Khawatir
New menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memasuki kediaman mertuanya, ia berharap semua kata-kata yang telah ia rangkai dan siapkan dapat ia sampaikan dan seluruh keluarga Tay dapat mengerti dan menerima.
Begitu New membuka pintu tersebut ia langsung di sambut hangat oleh Nenek yang ternyata telah menunggunya di ruang tamu “New! Kemana aja nak? Nenek nungguin dari tadi, ayok masuk yuk masuk.”
New pun mengangguk dan mengikuti Nenek masuk kedalam. Begitu keduanya sampai di ruangan keluarga, New kembali di sambut hangat oleh seluruh anggota keluarga tersebut.
“Akhirnya, menantu tersayang Mamah dateng juga.” Ucap Mamah sebari tersenyum hangat, Frank pun tak mau kalah dan langsung berlari memeluk New “aaaah Kakak iparku sayang”
Wajah New tersenyum hangat namun sesungguhnya hatinya begitu tersayat, bagaimana ia bisa menyampaikan tentang perceraiannya di situasi seperti ini.
“Udah-udah yuk, mending kita makan dulu.. Mamah udah masak banyak banget makanan kesukaan New.. Pokonya semua yang Mamah masak kesukaan New doang.” Ajak Mamah kepada New dan seluruh anggota keluarga tersebut untuk langsung menuju ruang makan.
Dan setelah itu, semuanya pun mulai menyantap makanan yang telah di sediakan sebari sesekali mengobrol.
“Mamah denger Tay lagi pegang project gede ya New?” Tanya Mamah sebari mengisi piring New dengan nasi dan beberapa lauk.
New mengangguk “iya Mah, lagi pegang peoject menpora kalau gak salah.”
“Rejeki pernikahan itu, syukurlah kalau usahanya makin bagus.. Semoga makin lancar deh Aamiin..” Ucap Papah dengan lembut.
Nenek mengangguk “bener, New kayaknya bawa rejeki bagus buat Tay. Syukurlah.. Nenek senang sekali.” New pun tersenyum canggung “gak juga kok Nek, Tay juga emang kerjanya bagus.”
“Iyasih, tapi kan namanya udah menikah pasti rejeki kamu juga ngalir kesitu New.” Jawab Nenek.
New mengangguk canggung “hehe iya mungkin Nek.”
“Udah-udah, ini makannya kapan di mulai? Laper nih.” Protes Frank yang membuat semuanya terkekeh pelan. “Iya-iya, ayok kita mulai aja makannya.” Ucap Papah dan langsung memimpin doa.
Setelah acara makan itu selesai New memilih membantu Mamah untuk membersihkan meja makan tersebut. “Udah Mamah ke ruang keluarga aja, biar New beresin. Tadi Mamah udah masak kan? Ini biar New yang bersihin.” Ucap New kepada sang mertua.
“Yaampun, emang gak salah milih menantu. Yaudah kamu cukup beresin ke dapur aja, yang cuci piring biar Mbak aja ya New. Nanti langsung gabung ya?” Pinta Mamah kepada New yang langsung di balas anggukan oleh New “iya Mah, nanti New langsung kesana.”
Lalu Mamah pun beranjak keluar meninggalkan New yang kini sibuk membersihkan meja makan tersebut.
Beberapa saat ketika New membersihkan meja tersebut, New seperti mendengar suara riuh-riuh dari ruang keluarga.. “Ah sepertinya ada tamu..” lirihnya.
Setelah menyelesaikan tugasnya, New pun segera berjalan menuju ruang keluarga. Namun belum sempat ia memasuki ruangan tersebut ada suara yang membuat langkahnya terhenti dan malah memilih terdiam sebentar di tempatnya.
“Ini yang paling cocok buat Nenek, bagus banget.. Jadi keliatan sepuluh tahun lebih muda.” Terdengar suara lembut wanita yang membuat Nenek tersipu malu “ah, kamu emang dari dulu paling bisa! Dulu sekecil ini, sekarang udah bisa banget bikin Nenek malu gini Nam.”
“Kak Nam, buat Frank mana? Katanya Kakak mau kasih aku hadiah, ah gak asyik ah.” Kini suara terdengar suara Frank yang terdengar manja kepada Namtan.
New terdiam di posisinya. Ia kembali mendengar suara tawa dari ruang keluarga tersebut, mulai dari Papah Mamah Nenek bahkan Frank terdengar begitu senang dengan kehadiran Namtan. New lalu tersenyum tipis lalu mengangguk “lo gak usah khawatir New, Namtan akan selalu di terima. Kalau lo gak ada, gak akan banyak mengubah keadaan kok.” Lirihnya sendiri.
Lalu ia pun berjalan menuju ruangan keluarga tersebut.
“Eh New, sini sayang.. Ada Namtan nih.. Udah kenal kan?” Ucap Mamah yang melihat New memasuki ruangan tersebut.
New tersenyum lalu menyapa Nam dengan tenang “hi Nam, apakabar? Katanya kemarin sakit?”
“Baik Kak, iya. Tapi sekarang udah sembuh kok. Kemarin udah dikasih obat sama di buatin bubur buat makan sama Kak Tay.” Jawab Namtan seraya tersenyum kepada New.
“Oh syukurlah.” Jawab New tulus.
“Namtan ini, udah kita anggep keluarga New. Makannya Tay peduli banget sama Nam.” Jelas Nenek takut New salah paham.
New tersenyum lalu mengangguk kepada Nenek “iya Nenek, Tay udah sering cerita kok.”
“Kak..” Ucap Nam kepada New.
New menoleh “yaa?”
“Abis ini, mau ngopi? Aku pengen ngobrol.” Ajak Nam dengan tersenyum. New pun membalas dengan senyuman “boleh.”
Sepertinya untuk saat ini, New harus menahan rencananya untuk berbicara dengan keluarga Tay. Dan memilih menyelesaikan urusannya dengan Namtan terlebih dahulu.
@pandaloura