i am you.
WARN : MISGENDERING, BROKEN ENGLISH.
“kamu mau pakai busana yang kayak gimana sayang?”
“terserah kamu ajalah, aku ngikut” jawabnya dengan kaito yang masih berada dalam gendongan.
“kemeja crop gitu kamu mau nggak?”
geoffrey menawari sembari membalikkan halaman e-book pada booklet online yang tersedia.
“liat coba”
kedua pasangan itu sibuk memilih rancangan busana mereka yang akan dikenakan pada hari penting keduanya di akhir bulan mendatang.
duduk berduaan di sofa beludru yang mereka miliki sembari memadu kasih dengan sang buah hati di dalam pelukan si submissive membuat hujan sore di bulan april menjadi lebih hangat.
“terus kai?”
“sesuaikan aja, warnanya ngikut kita sedangkan modelnya, terserah”
zuma mengangguk,
ting!
pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok wanita setengah abad yang menggunakan lavisha dress dibalut make up tipis pada bagian wajahnya,
“geoffrey?”
zuma menegang. itu suara mrs.berthrand yang tak lain merupakan ibu biologis dari lelaki yang dicintainya—geoffrey.
“ge, your mom...”
“oh. there you are.”
terlambat. sebelum zuma mampu merampungkan kata katanya, sonya—ibu dari geoffrey sudah menyambangi mereka terlebih dahulu sehingga yang bisa dilakukan oleh lelaki itu hanya menundukkan kepalanya malu.
sedari dulu, sonya sangat menjaga jarak geoffrey dengan teman temannya, entah siapapun itu, baik lelaki maupun perempuan.
kejadiannya berawal tak asing dari sonya yang pernah menemukan keduanya hampir telanjang bulat di kolam renang belakang rumah kediaman berthrand.
semenjak sonya tau bahwa dirinya, mungkin membawa geoffrey pada jalan buntu dan salah, wanita paruh baya itu tidak pernah mengijinkannya untuk mengunjungi geoffrey lagi , walau hanya berupa sapaan sesaat.
suasana hangat yang diciptakan oleh keluarga kecil itu seketika lebur begitu saja saat melihat ibu dari sang kepala keluarga yang sepertinya telah siap untuk menghardik mereka berdua dengan berbagai pertanyaan.
“sudah berapa lama?”
“mom—” sonya mengangkat tangannya kepada geoffrey guna menghindari penjelasan panjang yang akan diberikan oleh sang anak.
“kamu bisu?”
zuma menghela napas sebentar, mengadahkan kepalanya keatas sebelun menjawab pertanyaan sonya, “6 bulan, tante”
wanita itu tertawa sumbang seolah mengejek lelaki muda dihadapan nya ini.
“berapa uang yang kamu butuhkan?”
“maaf?”
sonya memandang intens pria aries itu dari atas sampai bawah tanpa melewatkan satu bagian-pun. dirinya sedang mencari apa kelebihan lelaki ini hingga geoffrey mau saja diajak untuk hidup bersama.
“jadi, berapa? berapa nominal yang harus—”
“saya nggak perlu uang geoffrey tante. saya butuh tanggungjawab dia sebagai seorang ayah. jika anda berada diposisi yang sama seperti saya, apa uang lebih penting dari tanggungjawab?” pungkas zuma tegas.
dia tidak ingin dipandang rendah oleh wanita itu walaupun sebenarnya di mata orang lain mungkin hal itu benar adanya.
tapi, untuk hal subtantif lainnya, ia tidak ingin kaito menerima imbas atau akibat dari perbuatan kedua orangtuanya. maka untuk menghindari itu, zuma harus berani melawan seisi dunia walaupun tidak ada yang bertahan disisinya sekalipun
“hoo, cukup berani. harga dirimu setinggi apa sampai berani melawan perkataan orangtua calon suamimu sendiri?”
mendengar itu, zuma mematung sesaat. memproses segala pengertian yang tersemat dari balik kata kata sonya.
“m-maksud tante?”
sonya memejamkan matanya sebentar sebelum memberikan senyuman singkat kepada zuma, “kenapa? kenapa kamu mengejar geo seperti ini?”
“mengapa kamu memutuskan bertahan walaupun yang kamu rasakan hanya sakit?”
“being a mom, is really something, isn't it?“
sonya mencecarnya dengan berbagai pertanyaan retoris yang sebenarnya zuma sendiri tidak tau harus menjawab dan bereaksi seperti apa atas pertanyaan tiba tiba tersebut.
ibu satu anak itu maju selangkah guna memeluk figur ibu muda yang berada tepat dihadapannya, “tolong urus geoffrey dan cucu saya dengan baik. geoffrey itu anak saya yang paling manja, jadi kamu harus banyak bersabar. dan lagi, terimakasih banyak karena kamu tanpa keluhan apapun telah berhasil menjadi figur ibu dan calon istri yang baik untuk geoffrey juga cucu saya. don't even ask where did I knew all this things that I've been asked to you.”
zuma membeku dalam pelukan sonya. apa benar ini kenyataan? apa benar restu dari orang tua geoffrey memang semudah ini? bukankah sonya sangat tidak menyukainya dulu?
sibuk melamunkan hal yang sudah berlalu zuma tak sadar bahwa pelukan mereka telah terlepas dengan kaito yang masih berada di dalam gendongannya.
“oh my days, you're soo cute boy. he's the real mini geoffrey when he was a baby too. can I hold him?”
zuma mengangguk, “sure“
setelah mendapatkan kaito di dalam gendongannya sonya kemudian berbalik untuk menyampaikan sesuatu yang sedari tadi menjadi pertanyaan zuma,
“kamu nggak perlu takut semua ini cuma fake scenario. saya minta maaf kalau selama beberapa tahun terakhir, saya selalu melarang kamu berinteraksi dengan geoffrey. saya terlampau buta untuk melihat cinta kamu terhadap dia. but when I saw, how much geo's been struggling with love he had makes me realize that, the one who can make him found himself, is you. terimakasih dan maaf.”
yang lebih muda maju selangkah, melingkarkan pergelangan tangannya pada sonya dengan mata berkaca kaca menahan haru, “terimakasih juga. anda figur ibu yang baik untuk geoffrey. dia melimpahkan semua kasih sayangnya untuk kami sebagaimana ia mencintai keluarganya. terimakasih sudah melahirkan lelaki hebat seperti geo. saya merasa belum cukup hebat untuk menjadi orang tua, tapi geo mengajarkan bagaimana untuk tetap menghadapi segala sesuatu dengan dada yang lapang juga tangan yang saling menggengam.”
sonya mengangguk, wanita itu juga ikut terharu mendengar penuturan calon menantu tunggalnya tersebut.
“eh? ada apa ini? udah main nangis nangis bareng aja”
entah darimana lelaki itu menghabiskan tiga puluh menit lainnya tapi yang jelas geoffrey agaknya terkejut dengan ekspresi dari kedua sosok favoritnya di dunia ini. padahal ia hanya pergi untuk membeli makan siang sebentar namun mereka berdua sudah berakhir berlinang air mata.
“mom? sayang?”
tidak ada respon. keduanya masih sibuk dengan air mata yang tidak henti hentinya mengalir dari kedua netra berbeda itu.
“kamu pinter milih istri ge, mommy terharu.”
lelaki taurus itu kemudian terkekeh pelan sebelum maju menyambangi zuma juga sonya tak lupa memeluk yang terkasih di hadapan ibunya sendiri.
“iya dong. he's just like you mom, family first.” katanya dengan bangga lalu setelah itu menggoyangkan badan mereka berdua — zuma dan geo ke kanan dan ke kiri.
“mommy boleh request?”
keduanya menoleh, “what is it?”
“if you guys mind to have another child. can I ask three more grandchilds from you? biar rumah rame, mommy sama daddy kesepian ge...” ungkapnya dengan tangan yang sibuk mengusap pundak sang cucu.
4 anak heh? jika 4 anak berarti....