➖Terbiasa
Jika ditanya sejak kapan Jungkook memiliki perasaan 'lain' terhadap Hobi, Jungkook sendiri tidak tahu jawabannya. Semua ini terasa terlalu familiar hingga mengalir begitu saja. Yang Jungkook tahu adalah dia mulai tidak menyukai ketika Hobi 'terlalu' ke Taehyung padahal kondisinya mereka berteman bertiga.
Teman. Kata klise yang selalu menjadi tameng bagi Jungkook untuk menutupi perasaannya yang lain itu. Dia ingin juga diperhatikan lebih oleh Hobi seperti dia memperhatikan Taehyung namun akhirnya Jungkook selalu menjadi kelas dua.
Lalu semua yang Jungkook yakini tentang perasaan 'lain' itu terpatahkan ketika sosok menyebalkan menurut Jungkook, hadir di kehidupannya, yaitu Min Yoongi. Ya, laki-laki yang memiliki gummy smile namun jarang tersenyum itu telah sukses memporak-porandakan pondasi yang Jungkook bangun selama ini.
Sial!
Apa memang perasaan lain itu hadir karena Jungkook sebenarnya tidak suka merasa left out pada pertemanan ini? Jungkook hanya ingin Hobi selalu mengiyakan ketika dia mengajaknya bermain PES, mengiyakan untuk menginap sambil nonton film-film di Marvel Universe atau apapun itu asal bersama Hobi. Tetapi jika ditanya apakah ini perasaan cinta namanya, Jungkook tidak bisa menjawab.
Berulang kali Jungkook selalu memperhatikan Taehyung dan Jimin. Ya, love birds di kelas mereka. Melihat apakah rasa ini sama seperti Taehyung ke Jimin, rasa ingin memiliki, menjaga, melindungi, bahkan yang Jungkook baca di mesin pencari bahwa perasaan romantic itu ada sexual tension didalamnya. Rumit. Cinta-cintaan ini rumit bagi Jungkook.
Semua ini menjadi gamang karena ini baru pertama kalinya Jungkook merasakan ini. Dia tidak punya pengalaman sebelumnya. Pengalaman yang dia dapat adalah bersitegang dengan Yoongi tentang romantic dan platonic yang beberapa kali dia debatkan bersama Jungkook. Min Yoongi, laki-laki teraneh yang Jungkook pernah temui.
Sore ini rencana Jungkook untuk menghabiskan waktu bersama Hobi. Berdua saja. Dia butuh untuk 'menyelesaikan' perasaannya kepada Hobi. Awalnya dia sama sekali tak ingin membahas ini namun semua tak akan pernah selesai jika tidak pernah mencoba untuk menyelesaikannya.
Tak ada yang spesial sebenarnya dengan agenda jajan bareng ini. Karena ya, terbiasa. Mereka terbiasa melakukan ini berdua. Jajan dan jalan bersama, membicarakan ini dan itu, menertawakan hal-hal receh, dan lainnya. Namun, ini menjadi berbeda karena Jungkook memiliki agenda lain.
“Hobi, ini ngga jadi dimakan?” Tanya Jungkook saat melihat porsi mie ramen Hobi masih banyak.
“Ngga, udah kenyang banget. Aku kan udah makan donburi juga.” Ucap Hobi sambil mengusap-usap perutnya. “Kamu habisin gih.”
Tak perlu berapa lama, Jungkook langsung memulai menghabiskan mie ramen milik Hobi. Ya, porsi makan Jungkook memang lebih besar dari yang lainnya.
“Bi, gimana sama Yoongi?” Tanya Jungkook di sela memakan mie-nya.
“Ngga gimana-gimana.”
“Semua juga tahu, Bi, kalau Yoongi punya something sama kamu.”
“Lha bukannya sama kamu ya?” Tanya Hobi, sontak hal itu membuat Jungkook tersedak. Dia buru-buru meminum es teh manis yang sudah dipesan. “Sabar kali, Kook, ngga akan diminta lagi mie-nya kok.” Ucap Hobi sambil tertawa melihat Jungkook yang tersedak.
“Kok bisa sama aku?” Tanya Jungkook balik.
“Ya, ga tahu. Kalian kan deket.”
“Emang kamu ga ada perasaan apa-apa sama Yoongi?”
“Perasaan kayak gimana?”
“Ya, pe-ra-sa-an.” Ucap Jungkook menekan setiap penggalan suku katanya.
“Yoongi baik, dia itu meskipun kelihatan dingin dari luar, tapi dia orang yang hangat.”
“Terus?”
“Ngga ada terusnya, sudah sekian. We are just friend.”
Wow!
“Yoongi tahu kamu cuma anggap dia teman?” Tanya Jungkook.
“Tahu kok.” Mendengar itu Jungkook kembali tersedak. “Duh, kamu itu mau punya adek ya, udah dua kali tersedak gini?” Ledek Hobi sambil mengusap leher Jungkook. Wajahnya memerah karena tersedak ramen pedas memang luar biasa pedih ke hidung dan tenggorokannya.
“Yoongi beneran tahu?” Jungkook bertanya lagi untuk meminta jawaban yang pasti.
“Tahu kok, waktu kapan aku sama dia ke tempat calon sponsor itu kita ngobrol-ngobrol dan yaudah gitu.”
“Kamu masih punya rasa ke Taehyung, ya, Bi?”
Pertanyaan itu menimbulkan raut wajah yang berbeda dari wajah Hobi yang sebelumnya. “Hm,” Ada jeda dalam dalam ucapannya. “Iya, Kook.”
Wow!
“Kayak ngga semudah itu aja gitu buat hilangnya. Jadi ya jalani aja seperti sekarang.” Ucap Hobi sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.
“Sesuka itu ya, Bi, kamu sama Tae?”
Hobi tertawa kecil saat mendengarnya. “Pernah kepikiran sama Yoongi ngga?” Tanya Jungkook lagi.
“Pernah, tapi kayaknya itu bakal nyakitin hati Yoongi kalau aku ternyata masih punya perasaan ke orang lain. Makanya lebih baik kalau kami ya temenan aja.” Hobi menyeruput minumannya sampai habis. “Kamu nanya gini buat secure posisi kamu kan ke Yoongi? Haha, tenang, Kook, Yoongi itu kayaknya punya perasaan sama kok ke kamu, cuma emang kayaknya dia itu rada hati-hati aja. Tapi wajar sih yang namanya perasaan kan ga bisa langsung sat set sat set, emangnya lagi dribble bola, haha.”
Jungkook semakin tidak habis pikir dengan apa yang sedang dia dengar sekarang. Terlintas ingatan percakapan dia dengan Jimin. Jungkook kesal mengapa semua orang malah menganggap dia memiliki rasa terhadap Yoongi padahal rasa 'lain' itu dia tujukan kepada Hobi. Dan Jimin berkata bahwa mungkin karena sebenarnya perasaan 'lain' itu ditunjukannya kepada Yoongi. Ditunjukkan bukan ditujukan. Jungkook tahu bahwa dia sama sekali tidak melakukan usaha apapun jika memang berkeinginan mengubah perasaan 'lain' itu menjadi status yang 'lain', yang dia lakukan adalah hal-hal yang terbiasa dari dulu selalu dia lakukan dengan Hobi.
“Nah sekarang giliran kamu nih yang cerita gimana sama Yoongi?” Tanya Hobi.
Mie ramen telah habis. Jungkook mulai menegakkan badannya dan mulai mengaduk-aduk es teh manis dengan sedotannya.
“We already kissed, Hobi”
“OH MY GOD!!” Hobi hampir berteriak lalu segera menutup mulutnya. “Jeon Jungkook, are you serious? Wow, merinding ga sih aku, haha. Gilak.. pantesan mau jadi abang, ya, emang luar biasa sekali pergerakannya.” Hobi menepuk-nepuk bahu Jungkook.
“Bi, kamu ngerasa ngga kalau aku itu suka sama kamu?” Pertanyaan Jungkook barusan membuat ekspresi Hobi yang asalnya sumringah mendadak terdiam.
“Kook.”
“Ya, aku juga bingung ini suka kayak gimana, apa kayak Taehyung ke Jimin atau apa? Sampai akhirnya Yoongi sukses buat aku yang otaknya yang ga sepintar Taehyung jadi berpikir keras.”
Jungkook berusaha menenangkan kembali nafasnya yang mulai naik turun tak beraturan. “Kita bertiga sama Taehyung pernah ngobrol bareng kan soal perasaan left out yang aku rasain? Mungkin aja perasaan ini karena aku ga suka kalau jadi kelas dua, aku mau diperhatikan, makanya aku kayak cemburu ke Tae. Padahal harusnya ngga begitu apalagi kita berteman. Lalu setelah kalian berdua define feeling masing-masing, aku pikir mungkin setidaknya kamu bakal fokus ke aku karena Taehyung kan ada Jimin, tapi malah ada Yoongi.”
“Kook, sekarang perasaan kamu yang sebenarnya seperti apa?”
“Aku ga tahu, Bi, aku sama kamu tuh dengan kita main PES dan makan berdua begini sudah seneng. Makanya aku ngga pernah bergerak untuk melakukan apapun.”
“Bisa aja mungkin suka kamu itu karena ga suka merasa tertinggal?”
Kenapa kan sama banget sama si Min Yoongi nyebelin itu ngomongnya?!
“Ga tahu, Bi.”
“Adanya Yoongi mungkin sebenarnya buat menyadarkan kita berdua ngga sih?”
“Hah, gimana?”
“Menyadarkan bahwa kamu ngga sesuka itu sama aku dan menyadarkan aku bahwa aku ngga seharusnya memulai yang baru jika masih ada rasa yang tertinggal untuk orang lain.”
Damn!
Jungkook dan Hobi mulai melepaskan pundaknya yang menegang. Sahutan helaan nafas yang berat seakan menurunkan semua yang selama ini bergumul di pikiran masing-masing.
“Aku juga suka sama kamu, Kook, but in friend's way.” Hal ini terasa familiar bagi Hobi ketika Taehyung menolaknya dengan ungkapan, 'I love you too but not in that way'.
“Dan mungkin kamu juga begitu.” Tambah Hobi. “Maaf ya aku selalu buat kamu merasa left out, aku pun sedang berusaha untuk meringankan sedikit perasaan ini ke Tae tapi semua butuh waktu.”
“Iya, Bi, semua memang perlu waktu.”
“Demikian juga dengan kamu, Kook, kalau iya kamu memiliki rasa ke Yoongi, go get him! Make a move, make a step! tapi pastiin dulu rasa seperti apa. If you wanna protect him, wanna makes him smile, wanna makes him happy, he always runs in your head, if you don't see him, you feel missing him so much, then maybe you love him, i guess. So, find your happiness, Kook.“
“Kamu juga, Bi, cepet move on!“
“Haha, sial!”
“Bi, thank ya, terima kasih banyak udah mau jadi teman aku.”
“Haha, jadi ga akan abang-adek mode on lagi, nih? Mau sama Yoongi abang-adeknya?” Goda Hobi. Jungkook memerah wajahnya digoda Hobi habis-habisan. “Aku ngga janjiin apa-apa sih, cuma jika emang ngerasa left out bilang, Kook. Kamu harus bisa ngungkapin apa yang ada di pikiran kamu. Ngga apa-apa belibet sedikit, aku kadang udah paham kok bahasa kamu yang begitu.”
Jungkook meninju pelan perut Hobi. “Rese banget ih!”
Segala hal yang mungkin ingin Jungkook dengar dan dia bisa setidaknya katakan sudah semua dia lakukan. Kini, ada satu hal lagi yang menunggu dia selesaikan. Perasaannya sendiri kepada yang dia janjikan untuk membicarakannya ketika seluruh rangkaian acara Sport and Art Week usai nanti.
***