About Mona
Namanya, Ramona Niara. Biasanya dipanggil Mona, merupakan Siswi SMP 127.
Mona terkenal pintar, jadi tidak heran banyak yang mau berteman dengannya. Tapi, Mona juga punya teman dekat, yaitu Putri dan Dina.
“Eh tau ngga sih, katanya nanti ada anak baru, pindahan dari Surabaya.” Ucap salah satu temannya yang bernama Putri
“Iya katanya cowo ya, semoga ganteng deh.” Saut Dina.
Mona yang ada disebelah mereka hanya tersenyum mendengar perkataan teman temannya itu.
——-
Tiba saatnya murid pindahan yang menjadi omongan seluruh warga sekolah itu masuk, ternyata murid itu ditempatkan di kelas Mona.
Seluruh kelas heboh, terutama siswi perempuan, karena sesuai dengan rumor yang beredar, murid baru itu sangat tampan. Hanya orang yang gila yang mengatakan bahwa dia tidak tampan.
Syukurlah, Mona bukan salah satu orang gila tersebut karena dalam hatinya, dia pun mengelu-elukan lelaki yang sekarang sedang berdiri didepan kelasnya.
“Ayo perkenalan dulu.” Ucap pak guru menyuruh laki-laki itu perkenalan.
“Nama saya, Johnny Sandira, Saya pindahan dari SMP NEO Surabaya. Salam kenal semuanya.” Ucap laki laki tersebut dengan disambut teriakan yang meriah oleh siswi perempuan dikelas.
“Sekarang, kamu duduk disebelah Mona ya, karena kursi yang kosong disana, kebetulan siswanya juga baru pindah.” Ucap pak Suhi, selaku wali kelas.
Mona memberanikan diri untuk tersenyum, namun sama sekali tidak ditanggapi oleh siswa baru tersebut. Ah mungkin dia masih belom beradaptasi disini, batin Mona menenangkan.
————
Hari-hari berlalu semenjak kedatangan murid baru, semuanya berjalan dengan seperti biasa, tapi tidak biasa bagi Mona. Semakin lama dia duduk disebelah orang ini, semakin sering dia memperhatikan perbuatannya, walaupun sampai sekarang mereka hanya mengobrol disaat butuh bantuan saja.
“Mon, ayo ke kantin.” Ajak Putri yang mendatangi meja Mona, tak lain dan tak bukan adalah sekalian untuk modus ke Johnny.
“Ah iya ayo.” Ucap Mona bangkit dari kursinya meninggalkan Johnny yang sibuk bermain dengan Handphonenya.
——
Saat tiba dikantin, seperti biasa setelah memesan makanan mereka duduk di kursi yang kosong.
“Eh mon, mau minta tolong boleh ngga?” Ucap Dina.
“Minta tolong apa?” Tanya Mona
Dina menggaruk kepalanya, tapi dengan tersenyum malu-malu “Ngg, gini..mau gak lo tukeran tempat duduk 1 minggu sama gue? Hehe, gue kayanya suka deh sama Johnny, boleh ngga kita tukaran dulu biar gue bisa kenal dia, lo duduk sama putri aja dulu, gimana?”
Mona yang sedang menyantap Soto sebagai makan siangnya langsung tersedak mendengar permintaan konyol dari Dina. Ada ada saja.
“Eh eh minum dulu minum.” Ucap Dina dan Putri serentak memberikan Mona Minuman.
“gimana mon? Bantuin gih Dina deket sama si Johnny, lo duduk sama gue aja 1 minggu ya?” Tanya Putri
Mona hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan dari temen temennya.
“Iiiih malah diem aja, jawab dong mon, iya ya? Boleh ya?” Tanya Dina sambil memelas.
“Maaf, tapi nanti kalau dimarahin Pak Suho, gimana?” Ucap Mona takut.
“Ih, ngapain takut sama pak suho, udah gak usah takut, gak bakal dimarahin kok.” Jawab Putri
“Maaf, tapi gue ngga berani.” Ucap Mona menolak.
BRAAAK
Suara pukulan Meja terdengar sangat keras siang itu, membuat tempat duduk mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa siswi yang ada dikantin.
“Lo tuh, gamau bantuin temen ya? Atau jangan jangan lo malah suka juga sama dia? Makanya lo ngga mau kan? Iyakan? Ngaku lo, mon!” Teriak Dina yang kemudian ditenangkan oleh Putri
“Ngga..ngga bukan gitu, gue ngga ada maksud apa apa, gue cuma takut din.” Jawab Mona
“Alah alasan aja lo, udah ah put, kita pergi aja, buat apa temenan sama orang yang ngga mau bantuin temennya sendiri. Orang kaya lo tuh ngga pantes ditemenin tau ngga, biarin orang kaya dia sendirian.” Ucap Dina sambil menarik tangan Putri untun pergi keluar dari Kantin.
Mona yang melihat itu hanya bisa meneteskan air matanya tanpa mengeluarkan suara dan segera pergi menuju toilet agar dia tidak tambah malu disini.
———
Semenjak kejadian di kantin saat itu, Dina dan Putri menjadi berubah. Tidak lagi mengajak ngobrol Mona disaat jam kosong, tidak lagi mengajak ke kantin, dan tidak lagi mengajak untuk pulang bersama.
Mona merasa bersalah, dia hendak meminta maaf kepada teman temannya, tapi dia terlalu takut.
Sampai Akhirnya, tiba suatu hari, saat Mona berjalan di koridor, seluruh orang berbisik membicarakan dirinya, Mona tidak tahu alasannya.
“Eh masa iya ternyata dia suka nyontek bahkan sampai berani ngambil soal di ruangan guru karena dia deket sama salah satu guru muda. yah ternyata pinternya bukan hasil otak sendiri.” Ucap salah satu siswi yang tidak sengaja di dengar oleh Mona.
Hal tersebut membuat Mona sakit hati, dia kemudian berlari menuju kelas dan bersiap untuk menangis. Tapi, saat dia masuk kelas, seluruh mata teman-temannya tertuju padanya.
“Mona, gimana? Enak ngga jadi adek adek-an nya pak guru muda? Pantes lo selama ini ujian selalu tertinggi mulu ya, Ternyata udah dapet soal sama jawaban duluan, HAHAHA.” Ucap salah satu teman kelasnya, yang membuat Mona keluar dari kelas dan lagi-lagi pergi menuju toilet untuk menangis.
Semenjak rumor itu beredar, semakin hari semakin banyak rumor rumor negatif yang berdatangan, seperti rumor mengenai Mona yang menyukai kapten Basket sekolahnya, tapi kapten basket tersebut malah mengolok-olok Mona.
“Idih, lo tuh ngga cantik, ngapain suka sama gue? Jangan ngarep, HAHAHHA.”
Dan berbagai rumor negatif lainnya yang Mona terima hingga lulus, bahkan ia tidak datang ke perpisahan karena tidak siap bertemu dengan teman-temannya yang telah membully dia selama bersekolah.
Bagaimana dengan Johnny? Siswa Individualis itu sangat tidak peduli sekitar, dia hanya datang kesekolah, belajar, main hp tanpa bersosialisasi dengan yang lainnya, termasuk juga Mona, teman sebangkunya.
Dia bahkan tidak peduli dengan segala kejadian yang menimpa Mona, disaat Mona menangis dibangkunya, disaat Mona diolok olok teman sekelasnya, Jo hanya diam tak berbuat apa apa, dan semua itu terjadi hampir 1 tahun lamanya.
Sejak saat itu, sifat penyendiri Mona akhirnya terbawa hingga SMA, di SMA pun yang notabenenya teman-temannya mayoritas dari SMP dia yang lama, sehingga semuanya terasa sama seperti dahulu.
Soal Johnny, saat SMA kabarnya dia tidak lanjut di kota ini dan berpindah, ntahlah berpindah kemana, rumornya dia harus mengikuti dimana Omanya bekerja.
Dikarenakan itu semua, Mona memiliki Trauma atas semua kejadian itu, dia bahkan di vonis mengidap PTSD oleh psikiater.
Saat masuk kuliah, Mona memilih untuk mengganti identitas dan merubah beberapa bentuk Mukanya agar tidak dikenali orang lama. Dan mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain, walaupun rasanya sulit.
Mona Mengganti namanya menjadi Rania Nayla
Hingga sampai akhirnya Mona alias Rania , bertemu lagi dengan orang yang selama ini menjadi penyebab kesakitannya di sebuah Cafe.
Sampai akhirnya setelah mereka berdua dekat, Rania pun dikenalkan oleh beberapa sahabat dekat yaitu Jeff, Doy dan Cella yang sudah menjadi sahabat Johnny dari SMA.
Mulai dari sana lah timbul rasa iri, dengki melihat kehidupan sosial Johnny sangat berbeda dengan dirinya dulu, maka dari itu, Rania mempunyai Tekad untuk membalas semua kesakitannya, agar Johnny merasakan apa yang ia rasakan.