warn! vagina sex, rimming, contain A LOT of local porn words, misgendering, mpreg, mentioning normal labour, sorry for typos.
Klik!
Kenneth membuka pintu apartment miliknya dengan sang kekasih dengan tidak sabaran, terkesan kasar dan menuntut.
Lelaki 31 tahun itu meletakkan segala perlengkapan kantor yang sempat ia bawa tadi keatas meja, sebelum beralih melangkah menuju kamar si pemilik hati.
Begitu masuk, pemandangan yang kenneth dapati adalah seorang lelaki muda yang selalu menghiasi hari-hari nya satu tahun ke belakang, siapa lagi kalau bukan sang pacar?
Pria matang itu menyambangi kekasih hatinya yang sedang mengenakan jubah tidur yang melapisi tubuh langsingnya dari belakang.
Lengan kekarnya terulur dengan apik memeluk presensi langsing di hadapan. Walaupun sudah pernah melahirkan satu orang anak, namun tubuh itu masih terlihat raping dan semakin menggoda.
“Mas?“
Sapa yang lebih muda kala bangirnya menghidu wangi cheddar wood yang sangat ia kenali dari balik bahu kurusnya.
Binar bintang sang submissive mengintip malu, wajah tampan kekasih dudanya dari kaca rias yang mematut bayangan mereka berdua.
Tangan yang lebih tua bergerak apik mengelus perut rata sang pemilik tubuh diiringi dengan kecupan manis segaris rahang dan tulang wajah yang kian menggoda.
“Mas ngeliatin kamu dari belakang aja udah sange. Badan kamu ini emang dasarnya di ciptain buat ngelacur makanya kayak gini.”
Mendengar perkataan hina kekasihnya tak lantas membuat gazza sakit hati, submissive 19 tahun tersebut justru tersenyum sinis sambil menggigit bibir bawahnya, “Hm? Emang iya kan? Aku kan emang sukanya ngelonte, sama kamu apalagi. Nggak liat hasil perbuatan bejat kamu sama aku lagi tidur diatas kasur?” ujarnya sambil mengusap tangan sang dominan yang kini menjalar mengelusi bagian intimnya yang dilapisi celana pendek satin berwarna hitam.
“Udah basah belom? Kalau belom mas pengen liat kamu colmek. Suka liat kamu usekin itil.”
“Cek aja sendiri.”
Mendengar perintah yang lebih muda, kenneth langsung saja membuka jas kerjanya sebelum berlutut dihadapan sang kekasih yang membuat gazza secara reflek mengelus surai hitam pekat nya yang diturunkan kepada gian.
Jemari panjangnya menyingkirkan kain berbentuk segitiga yang menghalangi pandangan terhadap bagian paling intim dari sang kekasih. Labia tembam itu begitu bersih tanpa sehelai bulu, gundul dan berwarna pink kontras dengan kulit gazza yang begitu bening berwarna putih cerah.
“Udah basah sayang, kamu apain?”
Gazza menggeleng, “nggak aku apa-apain, cuma emang dari pas kamu ngechat kayak gitu, udah mulai kedut-kedut minta dikontolin.”
Jawaban dari yang lebih muda membuat Kenneth tersenyum miring, “mau tiduran aja apa gimana?” Gazza mengangguk singkat, “boleh, tapi kalau gian bangun gara-gara aku yang desah, kamu loh ya yang tanggung jawab.”
Kenneth menegakkan tubuhnya sebelum membawa tubuh yang lebih kecil dalam gendongan ala bridal style, mengecup dahi lelakinya sebentar sebelum membawa tubuh ramping itu diatas tempat tidur, “siap, ratuku.”
Tubuh Gazza dibaringkan tepat disamping anak mereka yang sedang terlelap. Terkesan nekat, namun berbicara tentang nafsu, tidak ada alasan untuk menghentikan seorang Kenneth Wiratama. “Kamu cantik banget sayang, dari atas sampai bawah, cantik semua.” Ucap Kenneth memuja, tak lupa mengecup setiap inchi tubuh sang kekasih.
Proporsi tingginya nan tegap yang membuat Gazza senantiasa tidak bisa bernapas kala dihujam begitu dalam, menjadikannya lelaki paling beruntung yang berhasil memikat pengusaha muda tersebut. Jemari lentiknya beralih mengusap bahu lebar hingga dada bidang sang dominan yang membuat pihak terkait mengambil kedua tangan tersebut untuk ia kecupi dalam-dalam.
“Aku cantik, karena kamu juga ganteng. Apalagi kalau lagi diatas aku. Ngerasain kontol kamu ngerojok aku aja rasanya mau pingsan, mas.” ucapnya main-main sambil menggigit jari telunjuknya.
Kenneth memasang wajah penuh gairahnya, yang disusul dengan kecupan kecupan ganas pada ceruk leher yang lebih muda. Kenneth mengunjami pujaan hati dengan tapakan bibir tipisnya yang membuat Gazza sesekali menggeliat geli, “Udah, ah. Nanti Gian bangun terus minta nen. Kamu gajadi dapet jatah.”
Mendengar itu, Kenneth menyudahi kegiatannya menciumi tengkuk kekasihnya sebelum beralih mengecup bagian lainnya. Dimulai dari dahi, kedua pipi, hidung, belah bibirnya yang semerah delima, kedua tulang selangka. Hingga menuju pada bagian torso nya dimana terdapat calon bayi kedua mereka.
Kenneth menyingkap lingerie hitam satin milik Gazza, lalu setelahnya mengecup perut rata itu dengan sungguh-sungguh selama beberapa kali.
Cup
Cup
Cup
“Anak Ayah, tumbuh dengan baik ya nak? Jangan susahin Ibu. Kasihan Ibu masih harus ngurusin abang Gian juga, ya?” ucapnya kepada sang jabang bayi. Melihat hal mengharukan tersebut mengulurkan tangannya untuk mengusap surai hitam legam sang dominan yang sudah bersedia kembali kepadanya juga sang anak.
“Kamu tau nggak dek? Ibu kalau hamil itu makin, makin. Makin cantiiiik, makin soft, makin indah pokoknya di matanya Ayah. Nanti harus banyak berterimakasih sama Ibu ya dek? Semoga adek nanti jadi anak yang penurut, amin.” ujar Kenneth serius, masih dihadapan perut sang kekasih. Kepalanya mengadah menghadap Gazza yang disambut dengan usapan halus di kepalanya. “Cantik banget dek kamu kalau lagi hamil. Mas suka, kalau mas hamilin terus, mau nggak?“
Mendengar permintaan Kenneth membuat sang submissive tertawa hingga menutupi wajahnya dengan kedua tangan, “Fetishnya orang hamil banget?” Kenneth tidak menjawab, lelaki 31 tahun itu hanya semakin mengusakkan wajahnya pada perut rata si kekasih tak lupa membubuhkan kecupan sayang pada perut putih tersebut.
“Mmmuah, Ibu dan anak sama-sama indah. Sama-sama bikin Ayah pangling.“
“Kalau Ayah pangling, sini. Ibu udah siap, udah siap dientotin sampe bego sama Ayah~” ujar yang lebih muda dengan nada mendayu, menciptakan gelenyar aneh pada dada sang dominan yang membuat sisi binatangnya mengambil ahli.
Pria matang itu menarik kedua sisi paha sang submissive hingga mengangkang lebar yang disambut dengan pekikan riah oleh sang empunya tubuh.
“Udah siap?”
Gazza mengangguk dengan wajah sayunya. Satu tangannya mengambil ahli untuk menyingkap bawahan satinnya hingga menampilkan bagian intim yang paling disukai oleh Kenneth, “Mau dirojok kontol sampe mentok. Ayo, mas?” ucapnya memancing.
Dengan itu, tanpa persetujuan dari yang lebih muda, Kenneth menenggelamkan wajahnya di selangkangan sang kekasih tak lupa meludahi labia tembam itu sebelum menjilati nya penuh nafsu. “Mmhh, itil mu udah bengkak aja. Belum juga mas isepin, udah nimbul aja.” ucapnya di sela-sela kegiatan memuluti kelentit yang lebih muda.
“Emang kamu nggak suka kalau itil aku tambah besar?”
Kenneth menggeleng, lidahnya terjulur memainkan benda sebesar biji kacang itu yang membuat sang empunya kelejotan sendiri hingga turut menggerakan pinggang nya. “Mana ada, kalau itil mu makin besar. Justru makin suka mas isepin.”
Gazza hanya bisa menggangguk mendapati jawaban dari kekasih hatinya, sambil sesekali mengadahkan kepalanya keatas sanking nikmatnya jilatan Kenneth pada bagian intimnya.
Bibir lelaki berzodiak taurus itu membentuk kerucut yang menghisap habis klitoris si cantik hingga Gazza memutihkan matanya beberapa kali, “Ughh, gelii. Becek banget, itil nya, itilnya bengkak banget, uhh.” ucapnya sambil menarik surai yang lebih tua.
“Ahh, ahn, ughh geli. Geli banget, gatel. Memeknya gatel, mau dikasih kontol~“
Kenneth yang mendengar ucapan kotor kekasihnya semakin terpancing untuk memuluti bagian intim sang empunya tubuh. Melihat bagaimana tubuh itu meliuk indah diatasnya dengan pandangan yang diputihkan, sedikit banyak membuat Kenneth cukup terangsang untuk meniduri Gazza dengan kasar.
“Uhh, iyaa, iya begitu sayang. Mmhh, mulut kamu jago banget bikin aku kelejotan, sshh.” berisik yang lebih muda sambil menggigiti jari telunjuknya. “Ah! Ah! Mas aku mau keluarrr, uhhh mau munc— AH! AKU MUNCRATTT.”
Syurrrr
Cairan bening itu merembes keluar, seiring dengan pinggul yang terangkat tinggi dengan pandangan memburam yang membuat sang dominan tersenyum puas, “Mancur, mancur memek lonte.”
“Mmmh, memek lonte punya nya mas Kenneth.”
Setelah berucap demikian, Gazza yang masih dalam kondisi badan setengah telanjang dengan kondisi busana nya yang sudah tidak beraturan membuka kedua lengannya guna menyambut pelukan dari sang dominan.
“Masss, pelukkk~“
Kenneth tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit yang indah. “Capek?” Gazza mengangguk, “Capek desah, hehe.” Tak peduli dengan jawaban kekasih kecilnya. Kenneth memeluk Gazza dengan sepenuh hati, mengecup bahu telanjangnya dengan penuh perasaan, sambil mengusap pundak sempit itu perlahan. “Mau mas bantu bersihin memeknya?“
Gazza mengangguk manja, “Tolong, mas~“
Kenneth menuruti perintah yang lebih kecil, lelaki taurus itu mengambil beberapa lembar tissue disamping nakas tempat tidur, lalu mulai membaringkan kekasihnya diatas tempat tidur.
Tangannya dengan terampil membersihkan lelehan cairan bening yang menghiasi organ intim kekasihnya sambil meneliti bagian itu dengan saksama, “Kamu waktu lahirin abang, pasti kesakitan banget miss V nya.”
Gazza tak menjawab, pria itu hanya terdiam mengingat betapa sakitnya masa-masa itu saat dia harus melahirkan Gian sendiri tanpa Kenneth disisinya.
Waktu itu Kenneth sedang berada di luar negeri untuk kepentingan perusahaan keluarga yang sudah pasti tidak dapat ditinggalkan mengingat pria itu adalah pewaris utama keluarga Wiratama.
“Sayang?”
“Hm, o-oh? Kenapa mas?”
Kenneth menampilkan ekspresi rasa bersalahnya kala melihat Gazza terlihat termenung karena pertanyaannya sendiri.
Kedua tangan kekarnya tergerak membungkus tangan yang lebih kecil untuk ia kecupi dengan sepenuh hati, “Maafin mas. Mas biarin kamu berjuang sendirian. Mas udah jahat sama kamu.” Usai mengucapkan terimakasih, pria matang itu melepaskan genggaman tangan mereka, lalu bergerak mengcupi bagian intim kekasih kecilnya sambil menaikkan busana bagian bawah yang sempat si cantik kenakan tadi.
“Makasih ya dek? Mas janji, setelah ini mas akan selalu temani kamu dan anak-anak. Mas akan selalu disini sama kamu dan abang, adek juga. Mas janji akan temani kamu di ruang persalinan, jadi pelampiasan rasa sakit kamu, apapun itu, terimakasih banyak sayang.”
Gazza yang terharu mendengar penuturan pria yang lebih tua darinya hanya mampu menutup mulut dengan salah satu tangannya guna meredam tangisan yang sebentar lagi akan luruh.
“Sama-sama, mas.“
Hanya itu yang dapat diucapkan oleh lelaki cantik tersebut kepada sang dominan sebelum lelaki yang digadang-gadang sebagai salah satu pengusaha muda tersukses di Indonesia itu menjajalkan sebuah benda berbentuk lingkaran kedalam jari lentiknya,
“Sayang, I have nothing to say except, will you marry me?”
Gazza menitihkan air matanya detik itu juga saat mendengar ungkapan sungguh-sungguh dari yang lebih tua. Akhirnya, setelah 1 tahun belakangan menjalin hubungan rahasia yang tidak gampang untuk disembunyikan, setelah satu kali dan akan menjadi kedua kali untuk melahirkan anak dari kekasihnya. Akhirnya moment yang ia tunggu-tunggu, telah sampai pada penantian terakhirnya.
Menjadi pasangan sah dari seorang Kenneth Wiratama. Oleh karena itu, dengan perasaan dan hati berbuncah, sang aries menjawab,
“OF COURSE!!!! Of course aku mau, I want to marry you so bad, huhu!!!”
Jawabnya yang menjadi akhir dari hari mereka di hari ini tak lupa saling melepas rindu untuk mengungkapkan perasaan bahagia mereka dengan sebuah pelukan erat.
“I love you, mas.”
“I love you more, ratu ku.”