Tidur
Setelah Tay membaca pesan dari New, tubuhnya seolah malfuction karena salah tingkah. Ia pun memilih bangun dari tidurnya lalu mencoba merapihkan kasur king size miliknya, menyemprotkan beberapa parfum ke kasur dan bantalnya bahkan ruangan kamar tak luput dari serangan parfum miliknya.
Setelah di rasa kamarnya telah siap, ia pun kembali memilih merebahkan tubuhnya lalu sesekali menutup tubuhnya dengan selimut dan menggoyang-goyangkan kakinya seperti anak kecil yang terlalu senang karena mendapat permen dari ibunya.
“Tenang Tay, tenang.. Tidur doang.” Ia mencoba menenangkan dadanya yang sedari tadi menderu.
Saat Tay sedang mencoba menenangkan dirinya tak lama ia kembali di kejutkan dengan ketukan pintu kamarnya.
“Masuk ya Tee..” Ucap suara dari balik pintu tersebut. Tay kemudian mulai menyandarkan punggungnya ke headboard kasur miliknya “yaaa..” Mencoba kembali menenangkan nafasnya.
New masuk membawa sebuah kotak kecil dan juga segelas air putih, ia memilih berdiri di samping kasur Tay dan tanpa ragu langsung mengecek suhu tubuh Tay lewat dahinya “udah gak terlalu panas, tapi kok keringetan banget ya?” Tanya New yang sadar saat melihat beberapa keringat bersarang di sekitar dahi dan pipi suaminya tersebut.
“Eh.. Iya e.. Efek obat kali jadi keringetan.” Jawab Tay gugup ia tak mungkin mengungkapkan keringat tersebut muncul karena tingkah saltingnya tadi.
New mengangguk lalu mengambil tissue di nakas samping miliknya lalu menghapus lembut keringat tersebut “oh yaudah, bagus berarti.. Nih di minum lagi deh obatnya, biar enakan lagi.” Ia pun menyodorkan kotak kecil tersebut yang sudah berisi beberapa tablet obat yang harus di konsumsi oleh Tay.
“Makasih Cha..” Tay mengambil kotak obat tersebut dan tanpa ragu memasukkan beberapa tersebut langsung ke dalam mulutnya.
“Nih minumnya.” New memberikan segelas air yang tadi ia siapkan.
Setelah agenda minum obat selesai New pun masih berdiri di tempatnya, sedikit canggung bagaimana memulai obrolan dengan suaminya tersebut. Tay yang sadar langsung menepuk sisi kiri kasurnya “sini, kamu sukanya sisi kiri kan ya?”
New tersenyum lalu mengangguk, baru saja New mau berjalan menuju sisi kiri kasur tersebut namun langkahnya sempat terhenti saat mendengar bunyi ponsel Tay yang menandakan adanya panggilan.
New yang masih berdiri di depan nakas tanpa sadar melihat layar ponsel tersebut menunjukkan panggilan dari kontak Namnam🐰 tanpa sadar ia pun menarik nafasnya dan memilih membalikkan tubuhnya namun saat ia akan berjalan hal tersebut di hentikkan oleh Tay yang langsung menarik dan menahan tubuh New agar tak kemana-mana.
“Ya Nam?” Tay mengangkat telfon tersebut dan memilih menyalakan fitur loudspeaker
”Kak? Katanya Kakak kemaren masuk RS? Masih? Kakak gak papa?” Terdengar suara Nam yang panik.
“Iya, tapi hari ini udah pulang kok. Lagi pemulihan.. Kamu gak usah khawatirin aku lagi ya Dek? Sekarang aku udah ada New yang bakal siap jagain dan rawat aku, baiknya sekarang kamu fokus sama diri kamu ya dek? Makasih perhatiannya, Kakak sangat appreciate hal tersebut.. Tapi kamu udah gak perlu repot-repot lagi ya Nam?” Ucap Tay mantap.
Ada beberapa detik jeda sebelum akhirnya Namtan berucap membalas ucapan Tay “ahh, iyaa.. Sorry Kak.. Semoga Kakak sehat selalu ya.. Salam buat Kak New..”
“Iya, nanti aku sampaikan.” Jawab Tay kembali.
*”Oke aku tutup ya Kak.” Lalu panggilan telfon tersebut terputus.
Tay memilih bangun lalu langsung menarik tubuh New agar masuk ke dalam pelukannya “maaf, aku ngangkat tapi aku mau kamu denger juga kalau aku udah gak bimbang ataupun bingung akan pilihan aku.”
“Iya.” Lirih New.
“Aku kan terus berusaha buat gak pernah ingkar lagi ya Cha.. Pelan-pelan ya Cha..” Tay kembali mengeratkan pelukannya.
New mengangguk lalu ikut memeluk Tay “iya.. Makasih Tee..”
“Sama-sama.” Lalu Tay mengecup pelan pucuk kepala New.
Keduanya pun melepaskan pelukannya.
“Jadi.. Kamu bener kan mau nya di sisi kiri?” Tanya Tay pada New.
“Sisi kanan kiri sekarang udah gak penting, asal kamu yang ada di samping aku.” Ungkap New yang membuat Tay kembali menutup matanya “ahhh Cha.. Jangan gini dong, aku udah lemes makin lemes nih.” Tak dapat menutupi salah tingkah dirinya.
New pun terkekeh melihat tingkah suaminya tersebut “gausah salting, alay.. Ayok tidur, aku capek.” Ajak New.
Tay pun mengangguk dan mulai menempatkan posisinya “tidurnya boleh sambil peluk gak?”
“Boleh.. Tapi peluk aja ya? Kan mintanya peluk aja.” Jawab New mencoba menggoda Tay.
“Jadi kalau minta yang lain boleh?” Tanya Tay, terdengar suaranya sedikit menunjukkan penyesalan.
New mengangkat bahunya acuh tak acuh “auk, tidur ah ngantuk.” Lalu langsung ikut mengambil posisinya tepat di samping tubuh suaminya.
Tanpa menunggu lama Tay pun langsung mendekap tubuh New masuk kedalam pelukannya ”good night Cha..” tak lupa kembali mengecup pucuk kepalanya.
”Good night Tee..” Balas New yang kini mengistirahatkan tubuhnya di dekapan suaminya.
—pandaloura