TW : Contain A lil bit act of violence, harsh words.
nayaka menunggu ryuka dengan sabar.
lelaki berperawakan korea itu sungguh tidak pernah bosan menanti kedatangan si mungil apalagi untuk keberlangsungan hubungan mereka.
ryuka malu, sangat malu. statusnya dengan naka hanyalah sepasang mantan yang tak berakhir baik.
ayah dari sosok pria yang dicintainya itu tidak pernah menyetujui hubungan mereka.
katanya “ayah kamu itu seorang pejabat, bundamu seorang pesohor terkenal. kamu tega menghancurkan reputasi keluarga demi seseorang yang memiliki gender sama denganmu?”
“kamu sudah gila?”
“sudah kehilangan kewarasan atau bagaimana? putuskan dia! kembali dengan normal bersama seorang wanita.”
“dengan begitu kamu tidak menghancurkan reputasi dan kehidupan siapapun. baik ayah, maupun bunda”
nayaka kecewa, jelas.
sampai sekarang pun ia tak habis pikir bagaimana sang ayah tega menghacurkan hati dan batinnya begitu dalam.
sakit, sesak, rasanya seperti tak mampu untuk berjalan dan meneruskan hidup.
namun nayaka percaya satu hal, jika ia dan ryuka ditakdirkan untuk satu sama lain, mau dipisahkan dengan cara apapun mereka akan kembali bersama dengan izin semesta.
dan sekarang...
mereka disini, sepasang mantan kekasih yang pernah diizinkan berpisah itu kembali bersama atas kehendak yang maha kuasa.
tentang cinta dan kisah dua insan, Tuhan tidak pernah memilih dengan siapa kita akan bersanding sembari merajut kasih.
kita berhak memilih kepada siapa cinta kita akan berlabuh, tapi ingat satu hal Tuhanlah yang akan menentukan pilihan kita tepat atau tidak.
dalam pertemuan kali ini nayaka sadar, ryuka lebih dari sekedar pantas.
lelaki dengan zodiak aries itu terlahir untuk dicintai olehnya dengan sepenuh hati.
“mas? udah lama?”
“enggak, mas juga baru sampai”
keduanya duduk pada salah satu bilik vip restoran yang direservasi langsung oleh nayaka.
“mau makan apa?” tanya yang lebih tua
“adek ngikut mas aja, kan mas kepala keluarganya”
“eyyy belajar dari mana, hm?” nayaka melontarkan candaan sembari mencubit pipi gembil itu pelan.
yang dikagumi hanya tersenyum malu malu.
tangan kecilnya terangkat menggengam tangan yang lebih tua penuh cinta, penuh afeksi seakan akan jika dilepas lelaki itu akan menghilang dari hadapannya.
“mas kamu—“
BRAKKK
ryuka dan nayaka tersentak, seorang perempuan dengan perawakan bak model datang secara tiba tiba menggebrak meja mereka begitu saja tanpa sopan santun sedikitpun.
“LO! DASAR PELAKOR!! GUE UDAH BILANG SAMA LO, JAUHIN NAYAKA!”
itu ella.
perempuan yang selama ini selalu dibangga banggakan oleh keluarga besar nayaka. perempuan yang katanya memiliki banyak hal positif dalam dirinya.
perempuan yang katanya sukses membuat nayaka kehilangan dirinya sendiri, terpendar, hilang, entah kemana.
perempuan itu, perempuan yang parasnya sungguh menarik namun akhlak dan sifatnya seperti seseorang yang bahkan tidak pernah menyentuh bangku pendidikan.
“MAU LO APA BANGSAT?!”
“TIBA TIBA MAKAN MALEM ROMANTIS SAMA TUNANGAN GUE?!”
ella menghardik ryuka dengan kasar, perempuan dengan perawakan 173 cm itu menarik rambut ryuka kasar hingga rasanya lelaki kecil itu akan terpental jauh.
PLAK PLAK PLAK !
wajah ryuka terpaling kesamping karena tamparan kuat ella.
“madep sini, jangan sok sok an lemah di depan gue”
ryuka dengan perlahan membalik wajahnya hingga berhadapan dengan ella. perempuan itu sudah akan melayangkan tamparan lagi kepada ryuka namun naasnya terhalang karena tangan seseorang…
“tampar aku aja, jangan adek.”
si tampan yang sedari tadi menjadi penonton dari keributan tersebut mulai angkat bicara. dirinya merasa tidak nyaman ryuka diperlakukan kasar seperti itu.
dirinya, bahkan bundanya sekalipun tidak pernah berperilaku kasar terhadap ryuka, namun perempuan ini?
“kamu?! bisa bisanya kamu belain dia?”
“kamu belain dia yang jelas jelas mau ngerebut kamu dari aku? iya?!”
cecar ella tanpa henti.
perempuan itu seakan meminta validasi, hardikannya selama beberapa menit kebelakang hanya untuk memastikan jika apa yang ia pikirkan benar atau tidak.
“bukan adek yang mau ngerebut aku.”
“kami berdua sama sama mengharap satu sama lain ella, tolong.”
“tolong jangan halangi kami. kamu perempuan baik, tapi maaf.”
“kamu pilihan ayah, bukan pilhan aku.”
jelas nayaka panjang lebar dengan nada yang penuh tekad.
anak tunggal dari keluarga adiputra itu berjanji akan melindungi ryuka dengan sepenuh hatinya.
dari apapun, tentang siapapun, sampai kapanpun demi angsa putihnya.
