Kronologis kejadian.
Dengan style hoodie dan celana tidur, Ody beranjak keluar dari apartementnya untuk sarapan dengan Tayo.
Tanda terima kasih doang kok, hehe.
“Anak sebelah udah pada berangkat kuliah?” Tanya ody yang sekarang sudah ada di koridor kamar mereka dengan Tayo.
“Udah, tinggal si johnny doang, tapi kayanya balik tidur.” Jawab tayo.
——-
Setelah menempuh sekitar 5 menit dengan berjalan kaki, sampai lah mereka di ketoprak yang terkenal di daerah sana.
“Lo sering makan disini?” Tanya tayo
Ody mengangguk sambil mengambil kursi plastik yang ditumpuk.
“Lo? Udah pernah belom?” Tanya ody
Tayo kemudian menempeleng kepala Ody pelan. “Heh gue 1 tahun duluan ya di Kota ini, ya udah pernah lah.”
“Gak sopan!” Ucap ody sambil mengelus kepalanya.
Setelah ketoprak mereka jadi, mereka berdua makan dalam keheningan. Hanya ditemani suara pengunjung lain yang bersenda gurau.
“Ceritain kenapa lo bisa nemuin gue?” Tanya ody membuka percakapan lagi.
“Mau tau banget?”
Lengan tayo kemudian dicubit keras oleh Ody, sehingga sang empunya lengan merintih kesakitan.
“Sakit tau!”
“Makanya ceritain.”
Tayo menghentikan aktivitas makannya, kemudian meneguk segelas air, “Jadi...”
Malam itu, tayo yang sendirian di apart memilih untuk mencari angin malam dan mencari makan juga. Saat dia hendak bersiap siap keluar, dia melihat 3 teman Ody masuk kedalam apart Ody. Awalnya dia kita ody ada dirumah.
Saat hendak memasuki lift, tayo baru sadar kalo dia meninggalkan hp nya, kemudian dia kembali ke apartnya, ternyata di hp nya sudah banyak notif group dan telfon dari doyoung yang menanyakan keberadaan ody malam itu.
Namun, karena Tayo keburu laper banget, akhirnya dia cuma bisa membantu doyoung dengan menanyakan apalah ody ada di apartementnya atau tidak. Setelah mengabarkan kejadian sebenarnya. Dia kemudian pergi keluar mencari makan.
disaat perjalannya pulang setelah mencari makan, Tayo berjalan kaki sendiri melewati taman karena untuk sampai ke apartement mereka ia harus melewati taman yang cukup luas.
namun, saat berjalan melewati taman, tayo mendengar suara tangisan dan rintihan, awalnya dia menolak untuk mencari tahu suara itu, takut malah yang aneh-aneh. Tapi hatinya berkata lain, dia pergi mencari sumber suara itu, dan menemukan seorang perempuan sedang duduk meringkuk menangis sambil memegang pipinya.
”Ody? Ngapain disini malem malem?” tanya tayo.
Ody yang menyadari kehadiran seseorang langsung bangkit dan memeluk orang tersebut.
Badannya gemetar dan dingin seperti sudah lama berada diluar. Keadaannya sangat tidak baik baik saja saat itu.
”lo kenapasih dy? Lo laper? Kalo laper tuh balik ih jangan nangis disini, ayo kita pulang ya?” Tanya Tayo
”Mami.....Mami, jahat...mami jah—“ ucapnya dengan suara pelan dan semakin menghilang.
Tayo yang masih dalam posisi memeluk badan ody, kemudian menyadari ada hal aneh yang terjadi.
Tayo kemudian melepas pelukannya dan melihat perempuan itu sudah terbujur lemas dengan wajah super pucat. Karena ia panik, ia langsung menggendong perempuan tersebut dan membawanya pulang ke apartement.
“—Begitu ceritanya, jadi gue kira lo nangis karena laper, tapi gue mikir ngapain lo kalo laper nangis ditaman kan? Eh pas gue nanya lo keburu pingsan, emang lo kenapasih?.” Tanya Tayo.
Lagi, lagi, setelah mendengar penjelasan Tayo, ody bukan ingin berterimakasih, malah ingin mencaci maki, bisa bisanya dia mikir kalau si ody nangis gara gara laper?
“hahaha becanda, muka lo kaya mau makan orang, ga cukup apa makan ketop— ah..aduh, iyaiya ampun sakit.” Rintih tayo setelah mendapat cubitan super duper keras dari Ody.
Setelah selesai makan, mereka pun bangkit menuju apartementnya lagi. Namun, Ody lagi lagi merasakan hal yang aneh.
“Bang, lo kuat lari gak?” Tanya Ody
“Dih? Lo menyepelekan gue?” Tanya Tayo balik.
“Kita lomba lari sampe apartement mau ga? Yang kalah beliin cemilan?”
“Deal.”
“1...2...3...Go!”
Mereka berdua kemudian berlari, meninggalkan seseorang yang sedang bersembunyi sambil memperhatikan gerak gerak Ody.