🌸Purimate

Lingga's POV

Hari ini ternyata hari bahagia untuk Nehan dan Petra. Ya, hari ini tepat satu tahun mereka bersama. Tak terasa memang bagi mereka tapi sangat terasa bagiku, dimana satu tahun ini harus menahan segalanya. Menahan rasa cemburu, rasa iri, rasa sesak di dada karena kebersamaan mereka.

Hari ini Nehan mengajakku untuk membeli hadiah anniversary mereka. Ntah apa yang ingin dibeli dia, aku hanya mengikutinya saja.

“Ngga bagus gak?” Tanya nya menunjukkan sebuah dompet berwarna hitam

Aku hanya mampu mengangguk dengan senyum yang ku paksa terukir di wajahku. Ia tampak senang lalu membayar hadiahnya dan tak lupa untuk membungkus nya.

Perjalanan pulang kami habiskan seperti biasa. Naik motor berdua membelah jalan ibukota yang sedang ramai ramainya. Terkadang aku rindu suasana seperti ini, berkendara bersama sambil bercerita tak henti. Sejujurnya, aku juga rindu panji dan petra, 2 sahabatku yang salah satunya tengah menjalin kasih dengan Nehan. Aku rindu kami ber4 yang bercanda riang tanpa adanya kecanggungan seperti sekarang ini.

“Ganteng gak gue begini?” Tanyanya sambil memperlihatkan penampilan nya. Kemeja biru dongker yang dipadukan dengan jeans berwarna hitam dan wangi parfum yang menjadi canduku selama ini.

“Kayak jamet lo” canda ku tertawa dengan terpaksa. Dia hanya menoyor pelan kepala ku.

“Gue pergi ya, doain gue” katanya mengusak rambutku. Aku hanya mampu mengacungkan kedua jempol ku tanda memberi semangat.

Ia pergi ke kosan sebelah tempat dimana pacarnya tinggal. Aku sengaja duduk di teras depan kosan, ingin memantau segala situasi walau itu akan menyakiti hati ku.

Belum ada 10 menit Nehan masuk ke kosan sebelah, kulihat ia keluar dengan langkah kasar sambil menahan amarah. Aku tidak tau apa yang terjadi tapi yang jelas ia langsung mengambil sepeda motornya dan keluar halaman kosan dengan kencang nya.

Aku berlari masuk untuk memanggil Genta, berusaha untuk mengikutinya dengan bantuan Genta.

Pintu terbuka menandakan seseorang masuk. Pemuda jangkung yang saat ini hanya memakai celana pendek tanpa mengenakan atasan dan mengalungkan handuk sepertinya pemuda itu baru saja selesai mandi.

“Ngga? Ntar temenin gue yak” tanyanya kepada teman sekamar nya namun tidak digubris

“Ngga? Lingga???” Panggilnya lagi sedikit berteriak

Yang dipanggil ternyata sedang menggunakan earphone sambil mengerjakan tugas tugas perkuliahannya.

Sebuah tangan kekar melingkar di perut Lingga membuat lingga tersentak kaget karena serangan tiba tiba.

“Nehan!!! Jangan kebiasaan!! Lepasin gak!!” Teriak nya sambil memukul mukul lengan kekar yang melingkar di perutnya.

“Habisnya lo gak dengar gue panggil. Lagipula dsri dulu lo juga biasa gue pelukin gini kan?” jawabnya tanpa melepaskan pelukannya

“Itu dulu sebelum lo punya pacar ya! Lo itu udah punya pacar! Pelukin sana noh pacar lu” Masih dengan usaha lingga mencoba melepaskan tangan Nehan

Akhirnya Nehan melepaskan pelukannya sambil terkekeh geli melihat wajah sahabatnya yang merah padam karena ulah tiba tiba nya.

“Besok temeni nyari kado annive ya” ucapnya sambil memakai baju dan hanya dibalas anggukan dari sang lawan bicara.

“Heh curut! Lo ngapain pindah kosan sih?” Tanya pemuda jangkung sambil menoyor kepala adiknya

“Gue mau jagain lo biar gak mabuk mabukan lagi” jawab ketus sang adik

Kedua abang beradik itu lantas masuk ke kamar di samping kamar Nehan dan Lingga yang diikuti oleh Genta dan kakaknya, Petra.

Petra, Nehan, Genta dan Natta tampat riang membersihkan kamar yang akan ditempati adik mereka.

“keluarga bahagia” batin Lingga diambang pintu

“Heh curut! Lo ngapain pindah kosan sih?” Tanya pemuda jangkung sambil menoyor kepala adiknya

“Gue mau jagain lo biar gak mabuk mabukan lagi” jawab ketus sang adik

Kedua abang beradik itu lantas masuk ke kamar di samping kamar Nehan dan Lingga yang diikuti oleh Genta dan kakaknya, Petra.

Petra, Nehan, Genta dan Natta tampat riang membersihkan kamar yang akan ditempati adik mereka.

“keluarga bahagia” batin Lingga diambang pintu

Dua buah sepeda motor dan mobil memasuki kawasan kos kosan putra yang tak lain adalah kos kosan Nehan dan Lingga.

Sepeda motor yang dibawa Winata dan Satria -teman satu jurusan Lingga yang saat ini sedang menjalin kasih dan juga sebuak mobil online yang dipesan untuk membawa Nehan yang saat ini sedang mabuk.

“Win, sat makasih banget ya udah mau jagain Nehan” ucap Lingga setelah mereka menidurkan Nehan di kamar

“Iya sama sama ngga. Kita tadi baru aja masuk terus ngeliat Nehan sendirian tapi keadaannya udah teler” Jelaa lelaki yang wajahnya lebih imut dari yang satunya, Satria.

Winata dan Satria pamit setelah mengantarkan Nehan yang mabuk berat kembali ke kosan nya.

“Ini udah kali keberapa kamu begini Ne. Setiap kamu bertengkar dengan Petra pasti kamu gini. Mau sampai kapan kamu siksa diri kamu begini Ne?” Tutur lingga sambil membersihkan wajah Nehan

“Kamu pacaran sama Petra udah hampir setahun, hampir setahun itu juga kamu gak pernah absen untuk mabuk tiap kalian bertengkar” lanjutnya sambil membuka baju Nehan dan membersihkan tubuhnya. Tak terasa tubuh Lingga ditarik ke pelukan Nehan.

“Tra, maafin aku. Jangan tinggalin aku ya tra. Aku minta maaf” racau Nehan sambil memeluk tubuh Lingga yang saat ini meneteskan air mata.

Malam itu menjadi malam kesekian kalinya Lingga merasakan sakit karena harus kembali menutup luka Nehan walau harus dia yang terluka.

“Gue bercanda ngga” kata seseorang yang saat ini mencoba meminta maaf

Yang diajak bicara hanya diam sambil bermain dengan ponselnya berusaha mengacuhkan laki laki jangkung yang saat ini berdiri dihadapannya.

Frustasi, akhirnya pria jangkung itu mengeluarkan buku tebal dan mulai mencoret coretnya sendiri. Hening.

Merasa tak tega akhirnya di kecil duduk dihadapan pria tadi. “aku kalah lagi”

“Sini gue periksa dulu” Ujarnya sambil menarik lembut buku yang saat ini dicoret coret si jangkung.

Nehan kaget karena tiba tiba bukunya ditarik paksa oleh orang yang beberapa menit lalu marah kepadanya. Diperhatikan nya si kecil yang tengah menyoret buku itu dengan seksama.

“Ngga? Mungkin gak gue suka sama sahabat sendiri?” Tanya nya tiba tiba membuat Lingga berhenti menulis.

“Kenapa gak mungkin?” Tanya nya kembali

Tak ada lagi jawaban. Keduanya sekarang larut dalam pembahasan soal geografi dihadapan mereka.

Karena kalian hadiah terhebat ku

Aku bukan lah orang yang gampanh cemburu apalagi sampai harus mendiamkan orang lain selama ini. Tapi ntah mengapa hari ini aku merasa sangat emosional. Pekerjaan di studio sangat membuatku penat hingga aku gampang tersinggung, bahkan saat suami ku hanya menyebutkan kata “Phuwin” saja aku sudah tak nyaman.


Tepat sekitar jam 09.17 aku sampai ke rumah. Lampu ruang tamu masih mati tanda nya suami ku belum pulang.

Putra semata wayangku mungkin sudah tertidur karena sudah tidak lagi ada suara televisi yang terdengar dari kamarnya. Dengan lelah aku menaiki tangga dan membuka kenop pintu kamar ku. Gelap.

“Happy birthday.. Happy birthday.. Happy birthday to you.…..” seseorang bersenandung tepat dibelakangku. Aku membalikkan badan dan ku dapati 2 orang dengan wajah yang sangat mirip sedang memegang kue dan balon berwarna biru.

“Tiup lilin nya ayah” kata putra ku “Eitsss make a wish dulu sayang” tahan suami ku -Nean

Aku merapalkan doa dan meniup lilin yang dibawa oleh suami ku.

“Selamat ulang tahun cintaku” ucap suamiku sambil mengecup dahi ku. Ku rasakan bibirnya bergerak gerak seperti merapalkan do'a.

“Tetap sehat selalu” ciuman mendarat di ubun ubun ku. “Terimakasih udah mau bagi fikiran untuk merawat aku, Nathan, dan juga studio” kali ini mendarat di dahi “Terimakasih telah menjaga semua nya dengan sangat baik” dua mata ku tak luput dari ciuman nya “Terimakasih telah hidup untuk ku” hidung bangir ku juga terkena ciuman nya “Terimakasih untuk selalu berada di di sisiku” kedua pipi ku juga terkena ciuman nya “Dan terimakasih telah mau menghabiskan sisa waktu bersama ku” ranum kami akhirnya bertemu.

Tetesan air mata mengalir dari kedua mataku.

“Eh ayah jangan nangis. Papa ini!” Kata putra ku sambil memukul pelan lengan ayah nya.

Ku peluk mereka berdua dengan sayang.

“Aku tak perlu hadiah apa apa di umur segini. Karena aku telah mendapat hadiah terbaik yaitu kalian” ucapkku sambil memeluk hangat mereka

“Abang? Abang Natta?” Panggil Ayah Louis di depan pintu kamar putra semata wayang nya.

Yang di panggil tak kunjung juga membuka kan pintu. Akhirnya sang Papi turun tangan untuk membantu memanggil putra nya itu. Tapi tetap juga tidak ada jawaban.

Akhirnya setelah lelah, Neo dan Louis bergegas pergi dsri depan kamar putra nya karena menganggap putra nya sudah tidur. Baru melangkah sebanyak dua langkah, pintu terdengar terbuka dan menampilkan sosok dengan perawakan tinggi -seperti Neo dengan pipi gembul -seperti Louis sedang terisak.

“Abang? Abang kenapa?” Tanya sang ayah -Louis panik

Yang ditanya bukan nya menjawab malah memeluk ayah dan papa nya secara bergantian.

Neo dan Louis kebingungan dan membawa putra nya masuk ke dalam kamar. Louis dan putra nya duduk di tepian ranjang sedangkan Neo duduk di bawah menghadap ke mereka berdua.

“Hey, anak ayah kenapa sayang? Abang kenapa?” Tanya Louis sekali lagi sambil mengusap-usap surai hitam milik anaknya.

“Maafin abang ya yah, pi” jawab nya

“Abang buat salah apa? Abang cabut sekolah? Atau abang dipanggil guru BK?” Tanya Neo beruntut dan dihadiahi pukulan dari Louis.

“Kamu jangan gitu! Anak nya lagi serius ini” Omel Louis ke Neo

Neo yang baru mendapat pukulan di bahu nya hanya mengusap usap bahu nya sambil memanyunkan bibir (padahal Louis nepuk nya pelan).

“Maafin abang karena udah nyusahin Papi dan Ayah dari dulu. Maafin abang yang udah datang di kehidupan papi sama ayah sampai buat ayah dan papi susah. Harusnya abang gak datang di kehidupan ayah sama papi biar ayah sama papi gak harus susah begitu. Gara gara abang juga masa muda papi sama ayah kebuang gitu aja” Jelas Natta masih dengan tangisan yang cukup keras.

Louis langsung memeluk putra nya dan ikut menangis, Neo yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama juga membawa dua orang yang disayangi nya di pelukan nya.

“Kamu adalah hadiah terbesar untuk kami. Kami mengadopsi kamu tepat di pertengahan antara ulang tahun Papi dan Ayah sehingga kamu menjadi hadiah teristimewa dalam hidup kami” Ucap Neo sambil menciumi surai Natta dan Louis bergantian.

“Jangan pernah menganggap kamu adalah beban untuk kami ya sayang. Karena kamu juga papi sama ayah bisa bersatu dan karena kamu juga hidup papi jadi sebahagia ini” Lanjut Neo lagi

Akhirnya mereka berpelukan bertiga dalam waktu yang lumayan lama hingga tiba tiba

“Pi, yah ini abang Natta gak ada di kasih hadiah atau apa gitu?” Tanya nya tiba tiba

“Iseng nya persis kamu memang” Jawab Louis sambil menunjuk nunjuk pipi suami nya

“Tapi indah nya sama kayak kamu” Jawab Neo sambil mencium pipi Louis berulang ulang kali

“PAPI!!! AYAH!!! ABANG MASIH DISINI!!!” Jerit Natta di tengah mereka

MATA KE HATI

Percayakah kalian bila ada seorang lelaki berparas tampan, bertubuh tinggi, atlet basket, selalu juara kelas tapi jomblo?

Yap ada kok. Namanya Neo Trai Nimtawat. Kapten basket SMA Grammy, sekolah yang terkenal akan atlet atlet muda berprestasi. Bahkan beberapa siswa nya menjadi atlet daerah ataupun atlet nasional.

Neo, salah satu atlet sekolah yang mewakili negara dalam olahraga basket. Neo bahkan sudah berkeliling ke beberapa negara untuk mengikuti pertandingan basket.

Tidak hanya itu saja, Neo trai juga salah satu aktor kenamaan yang dimiliki negara. Beberapa judul series sudah dimainkannya dengan berbagai peran yang berbeda di setiap judulnya.

Tapi sangat disayangkan lelaki tampan itu tidak memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat nya untuk “pulang” dikala lelah dengan kesehariannya. Perlu diketahui juga kalau keluarganya tinggal jauh darinya sehingga ia sering merasa kesepian.

“Enggak deh bang. Gue mau ngejar karir dulu. Lagi pula gue masih kecil” Candanya setiap ditanya seniornya perihal pacar.


Hari ini ia akan mengikuti casting salah satu series yang dikeluarkan oleh agensi nya. Dengan pakaian rapi dan rambut yang ditata sedemikian rupa ia datang untuk menjalankan casting tersebut.

“Neo, itu ada talent baru kita. Dia pindahan dari studio sebelah. Mau ikut casting juga dia nya tuh” Ujar manajer Neo sambil menunjuk laki laki kecil berkulit putih yang tengah duduk memainkan telvon genggam nya.

Neo pun berjalan menuju lelaki itu dan duduk di sebelahnya.

“Sibuk amat sampai gak lihat ada yang duduk di sebelahnya” goda Neo

Yang digoda langsung melihat dirinya. Mata indah yang memancarkan cahaya langsung membuat Neo diam seribu bahasa.

“Eh iya maaf. Neo ya? Tadi P'Kwang bilang katanya kamu disini juga mau ikut cast” Kata dirinya sambil buru buru menyimpan handphone nya

“Iya. Aku disini mau ikut cast juga. Kamu Louis?” Tanya Neo hati hati.

Yang ditanya mengangguk hingga rambut yang sedikit panjang itu bergoyang goyang.


Casting telah selesai di lakukan. Namun hasilnya mereka berdua gagal mendapatkan peran tersebut. Namun, tidak masalah bagi keduanya karena dari cast ini mereka bisa menjadi kenal dan dekat.

“Louis, kamu bisa datang ke kantor? Ini lagi cari kekosongan peran” Kata Neo di ujung telvon.

Dengan langkah seribu Louis pergi ke kantor dan mengikuti casting. Ajaib, dalam sekali coba Louis langsung berhasil mendapatkan peran tersebut.

“Kamu hebat kak. Dalam sekali coba aja kamu bisa. Padahal itu peran sulit lo. Peran jadi seperti anak anak” Kata salah satu pemain series tersebut, Phuwin

Neo mengangguk setuju mendengar pernyataan Phuwin bahkan semua orang disitu juga sepertinya setuju.

“Gak itu aja sih. Chemistry Neo sama Louis juga dapat banget. Padahal baru pertama kali kan ya? Terus baru kenal juga kan?” Lanjut Mix yang saat itu mendapatkan peran sebagai Muean Nan.

“Padahal kita semua tadi udah bingung mau cari siapa lagi. Untung Neo langsung keingat kamu” Lanjut Mix lagi

“Iya, pas gue baca novel nya gue langsung keinget dia. Penggambaran nya dia banget gitu. Badan kecil, mata bulat indah, kulit putih, polos juga. Semuanya dia banget tuh” Kata Neo menjelaskan semuanya.

Mix, Phuwin, Pond, Winny dan beberapa pemain lain nya senyum senyum seperti menggoda atau lebih ke “Ciyee udah ada rasa” saat mendengar apa yang Neo ucapkan.

“Oke oke. Ayo kita balik. Jangan lupa lusa kita workshop ya jam 10 pagi. Oke?” Mix sebagai yang paling tua diantara mereka mengingatkan lagi pertemuan mereka lusa


“Mau kemana habis ini?” Tanya Phuwin saat workshop telah selesai

Semua orang menjawab langsung pulang. Akhirnya semua orang pulang.

“Kamu beneran mau pulang?” Tanya Neo saat berjalan bersama Louis menuju pintu depan, yang ditanya mengangguk sebagai tanda jawaban dan memiringkan kepala sebagai tanda bertanya “Kenapa?”

“Mau ajak makan. Aku laper banget deh” tawar Neo

Akhirnya kedua pemuda ini mampir ke cafe yang tidak terlalu jauh dari gedung agensi. Tak lupa setelah makan mereka saling foto satu sama lain.

Hari hari mereka lakukan bersama. Dari mulai casting, workshop, syuting untuk mock trailer, syuting series, sampai berbagai interview mereka jalani bersama.


“Kalau disuruh milih mau jadi ikan apa aku akan milih jadi Dory. Alasan nya karena dia Nemo. Jadi aku bisa hidup bersama dengan dia” Jawab Louis mantap saat ditanya sewaktu fanmeeting berlangsung

“Aku memilih pelangi karena memiliki banyak warna. Sama kayak hidupku semenjak ada Louis jadi banyak warna” Jawab Neo tak kalah mantapnya.

Fanmeeting berakhir. Apakah cerita mereka berakhir? Tentu saja tidak. Neo dan Louis malah semakin tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain nya.

“Aku suka kamu berawal dari mata indahmu. Mata mu indah. Itulah mengapa setiap menatap matamu aku akan luluh. Dari mata mu yang membuat ku jatuh cinta. Mata mu adalah kelemahan ku. Cinta ku jatuh dari mata lalu ke hati ku. Terimakasih udah mau datang dan mewarnai hari ku” Neo berkata saat mereka berdua sedang berada di rumah Louis

“Terimakasih juga udah mau jadi partner series ku yang terbaik ya, dan sekarang kamu jadi partner hidupku. Aku sangat berterimakasih” Jawab Louis sambil memeluk tubuh Neo yang besar.

Badan kecil Louis tenggelam dibalik badan besar Neo. Mereka berdua menghabiskan malam bersama setelah sebulan lebih mereka tak berjumpa karena Neo yang harus pulang ke kampung nya.


Cintaku berawal dari mata indahmu. Mata indahmu memancarkan banyak cinta. Mata indahmu berbicara bahwa kamu juga mencintaiku sama seperti aku mencintaimu. Dan mata indahmu membuatku cinta ini jatuh ke hatiku

Neo Trai Nimtawat, 2021

MATA KE HATI

Percayakah kalian bila ada seorang lelaki berparas tampan, bertubuh tinggi, atlet basket, selalu juara kelas tapi jomblo?

Yap ada kok. Namanya Neo Trai Nimtawat. Kapten basket SMA Grammy, sekolah yang terkenal akan atlet atlet muda berprestasi. Bahkan beberapa siswa nya menjadi atlet daerah ataupun atlet nasional.

Neo, salah satu atlet sekolah yang mewakili negara dalam olahraga basket. Neo bahkan sudah berkeliling ke beberapa negara untuk mengikuti pertandingan basket.

Tidak hanya itu saja, Neo trai juga salah satu aktor kenamaan yang dimiliki negara. Beberapa judul series sudah dimainkannya dengan berbagai peran yang berbeda di setiap judulnya.

Tapi sangat disayangkan lelaki tampan itu tidak memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat nya untuk “pulang” dikala lelah dengan kesehariannya. Perlu diketahui juga kalau keluarganya tinggal jauh darinya sehingga ia sering merasa kesepian.

“Enggak deh bang. Gue mau ngejar karir dulu. Lagi pula gue masih kecil” Candanya setiap ditanya seniornya perihal pacar.


Hari ini ia akan mengikuti casting salah satu series yang dikeluarkan oleh agensi nya. Dengan pakaian rapi dan rambut yang ditata sedemikian rupa ia datang untuk menjalankan casting tersebut.

“Neo, itu ada talent baru kita. Dia pindahan dari studio sebelah. Mau ikut casting juga dia nya tuh” Ujar manajer Neo sambil menunjuk laki laki kecil berkulit putih yang tengah duduk memainkan telvon genggam nya.

Neo pun berjalan menuju lelaki itu dan duduk di sebelahnya.

“Sibuk amat sampai gak lihat ada yang duduk di sebelahnya” goda Neo

Yang digoda langsung melihat dirinya. Mata indah yang memancarkan cahaya langsung membuat Neo diam seribu bahasa.

“Eh iya maaf. Neo ya? Tadi P'Kwang bilang katanya kamu disini juga mau ikut cast” Kata dirinya sambil buru buru menyimpan handphone nya

“Iya. Aku disini mau ikut cast juga. Kamu Louis?” Tanya Neo hati hati.

Yang ditanya mengangguk hingga rambut yang sedikit panjang itu bergoyang goyang.


Casting telah selesai di lakukan. Namun hasilnya mereka berdua gagal mendapatkan peran tersebut. Namun, tidak masalah bagi keduanya karena dari cast ini mereka bisa menjadi kenal dan dekat.

“Louis, kamu bisa datang ke kantor? Ini lagi cari kekosongan peran” Kata Neo di ujung telvon.

Dengan langkah seribu Louis pergi ke kantor dan mengikuti casting. Ajaib, dalam sekali coba Louis langsung berhasil mendapatkan peran tersebut.

“Kamu hebat kak. Dalam sekali coba aja kamu bisa. Padahal itu peran sulit lo. Peran jadi seperti anak anak” Kata salah satu pemain series tersebut, Phuwin

Neo mengangguk setuju mendengar pernyataan Phuwin bahkan semua orang disitu juga sepertinya setuju.

“Gak itu aja sih. Chemistry Neo sama Louis juga dapat banget. Padahal baru pertama kali kan ya? Terus baru kenal juga kan?” Lanjut Mix yang saat itu mendapatkan peran sebagai Muean Nan.

“Padahal kita semua tadi udah bingung mau cari siapa lagi. Untung Neo langsung keingat kamu” Lanjut Mix lagi

“Iya, pas gue baca novel nya gue langsung keinget dia. Penggambaran nya dia banget gitu. Badan kecil, mata bulat indah, kulit putih, polos juga. Semuanya dia banget tuh” Kata Neo menjelaskan semuanya.

Mix, Phuwin, Pond, Winny dan beberapa pemain lain nya senyum senyum seperti menggoda atau lebih ke “Ciyee udah ada rasa” saat mendengar apa yang Neo ucapkan.

“Oke oke. Ayo kita balik. Jangan lupa lusa kita workshop ya jam 10 pagi. Oke?” Mix sebagai yang paling tua diantara mereka mengingatkan lagi pertemuan mereka lusa


“Mau kemana habis ini?” Tanya Phuwin saat workshop telah selesai

Semua orang menjawab langsung pulang. Akhirnya semua orang pulang.

“Kamu beneran mau pulang?” Tanya Neo saat berjalan bersama Louis menuju pintu depan, yang ditanya mengangguk sebagai tanda jawaban dan memiringkan kepala sebagai tanda bertanya “Kenapa?”

“Mau ajak makan. Aku laper banget deh” tawar Neo

Akhirnya kedua pemuda ini mampir ke cafe yang tidak terlalu jauh dari gedung agensi. Tak lupa setelah makan mereka saling foto satu sama lain.

Hari hari mereka lakukan bersama. Dari mulai casting, workshop, syuting untuk mock trailer, syuting series, sampai berbagai interview mereka jalani bersama.


“Kalau disuruh milih mau jadi ikan apa aku akan milih jadi Dory. Alasan nya karena dia Nemo. Jadi aku bisa hidup bersama dengan dia” Jawab Louis mantap saat ditanya sewaktu fanmeeting berlangsung

“Aku memilih pelangi karena memiliki banyak warna. Sama kayak hidupku semenjak ada Louis jadi banyak warna” Jawab Neo tak kalah mantapnya.

Fanmeeting berakhir. Apakah cerita mereka berakhir? Tentu saja tidak. Neo dan Louis malah semakin tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain nya.

“Aku suka kamu berawal dari mata indahmu. Mata mu indah. Itulah mengapa setiap menatap matamu aku akan luluh. Dari mata mu yang membuat ku jatuh cinta. Mata mu adalah kelemahan ku. Cinta ku jatuh dari mata lalu ke hati ku. Terimakasih udah mau datang dan mewarnai hari ku” Neo berkata saat mereka berdua sedang berada di rumah Louis

“Terimakasih juga udah mau jadi partner series ku yang terbaik ya, dan sekarang kamu jadi partner hidupku. Aku sangat berterimakasih” Jawab Louis sambil memeluk tubuh Neo yang besar.

Badan kecil Louis tenggelam dibalik badan besar Neo. Mereka berdua menghabiskan malam bersama setelah sebulan lebih mereka tak berjumpa karena Neo yang harus pulang ke kampung nya.


Cintaku berawal dari mata indahmu. Mata indahmu memancarkan banyak cinta. Mata indahmu berbicara bahwa kamu juga mencintaiku sama seperti aku mencintaimu. Dan mata indahmu membuatku cinta ini jatuh ke hatiku

**Neo Trai Nimtawat, 2021**