pandaloura

; Masih sama.

Sudah 2 bulan berlalu sejak pertemuan kembali antara Thi dengan Tawan, banyak yang berubah dari hidup Thi.

Sekarang setiap pagi Thi tidak perlu mengantar Nanon ke sekolah nya karena Tawan akan dengan sigap setiap pagi menunggu di lobby untuk mengantarkan Nanon, Thi pun sekarang sudah bisa sedikit bernafas lega karena sekarang ia sudah bisa mulai menyisihkan pendapatan nya untuk menabung. Karena lagi-lagi Tawan kini sudah bertanggung jawab penuh dengan biaya pendidikan Nanon sampai dengan jenjang perkuliahan.

Setelah satu bulan pertemuan nya dengan Tawan, Tawan dengan memberanikan diri meminta izin dari Thi untuk mempertemukan Nanon dengan ibu dan ayah nya, dengan senang hati Thi pun memberi izin kepada Tawan karena menurut Thi ibu dan ayah nya Tawan juga memiliki hak untuk mengetahui tentang Nanon begitupun dengan Nanon yang punya hak untuk mengenal kakek dan juga neneknya.

Thi masih ingat betul saat pertama kali Nanon selesai bertemu dengan kakek dan neneknya Nanon pulang dengan senyum merekah ia menceritakan bagaimana kakek dan neneknya memberikan kasih sayang dan perhatian kepadanya, memberikan mainan kesukaan nya dan juga memperbolehkan Nanon memakan apapun yang ia inginkan.

Thi kemudian tersenyum mengingat moment tersebut, bagi Thi yang paling penting sekarang adalah bagaimana membuat hidup Nanon selalu bahagia, membuat senyuman merekah dari wajah anaknya tersebut tak pernah hilang.

Ngomong-ngomong Nanon kalian pasti rindu kan dengan tingkah polah nya? Tapi sayang, hari ini adalah jadwal 'hari Nanon bersama ayah'.

Itu adalah jadwal yang telah di sepakati oleh Tawan dan juga Thi dimana dalam 1 hari dalam 1 1 bulan Tawan bebas menghabiskan waktu bersama Nanon selama 24 jam. Sebenarnya Thi tidak membatasi berapa lama waktu yang bisa dihabiskan oleh Tawan dan juga Nanon, tapi mungkin karena sudah terbiasa hidup dengan Thi, Nanon biasanya tidak betah apabila tidak bertemu dengan sang papah lebih dari 24jam.

tingtongg

Suara bel menyadarkan Thi dari lamunan nya “Siapa yaaaa?” Kemudian Thi berjalan menuju sumber suara bel tersebut. Sesaat setelah membuka pintu nya ia melihat sosok anak semata wayangnya berdiri dengan lelaki yang beberapa bulan ini hadir kembali di hidupnya.

“Loh kok Nanon disini?” “Gak jadi nginep di tempat ayah?” tanya Thi begitu membuka pintu nya.

Tubuh Nanon yang masih setinggi pinggang Thi langsung beringsut memeluk tubuh Thi “Nanon kangen sama papah. Mau bobo sama papah.”

“Yauda masuk yu” ajak Thi kepada Nanon.

“Pah, ayah juga masuk yaaa? Ayah janji mau beliin Nanon ayam goleng mekdi.” ucap Nanon kepada Thi.

Thi kemudian memberikan tatapan tajam kepada Tawan.

Tawan hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal “Maaf, tadi Nanon nya rewel banget makanya aku spontan janjiin beli ayam mekdi.”

Kemudian ketiga nya memasuki apartment Thi.

“Minggu ini jatah junkfood Nanon udah habis looooh. Kok mau makan junkfood lagi??” tanya Thi lembut.

Nanon hanya menunjukan ekspresi sedih setelah mendengar ucapan papah nya, Thi memang hanya memberikan 1 kali 'jatah' memakan makanan junkfood dalam seminggu. Thi lebih suka memasak makanan sehat yang lebih jelas kandungan gizi dan juga kebersihan nya.

“New.. Buat minggu ini aja ya Nanon di kasih jatah tambahan, kasian. Aku udah janji dan kebetulan udah pesen juga heu” ucap Tay sebari tersenyum.

Mendengar ucapan Tawan, Thi kemudian mengelus pucuk kepala anaknya “Yauda boleeeeh sayang.”

Nanon langsung membelakkan mata nya karena saking senangnya. “Yeayyy makasih papah, makasih juga ayah. Nanon sayaaaaaaang banget sama papah sama ayah.”

“Yauda sambil nunggu ayam nya dateng, Nanon mandi dulu ya sama papah.”

Nanon kemudian bangun dari tempat duduknya “Siap Captain!” tangan nya di simpan di dahi tanda memberi hormat.

Setelah ketiga nya menyelesaikan makan malam, Nanon dan juga Tawan langsung pindah keruang TV untuk menonton kartun favorit Nanon yaitu Upin-Ipin. 15 menit berlalu, mungkin karena sedikit kelelahan Nanon pun terlelap di pangkuan ayah nya.

Tawan yang tidak tega membangunkan anaknya tersebut kemudian memanggil New yang sedang sibuk membersihkan dapur.

“New, Nanon ketiduran di kursi. Aku mau pindahin ke kamar, kamu bisa anter?” tanya Tay kepada New.

Setelah mendengar permintaan dari Tawan, New pun bergegas menuju ruang TV dimana anaknya saat itu berada.

Saat New hendak mengendong Nanon dengan sigap Tay menahan nya “Aku aja.”

Kemudian Tay menggendong Nanon menuju kamar tidur New dan juga anaknya.

“Di samping situ aja Tawan.” unjuk New kesebelah kasur dekat kepala ranjangnya.

Tay pun dengan hati-hati menurunkan Nanon agar bisa tertidur dengan nyaman dikasurnya. Lalu Tay menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil anaknya.

Kemudian kedua nya dengan perlahan berjalan keluar dari kamar tersebut.

Saat kedua nya berada di luar

“Tawan.” “New” kedua nya saling memanggil secara bersamaan.

“Kamu dulu New.” ucap Tay mempersilahkan.

Thi sedikit canggung sebelum mengungkapkan keinginan nya.

“Kenapa New?”

“Mmh, mau ngopi duluuu?” biasanya Thi selalu menghindari momen berdua dengan Tawan, tapi entah mengapa malam ini dengan tiba-tiba Thi melakukan ajakan tersebut kepada Tawan, entahlah.. Secara tak sadar mungkin ini adalah permintaan dari hati kecilnya, mungkin sesungguhnya hati kecilnya merindukan sosok Tawan nya.

Tay yang bingung dan juga sangat bahagia karena ajakan dadakan seperti ini hanya bisa tersenyum sumringah “Bo..Boleh?”

“Kalo gak mau juga gapapa.”

Dengan cepat Tawan menganggukan kepala nya “Mau.. Mau banget Hin.”

Kini kedua nya sekarang sedang duduk di balkon apartment New, mungkin apartment New bukan lah apartment mewah hanya apartment standar tapi apartment new memiliki spot balkon kecil yang bisa dijadikan tempat untuk bersantai untuk sekedar bercengkrama sambil meminum kopi.

“Makasih Hin, ma maksdnya New.” ucap Tay sebari mengambil gelas berisi kopi dari New.

Tay hanya tersenyum melihat isi gelasnya tersebut, Tay selalu suka kopi susu buatan New mungkin kopi yang New pakai memang kopi instant tetapi New akan meracik kopinya dengan susu dan perpaduan kopi dengan susu nya selalu pas untuk Tay yang sebenarnya tidak terlalu suka dengan kopi.

“Masih inget aja kalo aku sebenrnya bukan minum kopi tapi susu pake kopi” lirih Tay.

New hanya diam tak menjawab kemudian ikut menyeruput kopi milik dirinya sendiri.

“Hin.. Mungkin kamu bakal bosen sama apa yang bakal aku sampein, tapi sama kaya yang aku bilang di chat bulan lalu dan mungkin selalu aku ucapin setiap malem sama kamu, aku gak akan pernah nyerah buat kita..” “Maafin aku mungkin aku egois, tapi aku akan selalu berusaha buat memperbaiki semuanya Hin, hati aku gak pernah berpaling dan hanya akan selalu di isi kamu.” ucap Tay tanpa melihat wajah lawan nya.

Inilah Tay Tawan Vihokratana, iya selalu berusaha mendapatkan apapun yang menjadi keinginan nya, ia tidak akan mudah menyerah apalagi mengenai Hin nya, ditambah sekarang ada malaikat kecil yang hadir di hidup kedua nya.

“Tawan..” “Hari ini Nanon makan apa aja?” tanya New, ia selalu seperti itu. Menghindar.

Karena sesungguhnya alasan New menghindar dari obrolan tersebut adalah karena New juga bingung dengan hati nya, apakah ia masih mencintai Tawan nya? Dan apakah luka yang Tawan berikan masih belum sembuh juga?

New benar-benar tak tau harus bagaimana, sehingga New selalu memilih untuk menghindar.

Tawan hanya menarik nafasnya kasar, ia tau respon yang diberikan New selalu sama sejak awal ia mengungkapkan perasaan nya kembali, tapi Tay tidak mau memaksa. Tay tau luka yang ia berikan kepada New bukan lah luka biasa, mungkin itu memberikan trauma dan perasaan sakit yang luar biasa sehingga New masih belum bisa memaafkan dan menerima kembali dirinya.

“Tadi Nanon aku ajak makan pasta New, terus sempet aku ajak makan dessert juga” jawab Tay.

“Jangan terlalu sering kasih makan makanan yang manis.” ucap New.

Tay hanya tersenyum “Gimana gak aku kasih makan makanan manis Hin, dia tuh mirip kamu kalo gak aku kasih dessert bibir nya bakal manyun kedepan.” jawab Tay sambil terkekeh.

New secara refleks memajukan bibir nya karena kesal mendengar penuturan Tay.

Tay menoleh ke samping nya “Tuh manyun kaya gitu tuh mirip banget hehe.”

“Ya namanya juga anak aku, ya pasti miriplah..”

“Anak kita..” lirih Tay lemah.

“Iya anak kita, tapi sekarang udah gak ada 'kita' lagi Tawan..” “Sudah tidak ada 'kita' lagi antara aku dengan kamu.”

Tay mungkin sudah terbiasa dengan penolakan yang dilontarkan oleh New, tapi entah mengapa malam ini seolah memiliki dorongan yang kuat dari hati kecilnya Tay ingin benar-benar memastikan bahwa New memang sudah tidak punya rasa kepada dirinya

“Hin, liat wajah aku..” Tay mencoba menggeser tubuhnya menjadi berhadapan dengan New. “Bilang kalo emang 'kita' udah gakbisa bersama, bilang kalo kamu udah gak ada perasaan apa-apa sama aku.”

New hanya diam membisu, bibirnya seolah kelu tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.

“Hin...”

“A..aku.. aku” New terbata-bata.

Entah keberanian darimana Tay dengan spontan menarik tengkuk wajah New untuk mempertemukan bibir keduanya.

Biarlah apabila nanti New akan menghajarnya karena Tay sudah berlaku kurang ajar terhadap New, akan tetapi malam ini Tay tidak dapat menahan hasratnya untuk tidak mengecup bibir yang selalu ia rindukan selama 6tahun ini.

New kaget bukan main terhadap perlakuan tiba-tiba Tay pada dirinya, tapi bukan nya menghindar New malah memilih diam dan ikut menikmati perlakuan Tay.

Ciuman kedua nya bukan ciuman panas penuh dengan hawa nafsu, kedua nya hanya saling mengesap bibir satu sama lain seolah menandakan ciuman keduanya penuh kerinduan.

Tanpa sadar ciuman kedua nya berubah menjadi sedikit basah karena air mata New tiba-tiba turun. New yang tersadar kemudian melepaskan pagutan bibir kedua nya.

“Ta..Tawan..” “Aku mau istirahat, tolong kamu pulang.” New sebari berusaha mengusap bibir dan wajah nya.

“Hin, perasaan kamu masih sama Hin..” “Perasaan kita masih sama Hin, Hin.. Ayo Hin kasih aku kesempatan. Aku mohooon.” pinta Tay.

“Tawan aku mohon, tolong kamu pulang.. Please hiksss.. Aku mohon.” New tidak kalah memohon.

Tay yang melihat Hin nya memohon hanya bisa pasrah dan berjalan menuju pintu keluar, New mungkin memang butuh waktu untuk berfikir.

Tapi yang Tay yakini kini adalah ternyata perasaan Hin nya masih sama. “Yauda aku pulang, tapi Hin aku yakin perasaan kita masih sama.” “Aku yakin masih ada kesempatan untuk 'kita' ” kemudian menutup pintu apartment New.

New hanya bisa duduk bersimpuh sambil menangis, Tawan benar.. Diantara banyak hal yang telah berubah di hidup New, tapi perasaan nya terhadap Tawan tidak pernah berubah. Masih sama.. New masih mencintai Tawan nya..

Sama dengan perasaan nya yang masih sama kepada Tawan, ternyata luka yang diberikan oleh Tawan pun masih sama di hati New. New masih merasakan perih dari luka yang diberikan oleh Tawan nya..

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan nya, New semakin bingung jalan apa yang harus ia pilih?

Kembali mencintai Tawan nya walaupun penuh dengan rasa sakit dari luka nya? Atau fokus menyembuhkan luka nya dan merelakan cinta nya?

Entahlaaah, New bingung.. Apa yang harus ia pilihh?

Tuhan, kenapa Engkau selalu memberi pilihan sulit dalam hidupku? lirih New dalam tangis.

; Pacar Thipoom.

“Thipoom simpan dulu hape nya kalo lagi makan.”

“Hehehe, ini bales tweet Kak Alice dulu Tanaaaa.” “Aku suruh gabung kesini katanya gak mau ganggu kita, terus aku di suruh ngerjain kamu katanya mumpung kamu lagi sadar wkwkwk, ada-ada aja Kak Alice.” jawab New sembari mengunyah pastanya.

“Makan dulu, jangan makan sambil ngomong. Nih, mulut kamu belepotan gini kan.” sebari membersihkan ujung bibir New dengan jarinya.

New pun hanya bisa tersipu malu merespon sikap kekasihnya kepada diri nya “Tana tumben baik banget sama aku? Jangan soft gini terus dong, aku nya gak kuat. Deg-deg an mulu tauu.”

“Lah emang saya jahat sama kamu? Kasar?” tanya Tay.

New pun dengan cepat menggelengkan kepala nya “Gak, gak. Bukan gitu, maksudnya biasa nya Tana tuh dingin gitu loh kaya Elsa hehhehe.” “Sekarang soft gini tuh jadi culture shock gitu buat aku ahahhhahha.” New tertawa canggung.

“Jadi kamu mau nya saya dingin aja kaya Elsa gitu?” “Padahal saya sudah mencoba mati-matian loh merubah sikap saya buat kamu.”

“Senyaman nya Tana aja sayang, kalo gak nyaman jangan di paksain.” jawab New lembut. “Aku gak mau Tana harus ngerubah diri Tana cuman buat muasin kemauan aku.” “Aku bakal terima Tana apa adanya kok, walaupun kadang jengkel sih sama sifat Elsa nya Tana hhehehe.” kekeh New.

Tay hanya diam setelah mendengar ucapan dari kekasihnya tersebut, Tay sadar sejak awal berpacaran dengan New, New lah yang selalu berusaha untuk membuat Tay nyaman bahkan terkadang New dengan lapang dada akan meminta maaf jika mereka berselisih paham padahal New tidak salah sama sekali.

“Tana?” “Tana heeyyy??” tangan New melambai-lambai tepat di hadapan wajah Tay.

“Tana mikirin apa?”

Tay hanya menggeleng “Gak, kamu nginep lagi aja.” “Besok kamu ngampus jam 10 kan?”

New diam sejenak “Aku pulang aja deh, aku gak bawa baju buat besok ngampus yang.”

“Pake baju saya aja, ukuran tubuh kita kan gak berbeda jauh.”

“Hmm, tapi.. Aku pulang aja deh. Yaaa?”

Tay yang awalnya menunduk dan fokus ke piringnya kini menatap wajah kekasih nya. “Saya gak akan ngapa-ngapain kamu.”

“Ehh, eh gak gitu Tana. Bukan karena aku takut di apa-apa in ih.” jawab New panik.

“Yasudah, pokoknya malam ini nginep lagi.”

New kemudian mengangguk pasrah “Yaudah iyaa, masih kangen ya sama akuu? Hayooo ngakuu..”

“Biasa saja.”

“Yakiiin?? Yauda kalo gituu aku pulang ke kos aja deh.”

Tay menatap kembali wajah New “Jangan, saya senang di dekat kamu.”

New yakin warna wajah nya kini mungkin sudah semerah tomat “Gombal dasar.”

Tay hanya tesenyum melihat New yang salting

“Eh, btw tugas video musik Tana udah jadi?” “Ini udah seminggu lebih gak sih?” New mengalihkan.

Tay mengangkat bahu nya “Sudah mungkin, saya gak nanya lagi.”

New mengangguk kemudian tersenyum “Aku gak sabar deh liat Tana acting

“Biasa saja kok.” jawab Tay tenang.

“Tetep aja pasti Tana ganteng banget deh, eh lagian Tana gak pernah gak ganteng sih hehhhee.” “Pacarnya siapa dulu dong, pacar Thipoom.” ucap New sumringah.

Tay hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat kelakuan kekasih nya tersebut.

; The day after..

“Mmmhh..” New menggerakan tubuhnya, sambil meraba-raba kasur di samping nya, kosong.

Saat New ingin berbalik mengambil ponsel nya, ia merasakan sakit di bagian tubuh bawah nya. “Ahh, shit! sakit banget taik, elaaaah” ucapnya, lalu New mengingat-ngingat kejadian yang terjadi beberapa jam silam dan kini membuat diri nya tersenyum malu-malu lalu kemudian menutup wajahnya dengan bantal dan sedikit berteriak. “Aaaahhhh, maluuuuuu”

Bantal yang menutupi wajahnya kini perlahan di tarik lembut oleh seseorang “Selamat pagi eh harus nya selamat siang deh hehehe” “Selamat siang Thipoom sayang” kemudian mengecup dahi New.

Pipi New kini mungkin sudah berubah warna menjadi warna merah seperti tomat karena perlakuan yang baru saja ia dapatkan dari kekasihnya. “Siang juga, Tana jangan gini dongggg.. Aku malu nya jadi berlipat ganda gini.” sambil menyembunyikan wajahnya di perut Tay yang kini duduk di ujung kasurnya.

Tay tersenyum melihat kelakuan menggemas kan dari kekasih nya tersebut. “Gak usah malu-malu, kaya semalem dong siapa coba yang teriak gini Tana faster ammhh Tana “ goda Tay.

“Tanaa!!! Sumpaah ya nyebeliiiin bangeeeeet ihh.” sebari mencubit perut Tay.

“Hahahahahaa, ampun-ampun..” Tay berusaha menarik tangan New yang masih berusaha mencubit perutnya.

“Abisnya nyebelin! Semalem juga siapa coba yang minta lagi dan lagiii?? Hahhh?? Siapaaaaa??” New berusaha membetulkan posisi nya menjadi duduk di samping Tay. “Argghh..”

“Thipoom kamu gak apa-apa?” “Masih sakit yaa? Sini saya bantu.” Tay berusaha membantu New menemukan posisi yang pas untuk duduk.

“Masih sakit Tana.....” dengan nada manja “Tapi gapapa, aku seneng pengalaman pertama aku sama Tana.” New sebari tersenyum.

“Maafin saya ya?”

“Kok minta maaf? Gapapa sayang, nanti juga sakitnya ilang.”

“Thipoom” Tay menatap kekasih nya tersebut.

“Hmm??”

“Makasih yaaa” “Saya juga senang pengalaman pertama saya sama kamu, makasih kamu sudah percaya sama saya.” ucap Tay tulus.

“Iyaa sama-sama Tana, makasih juga Tana udah kasih pengalaman hebat buat aku. Aku sayang Tana, banget banget bangetaaan pokoknya”

“Iya saya juga” Kemudian memegang dagu New dan sedikit menarik wajah New untuk bisa Tay kecup bibirnya akan tetapi dengan sigap New menutup mulutnya dengan tangan nya dan sedikit mendorong tubuh Tay kebelakang.

“Kenapa?” tanya Tay bingung.

“Aku belum gosok gigi Tana.... Gak mauu..”

Tay kemudian tersenyum dan beralih mencium dahi New. “Saya sayang kamu Thipoom”

New pun memeluk tubuh Tay dengan erat. “Aku tau Tana.”

;

Sudah 2 bulan berlalu sejak pertemuan kembali antara Thi dengan Tawan, banyak yang berubah dari hidup Thi.

Sekarang setiap pagi Thi tidak perlu mengantar Nanon ke sekolah nya karena Tawan akan dengan sigap setiap pagi menunggu di lobby untuk mengantarkan Nanon, Thi pun sekarang sudah bisa sedikit bernafas lega karena sekarang ia sudah bisa mulai menyisihkan pendapatan nya untuk menabung. Karena lagi-lagi Tawan kini sudah bertanggung jawab penuh dengan biaya pendidikan Nanon sampai dengan jenjang perkuliahan.

-Take it or leave it

“Ay, nanti sekalian aku izin aja kaliya ke Peng hari ini?”

New menoleh menatap wajah kekasih nya “Hmm, yaudaaaa. Kalo gak di izinin gimana ya?? Kabur aja gitu?”

Tay terkekeh mendengar pertanyaan dari kekasih nya tersebut “Aku kalo bawa kabur kamu bisa-bisa di mutilasi sama Peng, ckck” “Gapapa, nanti aku izin dulu ajaaa.”

“Bissmillah ya..” ucap New, tak berselang lama bel unit Tay berbunyi tanda ada seseorang datang.

“Aku aja” ujar Tay sebari berdiri kemudian menuju pintu tersebut.

“Eh abang ipar udah dateng.” goda Tay saat melihat Off yang menenteng dua buah kantung belanja di masing-masing tangan nya.

“Gak usah abang-abang lu bukan adek gua! Nih, belanjaan buat lu” Off menyodorkan kantung belanja nya kepada Tay dan bergegas masuk.

“Dekkk, adeeeek” teriak Off sebari memasuki unit Tay tersebut.

New yang mendengar panggilan dari abangnya langsung menjawab “Apaaa ih? ni gandeng ” (berisik banget)

“Kangen gue sama luuuuu” kemudian memeluk paksa adiknya.

“Lepasin ih abaaaaaaang” ucap New sebari berusaha melepaskan diri dari abangnya tersebut.

“Hehhh!!! Pacar gue tuh, gak usah peluk-peluk ya lu!” suara Tay yang tiba-tiba muncul.

Off masih tidak mau melepaskan pelukan nya kepada New “Pacar lu, pacar lu aja! Adek gue nih”

“Dek, mau langsung pulang atau ntaran aja?” tanya Off sebari melepaskan pelukan nya.

New berbalik menatap wajah Off “Entar aja ihh abaaaang, Tayang kan masih sakit.. Gue mau disini dulu, lu kalo mau pulang yauda sana ajaa. Ngapain jemput gue”

“Gue cuman nanya loh?? Lu bucin banget sih elaah, gak pokoknya gue gakan kemana-mana. Nih si kadal dah sehatan nih, kalo lu di tinggal berduaan takut terjadi hal yang tidak-tidak.” kemudian duduk di tengah-tengah antara Tay dan juga New.

“Dih, apaan coba.” “Nyebelin banget sih luuu, sana-sanaaa hussssshhh hushhhh.” usir New.

“Jirrr, mentang-mentang udah punya pacar ya lu abang sendiri di lupain. Nyesel gue kasih izin pacaran nyeseeeeel.” Off sebari memegang dada nya seolah-olah perlakuan New tadi sangat menyakiti diri nya.

“Gausah drama ya, lagian lu ngapain dah kesini? Ntar New gue anter balik padahal.” ujar Tay.

“Ya sekalian ngelongok lu lah, takut lu mati gue.” jawab Off asal.

“Gakan mati dulu lah, belum nikah sama Ayang gue kan. Yagak sayangggg?” Tay menaik turunkan alisnya.

Off kini bangun dan memukul tubuh Tay “Nikah-nikah! Emang udah gue acc ?!”

“Ih yang penting mah acc ayah bunda bukan acc dari lu” Bela New.

“Dihhhh.... Kuliah dulu yang bener baru mikirin nikah.” “Ditinggal bunda sebulan aja udah ngerengek-rengek minta nyusul sekarang sok-sok an ngomongin nikah” ucap Off.

New memutar matanya malas “Nyebelinnnn dasar”

Off hanya terkekeh “Yauda, katanya kangen ayah bunda mau jadi nyusulin gak? Ntar abang pesenin tiket nya.”

Tay dan New pun saling bertukar pandang, kemudian Tay pun mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan “Peng, hmm.. Gue mau izin sama lo.”

“Gak!!” jawab Off bahkan sebelum Tay menyelesaikan ucapan nya.

“Abang mah ih!!!! Tayang belum beres juga, dengerin dulu atuih.”

Off pun duduk kembali di antara Tay dan New sebari melipat tangan nya di dada “Yaudah, mau apa lo?”

Tay menarik nafasnya dalam-dalam “Jadi gini peng, lo tau kan kemaren gue ngejar laporan Bross banget-bangetan?” dibalas anggukan oleh Off.

“Nah, kaya yang udah kita bahas pas waktu itu di group, gue ada rencana pengen ngajak liburan adek.”

“Gak!” Off memotong kembali.

“Abaaaang ih!!!!!” New merengek.

“Gak, kecuali abang ikut.” Jawab Off lagi.

“Gue sih gak masalah, gapapa peng ayook yang penting gue berangkat liburan sama adek.” Tay berkomentar.

“Oke, deal disana juga kalian gak boleh sekamar.” ucap Off menatap Tay.

Mendengar ucapan Tay dan abang nya New membelakkan mata nya “Gak! Gak ada ih apaaan sih lo ahhh! Ya masa abang ikut?! Atuihhh, gue juga kalo lo liburan gak ganggu ih!!”

“Hehhh, tiap gue liburan gue selalu bawa lo ya!” “Pokoknya kalo mau berangkat, gue ikut. Take it or leave it” Off mengangkat bahu nya.

New tidak merespon perkataan abang nya, dan hanya mempoutkan bibir nya tanda bahwa ia sedang kesal.

“Lagian lo tadi pagi bilang mau nyusulin ayah bunda, kata nya kangen. Kenapa sekarang tiba-tiba jadi mau liburan. Gimana sih?!” New tidak merespon pertanyaan dari abangnya.

“Heh jawaaab, gak punya mulut ya?”

“Apasih ah, kan kalo kangen ayah bunda tinggal vc aja.. Semalem juga vc tapi kan kalo liburan jarang ih abaaaang. Mumpung gue libur, Tay juga udah gak sibuk.” keluh New.

“Yaudah ayok liburan, tapi abang ikut. Gak boleh berduaan. Gak gak.” kedua tangan Off membentuk tanda X di dada nya. “Abang juga kalo liburan selalu bawa lu, terus kenapa sekarang abang gak boleh ikut kalo lu yang liburan?”

“Kalo abang liburan juga gue dipaksa ikut bukan nya gue yang mau! Ah elaaaah! Abang liburan sama Gun ajasih jangan gangguin orang elaaah.” nada suara New mulai ketus.

“Emang lu mau ngapain sampe ngerasa keganggu dengan adanya gue hah?!” “Mau ngapain?! Jawab coba.”

Bukan nya menjawab pertanyaan dari abang nya New memilih diam dan menyilangkan lengannya didada nya dan mempoutkan bibir nya.

Tay yang melihat keadaan sudah tidak kondusif akhirnya memilih untuk menengahi kedua kakak-beradik tersebut.

“Udah-udaaah, jangan jadi berantem.” “Yauda kalo lo mau ikut gpp Peng, ikut aja.”

“Tuh Tay aja ngijinin gue ikut.” Off menoleh ke hadapan adiknya.

“Pokoknya gue gak mau abang ikut! Yaudah mending gak usah jadi aja liburan nya!” kemudian berdiri lalu menghentakan kakinya berjalan menuju kamar Tay.

“Yauda baguuuus, mending gak usah liburan ajaaaaa.. Udah diem aja lo dirumah!” Off sedikit berteriak agar suara nya bisa didengar oleh adiknya tersebut.

“Jumpol nyebelin!!!!!!” Teriak New lalu membanting pintu kamar Tay dengan keras.

“Bodo amaat, yang penting lo gak liburan.” Off masih saja membalas perkataan adiknya.

Tay hanya bisa menggeleng mendengar pertengkaran kakak beradik tersebut.

“Udah sih peng, nanti nangis lagi elaaaah.” sambil berdiri berniat menuju kamar untuk menenangkan kekasihnya tersebut.

“Eeet, mau kemana lo?” menahan lengan Tay.

Menunjuk kamar “Takut nangis, gue liat dulu.”

Menarik lengan Tay sehingga Tay terduduk kembali “Gak, gak ada. Udeh diem lo disini.. Gak usah ngambil kesempatan berdua-dua an lo sama adek gue. Diemin aja, ntar kalo laper juga keluar sendiri.”

“Elaaah, semalem kan kita udah tidur barengan elaaaah.”

“Gak, semalem lo sekarat sekarang udah sehat wal-afiat.” “Udeh.. Diem.”

Tay pun hanya bisa pasrah dengan titah sang abang ipar.

tringg

Notif dari ponsel Off.

; first time

🔞 mohon kebijakan nya dalam memilih bacaan ya semua nya 🔞

toktok

New mengentuk jendela mobil Tay, Tay yang sedang sibuk berbicara via telefon dengan seseorang kemudian mengangguk.

“Baik peng, sekali lagi terimakasih ya” kemudian Tay menutup ponsel dan beralih melihat kekasih nya yang sudah membawa tas yang Tay yakini tas tersebut adalah persiapan New untuk menginap di unit Tay.

“Kak Off?” tanya New saat memasuki mobil Tay.

Tay mengangguk tanda meng iyakan “Bawaan nya cuman segitu yang? Gak ada lagii?”

“Iyaa, lagian aku cuman nginep sampe besok doang. Ngapain bawa banyak-banyak.” jawab New.

Akhirnya kedua nya pergi meninggalkan daerah kost-kost an New menuju apartment Tay.

— Apartment Tay.

“Thipoom, saya mandi duluan ya?” “Saya minta tolong charge ponsel saya yaaa.” yang di balas anggukan oleh New.

“Yauda sana kamu mandi, nanti aku charge hp kamu nya. Sekalian nanti aku beresin cemilan yang tadi kamu beli.” jawab New.

Tay kemudian berjalan menuju kamar mandi sebari mengalungkan handuk di lehernya.

Sesaat setelah Tay memasuki kamar mandi,New kemudian mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut apartment kekasihnya tersebut ini memang bukan kali pertama New berada di apartment Tay akan tetapi biasanya ia hanya akan mampir untuk mengambil barang yang tertinggal atau mengantarkan sesuatu kepada Tay tidak seperti hari ini, hari ini adalah hari kali sejak menjadi kekasih Tay, New akan menginap disini bersama kekasihnya.

“Dahlah, daripada bengong mending gue beresin dulu ini deh” sebari mengambil kantung belanja dan menuju dapur.

Setelah membereskan beberapa makanan&minuman yang tadi di beli oleh Tay, New kemudian berinisiatif untuk mencuci piring yang berada di wastafel.

Saat New sedang fokus mencuci piring terasa ada seseorang yang memeluk perut New.

“Padahal gak usah dicucikan Poom” ucap Tay.

“Gapapa, dikit ini” jawab New. “Lepasin dulu pelukan nya yang, aku susah nih gerak nya.”

Tay masih tidak mau bergerak dari tempatnya sekarang, di peluknya tubuh kekasihnya dan kepalanya kini berada di bahu New “Saya kangen.” di hirupnya leher New “Saya suka wangi tubuh kamu.”

Selama berpacaran 11 bulan ini, Tay selalu bersikap dingin dan jarang bahkan tidak pernah menunjukan sikap agresif seperti malam ini, hal ini membuat New sedikit terkejut dan bingung.

New kemudian membalikan tubuhnya dan membuat kedua nya kini saling berhadapan “Kalo aku suka semua tentang Tana, aku suka wangi Tana, aku suka wajah Tana, dan yang paling aku suka ini.” New mengelus bibir kekasihnya tersebut.

Memang salah bermain-main dengan seorang Thitipoom, awalnya Tay sengaja memancing New agar New menunjukan sikap salah tingkahnya akan tetapi sekarang Tay lah yang di buat salah tingkah setelah mendengar apa yang baru saja New katakan.

“Sudah sekarang giliran kamu mandi sanaa”

New tersenyum puas lalu mencuri ciuman dari bibir kekasihnya tersebut “Mau bikin aku salting eh malah kamu yang salting dasaaaar.” “Yauda aku mandi dulu yaaaaa” ucap New kemudian meninggalkan Tay yang berada di dapur.

Setelah kurang lebih 15 menit New menyelesaikan mandi nya kini New keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama berwarna biru langit dan sedikit ada motif kartun bear family's yang semakin membuat New menggemaskan.

“Tana, handuknya aku gantung dimana?” tanya New kepada Tay yang sekarang sedang fokus pada layar ponsel nya.

Saking fokusnya Tay tidak menjawab pertanyaan dari New “Tana? Hey, kamu lagi chat sama siapa sih? Fokus banget?”

“Eh maaf maaf, sebentar saya lagi chat dengan Jumpol” “Ada tempat jemur handuk di balkon yang, di situ saja.”

New kemudian menuju balkon seperti yang di ucapkan oleh Tay.

Setelah menjemur handuknya bukan nya segera masuk New malah berdiam diri sebari menikmati deburan angin dan juga pemandangan dari lampu-lampu yang berasal dari berbagai macam bangunan di sekitarnya apartment Tay.

“Kenapa gak langsung masuk lagi?” Tay yang kini sudah berada di belakang tubuh New, lengan nya ia sematkan di perut New. Back hug salah satu yang paling New sukai.

“Kamu nya juga fokus ke hape mulu.” “Mending aku disinilah adem, kena angin.”

“Jumpol nanyain tentang tugas sayang” kemudian menghirup ceruk leher New dan mulai menciumi dan menjilati leher kekasih nya tersebut.

“Mmhh, Tana..” New mengangkat kepalanya seolah memberi akses untuk Tay mengeksplor lehernya.

Kemudian Tay membalikan tubuh New agar bisa berhadapan dengan wajahnya, dan kemudian menyatukan bibir kedua nya. Kedua nya saling menghisap bibir satu sama lain, Tay secara bergantian menghisap bibir atas dan juga bibir bawah New lalu memberikan gigitan kecil sehingga mulut New terbuka sehingga ciuman kedua nya kini melibatkan permainan lidah.

Lengan New dengan otomatis melingkar di leher Tay sedangkan tangan Tay berada di pinggul New dan mulai masuk mengelus punggung New. “Emh,Hh.. Tana”

New berusaha melepaskan ciuman kedua nya karena tubuhnya kini butuh menghirup oksigen, Tay yang paham akhirnya melepaskan ciuman kedua nya, lalu mengelus ujung bibir kekasihnya membersihkan saliva yang tertinggal akibat ciuman panas yang mereka lakukan. ? “Ke kamar aja yuuk? Angin nya semakin kencang, nanti kamu masuk angin.” yang dibalas anggukan lemah oleh New, lalu Tay menuntun kekasihnya tersebut untuk keluar dari balkon dan kemudian berjalan menuju kamar tidur nya.

Sesampainya di kamar kedua nya menunjukan sikap awkward kedua nya duduk berdampingan dan hanya diam.

Kemudian Tay mengambil inisiatif “Saya boleh cium kamu lagi?” sepertinya sekarang bukan hanya bibir Tana saja yang menjadi candu untuk Thipoom tetapi sekarang bibir Thipoom pun sudah menjadi candu untuk Tana.

New hanya mengangguk dan membuat Tay mempertemukan bibir keduanya kembali. Dielusnya pipi New oleh tangan kanan Tay, dan kini tangan kiri Tay mulai mengelus punggung New kembali.

Tanpa melepas ciuman nya Tay kemudian memundurkan tubuhnya untuk bersandar di kepala kasur dan menarik tubuh New untuk mengikuti nya. Disandarkan tubuhnya dan New kini sudah duduk diatas paha Tay sebari melingkarkan lengan nya ke leher Tay.

Kini tangan Tay mulai masuk kebagian depan tubuh New, dielusnya perut New yang rata lalu naik ke dada bidang New, sesekali Tay sedikit meremas dada New dan juga mulai memainkan puting dada New “Mmhh..”

Ciuman Tay kini beralih menuju leher New, seolah tak puas hanya mencium kini Tay menjilati bahkan hampir mengigit sehingga meninggalkan tanda merah di leher putih kekasihnya tersebut. New yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa menjambak rambut Tay “Fuck! Tana..Ammhh”

“Yang, boleh?” New hanya mengangguk tanda setuju. Setelah mendapat persetujuan dari New kini Tay mulai membuka satu persatu kancing piyama New.

Setelah semua kancing piyama nya sudah terlepas Tay melempar piyama tersebut dengan sembarang. Kemudian Tay mulai memberi kecupan-kecupan ringan di bahu New, lalu mulai berpindah ke dada New. Di jilatnya puting New “Mmhh, Tana..Geli..”

Ketika bibir Tay sibuk melahap puting New secara bergantian, tangan Tay mulai turun kebawah ke arah pantat New yang duduk diatas paha nya. Tay mulai meremas pantat sintal New. Diubahnya posisi mereka yang awalnya New duduk di pangkuan Tay kini di baringkan tubuh New lalu Tay mengukung New.

“Thipoom, boleh saya..” “Sst..” New menempelkan jari nya tepat di depan bibir Tay.

“Tonight, i'm your's Tana. Do it.”

Seperti sengatan listrik suara berat New membangkitkan sesuatu di bawah sana milik Tay.

“Aaaah, Fuck! Thipoom shit!” kemudian Tay kembali melumat bibir New, kali ini bukan hanya sekedar ciuman biasa tapi ciuman saat ini di tambah dengan nafsu yang menggebu diantara keduanya.

Kemudian Tay melepas kaus yang dipakai nya dan dilempar ke sembarang arah lalu kembali menciumi leher sampai dada New.

New yang sedari tadi hanya diam dan menikmati apa yang dilakukan oleh Tay kini ia mulai ikut aktif dalam permainan.

Tangan nya yang sebelumnya hanya mengusak rambut Tay kini mulai beralih mengelus punggung Tay kemudian turun kembali menuju sesuatu yang berada di pangkal paha Tay, dielus nya dengan lembut.

“Fuck!! Thipoom” mendengar umpatan yang keluar dari mulut kekasihnya New hanya tersenyum puas. Kemudian ia membalikan tubuhnya sehingga kini Tay yang terbaring dan dirinya sekarang berada di atas tubuh Tay.

“Daritadi Tana terus yang kerja, sekarang giliran aku boleh?” ucap New sebari mengedipkan mata nya seolah menggoda sang kekasih.

Tay yang terkejut hanya bisa diam pasrah dan memposisikan diri nya sedikit duduk dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.

New menurun kan tubuhnya sehingga sekarang wajahnya sudah berada tepat didepan 'milik' Tay. New menyunggingkan senyuman melihat 'milik' Tay yang sudah sangat sesak.

Dengan lihai New melepas celana pendek yang Tay, di kecupnya 'milik' Tay lalu dielus kembali.

“Thipoom..Mmhh..” erang Tay.

“Tana, boleh?”

“Just do it, Thipoom!”

Kemudian New melepaskan kain terakhir yang menutup 'milik' kekasihnya tersebut, kini Tay sudah telanjang bulat dan New tidak dapat menutupi kekaguman nya terhadap 'milik' Tay.

“Shit! gue kira gak segede ini” batin New.

Di elus dan diurut ke atas dan kebawah milik Tay yang membuat Tay membuka dan menutup mata nya.

“Ergghhh...” erang Tay sesaat ketika ia merasa 'milik' nya merasakan basah dan sedikit hangat. Saat Tay melihat kebawah dilihatnya New sedang mengemut milik nya layaknya sedang menikmati sebatang lollipop.

Tangan Tay sekarang berada di rambut New, tangan Tay membantu mendorong kepala New agar milik Tay semakin dalam memasuki mulut kekasihnya tersebut.

“Fuck! Thipoom! Shit! Arghhhhhh..” erang Tay menikmati permainan blowjob yang diberikan oleh New.

Sudah puas mengulum batang Tay secara keseluruhan, tidak lupa juga ia memainkan bola kembar milik Tay. Ia kulum dan juga ia hisap.

Saat kembali melakukan blowjob pada Tay, New tidal melupakan petuah yang diberikan oleh Gun yaitu jangan sampai gigi nya mengenai milik Tay. New menyadari milik Tay semakin membesar dan juga sedikit berkedut mungkin Tay sebentar lagi akan mengeluarkan cum nya. Bukan nya memperlambat hisapan nya, New malah dengan sengaja mempercepat permainan nya sehingga makin membuat Tay mengeluarkan erangan-erangan yang menurut New itu sangatlah sexy di telinga nya.

“Arghhh..Poom.. Saya mau keluar” ucap Tay sebari membuka dan menutup mata nya tanda nikmat.

Hisapan New semakin kuat dan tak lama milik Tay akhirnya mengeluarkan cum nya di dalam mulut New. “Arghhhhhhhh...” erang Tay.

Dengan segera New menelan habis cum dari kekasih nya tersebut, jumlah cum yang tak sedikit tersebut akhirnya membuat New sedikit tersedak.

“Uhukk..hukkk” Tay langsung bangun dan mengelus punggung sang kekasih.

“Kamu tuh, kenapa di telan sih?! Nih minum dulu minum dulu.”

New minum sebari tersenyum “Gapapa, soalnya itu punya Tana jadi gapapa aku telen semua.”

“Dasar ya kamu tuh” sebelum Tay mengucapkan kata-kata nya kembali untuk menceramahi New, New terlebih dahulu membungkam mulut Tay dengan ciuman nya.

“Marah-marah nya nanti ajaa”

Kini kedua nya kembali dalam pergulatan ciuman panas, sebari sibuk berciuman dengan lihai Tay melepas celana yang dikenakan oleh New. Dalam hitungan detik kini kedua nya sudah telanjang bulat.

Seolah masih belum puas Tay kembali menghujani dada New dengan ciuman di kulumnya puting New secara bergantian sedangkan tangan nya kini sudah mengusap kepunyaan milik New yang sama-sama sudah menegang. New yang dibuat kelabakan oleh permainan yang Tay mainkan hanya bisa mengusak rambut sang kekasih dan juga mengeluarkan suara-suara desahan dari mulutnya.

“Argghhhh Tana aku mau keluar.” New bisa gila, hanya dengan permainan tangan dari Tay saja ia sudah sampai pada puncaknya bagaimana dengan permainan lain nya.

Mendengar New akan keluar Tay menghentikan permainan handjob nya dan berganti menjadi melakukan blowjob kepada milik New. Di hisapnya dan dijilatnya dari kepala penis nya hingga bola kembar nya.

“Fuck! Tanaa.. Arghhhhhhhh” akhirnya milik New melepaskan cum nya didalam mulut Tay.

“Manis.” komentar Tay setelah menelan habis cum milik New. Kemudian Tay berdiri mengambil sesuatu di laci samping tempat tidurnya.

Dikeluarkan nya satu bungkus kondom dan juga sebotol lube yang sudah Tay persiapkan. Di gigitnya bungkus kondom tersebut.

“Anjing, Tana sexy banget.” New berucap secara tak sadar.

Tay tersenyum “Kamu juga sexy Thipoom.” lalu memasukan jari telunjuk dan juga jari tengahnya ke dalam kondom, kemudian Tay melumuri jari nya tersebut dengan lube dengan cukup banyak.

“I'm gonna prepare you.” “It's oke?” New hanya mengangguk lemah. “Mungkin akan sedikit sakit, maaf ya?” “Kamu boleh cakar saya, atau gigit bahu saya.” New mengangguk kembali.

“Saya bakal pelan-pelan, kalo sakit nya gak bisa kamu tahan jangan ragu buat bilang saya ya?”

Kini jarak wajah kedua nya hanya terkikis beberapa cm saja, bisa terdengar degup jantung kedua nya yang sama-sama kencangnya, mungkin karena ini merupakan pengalaman pertama bagi kedua nya maka kedua nya mungkin merasakan kegugupan yang luar biasa.

“Tana, mau cium..” New dengan manja.

Tay pun kembali mempertemukan bibir kedua nya yang mungkin sudah berapa puluh kali mereka lakukan hari ini. dan jari yang di penuhi lube tadi mulai Tay arahkan ke hole milik New.

“Engghhh...” New mengeluarkan suara erangan ketika sesuatu yang asing mulai memasuki hole nya.

Setelah Tay berhasil memasukan jari nya, dengan perlahan Tay membuat gerakan masuk-keluar di hole milik New, setelah dirasa New sudah sedikit nyaman dengan keberadaan jari Tay didalam hole nya Tay juga melakukan gerakan seperti menggunting dengan jari nya.

Saat kegiatan 'jari' Tay di hole New, New hanya menampilkan ekspresi meringis di wajahnya. Tay yang merasa sedikit bersalah dengan sigap mengalihkan rasa kurang nyaman yang New rasakan dengan mencium bibir dan juga leher serta dada New.

“Aahhh yang emmhh..” suara New ketika jari Tay mencapai titik yang di yakini merupakan titik prostate milik New.

Setelah di rasa cukup mempersiapkan hole milik New, Tay kini menarik jari nya dan berdiri untuk mengambil kondom yang baru.

“Tana..”

“Yaaa?”

“Gak usah pake kondom, aku mau nya first time sama kamu bener-bener gak pake penghalang apapun. Aku mau nya cuman milik kamu yang ada di lubang aku.” New menunjukan puppy eyes nya.

“Kamu yakin?” New mengangguk dengan mantap.

Kini Tay berdiri dan mulai mengocok milik nya kembali dan ia lumuri dengan lube dengan cukup banyak, kemudian ia mulai mengarahkan milik nya ke lubang milik New.

“Saya masukin yaaaa?” dibalas anggukan oleh New.

Dengan perlahan ia memasukan milik nya kelubang sempit milik New.

“Aakkhhhhh....” jerit New secara tak sadar. Tay yang sedikit panik mendengar jeritan dari kekasihnya tersebut berniat melepas milik nya tetapi hal tersebut di urungkan ketika New menatap matanya dan berkata.

“Yang, masukin sekaligus aja. Jangan dikit-dikit, kalo dikit-dikit makin kerasa sakit nya.” pinta New.

Tay kemudian mengajak kembali New berciuman sebari mendorong penisnya masuk kedalam lobang New dalam satu hentakan.

“Aaakhhhh...” New berteriak dalam ciuman nya, kini jari-jarinya berada di punggung Tay mencakar seolah menyalurkan rasa sakit yang ia rasa kan dibawah sana.

Tay kemudian menatap wajah New yang meringis kesakitan, mata indah New mengeluarkan air mata tanda bahwa yang barusan terjadi benar-benar membuat ia merasakan sakit yang luar biasa.

“Sayaaang, sorry yaaa..” sebari menghapus airmata New dengan kecupan-kecupan.

New terisak “Sakit Tana..Sakit..Hiks”

“Iya saya tau iyaa, maafkan saya yaa?”

New mengangguk lemah “Gapapa, tapi jangan dulu gerak ya yang.. Sakit banget.”

“Iya sayang, saya gakan gerak.” ucap Tay, kini seluruh penis Tay sudah berada di dalam hole milik New. Sejujurnya jepitan lubang New yang sempit membuat Tay ingin segera menggerakkan pinggulnya akan tetapi Tay paham ia harus sedikit bersabar karena ini merupakan pengalaman pertama kedua nya, dan mungkin tubuh New masih belum terbiasa dengan rasa sakit yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

Sebari menunggu New membiasakan penis Tay di dalam lubangnya Tay tidak tinggal diam di ciumi nya kembali leher New sehingga meninggalkan tanda-tanda cinta yang mungkin tidak akan hilang dengan cepat. Tak lupa Tay pun kembali menghujani puting New yang diyakini itu merupakan titik lemah dari seorang New Thitipoom.

New yang masih bisa merasakan perih di bawah sana mulai teralihkan dengan kenikmatan ciuman-ciuman yang Tay berikan “Mmhmhhh..Akh..”

Setelah beberapa menit berlalu, New akhirnya mengangkat wajah Tay “Kamu boleh gerak sayang.”

Tay tersenyum kemudian mencium kening kekasihnya tersebut “Saya gerak yaa sayang...”

Tay mulai menggerakan penisnya maju-mundur di lubang milik New secara perlahan. “Akhhh...Arghhhh” New masih merasakan perih saat milik Tay bergerak di dalam lubangnya.

Akhirnya setelah beberapa saat suara erangan New berubah menjadi sebuah suara orang yang merasakan kenikmatan “Mmmmhhh.. Aaahhh.. Tana...Mmhhhhh”

Mendengar desahan dari sang kekasih Tay mulai mempercepat pergerakan nya, lubang New yang masih sangat sempit benar-benar menjepit milik Tay dan itu menghasilkan kenikmatan yang luar biasa untuk Tay. “Damn! Thipoom, Aaaaah”

Kini keduanya mengalunkan desahan yang hebat dari kedua mulutnya. Penis Tay yang berada di lubang New berhasil menyentuh titik nikmatnya. “Mmhhhh...Tana disitu Ahhh.”

Tubuh New terhentak merasakan dorongan dari penis Tay yang terus menerus menghujam titik nikmatnya. Kini Tay memegang kedua kaki New, membuat sedikit melebar agar ada akses untuk pinggul Tay untuk mendorong lebih dalam memompa lubang New.

“Anjiiiinggg, gakbisa gakbisaaa... Tana enak banget.” ucap New yang terus-terus an dihajar titik nikmat nya tidak dapat menahan cairan cum nya yang keluar tanpa aba-aba.

Setelah mengeluarkan pelepasan kedua nya wajah New kini dilumuri dengan keringat dan juga mimik wajahnya menampilkan mimik kelelahan yang malah membuat Tay semakin kehilangan akal. “Fuck! Thitipoom you look so damn sexy!!!

Satu kaki New kemudian Tay angkat keatas, di jilat dan diciumi nya betis New tanpa melepas penis yang masih begerak maju-mundur didalam lubang New. Tangan Tay juga tak hanya diam, ia memilin puting milik New yang membuat New kembali mendesah tanda nikmat.

“Faster Tana.. Akhh.” desah New. Tangan New sedari tadi meraih apapun yang ada di sekitarnya. Diremas nya sprei kasur Tana, menyalurkan kenikmatan yang ia dapatkan dari kegiatan yang mereka lakukan.

Tay masih belum mau memelankan permainan nya, masih dengan tempo yang cepat kini Tay semakin merasakan penisnya di yang dijepit oleh lubang sempit milik New. “Aaahhhh Thipoom, aahhhhhh... ahhhhh”

Tay menggeram seperti nya ia akan mencapai pelepasan pertama nya, dengan sigap ia mempercepat gerakan nya, New yang bisa merasakan penis Tay yang mulai berkedut didalam lubang nya

“Tana, keluarin didalem aja. Aku pengen ngerasain punya kamu didalem aku.” dengan sedikit mendesah yang membuat Tay semakin gila karena menurutnya suara New saat ini sangatlah sexy dan menambah gairah dalam tubuhnya.

Tay kemudian menghentakkan kembali penisnya semakin dalam di lubang milik New, yang akhirnya membuat penisnya berkedut hebat hingga Tay mencapai pelepasan pertama nya. “Aaaakhhhhhh.....mmmhhh”

cum Tay yang keluar didalam membuat perut New sedikit penuh tapi tetap menghasilkan kenikmatan yang luar biasa untuk kedua nya.

Tay masih membenamkan penis nya didalam lubang New kemudian merebahkan tubuh keduanya. Tay memeluk tubuh New dari belakang lalu menciumi leher dan juga bahu kekasihnya tersebut. “Terimakasih Thipoom.” “Kamu milik saya seutuhnya.”

New menarik lengan Tay yang bersemat di perutnya lalu ia kecup “Dari dulu juga aku milik kamu seutuhnya Tana..”

Tay tersenyum mendengar penuturan dari New.

“Makasih juga Tana, aku seneng first time aku sama kamu..” “Dan aku emang cuman mau kamu..”

“Saya juga. Saya cuman mau kamu.”

Kemudian kedua nya mulai berciuman kembali, malam itu.. Seolah tidak ada hari esok kedua nya memulai kembali permainan dari awal. Entahlah, berapa lama menghabiskan waktu berdua. Yang pasti malam itu merupakan malam yang panjang untuk kedua nya.

; first time

🔞 mohon kebijakan nya dalam memilih bacaan ya semua nya 🔞

toktok

New mengentuk jendela mobil Tay, Tay yang sedang sibuk berbicara via telefon dengan seseorang kemudian mengangguk.

“Baik peng, sekali lagi terimakasih ya” kemudian Tay menutup ponsel dan beralih melihat kekasih nya yang sudah membawa tas yang Tay yakini tas tersebut adalah persiapan New untuk menginap di unit Tay.

“Kak Off?” tanya New saat memasuki mobil Tay.

Tay mengangguk tanda meng iyakan “Bawaan nya cuman segitu yang? Gak ada lagii?”

“Iyaa, lagian aku cuman nginep sampe besok doang. Ngapain bawa banyak-banyak.” jawab New.

Akhirnya kedua nya pergi meninggalkan daerah kost-kost an New menuju apartment Tay.

— Apartment Tay.

“Thipoom, saya mandi duluan ya?” “Saya minta tolong charge ponsel saya yaaa.” yang di balas anggukan oleh New.

“Yauda sana kamu mandi, nanti aku charge hp kamu nya. Sekalian nanti aku beresin cemilan yang tadi kamu beli.” jawab New.

Tay kemudian berjalan menuju kamar mandi sebari mengalungkan handuk di lehernya.

Sesaat setelah Tay memasuki kamar mandi,New kemudian mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut apartment kekasihnya tersebut ini memang bukan kali pertama New berada di apartment Tay akan tetapi biasanya ia hanya akan mampir untuk mengambil barang yang tertinggal atau mengantarkan sesuatu kepada Tay tidak seperti hari ini, hari ini adalah pertama kali sejak menjadi kekasih Tay, New akan menginap disini.

“Dahlah, daripada bengong mending gue beresin dulu ini deh” sebari mengambil kantung belanja dan menuju dapur.

Setelah membereskan beberapa makanan&minuman yang tadi di beli oleh Tay, New kemudian berinisiatif untuk mencuci piring yang berada di wastafel.

Saat New sedang fokus mencuci piring terasa ada seseorang yang memeluk perut New.

“Padahal gak usah dicucikan Poom” ucap Tay.

“Gapapa, dikit ini” jawab New. “Lepasin dulu pelukan nya yang, aku susah nih gerak nya.”

Tay masih tidak mau bergerak dari tempatnya sekarang, di peluknya tubuh kekasihnya dan kepalanya kini berada di bahu New “Saya kangen.” di hirupnya leher New “Saya suka wangi tubuh kamu.”

Selama berpacaran 11 bulan ini, Tay selalu bersikap dingin dan jarang bahkan tidak pernah menunjukan sikap agresif seperti malam ini, hal ini membuat New sedikit terkejut dan bingung.

New kemudian membalikan tubuhnya dan membuat kedua nya kini saling berhadapan “Kalo aku suka semua tentang Tana, aku suka wangi Tana, aku suka wajah Tana, dan yang paling aku suka ini.” New mengelus bibir kekasihnya tersebut.

Memang salah bermain-main dengan seorang Thitipoom, awalnya Tay sengaja memancing New agar New menunjukan sikap salah tingkahnya akan tetapi sekarang Tay lah yang di buat salah tingkah setelah mendengar apa yang baru saja New katakan.

“Sudah sekarang giliran kamu mandi sanaa”

New tersenyum puas lalu mencuri ciuman dari bibir kekasihnya tersebut “Mau bikin aku salting eh malah kamu yang salting dasaaaar.” “Yauda aku mandi dulu yaaaaa” ucap New kemudian meninggalkan Tay yang berada di dapur.

Setelah kurang lebih 15 menit New menyelesaikan mandi nya kini New keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama berwarna biru langit dan sedikit ada motif kartun bear family's yang semakin membuat New menggemaskan.

“Tana, handuknya aku gantung dimana?” tanya New kepada Tay yang sekarang sedang fokus pada layar ponsel nya.

Saking fokusnya Tay tidak menjawab pertanyaan dari New “Tana? Hey, kamu lagi chat sama siapa sih? Fokus banget?”

“Eh maaf maaf, sebentar saya lagi chat dengan Jumpol” “Ada tempat jemur handuk di balkon yang, di situ saja.”

New kemudian menuju balkon seperti yang di ucapkan oleh Tay.

Setelah menjemur handuknya bukan nya segera masuk New malah berdiam diri sebari menikmati hembusan angin dan juga pemandangan dari lampu-lampu yang berasal dari berbagai macam bangunan di sekitarnya apartment Tay.

“Kenapa gak langsung masuk?” Tay yang kini sudah berada di belakang tubuh New, lengan nya ia sematkan di perut New. Back hug adalah salah satu hal yang paling New sukai.

“Kamu nya juga fokus ke hape mulu.” “Mending aku disinilah adem, kena angin.”

“Jumpol nanyain tentang tugas sayang” kemudian menghirup ceruk leher New dan mulai menciumi dan menjilati leher kekasih nya tersebut.

“Mmhh, Tana..” New mengangkat kepalanya seolah memberi akses untuk Tay mengeksplor lehernya.

Kemudian Tay membalikan tubuh New agar bisa berhadapan dengan wajahnya, dan kemudian menyatukan bibir kedua nya. Kedua nya saling menghisap bibir satu sama lain, Tay secara bergantian menghisap bibir atas dan juga bibir bawah New lalu memberikan gigitan kecil sehingga mulut New terbuka sehingga ciuman kedua nya kini melibatkan permainan lidah.

Lengan New dengan otomatis melingkar di leher Tay sedangkan tangan Tay berada di pinggul New dan mulai masuk mengelus punggung New. “Emhhh.. Tana”

New berusaha melepaskan ciuman kedua nya karena tubuhnya kini butuh menghirup oksigen, Tay yang paham akhirnya melepaskan ciuman kedua nya, lalu mengelus ujung bibir kekasihnya membersihkan saliva yang tertinggal akibat ciuman panas yang mereka lakukan.

“Ke kamar aja yuuk? Angin nya semakin kencang, nanti kamu masuk angin.” yang dibalas anggukan lemah oleh New, lalu Tay menuntun kekasihnya tersebut untuk keluar dari balkon dan kemudian berjalan menuju kamar tidur nya.

Sesampainya di kamar kedua nya menunjukan sikap awkward kedua nya duduk berdampingan dan hanya diam.

Kemudian Tay mengambil inisiatif “Saya boleh cium kamu lagi?” sepertinya sekarang bukan hanya bibir Tana saja yang menjadi candu untuk Thipoom tetapi sekarang bibir Thipoom pun sudah menjadi candu untuk Tana.

New hanya mengangguk dan membuat Tay mempertemukan bibir keduanya kembali. Dielusnya pipi New oleh tangan kanan Tay, dan kini tangan kiri Tay mulai mengelus punggung New kembali.

Tanpa melepas ciuman nya Tay kemudian memundurkan tubuhnya untuk bersandar di kepala kasur dan menarik tubuh New untuk mengikuti nya. Disandarkan tubuhnya dan New kini sudah duduk diatas paha Tay sebari melingkarkan lengan nya ke leher Tay.

Kini tangan Tay mulai masuk kebagian depan tubuh New, dielusnya perut New yang rata lalu naik ke dada bidang New, sesekali Tay sedikit meremas dada New dan juga mulai memainkan puting dada New “Mmhh..”

Ciuman Tay kini beralih menuju leher New, seolah tak puas hanya mencium kini Tay menjilati bahkan hampir mengigit sehingga meninggalkan tanda merah di leher putih kekasihnya tersebut. New yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa menjambak rambut Tay “Fuck! Tana..Ammhh”

“Yang, boleh?” New hanya mengangguk tanda setuju. Setelah mendapat persetujuan dari New kini Tay mulai membuka satu persatu kancing piyama New.

Setelah semua kancing piyama nya sudah terlepas Tay melempar piyama tersebut dengan sembarang. Kemudian Tay mulai memberi kecupan-kecupan ringan di bahu New, lalu mulai berpindah ke dada New. Di jilatnya puting New “Mmhh, Tana..Geli..”

Ketika bibir Tay sibuk melahap puting New secara bergantian, tangan Tay mulai turun kebawah ke arah pantat New yang duduk diatas paha nya. Tay mulai meremas pantat sintal New. Diubahnya posisi mereka yang awalnya New duduk di pangkuan Tay kini di baringkan tubuh New lalu Tay mengukung New.

“Thipoom, boleh saya..” “Sst..” New menempelkan jari nya tepat di depan bibir Tay.

“Tonight, i'm your's Tana. Do it.”

Seperti sengatan listrik suara berat New membangkitkan sesuatu di bawah sana milik Tay.

“Aaaah, Fuck! Thipoom shit!” kemudian Tay kembali melumat bibir New, kali ini bukan hanya sekedar ciuman biasa tapi ciuman saat ini di tambah dengan nafsu yang menggebu diantara keduanya.

Kemudian Tay melepas kaus yang dipakai nya dan dilempar ke sembarang arah lalu kembali menciumi leher sampai dada New.

New yang sedari tadi hanya diam dan menikmati apa yang dilakukan oleh Tay kini ia mulai ikut aktif dalam permainan.

Tangan nya yang sebelumnya hanya mengusak rambut Tay kini mulai beralih mengelus punggung Tay kemudian turun kembali menuju sesuatu yang berada di pangkal paha Tay, dielus nya dengan lembut.

“Fuck!! Thipoom” mendengar umpatan yang keluar dari mulut kekasihnya New hanya tersenyum puas. Kemudian ia membalikan tubuhnya sehingga kini Tay yang terbaring dan dirinya sekarang berada di atas tubuh Tay.

“Daritadi Tana terus yang kerja, sekarang giliran aku boleh?” ucap New sebari mengedipkan mata nya seolah menggoda sang kekasih.

Tay yang terkejut hanya bisa diam pasrah dan memposisikan diri nya sedikit duduk dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.

New menurun kan tubuhnya sehingga sekarang wajahnya sudah berada tepat didepan 'milik' Tay. New menyunggingkan senyuman melihat 'milik' Tay yang sudah sangat sesak seolah butuh dilepaskan.

Dengan lihai New melepas celana pendek yang Tay gunakan di kecupnya 'milik' Tay lalu dielus kembali.

“Thipoom..Mmhh..” erang Tay.

“Tana, boleh?”

“Just do it, Thipoom!”

Kemudian New melepaskan kain terakhir yang menutup 'milik' kekasihnya tersebut, kini Tay sudah telanjang bulat dan New tidak dapat menutupi kekaguman nya terhadap 'milik' Tay.

“Shit! gue kira gak segede ini” batin New.

Di elus dan diurut ke atas dan kebawah milik Tay yang membuat Tay membuka dan menutup mata nya.

“Ergghhh...” erang Tay sesaat ketika ia merasa 'milik' nya merasakan basah dan sedikit hangat. Saat Tay melihat kebawah dilihatnya New sedang mengemut milik nya layaknya sedang menikmati sebatang lollipop.

Tangan Tay sekarang berada di rambut New, tangan Tay membantu mendorong kepala New agar milik Tay semakin dalam memasuki mulut kekasihnya tersebut.

“Fuck! Thipoom! Shit! Arghhhhhh..” erang Tay menikmati permainan blowjob yang diberikan oleh New.

Sudah puas mengulum batang Tay secara keseluruhan, tidak lupa juga ia memainkan bola kembar milik Tay. Ia kulum dan juga ia hisap.

Saat kembali melakukan blowjob pada Tay, New tidak melupakan petuah yang diberikan oleh Gun yaitu jangan sampai gigi nya mengenai milik Tay. New menyadari milik Tay semakin membesar dan juga sedikit berkedut mungkin Tay sebentar lagi akan mengeluarkan cum nya. Bukan nya memperlambat hisapan nya, New malah dengan sengaja mempercepat permainan nya sehingga makin membuat Tay mengeluarkan erangan-erangan yang menurut New itu sangatlah sexy di telinga nya.

“Arghhh..Poom.. Saya mau keluar” ucap Tay sebari membuka dan menutup mata nya tanda nikmat.

Hisapan New semakin kuat dan tak lama milik Tay akhirnya mengeluarkan cum nya di dalam mulut New. “Arghhhhhhhh...“erang Tay.

Dengan segera New menelan habis cum dari kekasih nya tersebut, jumlah cum yang tak sedikit tersebut akhirnya membuat New sedikit tersedak.

“Uhukk..hukkk” Tay langsung bangun dan mengelus punggung sang kekasih.

“Kamu tuh, kenapa di telan sih?! Nih minum dulu minum dulu.”

New minum sebari tersenyum “Gapapa, soalnya itu punya Tana jadi gapapa aku telen semua.”

“Dasar ya kamu tuh” sebelum Tay mengucapkan kata-kata nya kembali untuk menceramahi New, New terlebih dahulu membungkam mulut Tay dengan ciuman nya.

“Marah-marah nya nanti ajaa”

Kini kedua nya kembali dalam pergulatan ciuman panas, sebari sibuk berciuman dengan lihai Tay melepas celana yang dikenakan oleh New. Dalam hitungan detik kini kedua nya sudah telanjang bulat.

Seolah masih belum puas Tay kembali menghujani dada New dengan ciuman di kulumnya puting New secara bergantian sedangkan tangan nya kini sudah mengusap kepunyaan milik New yang sama-sama sudah menegang. New yang dibuat kelabakan oleh permainan yang Tay mainkan hanya bisa mengusak rambut sang kekasih dan juga mengeluarkan suara-suara desahan dari mulutnya.

“Argghhhh Tana aku mau keluar.” New bisa gila, hanya dengan permainan tangan dari Tay saja ia sudah sampai pada puncaknya bagaimana dengan permainan lain nya.

Mendengar New akan keluar Tay menghentikan permainan handjob nya dan berganti menjadi melakukan blowjob kepada milik New. Di hisapnya dan dijilatnya dari kepala penis nya hingga bola kembar nya.

“Fuck! Tanaa.. Arghhhhhhhh” akhirnya milik New melepaskan cum nya didalam mulut Tay.

“Manis.” komentar Tay setelah menelan habis cum milik New. Kemudian Tay berdiri mengambil sesuatu di laci samping tempat tidurnya.

Dikeluarkan nya satu bungkus kondom dan juga sebotol lube yang sudah Tay persiapkan. Di gigitnya bungkus kondom tersebut.

“Anjing, Tana sexy banget.” New berucap secara tak sadar.

Tay tersenyum “Kamu juga sexy Thipoom.” lalu memasukan jari telunjuk dan juga jari tengahnya ke dalam kondom, kemudian Tay melumuri jari nya tersebut dengan lube dengan cukup banyak.

“I'm gonna prepare you.” “It's oke?” New hanya mengangguk lemah. “Mungkin akan sedikit sakit, maaf ya?” “Kamu boleh cakar saya, atau gigit bahu saya.” New mengangguk kembali.

“Saya bakal pelan-pelan, kalo sakit nya gak bisa kamu tahan jangan ragu buat bilang saya ya?”

Kini jarak wajah kedua nya hanya terkikis beberapa cm saja, bisa terdengar degup jantung kedua nya yang sama-sama kencangnya, mungkin karena ini merupakan pengalaman pertama bagi kedua nya maka kedua nya mungkin merasakan kegugupan yang luar biasa.

“Tana, mau cium..” New dengan manja.

Tay pun kembali mempertemukan bibir kedua nya yang mungkin sudah berapa puluh kali mereka lakukan hari ini. dan jari yang di penuhi lube tadi mulai Tay arahkan ke hole milik New.

“Engghhh...” New mengeluarkan suara erangan ketika sesuatu yang asing mulai memasuki hole nya.

Setelah Tay berhasil memasukan jari nya, dengan perlahan Tay membuat gerakan masuk-keluar di hole milik New, setelah dirasa New sudah sedikit nyaman dengan keberadaan jari Tay didalam hole nya Tay juga melakukan gerakan seperti menggunting dengan jari nya.

Saat kegiatan 'jari' Tay di hole New, New hanya menampilkan ekspresi meringis di wajahnya. Tay yang merasa sedikit bersalah dengan sigap mengalihkan rasa kurang nyaman yang New rasakan dengan mencium bibir dan juga leher serta dada New.

“Aahhh yang emmhh..” suara New ketika jari Tay mencapai titik yang di yakini merupakan titik prostat milik New.

Setelah di rasa cukup mempersiapkan hole milik New, Tay kini menarik jari nya dan berdiri untuk mengambil kondom yang baru.

“Tana..”

“Yaaa?”

“Gak usah pake kondom, aku mau nya first time sama kamu bener-bener gak pake penghalang apapun. Aku mau nya cuman milik kamu yang ada di lubang aku.” New menunjukan puppy eyes nya.

“Kamu yakin?” New mengangguk dengan mantap.

Kini Tay berdiri dan mulai mengocok milik nya kembali dan ia lumuri dengan lube dengan cukup banyak, kemudian ia mulai mengarahkan milik nya ke lubang milik New.

“Saya masukin yaaaa?” dibalas anggukan oleh New.

Dengan perlahan ia memasukan milik nya kelubang sempit milik New.

“Aakkhhhhh....” jerit New secara tak sadar.

Tay yang sedikit panik mendengar jeritan dari kekasihnya tersebut berniat melepas milik nya tetapi hal tersebut di urungkan ketika New menatap matanya dan berkata.

“Yang, masukin sekaligus aja. Jangan dikit-dikit, kalo dikit-dikit makin kerasa sakit nya.” pinta New.

Tay kemudian mengajak kembali New berciuman sebari mendorong penisnya masuk kedalam lobang New dalam satu hentakan.

“Aaakhhhh...” New berteriak dalam ciuman nya, kini jari-jarinya berada di punggung Tay mencakar seolah menyalurkan rasa sakit yang ia rasa kan dibawah sana.

Tay kemudian menatap wajah New yang meringis kesakitan, mata indah New mengeluarkan air mata tanda bahwa yang barusan terjadi benar-benar membuat ia merasakan sakit yang luar biasa.

“Sayaaang, sorry yaaa..” sebari menghapus airmata New dengan kecupan-kecupan.

New terisak “Sakit Tana..Sakit..Hiks”

“Iya saya tau iyaa, maafkan saya yaa?”

New mengangguk lemah “Gapapa, tapi jangan dulu gerak ya yang.. Sakit banget.”

“Iya sayang, saya gakan gerak.” ucap Tay, kini seluruh penis Tay sudah berada di dalam hole milik New. Sejujurnya jepitan lubang New yang sempit membuat Tay ingin segera menggerakkan pinggulnya akan tetapi Tay paham ia harus sedikit bersabar karena ini merupakan pengalaman pertama bagi kedua nya, dan mungkin tubuh New masih belum terbiasa dengan rasa sakit yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

Sebari menunggu New membiasakan penis Tay di dalam lubangnya Tay tidak tinggal diam di ciumi nya kembali leher New sehingga meninggalkan tanda-tanda cinta yang mungkin tidak akan hilang dengan cepat. Tak lupa Tay pun kembali menghujani puting New yang diyakini itu merupakan titik lemah dari seorang New Thitipoom.

New yang masih bisa merasakan perih di bawah sana mulai teralihkan dengan kenikmatan ciuman-ciuman yang Tay berikan “Mmhmhhh..Akh..”

Setelah beberapa menit berlalu, New akhirnya mengangkat wajah Tay “Kamu boleh gerak sayang.”

Tay tersenyum kemudian mencium kening kekasihnya tersebut “Saya gerak yaa sayang...”

Tay mulai menggerakan penisnya maju-mundur di lubang milik New secara perlahan. “Akhhh...Arghhhh” New masih merasakan perih saat milik Tay bergerak di dalam lubangnya.

Akhirnya setelah beberapa saat suara erangan New berubah menjadi sebuah suara orang yang merasakan kenikmatan “Mmmmhhh.. Aaahhh.. Tana...Mmhhhhh”

Mendengar desahan dari sang kekasih Tay mulai mempercepat pergerakan nya, lubang New yang masih sangat sempit benar-benar menjepit milik Tay dan itu menghasilkan kenikmatan yang luar biasa untuk Tay. “Damn! Thipoom, Aaaaah”

Kini keduanya mengalunkan desahan yang hebat dari kedua mulutnya. Penis Tay yang berada di lubang New berhasil menyentuh titik nikmatnya. “Mmhhhh...Tana disitu Ahhh.”

Tubuh New terhentak merasakan dorongan dari penis Tay yang terus menerus menghujam titik nikmatnya. Kini Tay memegang kedua kaki New, membuat sedikit melebar agar ada akses untuk pinggul Tay untuk mendorong lebih dalam memompa lubang New.

“Anjiiiinggg, gakbisa gakbisaaa... Tana enak banget.” ucap New yang terus-terus an dihajar titik nikmat nya tidak dapat menahan cairan cum nya yang keluar tanpa aba-aba.

Setelah mengeluarkan pelepasan kedua nya wajah New kini dilumuri dengan keringat dan juga mimik wajahnya menampilkan mimik kelelahan yang malah membuat Tay semakin kehilangan akal. “Fuck! Thitipoom you look so damn sexy!!!

Satu kaki New kemudian Tay angkat keatas, di jilat dan diciumi nya betis New tanpa melepas penis yang masih begerak maju-mundur didalam lubang New. Tangan Tay juga tak hanya diam, ia memilin puting milik New yang membuat New kembali mendesah tanda nikmat.

“Faster Tana.. Akhh.” desah New. Tangan New sedari tadi meraih apapun yang ada di sekitarnya. Diremas nya sprei kasur Tana, menyalurkan kenikmatan yang ia dapatkan dari kegiatan yang mereka lakukan.

Tay masih belum mau memelankan permainan nya, masih dengan tempo yang cepat kini Tay semakin merasakan penisnya di yang dijepit oleh lubang sempit milik New. “Aaahhhh Thipoom, aahhhhhh... ahhhhh”

Tay menggeram seperti nya ia akan mencapai pelepasan kedua nya, dengan sigap ia mempercepat gerakan nya, New yang bisa merasakan penis Tay yang mulai berkedut didalam lubang nya

“Tana, keluarin didalem aja. Aku pengen ngerasain punya kamu didalem aku.” dengan sedikit mendesah yang membuat Tay semakin gila karena menurutnya suara New saat ini sangatlah sexy dan menambah gairah dalam tubuhnya.

Tay kemudian menghentakkan kembali penisnya semakin dalam di lubang milik New, yang akhirnya membuat penisnya berkedut hebat hingga Tay mencapai puncak pelepasan nya. “Aaaakhhhhhh.....mmmhhh”

cum Tay yang keluar didalam membuat perut New sedikit penuh tapi tetap menghasilkan kenikmatan yang luar biasa untuk kedua nya.

Tay masih membenamkan penis nya didalam lubang New kemudian merebahkan tubuh keduanya. Tay memeluk tubuh New dari belakang lalu menciumi leher dan juga bahu kekasihnya tersebut. “Terimakasih Thipoom.” “Kamu milik saya seutuhnya.”

New menarik lengan Tay yang bersemat di perutnya lalu ia kecup “Dari dulu juga aku milik kamu seutuhnya Tana..”

Tay tersenyum mendengar penuturan dari New.

“Makasih juga Tana, aku seneng first time aku sama kamu..” “Dan aku emang cuman mau kamu..”

“Saya juga. Saya cuman mau kamu.”

Kemudian kedua nya mulai berciuman kembali, malam itu.. Seolah tidak ada hari esok kedua nya memulai kembali permainan dari awal. Entahlah, berapa lama menghabiskan waktu berdua. Yang pasti malam itu merupakan malam yang panjang untuk kedua nya.

GUYSSS AKU MALU HAHAHAHAHAHHAHAA feedback dari kalian seperti moodbooster buat aku, wkwk makasih sudah mau baca❤

• penting

“Please nanti jangan pada heboh yaaa kalo ada Tana” ucap New saat berjalan dengan kedua sahabat nya menuju parkiran.

Gun tiba-tiba menghentikan langkah nya yang membuat New dan juga Kit ikut berhenti “Duh, gue gak ikut nganter lo deh New.. Gue kefikiran tweet gue tadi paji anjirr, Kak Tay ngambek gak ya?”

New mencoba menenangkan sahabat nya tersebut “santaaaay, gak akan.”

“Duhh, gue gak siap deh apalagi tadi dia sempet nge sub tweet anying ih. Dahlaaaah, lu aja Kit yang anter.” ucap Gun sebari menunjukan ekspresi khawatir.

Kit memukul lengan Gun “Makanya lain kali kalo mau nge tweet jangan sekate-kate lu, udah ayok kalo marah yauda tinggal minta maaf aja.”

Kemudian ketiga nya berjalan kembali menuju parkiran.

Di parkiran Tay sudah menunggu di dalam mobilnya, ketika melihat New dan teman-teman nya mendekat ia pun bergegas keluar dari mobilnya.

“Sudah selesai kelas nya?” tanya Tay basa-basi.

“Yaudah lah, maka nya bisa disini juga.” jawab New ketus. “Yauda, guys gue duluan yaa? Makasih dah nganter sampe sini. Kalian hati-hati balik nya.”

Gun dan Kit hanya tersenyum lalu mengangguk “Yauda duluan yaaaa? Kak Tay duluan.” ucap Kit sebelum membalikan tubuhnya.

“Iya, terimakasih yaaa.” “Eh iya, Gun??” panggil Tay.

Gun yang terkejut nama nya di panggil “Ee mmh, iya Kak?”

“Makasih ya kamu beberapa hari kemarin sudah antar jemput Thipoom. Next kalo kamu keberatan antar jemput Thipoom kamu bisa langsung chat saya saja, jangan membuat tweet untuk mencari orang yang mau mengantar jemput Thipoom.” ucap Tay kemudian tersenyum.

Gun yang mendengar ucapan sarkas Tay awalnya hanya bisa menunduk karena merasa tak enak hati.

“Apaan sih Tana!” “Dah Gun gak usah di dengerin”

“Maaf ya Kak.” ucap Gun akhirnya.

Tay yang mendengar permintaan maaf dari Gun kemudian tersenyum puas “Iya tidak apa-apa Gun”

“Kita duluan yaaa” ucap Kit sebari berjalan menjauh bersama Gun.

Setelah Gun dan Kit berjalan menjauh, New langsung menaiki mobil Tay dengan mengeluarkan ekspresi yang sedikit tidak bisa di baca.

Tay pun mengikuti sang kekasih memasuki mobil nya.

“Kita makan dulu bagaimana?” tanya Tay sebari memakai safety belt

“Bebas, terserah.” ucap New sambil menyandarkan kepala nya ke jendela.

Tay mengelus kepala kekasih nya “Kamu lagi mau makan apa yang?”

Sebenarnya New ingin memeluk kekasih nya tersebut, selain rindu ia juga merasa sangat tersanjung ketika diperlakukan lembut seperti itu oleh Tay tapi ia masih tetap masih dalam mode 'ngambek' dan memilih untuk diam saja.

“Yang??” Tanya Tay lagi.

New kemudian melirik Tay “Tumben banget pake yang,yang.” “Biasanya juga manggil namal doang.”

Tay memainkan poni New yang sudah agak panjang “Poni nya udah panjang nih, potong yang biar gak ganggu kalo lagi kelas.”

New menepis tangan Tay yang berada di depan wajah nya “Kalo gak mau kemana-mana langsung ke kosan aja”

Melihat perlakuan New yang dingin Tay semakin yakin bahwa New benar-benar marah padanya, dan ia harus segera meminta maaf.

“Thipoom” tidak ada respon dari New. “Sayaangg, hey..” “Thipoom sayang nya Tana?”

New sekuat tenaga untuk tidak tersenyum mendengar ucapan yang di ucapkan oleh kekasih nya tersebut. “Apasih”

Tay menarik tubuh New agar bisa berhadapan dengan diri nya “Thipoom sayang, maaafin saya ya? Saya tau, harusnya saya minta izin dahulu sama kamu dulu l saya ada acting dengan orang lain, maaf saya malah main setuju saja tanpa ada memikirkan perasaan kamu saya ngaku salah.”

“Dan juga saya minta maaf kemarin saya marah-marah dan bilang kamu childish maaaf ya? Saya akui saya cemburu, saya marah karena kamu seharian tidak ada kabar dan saat tau Singto seenak nya malah posting foto kamu di medsos nya saya makin emosi. Maafin saya ya? Saya harusnya mendengarkan penjelasan dari kamu dulu, tapi saya malah memilih marah-marah gak jelas.”

New masih belum merespon kekasih nya tersebut, ia bingung harus merespon apa di satu sisi ia ingin sekali memaafkan kekasihnya tersebut tapi di satu sisi New ingin memberikan pelajaran kepada Tay agar Tay tidak selalu bertindak seenak nya kepada dirinya.

“Hmm, yasudah kalo kamu masih tidak mau memaafkan gapapa.” Kemudian mulai menyalakan mesin mobil nya.

“Tana sebenernya sayang aku gaksih?” New akhirnya bersuara walaupun suara yang di hasilkan nya sedikit lemah.

“Thipoom, saya sayang sama kamu.”

New akhirnya mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk “Tapi sikap kamu gak nunjukin bahwa kamu sayang sama aku Tana, kamu tuh selalu kaya gitu, seenaknya.”

“Gak pernah mikirin perasaan aku”

“Aku gak mau banyak nuntut Tan, gak mauu. Tapi wajar gaksih aku sebagai pacar kamu pengen lebih tau tentang kegiatan-kegiatan penting kamu?” “Terus pas aku coba bilang sama kamu buat next nya kamu minta izin sama aku respon kamu malah bilang bukan hal yang penting sehingga harus dapet izin dari kamu

“Kamu mikir gak sih gimana perasaan aku pas kamu bilang gitu? apa perasaan gue segapenting itu buat dia? apa gue berlebihan?

Mendengar penuturan dari New, Tay merasa bersalah ia akhirnya menarik tubuh New untuk masuk ke pelukan nya “Sekali lagi saya minta maaaf, kamu penting buat saya Poom. Maafin saya ya? Saya salah. Saya janji bakal berusaha buat memperbaiki sifat saya buat kamu, maaafin saya yaa?”

“Jangan kayak gitu lagi” ucap New di balik pelukan nya dengan Tay. “Aku gak mau marah sama Tana, aku gak mau gak ketemu Tana sampe berhari-hari kaya kemaren. Aku kangen sama Tana.”

Tay mengelus punggung New “Iya sayang, saya juga kangen sekali sama kamu. Saya juga gak suka ketika kamu bersikap acuh kepada saya. Sekarang kita baikan ya?”

New mengangguk dan melepaskan pelukan nya dengan Tay.

“Aku juga mau minta maaf, kemaren aku makan sama Kak Singto padahal aku tau kamu kan gak suka sama dia, tapi serius kemaren kita ketemu gak sengaja, dan aku makan gak cuman berdua kok ada Kit juga disitu.” “Terus yang masalah dia post foto aku, aku beneran gak tau kalo dia mau post.” Jelas New.

Tay mengangguk mendengar penjelasan dari New “Iya saya tau, kamu gak mungkin sengaja hanya untuk membuat saya jengkel. Yasudah yang sudah biar saja.” “Sekarang saya tanya, kamu lagi mau makan apaa?”

“Pengen makan mie ayam.”

Tay pun tersenyum “Boleh sayang.”

Akhirnya kedua nya mulai meninggalkan parkiran kampus tersebut.

;

“Ay, nanti sekalian aku izin aja kaliya ke Peng hari ini?”

New menoleh menatap wajah kekasih nya “Hmm, yaudaaaa. Kalo gak di izinin gimana ya?? Kabur aja gitu?”

Tay terkekeh mendengar pertanyaan dari kekasih nya tersebut “Aku kalo bawa kabur kamu bisa-bisa di mutilasi sama Peng, ckck” “Gapapa, nanti aku izin dulu ajaaa.”

“Bissmillah ya..” ucap New, tak berselang lama bel unit Tay berbunyi tanda ada seseorang datang.

“Aku aja” ujar Tay sebari berdiri kemudian menuju pintu tersebut.

“Eh abang ipar udah dateng.” goda Tay saat melihat Off yang menenteng dua buah kantung belanja di masing-masing tangan nya.

“Gak usah abang-abang lu bukan adek gua! Nih, belanjaan buat lu” Off menyodorkan kantung belanja nya kepada Tay dan bergegas masuk.

“Dekkk, adeeeek” teriak Off sebari memasuki unit Tay tersebut.

New yang mendengar panggilan dari abangnya langsung menjawab “Apaaa ih? ni gandeng “ (berisik banget)

“Kangen gue sama luuuuu” kemudian memeluk paksa adiknya.

“Lepasin ih abaaaaaaang” ucap New sebari berusaha melepaskan diri dari abangnya tersebut.

“Hehhh!!! Pacar gue tuh, gak usah peluk-peluk ya lu!” suara Tay yang tiba-tiba muncul.

Off masih tidak mau melepaskan pelukan nya kepada New “Pacar lu, pacar lu aja! Adek gue nih”

“Dek, mau langsung pulang atau ntaran aja?” tanya Off sebari melepaskan pelukan nya.

New berbalik menatap wajah Off “Entar aja ihh abaaaang, Tana kan masih sakit.. Gue mau disini dulu, lu kalo mau pulang yauda sana ajaa. Ngapain jemput gue”

“Gue cuman nanya loh?? Lu bucin banget sih elaah, gak pokoknya gue gakan kemana-mana. Nih si kadal dah sehatan nih, kalo lu di tinggal berduaan takut terjadi hal yang tidak-tidak.” kemudian duduk di tengah-tengah antara Tay dan juga New.

“Dih, apaan coba.” “Nyebelin banget sih luuu, sana-sanaaa hussssshhh hushhhh.” usir New.

“Jirrr, mentang-mentang udah punya pacar ya lu abang sendiri di lupain. Nyesel gue kasih izin pacaran nyeseeeeel.” Off sebari memegang dada nya seolah-olah perlakuan New tadi sangat menyakiti diri nya.

“Gausah drama ya, lagian lu ngapain dah kesini? Ntar New gue anter balik padahal.” ujar Tay.

“Ya sekalian ngelongok lu lah, takut lu mati gue.” jawab Off asal.

“Gakan mati dulu lah, belum nikah sama Ayang gue kan. Yagak sayangggg?” Tay menaik turunkan alisnya.

Off kini bangun dan memukul tubuh Tay “Nikah-nikah! Emang udah gue acc?!”

; liburan – sedikit 🔞

“Tayang, aku udah nitip buah sama abang nanti kamu makananin ya?” ucap New yang sekarang sedang berbaring di sofa dan menjadikan paha sang Tayang nya menjadi bantal.

Tay mengelus kepala sang kekasih “Iya, padahal nanti aja aku beli sendiri Ay, nanti jumpol ngambek lagi kalo dititipin belanjaan buat aku”

“Udah santai ajaa, gapapa.” “Eh,btw aku kangen banget tau sama Ayah sama Bunda. Aku susulin aja kali ya? udah hampir sebulan lebih gak ketemu.” Nada suara yang di keluarkan oleh New terdengar sedih.

“Ayah Bunda masih di Surabaya?” Tanya Tay.

“Kemaren sih pas aku VC katanya mau ke Kalimantan dulu, eyang udah enakan katanya makanya bisa di tinggal.”

Tay mengangguk mendengar jawaban sang kekasih “Tadi nya aku pengen ngajak kamu liburan ke yang deket aja, Bali atau Lombok gituu. Tapi kalo ayang kangen banget terus mau nyusulin Ayah Bunda yauda next time ajaa liburan sama aku nya”

Mendengar ajakan kekasih nya tersebut New langsung menunjukkan mendudukan tubuhnya lalu menatap wajah sang kekasih “Hah? Tayang mau ngajak liburan? Ih, yaudah atuh hayuk yukkk”

“Eh, katanya mau nyusul Ayah Bunda?”

“Gapapa, nanti kalo kangen Ayah Bunda mah aku VC ajaaaaa, hayyuuk mau liburan sama Tayaaang ihhh.”

Tay tersenyum melihat kekasih nya “Yakin? Kalo mau nyusulin Ayah Bunda aku anterin, liburan nya nanti aja.”

“Ih, gamau tayangg. Pokoknya hayuk kita liburan yuhuuu, Ih aku happy banget. Soalnya Kit sama Singto juga mau liburan, Win juga. Aku pengen ngajakin Tayang takut Tayang masih sibuk di Bross.”

“Yauda hayuk, mau Bali apa Lombok?”

“Lombok aja deh, kangen aku.” Tay kemudian mengangguk.

“Yang lain liburan juga Ay?” New mengangguk.

“Btw laporan aku udah selesai Ay, dari kemaren kan aku kejar terus kerjain dan sebenernya niat awalnya tuh aku pengen ngajak liburan nya pas malam taun baru gitu, eh kemaren keburu ada yang marah-marah, jadi gak jadi deh” sarkas Tay.

New kemudian menunduk merasa bersalah “Maaf”

Melihat New agak murung Tay kemudian menarik tubuh New masuk kedalam pelukan nya.

“Gapapa, aku juga minta maaaf. Yang penting kan sekarang dah baikan, udaaah jangan bete gitu mukanya.”

“Iya Tayaaaang, makasih yaaa kamu ngejar laporan sampe tumbang gini supaya bisa liburan sama aku, aku terharu”

“Ah gak juga, biar selesai aja akumah bukan karena kamu” Goda Tay.

New melepaskan pelukan nya “Tayaaaang maaaaaaaaah.”

Tay kemudian mencium kening New “Hahaha, iya becanda sayang.”

Kemudian bibir kedua nya bertemu kembali untuk saling melumat, tangan Tay berpindah memegang tengkuk New untuk memperdalam ciuman kedua nya. New yang awalnya duduk di samping Tay kini berpindah menjadi berada dipangkuan paha Tay lalu mengalungkan lengannya di leher sang kekasih. Ciuman kedua nya kini semakin memanas dengan ada nya keterlibatan lidah kedua nya. Tangan kiri Tay kini turun untuk mengelus masuk kedalam kaos yang New kenakan untuk mengelus punggungnya.

Sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh Tay berhasil menyengat darah di tubuh New semakin memanas, ciuman kemudian terlepas dan Tay kemudian berpindah ke leher putih milik New, New yang mendongakkan kepala nya seolah memberi akses lebih untuk Tay.

Di jilat, dan di hisap nya leher sang kekasih yang membuat New mengeluarkan lengguhan “Mmhh,”

Tangan Tay yang sudah puas mengelus punggung mulus Tay kemudian beralih makin turun mengelus bokong sintal milik kekasih nya tersebut.

Hanya sentuhan lembut membuat New makin menggila, diraihnya kembali bibir tebal Tay.

Disaat kedua nya sedang di kelilingi nafsu, tak lama ponsel New berdering. Awalnya kedua nya tak menghiraukan gangguan tersebut, tapi dering dari ponsel New tidak kunjung berhenti yang mau tidak mau membuat Tay dan New harus berhenti dari kegiatan panasnya tersebut.

“Shit! siapa sih anying ah elaaaaah” New turun dari pangkuan Tay untuk beranjak mengambil ponselnya.

“Abang!” sesaat saat New melihat layar ponselnya.

“Yaampun, lupa ya Jumpol kan mau kesini” Tay terkekeh.

on call

“Iya baanggg??”

Kenapasih lama banget ngangkatnya?! Lagi ngapain sih luu?

“Hape nya di kamar, ada apaan sihhh?”

Ini buahnya yang di potong yang di cup in kan?

“Iyaaih, kan suka ada yang khusus buat potong.”

Oh yauda atuh siap, adalagi gak?

“Gak ada.”

Yauda, tunggu sebentar. Abang bentar lagi beres nih Jangan macem-macem lu berdua!

“Apasihhh ih berisik, dah ah”

Heh.. Tuut..

New membanting ponselnya ke sofa, kesal.

Tay kemudian mendekati tubuh New untuk menenangkan kekasih nya tersebut sambil mengelus kepala sang kekasih

“Untung tadi aku nyupang leher kamu nya gak sampe berbekas banget Ay, bisa-bisa di gorok Jumpol ini.” Kekeh Tay.

“Tayaaaang ih, frontal bangettt!” ucap New malu-malu.