Jangan Rubah Takdirku
Apakah kau percaya pada takdir? Takdir cinta yang membuatmu harus terikat dengan seseorang sampai di kehidupan selanjutnya? Takdir yang membuat mu akan mati jika takdir mu juga mati? Dan takdir yang tak membiarkan mu dapat melihat orang lain?
Bagi sebagian orang mungkin ini hal yang mustahil, tapi tidak bagi Pond Naravit. Seorang pemuda berperawakan tinggi besar dengan senyum manis dan gaya cool. Pond merupakan salah satu bintang sekolah dengan segudang prestasi dan wajahnya yang tampan. Apakah banyak yg suka dengan dirinya? Oh tentu saja, tapi Pond lebih memilih untuk tidak menggubrisnya. Dia percaya dengan benang merah yang akan membawa takdir padanya dari kehidupan sebelumnya.
“Gue mau nunggu benang merah gue. Kalau dia datang pasti gue bisa ngerasain itu” Katanya tiap ditanya kenapa belum punya pacar.
Teman teman nya sudah sangat lelah menyadarkan bahwa itu hanyalah mitos belaka yang tak mungkin jadi nyata.
“Lo abis nonton series Until We Meet Again ya?” Tanya Neo kalau Pond selalu menjawab seperti itu.
Pond selalu berdalih kalau dia tak pernah merasakan getaran apapun jika bertemu wanita cantik atau laki laki tampan.
“Gue hari ini tanding. Lo mau nonton? Eh harus sih. Gue mau titip Louis” Kata Neo dengan santainya.
Pond memutar bola matanya malas. Selalu saja ia menitipkan pacar kecilnya kepada dirinya jika ada event atau perlombaan basket.
Sampailah Pond dan Louis di auditorium salah satu kampus ternama di kota mereka. Dengan cepat mereka mencari keberadaan Neo.
“Duduk di sana, udah gue sediain kursi khusus buat kalian berdua” Kata Neo menunjuk 2 buah kursi terdepan yang ada di barisan penonton.
Pond dan Louis langsung menuju tempat duduk yang dimaksud dan duduk disana. Tak berapa lama datang sekumpulan pemuda, mungkin sekitar 5-6 orang menurut perhitungan Pond.
“Eumm permaisi bang, disini kosong?” Kata Seorang pemuda jangkung berkulit putih sambil menunjuk kursi di sebelah Louis.
“Eh iya bang, kosong kok. Tapi cuma 3 nih. Ke sebelahnya dia aja” Jawab Louis diiringi menunjuk kursi di sebelah Pond.
Merasa namanya di panggil Pond langsung beralih dari smartphone yang di pegang nya dan melihat kearah kumpulan pemuda tersebut.
“Hmm iya kosong, sini aja” Kata Pond sambil menepuk kursi disebelahnya.
Beberapa kumpulan pemuda itu berpencar duduk di sebelah Louis dan Pond.
“Kalian berdua pacaran?” Celetuk salah satu dari mereka saat melihat Pond dan Louis sedang menertawakan sesuatu di ponsel Pond
“Eh enggak. Kita cuma sahabatan” Jawab Louis
“Pacarnya ada di lapangan tuh yang no 15” Tunjuk Pond ke Neo yang baru masuk ke lapangan
Tanpa sadar saat ingin memasukan handphone nya ke dalam kantong celana. Siku Pond menyenggol seseorang di samping nya.
Degh! Jantung Pond tiba tiba berdetak lebih kencang saat menyenggol dan melihat lelaki di samping nya.
“Eh, Maaf” kata Pond terbata
Yang disenggol hanya mengangguk dan tersenyum manis.
“Phuwin, dari SMAN 80. Kamu?” Tanya lelaki itu tiba tiba sambil menjulurkan tangan nya.
“Eh. Pond, Pond Naravit. Anak 35” Jawab Pond terkaget.
Phuwin juga sama kaget nya saat menyentuh tangan Pond. Seperti keduanya tersengat aliran listrik. Muka mereka berdua lantas memerah bak kepiting rebus.
“Pond? Kenapa? Lo demam? Kok muka lo merah gitu?” Tanya Louis panik saat menyadari sahabatnya tiba tiba diam dengan muka memerah
Yang ditanya hanya diam, orang sebelahnya juga sama langsung diam tak berkutik.
“Temenin gue ke 80” Ujar Pond tiba tiba sambil menarik tangan Neo dan Louis berbarengan. Louis hampir terjatuh karena kuat nya Pond menarik mereka.
Perjalanan memakan waktu sekitar setengah jam menggunakan mobil karena kemacetan kota.
“Lo ngapain sih buru buru ke 80?” Tanya Neo penasaran sambil masih terus mengemudi kan mobil nya.
“Lo percaya benang merah yg selalu gue bilang kan?” Tanya Pond
Neo memutar bola matanya malas setiap mendengar pernyataan Pond tentang benang merah yang selalu ia ceritakan itu.
Sampailah mereka ke sekolan SMA Negeri 80, dimana sekolah pemuda yang waktu itu berkenalan dengannya sewaktu menonton Neo.
Terlihat pemuda jangkung berkulit putih keluar sekolah bersama teman teman nya.
“Yang mana? Itu ada 6 orang” celetuk Neo
Pond menunjuk menggunakan kepalanya yang mendongak. Tertunjuk ke pemuda jangkung berkulit putih itu.
Pond langsung keluar mobil dan mendatangi Phuwin dan menarik tangan nya masuk ke dalam mobil.
Semua orang disitu kaget tak terkecuali Neo dan Louis yang sedang berada di dalam mobil menyaksikan aksi sahabatnya.
“Lo gila Pond! Anak orang seenaknya lo tarik tarik gitu” Neo setengah berteriak karena kaget atas kelakuan teman nya.
Phuwin di hempaskan ke kursi belakang dan secara bersamaan badan Pond terhuyung ke depan. Wajah Pond dan Phuwin terlalu dekat bahkan nafas mereka saling terasa satu sama lain.
“Akkkk Tay!!! Jangan ditarik!!!” Teriak Seorang lelaki berkulit putih saat tangan nya ditarik
Si penarik pun tertawa lalu menoel noel hidung yang ditarik tadi
“Maaf ya sayang, habisnya kamu gemesin banget” katanya masih tertawa
“New, aku ingin banget di kehidupan selanjutnya aku juga masih bersamamu” lanjutnya setelah ia berhasil menuntaskan tawanya
“Aku juga Tay, tapi apa mungkin?” Tanyanya ragu
“Bisa! Janji dulu sama aku dikehidupan selanjutnya kita saling mencari dan bersama lagi” Kata Tay sambil memberikan kelingkingnya dan disambut dengan kelingking New
“Aku janji” Mantapnya sembari tersenyum manis
Dengan sigap Neo memisahkan dua orang yang tak saling kenal itu sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Tay....” Cicit Phuwin hampir menangis
Pond langsung menoleh kearah Phuwin sesaat setelah ia mengucapkan itu.
Semua orang di mobil melihat Phuwin dengan serentak. Tanda tanya pun bermunculan di benak mereka.
Tay? Siapa Tay? Disini tidak ada yang namanya Tay tapi kenapa tiba tiba ia menyebutkan nama Tay?
“Maaf aku memaksamu kesini” Ujar Pond meminta maaf
Yang diajak bicara masih diam dan tiba tiba meneteskan air mata.
“Tay... Kamu... Tay?” Tanya Phuwin bergetar karena menangis
Pond lantas menggenggam tangan Phuwin yang digunakan untuk menunjuknya.
“Kamu... Kenapa pergi? Kenapa tinggali aku?” Tanyanya masih menangis
Semua orang disitu bingung namun tidak dengan Pond, sepertinya ia paham situasi ini.
“NEW!! TAY, TAY” Teriak seseorang dari kejauhan memanggil New yang sedang asyik bercengkrama bersama teman nya
“New, Tay... Tay kecelakaan” lanjutnya lagi sambil terengah
New dengan cepat berlari ke tempat kejadian yang di sampaikan teman nya dan tanpa disadari sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju dan menabrak tubuh tingginya
“NEWWWW!!!!!” Teriak teman teman nya yang lain saat mendapati tubuh New sudah terlempar dan bersimbah darah
Tay dan New berpisah. Saling pergi secara bersama walau dengan cara berbeda
Phuwin berhenti menangis setelah ditenangkan Louis dan Neo. Pond hanya bisa terduduk dan diam. Sesekali memijat pelipis kepalanya.
“Terimakasih sudah datang. Terimakasih sudah mencariku” Ujar Phuwin kepada Pond
“Aku udah janji. Bahwa di kehidupan selanjutnya kita akan bersama lagi. Terimakasih sudah mau memaafkan aku yang pergi meninggalkan mu terlebih dahulu” Jawab Pond sambil memeluk Phuwin.
Pond dan Phuwin saling memeluk haru seperti sudah lama terpisah. Menyalurkan segala kerinduan yang membuncah dalam diri mereka.
Takdir ku tak akan berubah, bahkan jika berubah pun aku akan meminta Tuhan untuk tidak merubahnya. Karena aku yakin dan percaya bahwa Takdir ku adalah kamu, Phuwin Tangsakyuen
Pond Naravit Lertratkosum