihkan tubuhnya “Kamu cepet mandi duluan Tee, nanti kamu masuk angin.”

“Mandi bareng yuuuk.” goda Tay sebari berusaha menarik tubuh New kedalam pelukan nya.

Di tepisnya lengan Tay “Gak ada! Nanti kita gak mandi-mandi yang ada Tee! Udah sana mandi, nanti aku bikinin coklat panas.”

“Mau hot Thitipoom aja boleeh gak?” Tay masih berusaha menggoda kekasih nya.

New memutar bola mata nya malas “Tay Tawan Vihokratana! Cepet mandi gak?! Nanti kamu masuk angin!”

“Iya iyaaa, aku mandi aku mandi.” ucap Tay sebari langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Tay masuk ke kamar mandi, New pun segera menganti seragam basah nya dengan pakaian yang kering dan langsung menuju dapur nya untuk memasak air untuk membuat hot chocolate untuk kekasih tersayangnya.

Sebari menunggu air mendidih, New pun ber inisiatif untuk membereskan piring-piring yang tadi pagi belum sempat ia rapihkan, di condo ini New memang hidup sendirian. Ayah&ibu nya baru saja meninggal ketika New duduk di bangku kelas 11 menengah atas, sedangkan rumah milik keluarga nya di jual oleh paman dan bibi nya dan New hanya di berikan condonium sederhana ini untuk tinggal. New merupakan anak tunggal, sehingga ia tidak mempunyai sanak-saudara. Ia hanya punya Tay Tawan dalam hidup nya.

Air pun telah mendidih, New pun dengan segera menuangkan air mendidih tersebut ke dua buah mug yang telah ia siapkan. Setelah hot chocolate nya selesai di buat, tanpa beranjak dari tempatnya New pun mulai menyesap minuman tersebut untuk membuat hangat tubuhnya.

Saat New tengah meminum minuman nya tersebut dengan tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perutnya, dan mendekap tubuhnya.

“Udah mandi nyaaa?” New bersuara.

New merasakan ada gerakan anggukan di bahu nya “Udah.”

“Yaudah lepas duluuu ini” menunjuk tangan Tay yang melingkar di tubuh New.

Tay menggeleng “Gamau.”

“Tee” “Lepas dulu, ini cepet minum nih coklat anget nya.”

Tay pun membalikan tubuh New sehingga kedua nya saling berhadapan dan juga jarak antar kedua wajah nya sangat lah dekat. Tay menyunggingkan senyuman menggoda nya, membuat New sedikit kelabakan karena dengan jarak sedekat ini Tay Tawan nya seratus kali lipat terlihat lebih tampan.

“Mau ngapain kamu hahhh?” “Jangan macem-macem ya Tay Tawan.” New memperingatkan.

Tay sekali lagi tersenyum “Siapa yang mau macem-macem? Kan disuruh minum coklat anget.”

“Yaudah tuh coklat anget nya, ngapain deket-deketin muka kamu.”

“Aku mau minum coklat anget nya yang ini aja.” sebari menunjuk sisa coklat yang berada di ujung bibir New, kemudian dengan sigap Tay menarik tengkuk leher New dan mempertemukan bibir kedua nya. Di lumatnya bibir ranum New, dengan refleks New menyimpan mug berisi coklat nya di dekat rak piring yang berada di balik tubuhnya lalu mengalungkan lengan nya ke leher kekasih nya.

Suhu tubuh kedua nya yang tadi menurun akibat terguyur hujan kini seolah memanas karena nafsu yang mengelilingi kedua nya, Tay mengigit kecil bibir New yang membuat New sedikit melenguh “Mmmh..”

New pun sedikit membuka mulut nya dan membuat lidah Tay mengambil kesempatan untuk memasuki mulut milik New, ditautkan nya lidah Tay dengan lidah New. Semesta seolah mendukung, hujan yang tak kunjung berhenti membuat suasana dingin dan tubuh seolah butuh sesuatu penghangatan.

Ciuman yang awalnya hanya ciuman-ciuman manis berubah menjadi ciuman yang saling menuntut, tangan kanan Tay semakin menekan tengkuk leher New sehingga ciuman kedua nya semakin dalam. Sedangkan tangan kirinya mulai turun mengusap gundukan milik New yang masih tertutup celana nya.

New mengeratkan tangan nya di rambut milik kekasih nya, ia tak bisa menahan nikmat atas perlakuan Tay kepada diri nya. Tay kemudian melepas ciuman kedua nya, lalu langsung menyerang leher mulus milik kekasih nya tak lupa tangan kiri nya masih saja mengelus milik New yang kini sudah mulai mengeras di bawah sana. “Mmhhh...Tee...”

Tak menghiraukan desahan kekasih nya Tay semakin menghisap leher New, meninggalkan tanda cinta nya. Setelah meninggalkan beberapa tanda kemerahan di leher New, Tay pun menatap kekasih nya yang kini menampilkan ekspresi lemah menahan kenikmatan atas perbuatan Tay. “Tee..”

Tay pun berjongkok menepatkan wajah nya tepat di hadapan milik New tanpa berbasa-basi Tay melepaskan celana yang menutupi milik kekasih nya tersebut, di pijat dengan gerakan ke atas dan ke bawah milik New yang membuat New mendongakkan kepala nya ke arah langit-langit condonium nya.

New pun sedikit terkejut saat ia merasakan miliknya sedikit hangat dan basah, saat ia melihat ke bawah ia melihat Tay dengan lahap nya melakukan blowjob kepada diri nya “Ahhh..Tee....” diusak nya rambut Tay dengan kasar.

Tay hanya fokus menghisap milik New, di hisap nya mulai dari kepala hingga ujung batang nya membuat New melengguh kenikmatan, permainan hisapan dari mulut Tay kini mendorong New untuk menumpahkan cum nya tanda bahwa ia telah sampai pada puncak nya “Tee..Aku mau keluar.. Argghhh..”

Tay pun semakin mempercepat hisapan mulutnya sehingga milik New bergetar hebat lalu memuntahkan cairan putihnya yang kini telah memenuhi mulut Tay “Jangan di telen Te..”

Tay pun bangkit kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh New “Telat. Udah aku telen abis.” ucapnya sebari melumat kembali bibir New.

Kini Tay mulai melancarkan aksi nya menuju pantat sintal milik New, di elusnya kemudian di remas nya bongkahan pantat New. New yang tidak mau semakin terlarut kemudian mendorong dada bidang milik Tay “Udah, jatah kamu udah abis.”

“Hin ih, nanggung.” pinta Tay.

“Gak ada kondom Tee.” ucap New sebari mengangkat celana nya yang tadi Tay turunkan kemudian berjalan ke arah kamar meninggalkan Tay yang masih berdiri terpaku di dapur.

Tay pun segera mengejar kekasih nya tersebut “Hiin, gapapa gak pake kondom juga.. Jangan jahat dong.. Ya ya yaaaa?”

“Tee... Gak, nanti kalo kelolosan gimanaa?” “Nanti ajaaaa, sini kamu aku blowjob in aja.” ucap New bernegosiasi kepada kekasih nya yang kini sudah duduk diatas kasur.

Tay pun yang kesal karena hasrat nya tak di penuhi oleh kekasih nya lebih memilih diam dan menunjukan ekspresi kekesalan nya. “Udah gak usah.”

New pun berbalik menatap wajah kekasih nya “Yakin gamau?”

“Gak.” “Gak usah! Aku beresin sendiri aja.” jawab Tay ketus sebari mencoba bangkit dari duduknya.

New menahan lengan Tay “Gak ada kondom sayaaang.”

“Yaudah maka nya lepasin biar aku beresin sendiri aja.” Tay pun mencoba melepas tangan New yang menahan lengan nya.

New pun menarik nafas nya kasar “Yaudaaah, tapi jangan keluarin di dalem ya?”

Tanpa menjawab permintaan New, Tay pun langsung mengukung tubuh New di kasur nya. Kedua nya dengan tak sabar melepas pakaian yang menempel di masing-masing tubuhnya. Hanya dengan hitungan detik kini kedua nya sudah bertelanjang bulat.

“Yang, lube dimana?” tanya Tay

“Laci kanan samping itu Tee..” jawab New sebari menunjuk arah laci yang berada di samping kasurnya.

Setelah lube sudah berada di tangan nya, Tay dengan sigap melumuri tangan nya dengan lube tersebut. Kemudian Tay mendekap kembali tubuh New, diangkatnya kaki New sedikit kearah atas sehingga menunjukan lubang yang menjadi candu bagi Tay Tawan “Aku masukin jari aku ya Hin.”

New hanya mengangguk lemah.

Tay mulai memasukan kedua jari nya, ini memang bukan kali pertama kedua nya melakukan sex tapi Tay selalu berusaha mempersiapkan New agar kekasih nya tersebut tidak terlalu merasakan kesakitan saat milik Tay memasuki lubang milik New. “Aakhhhhh..Mmhhh..Tee...”

Sebari jari nya memasuki lubang milik New, Tay pun memberikan kecupan-kecupan di bahu sang kekasih.

“Aakkkhhh Tee...Disituu.” saat jari Tay menyentuh titik prostat milik New. “Jangan pake tangaan, langsung masukin punya Tee..” lirih New dengan nada manja.

Tay pun tersenyum mendengar permintaan dari kekasih nya tersebut “Tadi siapa ya, yang gamau..”

“Teeee...” sebari memukul manja dada bidang kekasih nya tersebut.

Tay pun berdiri mengambil kembali lube nya lalu mulai melumuri miliknya yang sudah menegang dan ukuran nya sudah berubah menjadi lebih besar dengan lube dengan jumlah yang cukup banyak.

“Sabar ya sayang.” ucapnya sebari sedikit mengurut miliknya agar lebih tegang dengan sempurna.

New pun hanya bisa mengigit jari nya melihat pemandangan Tay yang sedang mengurut miliknya dengan di lumuri lube “Shit! Tay Tawan sexy banget!” ucap New dalam hati nya.

Saat di rasa milik nya sudah tegang dengan sempurna Tay pun kembali mengukung kekasih nya, dilebarkan nya kaki New sehingga lubang milik New terekspos dengan sempurna.

“Masukin Tee..” pinta New dengan mata sayu nya yang kini sudah di penuhi dengan hawa nafsu.

“Sabar sayaaang.”

Tay pun menepatkan miliknya tepat di hadapan lubang milik New “Aku masukin ya Hin.”

“Masukin sekaligus ya Tee, biar gak terlalu kerasa perih nya.” pinta New lagi Tay pun hanya mengangukan kepala nya tanda mengerti.

Tay kemudian membelai wajah kekasih nya “Iya sayang, kalo sakit kaya biasa kamu boleh cakar atau gigit aku ya Hin?” New mengangguk pasrah.

“Aaakhhhhh...Teeee..” New sedikit berteriak sebari meremas bantal yang ada di samping nya saat Tay memasukan miliknya ke dalam lubang sempitnya.

“Sorry soryy.. Aku gak gerak duluuu yaaa.” ucap Tay sebari mengecup dahi New.

“Kamu gerak ajaaa gapapa, tapi pelan dulu Tee..” pinta New kepada kekasihnya tersebut.

Tay pun dengan lembut mulai menggerakan pinggulnya, cengkraman dari lubang New sangat memberikan efek kenikmatan kepada miliknya. Tay tidak pernah bosan dengan rasa nikmat yang selalu New berikan saat keduanya melakukan kegiatan 'panas' mereka.

“Hinnn..Kok kamu masih sempit aja aaarghhhh..” erang Tay sebari tetap menggerakan pinggulnya menghajar lubang milik kekasihnya.

“Tee..Akhhhh itu teeee..” desah New ketika penis Tay pas mengenai titik nikmat miliknya.

Tangan New kemudian melingkar kembali ke leher Tay, kemudian tangan nya mendorong kepala Tay agar bisa turun kebawah dan dengan lahap New sedikit bangkit melumat bibir kekasihnya.

New ikut terbawa suasana permainan panas dari Tay, selain mulutnya yang kini sibuk melumat bibir Tay.

Kini Tay mulai lebih cepat menggerakan pinggulnya, dihujami nya lubang New dengan penuh gairah. Rasanya begitu nikmat ketika dengan lahap lubang New memakan penis miliknya membuat Tay tak kuasa menghasilkan erangan-erangan yang memenuhi ruangan kamar tersebut. “Aargggghhhh Hin..”

Gerakan Tay yang semakin menggila juga membuat desahan New semakin ikut menggila, rasa nikmat ketika penis Tay menyentuh titik nikmat nya tidak bisa tergantikan oleh apa-apa “Aaaahhhh Fuckkkk mmmmmhhhhh Teeeeee Ahhh..”

Kemudian New mendorong tubuh Tay, membuat Tay kini bersandar pada headboard kasur New. “Aku mau diatas.” ucap New dengan nada menggoda

Tay pun dengan senang hati mempersilahkan kekasihnya kini memimpin permainan.

Penis Tay yang tadi terlepas kini tengah diberikan urutan-urutan menggoda oleh tangan milik New, sebari mengurut milik Tay, New pun kini mulai memposisikan lubangnya tepat dihadapan penis milik Tay.

Dengan sekali hentakan New pun memasukan penis Tay ke dalam lubang milik dirinya “Fuck! kenapa punya kamu gede banget sih?” tanya New.

“Yaa kan biar bisa muasin kamu Hin.” “Kamu juga suka kan?” goda Tay sebari menyunggingkan senyuman nya.

New yang masih membiasakan milik Tay yang sudah memenuhi lubangnya hanya membalas pertanyaan Tay dengan senyuman kecut “Cuman boleh buat muasin aku ya Tee? Awas kalo sama yang lain.”

“Aku cuman punya kamu Hin. Gak ada yang lain.” lirih Tay sebari menyesap leher mulus New yang berada di hadapan nya, kemudian ia berbisik ke telinga sang kekasih dengan suara yang berat penuh dengan nafsu “Ride me Hin..”

New akhirnya mulai menggerakan tubuhnya yang kini berada di atas tubuh Tay, gerakan yang perlahan yang membuat kedua nya saling memejamkan mata menikmati setiap sentuhan dan gerakan. New dengan lihai menggerakan pantatnya seolah memakan milik Tay, membuat keduanya kini mendesah saling merintih menikmati permainan panas yang penuh dengan gairah.

“Kamu makin jago goyang nya Hin, arghhhh...” desah Tay.

Mendengar pujian dari kekasihnya New tersenyum dan kemudian mencium kembali bibir Tay tanpa melepas milik Tay yang masih memenuhi lubang miliknya. New tersadar milik Tay kini mulai berdenyut dan semakin membesar di dalam lubangnya, ia mulai menghentikan gerakan nya dan bersiap untuk melepas milik Tay dari lubangnya.

“Jangan dilepas Hin, aku mau keluar bentar lagi.” ucap Tay yang menyadari apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya tersebut.

“Gak di dalem Tee, tadi kamu udah janji gak akan keluarin di dalem.” ucap New.

Bukan nya membalas ucapan New, Tay dengan cepat mengubah posisi kedua nya. Di banting nya dengan lembut tubuh kekasih nya yang awal nya berada di atas tubuh dirinya kini ia buat New terbaring lemah di bawah kukungan nya “Aku gak ada janji tuh.” Lalu mulai kembali menggerakan miliknya masuk keluar menghajar lubang milik New.

“Argggghhh Tee, jangan... Akhhnn didalem..Mmmhhh” desah New.

Tanpa mengindahkan permintaan kekasihnya milik Tay kini telah menyemburkan cum nya memenuhi lubang milik New, membuat keduanya sedikit mengeluarkan rintihan secara bersamaan tanda kedua nya telah mencapai puncak kenikmatan dalam permainan panasnya.

“Aarghhhhhhhhh....” “Mmmnhhhhhh....”

Tay kemudian menarik miliknya keluar dari lubang New, kemudian ia mengambil tissue yang berada di meja samping kasurnya. Lalu ia mulai membersihkan sisa-sisa cum yang tadi ia semburkan di lubang milik kekasihnya.

New yang masih kelelahan hanya bisa diam pasrah ketika Tay membersihkan lubangnya, kegiatan after sex ini yang selalu membuat New merasa beruntung memiliki Tay, selelah apapun mereka Tay akan dengan sigap membantu New membersihkan sisa-sisa hasil permainan keduanya.

“Mau langsung mandi?” tanya Tay kepada New. New menggeleng lemah.

“Nanti..” “Mau peluk Tee..” ucap New dengan nada manja.

Tay yang mendengar permintaan manja dari kekasihnya tersebut langsung beringsut mendekap tubuh kekasihnya tersebut, di ciumi nya pucuk kepala New. “Makasih Hin sayang.”

New yang kini berada di dekapan Tay langsung memukul lemah dada kekasihnya “Nyebelin! Di bilangin jangan keluar didalem!”

Tay kemudian terkekeh “Gapapa sayang, gak akan jadi kok. Tenang tenang.”

New mendongakkan kepalanya menatap wajah Tay “Kalo jadi gimana?”

“Ya nikah ajalah kita, susah amat.” jawab Tay.

“Kamu mau nikah sama aku emang?” tanya New yang kini mendaratkan kepala nya di dada Tay.

“Mau lah, aku mau nikah sama siapa lagi coba kalo bukan sama New Thitipoom Techaapaikhun.” jawab Tay semakin mendekap tubuh kekasihnya tersebut.

“Gombal.” ucap New singkat.

Tay kemudian sedikit melonggarkan pelukan nya, lalu mengangkat dagu kekasih nya tersebut. “Dengerin ya, saya Tay Tawan Vihokratana dengan sadar berjanji hanya akan menikahi New Thitipoom Techaapaikhun gak mau nikah sama yang lain pokonya cuman mau sama New Thitipoom Techaapaikhun.”

New hanya terkekeh mendengar janji dari kekasihnya tersebut. “Gak boleh ingkar loh yaaa? Dosa.”

Tay kemudian mencium pucuk kepala kekasihnya lagi “Aku janji Hin sayang. Kalau gak sama kamu lebih baik aku mati.”

“Tay..”

“Hmm?” Tay menatap kekasihnya.

“Makasih.. Makasih udah mau bertahan sama aku yang gak punya apa-apa. Makasih selalu ada buat aku.” lirih New.

“Kamu punya aku Hin, you're not alone honey.” “Aku janji bakal selalu ada buat kamu, kita hadepin semua bareng-bareng ya?” ucap Tay sebari menatap manik mata New.

New kemudian mengangguk lalu tersenyum. “I love you Tay Tawan.”

“Love u too New Thitipoom.”

; Say Thank You

“Yang..Sayang..” Tay mencoba membangunkan kekasih nya yang hampir selama perjalanan Bandung menuju Jakarta tertidur dengan pulas.

New kemudian membuka mata nya dan mulai melihat kesekitar. Basement Tay.

“Kok ke apart kamu yang?” tanya New dengan suara yang parau khas orang baru terbangun dari tidurnya.

Tay melepaskan safety belt nya “Saya masih kangen kamu, jadi kamu malem ini nginep aja. Gapapa kan?”

“Tumben lancar banget ngomong kangen sama aku nya? Tana udah gak manusia setengah Elsa lagi yaa?” sarkas New.

Tay kemudian terkekeh mendengar pertanyaan dari sang kekasih “Ya saya emang beneran kangen sama kamu.” “Yauda yuk, turuuun. Ngobrolnya nanti di atas aja.”

New pun menuruti titah sang kekasih, kini setelah mengeluarkan beberapa barang bawaan mereka, kini kedua nya akhirnya berjalan memasuki gedung apartment tersebut.

—

“Tana aku mandi duluan ya? Lengket banget badan aku.” pinta New setelah keduanya memasuki unit apartment Tay.

“Iya, ada handuk baru di kamar mandi yang. Di pake aja ya itu.” lalu dibalas anggukan oleh New yang kini berjalan menuju kamar mandi.

Sebari menunggu New membersihkan tubuhnya, Tay berinisiatif memesan beberapa makanan untuk kedua nya.

Setelah sekitar lima belas menit berlalu, akhirnya New menyelesaikan ritual mandi nya. Ia pun memperhatikan sekitar untuk mencari kekasih nya tetapi ia tidak bisa menemukan Tay dimanapun.

Tak berselang lama pintu apartment Tay terbuka menampilkan sosok Tay yang kini sedang menenteng dua kantung yang New yakini itu merupakan makan malam untuk kedua nya.

“Abis ambil go-food yang?” Tay pun mengangguk.

“Saya beli McD ya, nanti tolong kamu tempatin ya Poom.” “Saya mau mandi dulu, ini juga saya belikan McFlurry untuk kamu.”

New mengambil kantung makanan tersebut lalu tak lupa mengucapkan terimakasih “Ihhh, makasih Tana sayaaang. Yauda sana kamu mandi. Ini biar sama aku.”

“Makasih ya Poom.” ucap Tay sebari mencium pucuk kepala kekasihnya lalu berjalan menuju kamar mandi nya.

Sebari menunggu Tay menyelesaikan urusan mandi nya, New memilih menyalakan saluran Netflix sebari menikmati McFlurry yang diberikan oleh kekasihnya.

Tak berselang lama, Tay pun keluar dari kamar mandi nya dengan menggunakan celana pendek lengkap dengan kaos oblong. Tay pun langsung bergabung duduk di sebelah New.

“Kok malah makan ice cream nya duluan?” tanya Tay, New hanya bisa terkekeh tanpa menjawab pertanyaan dari kekasihnya.

“Dasar, yauda mau makan sekarang apa ntaran?” tanya Tay lagi.

“Hmm, yauda ayok makan sekarang aja yuk.” Tay pun mengangguk dan kedua nya pun beranjak menuju meja makan untuk menyantap makan malam kedua nya.

“Poom, saya mau tanya boleh?” Tay bersuara di sela-sela kegiatan makan malam nya.

“Boleh, mau tanya apa sayang?”

“Kamu tau siapa orang yang nyari tau oknum di belakang akun bodong yang hate speech ke kamu?” mendengar pertanyaan itu dari Tay, New tidak dapat menyembunyikan ke terkejut an nya sehingga ia tersedak.

“Uhuukk..uhuuuk.”

“Yang kamu kenapa, ni minum duluuu minuuum.” Tay berusaha memberikan New segelas air putih.

New segera meminum air putih tersebut untuk meredakan tenggorokan nya “Maaf..Uhuk..Maaf.”

“Udah enakan?” tanya Tay dengan ekspresi khawatir.

New mengangguk.

“Kamu kaget saya tanya tentang pertanyaan itu?” ucap Tay yang kini telah menyelesaikan makan malam nya, lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan nya dan menyimpan piring bekas pakai nya.

New masih belum menjawab, ia sedikit bingung apakah ia harus jujur kepada Tay siapa orang yang membantu nya menemukan oknum di balik akun tersebut? Apakah nanti Tay akan marah apabila mengetahui bahwa Singto lah yang membantu nya?

Tay kini sudah kembali terduduk di hadapan New “Poom? Kamu gak mau kasih tau saya? Apa kamu juga gak tau?”

Suara Tay memecah lamunan New “Mmhmmh.. Masalah itu, yang bantuin aku.. Mmmhhh..”

“Bukan teman-teman kamu?” New menggeleng lemah.

“Lelaki yang bernama Singto?” tanya Tay lagi. New pun memandang lemah Tay mata nya menunjukan perasaan sedikit takut dan juga tidak nyaman. Tapi kemudian New mengangguk dengan lemah, walaupun nanti nya Tay akan marah tapi New memilih untuk jujur.

Tay menarik nafas nya dengan kasar, New bisa merasakan ada sedikit emosi dari hembusan nafasnya tersebut. “Maafin, aku padahal gak minta tolong apapun sama dia.” “Dan dia juga gak ngomong apapun tentang masalah ini sama aku.”

“Terus gimana kamu tau kalo dia yang nolongin kamu?”

New awalnya sedikit ragu tapi akhirnya iapun mulai menceritakan kepada Tay “Sebenernya temen-temen aku juga nyari tau tentang oknum itu, trs pas akun bodong itu minta maaf, Kit bilang kalo temen nya itu belum nemuin. Terus akhirnya aku tanya kamu, ternyata bukan kamu juga.”

“Hmm, akhirnya aku sama Gun punya Feeling itu Kak Singto. Terus akhirnya aku tanya dia, awalnya dia gak mau jujur.” “Tapi akhirnya dia bilang, dia minta tolong temen nya buat cari tau ttg akun itu.”

Tay menatap tajam ke arah wajah New “Kamu punya kontaknya dia?” New mengangguk lemah.

“Kokbisa?” tanya Tay lagi.

“Duluuu pas jaman maba dia sempet minta no aku.”

“Buat?” tanya Tay.

New sedikit kebingungan menjawab pertanyaan dari kekasihnya tersebut. “Mungkin buat urusan BEM.”

“Dia suka chat kamu?” nada suara Tay sangat dingin.

“Hah?? Hmm.. Eng.. Mmh.” jawab New ragu.

“Saya tanya, dia suka chat kamu?” New mengangguk lemah kembali.

“Tapi chat nya gak intens kok, kalo ada keperluan aja yang.”

“Oh, jadi selain kalian suka balas-balasan tweet, bahkan kamu lebih memilih menceritakan tentang Mamih kamu yang sakit kepada Singto dibanding saya.” “Kamu juga sering saling berbalas pesan. Ohh oke.”

“Tana gak gituuuu, aku cerita ke dia juga bukan karena sengaja kok asli. Aku mau cerita ke kamu tapi kemarin kan kita lagi perang dingin.” “Maafin aku.. Aku gak ada perasaan apa-apa sama Kak Singto yang.”

“Tapi Singto punya perasaan lebih sama kamu?” pertanyaan dari Tay tak bisa New jawab.

“Aku gak tau.”

“Jangan balas lagi pesan dia.” tegas Tay. “Saya gak suka.”

“Iya Tana.” jawab New lemah.

“Saya minta no nya.” ucapan Tay tersebut membuat New membelakkan matanya

“Bu..buat apa Tana?” tanya New gugup, ia tidak mau ada keributan yang terjadi.

“Saya gak akan cari ribut sama dia.” seolah tau apa yang ada di fikiran New.

“Saya mau say thank you malah karena sudah membantu kamu.” “Jadi kasih saya no nya.”

New pun mengangguk lemah “Iya nanti aku kasih.”

“Poom.”

New mengangkat kepalanya menatap Tay “Yaa?”

“Saya serius.. Saya gak suka kamu berhubungan dengan Singto.” “Tolong jangan di balas lagi chat nya.”

New pun mengangguk lemah “Iya Tana sayang.”

; Kangen ini

“Tana..Sayang...” New mencoba membangunkan kekasih nya.

“Mmhh..Yaa” ucap Tay sebari mulai membuka mata nya.

“Maaf aku bangunin Tana, kan tadi Tana titip pesen supaya bangun in jam dua an.” ucap New sebari tangan nya merapihkan rambut sang kekasih yang sedikit berantakan karena tertidur.

“Makasih udah bangun in saya.” New hanya tersenyum lalu mulai beranjak dari duduk nya, namun ketika New mencoba beranjak lengan nya ditarik oleh Tay sehingga tubuh New masuk ke dalam dekapan Tay.

“Jangan gerak, sebentar aja.” “Saya kangen kamu Poom.” lirih Tay sebari mendekap tubuh New.

New hanya terdiam lalu tersenyum melihat perlakuan kekasih nya tersebut.

Tay kemudian melepaskan dekapan nya, lalu mencuri kecupan dari bibir New. “Saya juga kangen ini.”

New yang salah tingkah kemudian melepaskan tubuhnya dari dekapan sang kekasih “Aku tunggu di bawah yaaa.”

Tay pun mengangguk “Saya siap-siap dulu, nanti saya susul kebawah.”

“Iya, cepetan.” ucap New sebari melenggang pergi meninggalkan Tay.

—

“Tay nya bangun Kak?” tanya Mamih New ketika melihat New menuruni tangga.

New kemudian berjalan mendekat ke arah Mamih nya “Bangun, lagi cuci muka duluuu.” “Padahal besok Kakak gak jadi kuis mih, Kakak besok aja ke Jakarta nya deh.”

Mamih langsung menggelengkan kepala nya “Gak, hari ini aja. Mamih tau kamu sama Tawan lagi ada masalah kan? Obrolin Kak, kalo ngobrol disini mungkin Tawan gak enak sama Mamih sama Papih.” “Iya gak Pih?” Mamih New meminta pendapat dari sang suami.

Papih yang berada di samping Mamih pun hanya mengangguk tanda setuju. “Jangan di biarkan berlarut-larut Kak kalo ada masalah.”

“Ih orang udah baikan.” bela New ketus

“Ya intinya me time deh kalian berdua. Gak usah khawatirin Mamih, Mamih udah sehat nih.”

“Eh tuh nak Tawan dah turun.” sela Papih saat melihat calon menantu nya tersebut menuruni anak tangga.

Tawan kemudian berjalan mendekati keluarga tersebut “Makasih ya Pih, Mih saya dikasih izin buat istrahat di atas.”

“Jangan sungkan sayang, Tawan kan calon menantu di rumah ini.. Jadi gak boleh sungkan yaaa?” ucap Mamih sebari tersenyum.

“Yauda cepet pada berangkat deh, nanti kesorean kejebak macet lagi.”

“Udah dibawa semua yang barang-barang kamu?” tanya Tay kepada New.

“Udah, tas kamu juga udah aku masukin ke mobil.” jawab New.

New pun berjalan kemudian memeluk kedua orang tua nya dengan bergantian “Kakak balik Jakarta dulu ya? Mamih Papih jaga kesehatan ya, jangan sampe sakit.”

“Iya Kakak sayang, Kakak juga di sana hati-hati ya nak.” “Segera berkabar ya nak.” ucap Mamih sebari membalas pelukan sang anak.

“Saya juga pamit ya Pih Mih.” Tay mencium tangan kedua orang tua New secara bergantian.

“Hati-hati ya Wan.” “Papih titip anak Papih ya..” ucap Papih New.

“Iya Pih, pasti” jawab Tay mantap.

Kemudian kedua nya berjalan menuju garasi untuk segera memulai perjalanan nya ke Jakarta.

Sesaat kedua nya sudah berada di dalam mobil, kedua nya berpamitan kembali lalu mulai menjalankan mobil tersebut meninggalkan garasi rumah New.

“Yaang, aku mau tidur yaaa?” ucap New sebari menguap.

“Iya sayang, kamu tidur aja.” “Nanti saya bangunin.”

New kemudian mulai mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat selama perjalanan.