Gapapa?
“Ini aku beneran gapapa gak izin langsung ke anak-anak?” Tanya New yang kini sudah bersiap pergi. Tay yang berdiri di depannya mengangguk lalu tersenyum “iya, nanti via chat aja.. Lagian sarapan nanti sama aku kok mereka.”
New menarik nafasnya berat “tapi pengen cium dulu satu-satu sebelum pergi ya Mas? Janji gak akan nangis.” Pinta New kepada Tay.
“Yaudah iya.” Jawabnya Tay. “Yaudah yuk, kekamar anak-anak dulu?” Tanya Tay yang langsung di balas anggukan oleh New.
Kini keduanya pun mulai menaiki anak tangga menuju lantai dua dimana kamar anak-anak mereka berada. Kamar pertama yang mereka kunjungi ia lah kamar si sulun Pluem, New dan Tay begitu pelan sehingga tak mengeluarkan suara saat membuka pintu kamar tersebut.
New langsung bergegas menghampiri sang sulung lalu mengecup dahinya dengan lembut “Papah jalan dulu ya Bang, titip adek-adeknya ya.. I love you sayang.” Sebelum sang suami manis menitikkan air matanya Tay dengan cepat menarik lengan New dengan lembut “udah, yuk..”
Setelah berpamitan dengan anak sulungnya keduanya pun kini beralih menuju kamar Frank. Begitu sesampainya di kamar milik Frank, New langsung bergegas mendekat “Kakak, jangan berantem terus ya sama Adeknya.. Papah jalan ya nak, i love you..” Lirihnya kembali tak lupa mengecup dahi Frank dengan lembut.
Terakhir, Tay dan New menuju kamar sang bungsu dan New kembali langsung mendekati anak bungsunya. Namun kali ini ia sudah tak kuasa menahan air matanya “sayang, nurut sama Ayah sama Abang sama Kakak ya.. Nanti ketemu lagi ya nak? Papah jalan dulu, i love you” setelah mengecup dahi sang bungsu New pun bergegas bangun lalu terlebih dahulu keluar dari kamar Nanon karena ia takut isak tangisnya terdengar dan membangunkan anak bungsunya.
Tay pun segera menyusul New lalu mencoba menenangkan sang suami dengan lembut “udah-udah, kan sebentar doang jalannya.”
“Aku gak tega deh Mas, apa gausah jadi ajaya? Nanti perginya sama kalian aja?” Ucap New sebari mencoba menahan tangisnya agar tak pecah.
Tay menggelengkan kepalanya “tuh kan, langsung gamau pergi kan. Udah-udah, kamu pokoknya tenang aja. Anak-anak ada aku sayang, aku juga kurang waktu sama mereka, kamu juga kurang me time sama diri kamu sendiri.. Udah jangan mikirin aneh-aneh, kamu liburan.. Refresh diri kamu, nanti ketemu lagi dah sama-sama enak semuanya. Oke?”
New pun terdiam pasrah lalu mulai menatap sang suami “titip anak-anak ya Mas?” Tay mengangguk “iya sayang.”
“Makan nya jangan sembarangan ya Mas? Bi Ida masak terus kok, anak-anak jangan sampe begadang kalau main PS, terus vitamin kalian jangan lupa di makan ya? Hmm junk food cuman sekali aja ya Mas? Apalagi ya?” Sebelum New melanjutkan ucapannya Tay langsung memeluk tubuh New dengan erat “siap sayang, udahh.. Sekarang kita pergi ya, yukkk.”
Sebelum keduanya berjalan New melepas pelukan antara keduanya lalu menatap mata suaminya dengan dalam “selama gak ada aku jangan nakal ya Bapak Vihokratana..”
Tay terkekeh lalu mengecup pelan bibir New “gak akan sayang.” “Mata-mata kamu ada tiga, gak berani macem-macem aku.”
“Sekali lagi makasih Mas.” Ucap New tulus.
Tay kembali mengangguk lalu mengecup pucuk kepala New “udah jangan makasih terus, udah tanggung jawab aku bikin kamu bahagia. Pokoknya disana, lakuin apapun yang kamu mau tapi tetap tau batasan ya? Belanja dan makan apapun yang kamu mau kalau yang ini gak aku batasin, beli aja semua. Oke?”
“Iya Mas, i love you.” Ucap New kemudian menautkan bibirnya dengan bibir suaminya dengan perlahan namun dalam.
Tay yang takut terbawa suasana langsung melepas ciuman tersebut “udah, nanti aku yang gamau kamu pergi. Ayok jalan..”
Lalu keduanya pun mulai berjalan meninggalkan kediamannya untuk pergi ke Bandara.
@pandaloura