scubepid

image


Aki berlari mengejar Eja sembari diiringi lagu india berjudul kuch kuch hota hai. Ya, ini semua disebabkan ide bin ajaib dari otak Aki.

Disaat Aki berhasil mendapati lengan Eja, bagaikan di film bollywood dengan cepat ia menarik lengan itu lalu memeluk pinggang ramping Eja dengan erat dan kedua netranya menatap wajah Eja begitu amat dalam.

“Kakak suka gak?” Tanya Aki dengan nada suara pelan.

Eja tersenyum dan membalas tatapan Aki. “Suka” jawabnya dengan singkat.

Kemudian Aki merenggangkan pelukannya lalu memegang kedua tangan Eja sembari menatapnya.

Indah

Ya begitulah yang dipikirkan oleh Aki tentang Eja sekarang. Bagaimana tidak, cipratan cahaya matahari yang ingin meninggalkan bumi itu terpancar mulus pada wajah Eja.

Semilir angin yang berhembusan yang mengenai keduanya juga menambahkan sensasi pengelihatan keduanya.

Dengan perasaan gemas, Aki menarik lengan Eja yang membuatnya terjatuh dalam dekapan Aki.

“Kakak tau ga?” Tanya Aki sembari sedikit menundukkan kepalanya.

“Kenapa?” Eja menanyakan balik dan sedikit mendongakkan kepalanya untuk bisa membalas tatapan Aki.

“Gue tadinya mau request lagu bole chudiyan tau kak. Terus kata tukang fotonya direkomendasiin lagu kuch kuch hota hai.” Cibir Aki sambil memanyunkan bibirnya.

“Gapapa ki. Gini aja aku suka banget! Bisa foto bareng sama kamu sekaligus mengambil video pendek diiringi dengan lagu yang kamu pilih. Hitung hitung menambah koleksi pengalaman di India!”

Eja membalasnya dengan penuh antusias sekaligus dengan nada mengapresiasi ide Aki.

Kak, lo kok gemes banget sih?

Aki tidak menghiraukan balasan yang dilontarkan oleh Eja, justru ia terfokus menatap kedua netra Eja dengan penuh rasa ingin memiliki.

“Ki, kok diem aja sih?” Eja mencibir untuk menyadarkan Aki.

Lamunan Aki seketika buyar dan dengan cepat mencari alasan.

“E-eh? Maaf kak.. Btw, sini deh kak gue mau cerita sambil duduk tapi ya? Kita nikmatin semilir angin sembari melihat matahari tenggelam di ladang bunga matahari ini”

Aki menarik tangan Eja agar duduk di sampingnya dan Eja pun menurutinya begitu saja.

“Mau cerita apa?” Tanya Eja yang begitu antusias seperti anak kecil yang sedang bertanya.

“Gue mau ceritain arti lagu kuch kuch hota hai nih.” Tutur Aki sembari sedikit melirik ke arah Eja yang berada disampingnya.

“Boleh, emang menceritakan tentang apa?” Eja membalas lirikan itu dengan tatapan yang berbinar.

“Seseorang yang sedang jatuh cinta kak. Dirinya sangat menyukai seseorang bahkan menjadikan orang yang dicinta itu jadi penyemangatnya.” Jelas Aki diakhiri dengan senyuman.

“Ohh.. terus bagaimana cinta itu berlanjut?” Eja kembali bertanya seperti anak kecil yang sedang kebingungan.

“Hanya Tuhan ketahui bagaimana ia jatuh cinta” Aki membalasnya dengan cepat.

Kak, salah kah gue untuk mencoba mendekati kakak untuk kali ini saja?

“Ohh.. Iya sih bener hanya Tuhan yang tahu bagaimana seseorang jatuh cinta” Eja tersenyum kemudian ia menundukkan kepalanya.

Spontan Aki terkekeh mendapati jawaban itu bahkan saking gemasnya dengan Eja, ia mengusak surai hitam milik Eja.

“Kakak jangan gemes gemes dong, gue gakuat liatnyaa.” Sambungnya di sertai ciuman di pucuk kepala Eja.

Eja yang mendapati perlakuan itu langsung menyela disertai tatapan kesal. “Aku ga gemes ya ki?!”

“Tapi bagi gue gemes kak!”

Selang beberapa detik handphone Eja bergetar seperti ada pesan yang masuk.

“Sebentar ya ki”

Eja membuka handphonenya dan Aki hanya melihati dengan tatapan mulai serius seperti penasaran siapa yang mengirimi Eja pesan.

“Ki, ayo kita balik ke hotel.”

Setelah mengucapkan itu menggunakan nada serius, Eja langsung bangkit dari duduknya dan bergegas untuk pulang ke hotel.

“Kak tungguin gue kak!” Aki sedikit teriak dan sedikit kesandung disaat bangkit dari duduknya karena buru buru untuk menghampiri Eja.

image


Aki berlari mengejar Eja sembari diiringi lagu india berjudul kuch kuch hota hai. Ya, ini semua disebabkan ide bin ajaib dari otak Aki.

Disaat Aki berhasil mendapati lengan Eja, bagaikan di film bollywood dengan cepat ia menarik lengan itu lalu memeluk pinggang ramping Eja dengan erat dan kedua netranya menatap wajah Eja begitu amat dalam.

“Kakak suka gak?” Tanya Aki dengan nada suara pelan.

Eja tersenyum dan membalas tatapan Aki. “Suka” jawabnya dengan singkat.

Kemudian Aki merenggangkan pelukannya lalu memegang kedua tangan Eja sembari menatapnya.

Indah

Ya begitulah yang dipikirkan oleh Aki tentang Eja sekarang. Bagaimana tidak, cipratan cahaya matahari yang ingin meninggalkan bumi itu terpancar mulus pada wajah Eja.

Semilir angin yang berhembusan yang mengenai keduanya juga menambahkan sensasi pengelihatan keduanya.

Dengan perasaan gemas, Aki menarik lengan Eja yang membuatnya terjatuh dalam dekapan Aki.

“Kakak tau ga?” Tanya Aki sembari sedikit menundukkan kepalanya.

“Kenapa?” Eja menanyakan balik dan sedikit mendongakkan kepalanya untuk bisa membalas tatapan Aki.

“Gue tadinya mau request lagu bole chudiyan tau kak. Terus kata tukang fotonya direkomendasiin lagu kuch kuch hota hai.” Cibir Aki sambil memanyunkan bibirnya.

“Gapapa ki. Gini aja aku suka banget! Bisa foto bareng sama kamu sekaligus mengambil video pendek diiringi dengan lagu yang kamu pilih. Hitung hitung menambah koleksi pengalaman di India!”

Eja membalasnya dengan penuh antusias sekaligus dengan nada mengapresiasi ide Aki.

Kak, lo kok gemes banget sih?

Aki tidak menghiraukan balasan yang dilontarkan oleh Eja, justru ia terfokus menatap kedua netra Eja dengan penuh rasa ingin memiliki.

“Ki, kok diem aja sih?” Eja mencibir untuk menyadarkan Aki.

Lamunan Aki seketika buyar dan dengan cepat mencari alasan.

“E-eh? Maaf kak.. Btw, sini deh kak gue mau cerita sambil duduk tapi ya? Kita nikmatin semilir angin sembari melihat matahari tenggelam di ladang bunga matahari ini”

Aki menarik tangan Eja agar duduk di sampingnya dan Eja pun menurutinya begitu saja.

“Mau cerita apa?” Tanya Eja yang begitu antusias seperti anak kecil yang sedang bertanya.

“Gue mau ceritain arti lagu kuch kuch hota hai nih.” Tutur Aki sembari sedikit melirik ke arah Eja yang berada disampingnya.

“Boleh, emang menceritakan tentang apa?” Eja membalas lirikan itu dengan tatapan yang berbinar.

“Seseorang yang sedang jatuh cinta kak. Dirinya sangat menyukai seseorang bahkan menjadikan orang yang dicinta itu jadi penyemangatnya.” Jelas Aki diakhiri dengan senyuman.

“Ohh.. terus bagaimana cinta itu berlanjut?” Eja kembali bertanya seperti anak kecil yang sedang kebingungan.

“Hanya Tuhan ketahui bagaimana ia jatuh cinta” Aki membalasnya dengan cepat.

Kak, salah kah gue untuk mencoba mendekati kakak untuk kali ini saja?

“Ohh.. Iya sih bener hanya Tuhan yang tahu bagaimana seseorang jatuh cinta” Eja tersenyum kemudian ia menundukkan kepalanya.

Spontan Aki terkekeh mendapati jawaban itu bahkan saking gemasnya dengan Eja, ia mengusak surai hitam milik Eja.

“Kakak jangan gemes gemes dong, gue gakuat liatnyaa.” Sambungnya di sertai ciuman di pucuk kepala Eja.

Eja yang mendapati perlakuan itu langsung menyela disertai tatapan kesal. “Aku ga gemes ya ki?!”

“Tapi bagi gue gemes kak!”

Selang beberapa detik handphone Eja bergetar seperti ada pesan yang masuk.

“Sebentar ya ki”

Eja membuka handphonenya dan Aki hanya melihati dengan tatapan mulai serius seperti penasaran siapa yang mengirimi Eja pesan.

“Ki, ayo kita balik ke hotel.”

Setelah mengucapkan itu menggunakan nada serius, Eja langsung bangkit dari duduknya dan bergegas untuk pulang ke hotel.

“Kak tungguin gue kak!”

image


cw // grammar broke :“)

Kedua netra Eja terkagum disaat melihat surganya bagi hewan hewan reptil.

Pandangan Eja tidak bosan melihat satu persatu kandang hewan reptil. Justru ia sangat antusias sekali untuk belajar lebih dalam tentang hewan reptil.

“Excuse me, what are you looking for? Maybe i can help you for find what you want, sir.”

Tiba tiba saja ada pegawai pria dengan ciri ciri tinggi dan berkulit sawo matang.

Eja tersenyum mendengar hal itu, “Yes, i'm find some animal raptile can says leopard gecko lizard. You know it?” Tanya Eja sembari memandangi pegawai itu dengan tatapan ramah.

“Ahh.. Sure, let's follow me”

Mendengar hal itu Eja sangat senang karena bakal ada pengganti si ucok.

Di saat sudah sampai di tempat khusus hewan sejenis Lizard tiba tiba saja handphone Eja bergetar.

“Please, wait a minute sir” Eja memberi isyarat ke pegawai itu bahwa ada telepon masuk.

Setelah selesai berbicara dengan Aki melalui telepon, tiba tiba saja pegawai itu melontarkan sebuah pertanyaan.

“Loh? Orang indonesia tah?”

Eja sangat terkejut mendengar pertanyaan itu, sebab pegawai nya sambil memasang raut wajah dengan senyum yang mungkin jika orang lain lihat bisa bikin ketawa.

“Iya mas, dari nada logatnya wong jowo ya mas?” Eja menanyakan balik sembari menahan rasa euforia.

“Wahh iyaa nih mas, saya nih wong asli jowo!” Pegawai itu sontak tertawa setelah menjawab pertanyaan dari Eja.

“Mas e wong nganjuk tah?”

“Hooh mas e, saya asli nganjuk. Saya bisa kerja di sini karena saya dipindahkan kerja sama bos saya mas.”

“Ohh.. Jadi ini yang punya toko orang indonesia tah?” Tanya Eja dengan nada serius.

“Iyaa mas. Wahh saya tidak menyangka bisa bertemu sama orang indonesia di sini.”

Setelah merasa puas basa basi dengan pegawai toko. Eja langsung menanyakan tujuan pertamanya.

“Mas leopard gecko lizardnya mana ya?”

“Ohh ini mas, sebentar saya ambilkan dulu ya”

Pegawai itu yang diketahui bernama Pak. Raden bergegas menuju etalase berukuran sedang yang diperkhususkan untuk sejenis leopard gecko lizard.

Setelah pengganti ucok sudah siap dengan kandang berukuran sedang serta serangga untuk makanannya, kini Eja bergegas ke kasir untuk membayar semuanya.

“Total semuanya jadi 7 ribu rupee ya mas. Ada tambahan lagi kah?” Tanya mbak mbak kasir di toko itu.

“Sudah cukup mbak, terima kasih yaa.” Tutur Eja sembari menaruh beberapa lembaran uang di meja kasir.

“Baik mas, terima kasih sudah belanja di sini yaa.” Ucap mbak kasir dengan ramah.

“Iya sama sama mbak.” Eja membalasnya dengan senyuman manisnya.

Seneng banget ada pengganti ucok ibunn.

image


cw // grammar broke :“)


Kedua netra Eja terkagum disaat melihat surganya bagi hewan hewan reptil.

Pandangan Eja tidak bosan melihat satu persatu kandang hewan reptil. Justru ia sangat antusias sekali untuk belajar lebih dalam tentang hewan reptil.

“Excuse me, what are you looking for? Maybe i can help you for find what you want, sir.”

Tiba tiba saja ada pegawai pria dengan ciri ciri tinggi dan berkulit sawo matang.

Eja tersenyum mendengar hal itu, “Yes, i'm find some animal raptile can says leopard gecko lizard. You know it?” Tanya Eja sembari memandangi pegawai itu dengan tatapan ramah.

“Ahh.. Sure, let's follow me”

Mendengar hal itu Eja sangat senang karena bakal ada pengganti si ucok.

Di saat sudah sampai di tempat khusus hewan sejenis Lizard tiba tiba saja handphone Eja bergetar.

“Please, wait a minute sir” Eja memberi isyarat ke pegawai itu bahwa ada telepon masuk.

Setelah selesai berbicara dengan Aki melalui telepon, tiba tiba saja pegawai itu melontarkan sebuah pertanyaan.

“Loh? Orang indonesia tah?”

Eja sangat terkejut mendengar pertanyaan itu, sebab pegawai nya sambil memasang raut wajah dengan senyum yang mungkin jika orang lain lihat bisa bikin ketawa.

“Iya mas, dari nada logatnya wong jowo ya mas?” Eja menanyakan balik sembari menahan rasa euforia.

“Wahh iyaa nih mas, saya nih wong asli jowo!” Pegawai itu sontak tertawa setelah menjawab pertanyaan dari Eja.

“Mas e wong nganjuk tah?”

“Hooh mas e, saya asli nganjuk. Saya bisa kerja di sini karena saya dipindahkan kerja sama bos saya mas.”

“Ohh.. Jadi ini yang punya toko orang indonesia tah?” Tanya Eja dengan nada serius.

“Iyaa mas. Wahh saya tidak menyangka bisa bertemu sama orang indonesia di sini.”

Setelah merasa puas basa basi dengan pegawai toko. Eja langsung menanyakan tujuan pertamanya.

“Mas leopard gecko lizardnya mana ya?”

“Ohh ini mas, sebentar saya ambilkan dulu ya”

Pegawai itu yang diketahui bernama Pak. Raden bergegas menuju etalase berukuran sedang yang diperkhususkan untuk sejenis leopard gecko lizard.

Setelah pengganti ucok sudah siap dengan kandang berukuran sedang serta serangga untuk makanannya, kini Eja bergegas ke kasir untuk membayar semuanya.

“Total semuanya jadi 7 ribu rupee ya mas. Ada tambahan lagi kah?” Tanya mbak mbak kasir di toko itu.

“Sudah cukup mbak, terima kasih yaa.” Tutur Eja sembari menaruh beberapa lembaran uang di meja kasir.

“Baik mas, terima kasih sudah belanja di sini yaa.” Ucap mbak kasir dengan ramah.

“Iya sama sama mbak.” Eja membalasnya dengan senyuman manisnya.

Seneng banget ada pengganti ucok ><_

image


“Kak enak banget roti canai nya ih. Besok beli lagi ya kak?” Tanya Aki sembari menatap Eja yang kedua netranya sedang terfokus ke televisi yang sedang menayangkan film bollywood.

Karena merasa diabaikan dengan ajakan itu, Aki pun nyeletuk lagi. “Yaelah kak, kea ngerti aja mereka ngomong apaan.”

Eja terkejut mendengar hal itu, alhasil ia meminta Aki untuk mengulangi perkataannya tadi.

“Sorry, tadi aku terlalu fokus dengan filmnya. Tadi Aki ngomong apa?” Eja sembari menatap balik si Aki.

Lupain aja kak. Gue capek ngulanginnya lagi.

“Anu kak, besok kita ke toko hewan kan buat cari pengganti si ucok?” Tanya Aki membual.

“Ahh iya, boleh kok boleh. Emang tujuan kita ke India cuma cari pengganti si ucok kan?” Tanya Eja sembari memasang raut wajah hampir sedih.

“Kak jangan sedih dong, sumpah gue jadi merasa bersalah lagi nih” Aki menggembungkan kedua pipinya seraya memegangi tangan kanan Eja.

“Gapapa ki, santai aja. Lagipula udah ikhlas si ucok dimakan ucup” Eja tersenyum sambil membalas sentuhan tangan Aki.

“Yakin kak? Tapi kakak terlihat sedih tuh”

“Apasih ki? Beneran ga sedih kok, besok kan cari pengganti si ucok kan?” Cibir Eja sambil melepaskan sentuhan yang diberikan oleh Aki.

“Tapikan si ucok itu-”

“Stop bisa ki? Gausah bahas bahas ucok lagi. Badmood banget daritadi bahas ucok mulu!”

Eja menyela omongan Aki karena dirinya sudah muak dengan pembahasan kali ini.

“Kak maaf.. Jangan marah dong kak” Aki memasang raut bersalah dihadapan Eja.

“Kesel aja gitu kalo masih bahas bahas ucok. Soalnya keinget almarhum bapak.” Tutur Eja lalu ia menundukkan kepalanya.

“Kak jangan nangis dong, maaf..” Aki berusaha merangkul Eja kemudian mengelus pundak Eja dengan lembut.

Saat Eja mendapat perlakuan itu dari Aki, dirinya reflek memeluk erat pinggang Aki serta wajahnya ia tenggelamkan di bahu Aki.

“Kak? Nangis ya?” Aki menanyakan hal itu sebab mendengar isakan kecil dari Eja.

Tidak ada jawaban dari Eja, justru isakan itu makin menjadi.

Aki yang yang mendengar isakan tangis dari Eja langsung membalas pelukannya dan mengelus punggung Eja dengan lembut.

I'm sorry kak, gue ga bermaksud. Maaf kalau kakak tersinggung atas topik yang tadi gue mulai.

image


“Kak enak banget roti canai nya ih. Besok beli lagi ya kak?” Tanya Aki sembari menatap Eja yang kedua netranya sedang terfokus ke televisi yang sedang menayangkan film bollywood.

Karena merasa diabaikan dengan ajakan itu, Aki pun nyeletuk lagi. “Yaelah kak, kea ngerti aja mereka ngomong apaan.”

Eja terkejut mendengar hal itu, alhasil ia meminta Aki untuk mengulangi perkataannya tadi.

“Sorry, tadi aku terlalu fokus dengan filmnya. Tadi Aki ngomong apa?” Eja sembari menatap balik si Aki.

Lupain aja kak. Gue capek ngulanginnya lagi.

“Anu kak, besok kita ke toko hewan kan buat cari pengganti si ucok?” Tanya Aki membual.

“Ahh iya, boleh kok boleh. Emang tujuan kita ke India cuma cari pengganti si ucol kan?” Tanya Eja sembari memasang raut wajah hampir sedih.

“Kak jangan sedih dong, sumpah gue jadi merasa bersalah lagi nih” Aki menggembungkan kedua pipinya seraya memegangi tangan kanan Eja.

“Gapapa ki, santai aja. Lagipula udah ikhlas si ucok dimakan ucup” Eja tersenyum sambil membalas sentuhan tangan Aki.

“Yakin kak? Tapi kakak terlihat sedih tuh”

“Apasih ki? Beneran ga sedih kok, besok kan cari pengganti si ucok kan?” Cibir Eja sambil melepaskan sentuhan yang diberikan oleh Aki.

“Tapikan si ucok itu-”

“Stop bisa ki? Gausah bahas bahas ucok lagi. Badmood banget daritadi bahas ucok mulu!”

Eja menyela omongan Aki karena dirinya sudah muak dengan pembahasan kali ini.

“Kak maaf.. Jangan marah dong kak” Aki memasang raut bersalah dihadapan Eja.

“Kesel aja gitu kalo masih bahas bahas ucok. Soalnya keinget almarhum bapak.” Tutur Eja lalu ia menundukkan kepalanya.

“Kak jangan nangis dong, maaf..” Aki berusaha merangkul Eja kemudian mengelus pundak Eja dengan lembut.

Saat Eja mendapat perlakuan itu dari Aki, dirinya reflek memeluk erat pinggang Aki serta wajahnya ia tenggelamkan di bahu Aki.

“Kak? Nangis ya?” Aki menanyakan hal itu sebab mendengar isakan kecil dari Eja.

Tidak ada jawaban dari Eja, justru isakan itu makin menjadi.

Aki yang yang mendengar isakan tangis dari Eja langsung membalas pelukannya dan mengelus punggung Eja dengan lembut.

I'm sorry kak, gue ga bermaksud. Maaf kalau kakak tersinggung atas topik yang tadi gue mulai.

Fatamorgana

image


Jake membuka matanya dengan cepat. Ia tiba tiba merasakan seperti ada yang membangunkannya secara paksa.

Detak jantungnya kini berdenyut dengan cepat seolah dirinya baru saja melakukan olahraga lari.

Jake terduduk di atas kasur berukuran besar dengan seprai berwarna putih serta dialasi selimut putih yang cukup tebal.

“Hoonie? Kamu dimana?” Jake menoleh ke kanan dan ke kiri sembari mencari keberadaan Sunghoon.

Tiba tiba saja Jake merasakan ketakutan yang amat besar. Jantungnya kini makin berdegup tak karuan serta air mata nya hampir membasahi kedua pipinya.

“H-hoonie.. aku dimana?” Jake merendahkan suaranya lalu mengelap kasar air mata yang membasahi kedua pipi gembilnya.

“Aku takut, Hoonie..” Tutur Jake sembari memeluk guling yang ada di sampingnya. Memang suasana di kamar itu cukup gelap, tetapi untungnya saja ada lampu dengan cahaya remang remang yang menyala.

Cklek

Kedua netra Jake seketika mengarah ke pintu yang terbuka. Ia sedikit menyipitkan matanya karena merasa silau akibat pantulan cahaya dari luar.

“Sudah bangun?” Tanya pemuda itu sembari berjalan mendekati Jake yang sedang terfokus menatapnya.

“K-kamu siapa?” Tanya Jake sambil memasang raut wajah gelisah.

“Panggil saya Jay, Jake?” Jay sekarang berada duduk tepat disamping Jake.

“Iya benar namaku Jake, t-tapi Hoonie mana?” Tanya Jake sembarpi memegangi tangan Jay dengan erat.

Jay menggelengkan kepalanya. “Tidak tahu.” Jawab Jay yang sedari tadi kedua netranya menatap surai hitam yang ada di hadapannya itu.

“Hoonie jahat banget ninggalin aku sendirian disini” Jake mulai menangis dan terisak sebab dia masih tidak terima ditinggali oleh Sunghoon sendirian.

Really? God, why he so cute..

“Jangan menangis, sayang. Sini duduk dipangkuan saya.” Jay mengintruksikan dengan cara menepuk atas pahanya agar Jake duduk diatas pahanya itu.

“K-kamu mau ngapain?” Tanya Jake yang masih terisak dengan tangisannya itu.

“Makanya sini duduk dulu, nanti saya kasih tahu sesuatu.” Setelah itu Jay menyeringai.

Bagaikan anak anjing yang menurut, Jake pun memindahkan posisi duduknya diatas pangkuan Jay.

“Good boy.” Puji Jay seraya mengelus pelan surai hitam milik Jake. Kini mereka saling berhadapan satu sama lain

“Jay mau kasih tahu sesuatu tentang apa, hm?” Tanya Jake sembari kedua tangannya ia taruh di kedua pundak Jay. Ia juga mencemberutkan bibirnya.

Jay tidak menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jake. Malah kini ia mengelus pipi gembil Jake lalu membuat tubuh jake terjatuh diatas kasur.

“I'm gonna tell you after you and me play something. Deal?”

“I-iyahh.. J-jeyihh” Jake berusaha membalas pertanyaan Jay dengan susah payah dikarenakan ia merasakan himpitan yang cukup kencang dari tubuh Jay.

“Good boy.” Tutur Jay seraya merekah kan baju nya dari tubuhnya, lalu ia langsung menyerang bibir Jake dengan cepat.

“Ngghhhh..”

Suara lenguhan dari bibir Jake memenuhi indra pendengaran Jay yang membuatnya semakin larut dalam ciuman panas itu.

Setelah merasa sesak karena kehabisan nafas. Jay menyudahi sejenak ciuman itu.

“Hnggg.. Nghh” Jake mengambil nafas disertai lenguhan.

Demi Tuhan, Jay memandangi Jake kini sangat terlihat sexy karena air liur yang entah punya siapa membasahi pinggiran bibir Jay.

“J-jeyihh”

“Yes babe? But wait for a minute.” Jay melepas celana jeans serta celana dalam yang ia kenakan.

“K-kamu mau ngapain, Jeyi?” Jake berusaha melihat apa yang sedang Jay lakukan.

Selang berapa menit tidak ada jawaban dari Jay, tiba tiba ia merasakan pakaian bawahnya dilucuti oleh Jay.

“Kyak! Jeyi kamu ngapain sih?” Tanya Jake yang sedang berusaha bangun dari tidurnya tetapi nihil usahanya digagalkan oleh Jay. Kini Jake kembali tertidur sembari tertindih oleh badan Jay.

“Let's start my baby boy”

Jake spontan bergidik ngeri setelah mendengar bisikan halus dari Jay.

Jay dengan cepat membuka satu persatu kancing kemeja yang Jake kenakan, lalu ia sibak dan dilempar ke sembarang arah.

Jake yang menerima perlakuan itu hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan yang maha esa.

Setelah Jake tidak mengenakan baju lagi, Jay dengan cepat menyesap, menjilati serta mengigit pelan nipple milik Jake.

Yang merasakan hanya bisa berdesah sambil menahan geli. Tak sesekali ia menghentak hentakan kakinya diatas kasur.

“J-jeyii gelihhh..” Tutur Jake sembari menarik pelan surai hitam milik Jay.

Dirasa sudah cukup puas, kini Jay turun ciumannya hingga tepat berada di penis milik Jake.

Jay menjilati nya sekali tetapi ia menghentikannya. Seketika terbesit dalam pikirannya untuk meremas penis mungil yang ada dihadapannya itu.

“AKHHHH”

Sontak Jake berteriak karena merasa ada cengkraman hebat di penisnya.

Jake kembali mengeluarkan air matanya. Dirinya seketika sangat membenci Sunghoon. Bagaimana bisa dia meninggalkan Jake seorang diri bersama pria yang awalnya Jake tidak kenal.

Jake kembali terisak dalam tangisannya itu sambil meremas seprai putih yang ada di bawah badannya.

“J-jeyihh stophh.” Pintanya disaat ia merasakan lubang nya dikocok oleh jari milik Jay.

“Langsung ke inti bagaimana?” Tanya Jay dengan tatapan tidak berdosa.

Jake menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Dirasa mendapatkan lampu hijau, kini Jay langsung memasukkan penis besarnya pada lubang milik Jake.

Jake yang merasakan itu hanya bisa memejamkan matanya sambil meringis kesakitan.

“Jeyihh.. Plis gerak”

Mendengar intruksi itu, Jay pun menurutinya. Kini ia sedikit menggerakkan pinggulnya sesuai permintaan Jake.

“Like this, babe?”

“Yes, daddy.. AKHHH”

Jake semakin tidak kuat apa yang Jay lakukan padanya. Kini ia merasakan penisnya juga di remas kencang oleh Jay.

“J-Jeyihhh.. Mau cumㅡ”

Sebelum selesai melanjutkan perkataannya, kini Jake mengeluarkan cairan putih dari penisnya.

Keringat dengan cepat membasahi tubuh Jake. Jay yang melihat itu langsung terkekeh. “Ck, bisa bisanya kamu cum disaat saya belum klimaks?”

Jake berusaha bangkit dan kembali duduk diatas pangkuan Jay. Jake memeluk tubuh Jay dengan erat.

Jake tidak menghiraukan pertanyaan Jay, justru ia kembali menangis seperti anak kecil.

“Aku mau pulang Jeyi..” Jake menenggelamkan mukanya pada pundak lebar milik Jay.

“Boleh, tapiㅡ”

Belum melanjutkan perkatannya, tiba tiba Jay merasakan penisnya dipijat dari lubang milik Jake.

“Tapi kenapa?” Jake mencemberutkan bibirnya dihadapan sang dominan.

“Why you so cute, hm? Kamu kenapa menggemaskan sekali? Sayang banget ya permainan berakhir disaat saya belum klimaks. Sampai sini saya tahu kalau kamu orangnya gampang horny serta gampang sekali untuk cum

Jay menciumi pipi gembil milik Jake dengan gemas.

“Ishhh. Jeyi bisa anterin Jake pulang kan tapinya? Hoonie jahat! Masa dia tinggalin Jake sendirian disini? Jake juga tidak ingat kenapa bisa sampai disini Jeyi..”

Jay tidak memperdulikan celotehan Jake, justru ia menciumi dan mengigit kecil pada leher Jake.

“Ishhh.. Gelihh tauuu” Tatkala Jake meracau geli diperlakukan seperti itu.

“Jake mau ga jadi pacar saya? Hm? I promise will treat you like little captain, dan memberimu rasa kasih sayang setiap hari. Gimana?”

“Tapi kita bukannya baru kenal?” Jake menyerengitkan dahinya sambil menatap Jay.

Kedua bola mata Jay sontak berputar ke atas dan ke bawah. “Kamu lucu, gemesin. Saya mau lihat setiap hari dapat cute message dari kamu. Boleh kan?”

“Tapi anterin aku pulang dulu!”

“Iya saya anterin pulang. Eh tapi kamu gamau tau alasan kenapa bisa di sini?”

“Hm? Apa tuh kalau boleh tau?” Tanya Jake dengan suara merendah.

“Kamu bisa ada disini gara gara si Sunghoon kalah taruhan.”

jake membulatkan matanya dengan lebar. Dirinya seketika sangat marah terhadap Sunghoon.

Sunghoon brengsek. Kenapa ga bilang dari awal kalau aku dijadiin bahan taruhan, hah?

image


Riki melangkahkan kakinya memasuki kamar Sunoo. Kedua netranya sangat kagum karena kamar Sunoo sangat harum seperti bau vanilla dan strawberry.

Beneran bocil ini orang.

“Sini duduk!” Sunoo menepuk nepukkan atas tikar tanda Riki suruh duduk di situ.

Riki menghampiri Sunoo lalu duduk tepat di tempat yang Sunoo suruh.

“Pacar lo mana? Lagi dijalan kah?” Tanya Riki sambil melihati Sunoo yang sedang terfokus mengutak atik laptopnya.

“Nih pacar gue” Sunoo menunjukan foto aktor Lee Jongsuk yang ada di laptopnya.

Riki terdiam sejenak karena ia bingung ingin menanggapi nya seperti apa.

Bocil, kasian amat sih hidup lo halu terus.

“Tapi kan cil emang dia mau sama lo?” Tanya Riki sambil menyerengitkan dahinya.

“Apaan sih? Orang dia udah jadi pacar gue kok!” Sunoo mencibir dengan kesal. Sambil mencemberutkan bibirnya, ia juga mematikan laptopnya.

“Lo udah tau kan pacar gue siapa? Yaudah gih sana pulang, ini udah malem soalnya.”

Riki tidak menghiraukan suruhan Sunoo untuk pulang, melainkan ia hanya melihati wajah Sunoo dengan amat dalam.

“Lo lucu deh.” Ucap Riki dengan nada datar.

Seketika Sunoo menatap kedua netra Riki dan ia tiba tiba jantungnya berdebar tak karuan.

Riki lo ngapain sih tatap gue begitu?

Riki sontak menyerengitkan dahinya, “Pipi lo kenapa merah?” Tanya Riki dan yang pastinya tatapannya masih ke arah Sunoo.

“Lo bisa ga sih jangan liat liat gue begitu?! Gue maluu.” Sunoo mendorong wajah Riki ke sembarang arah agar Riki tidak menatapnya lagi.

Sunoo mencemberutkan bibirnya dihadapan Riki yang sedang berusaha kembali untuk menatap Sunoo lagi, setelah wajahnya didorong oleh Sunoo.

“Lo beneran gemesin deh cil. Gini deh, daripada lo kerjaannya halu terus. Mending pacaran sama gua aja mau ga?”

“Gue punya pertanyaan buat lo. Tapi please lo jawab dengan sejujurnya ya?”

“Deal. Mau nanya apa cil?”

“Kenapa lo bisa suka sama gue yang bahkan gue selalu kelihatan gasuka sama lo?”

“Karena lo gemesin tau cil” Riki sontak mencubit kedua pipi Sunoo dengan gemas.

“A-aduhh swakittt Rwikii!” Sunoo berusaha melepaskan tangan Riki dari kedua pipinya.

“Jawab dulu, mau ga jadi pacar gua? Gua kasian sama lo yang halu terus kerjaannya”

Sunoo mengangguk nurut. “Iyaa mau! T-twapii lepasin dwuluu cubitanna”

Riki melepaskan cubitannya setelah mendapati jawaban dari Sunoo. “Good boy.”

“Sakit tau!” Cibir Sunoo sembari mengelus pipinya yang bekas cubitan tadi.

“Keknya sekarang gue ga panggil lo bocil lagi deh, tapi sekarang gue panggil lo bayi aja gimana?”

“Terserah lo deh! Terserah lo mau manggil gue apa.” Sunoo mencemberutkan bibirnya karena masih tidak terima dirinya tadi di cubit pipinya.

“Yaelah cil, gitu doang ngambek. Sini gue pangku sambil elus elus pipinya yang sakit” Riki menarik lengan Sunoo dan memangku tubuh mungil itu. Kini posisi mereka saling berhadapan.

“Mana yang sakit? Hm?” Tanya Riki sambil menatap setiap inci wajah Sunoo.

“Disini” Sunoo menunjukan bagian pipi yang dirasa masih sakit.

“Ok” Riki seketika menaruh telapak tangan kanan nya di pipi gembil milik Sunoo, lalu mengusapnya dengan lembut.

I will treat you like little prince, Kim Sunoo. I love you if you know since still school past

image


Jay sungguh menikmati alunan nada yang keluar dari piano yang sedang dimainkan oleh seorang pianis cantik.

Pianis itu diketahui bernama Margaretha atau bisa dipanggil Retha. Ia adalah pianis berdarah Austria yang cukup terkenal.

Retha membawakan lagu Wolfgang Amadeus Mozart dengan judul Piano Sonata No.13 in B-Flat Major K.333 : 1. Allegro. Sama seperti Heeseung, sepertinya Retha juga menyukai karya karya Mozart.

Jay tersenyum dan menikmati pertunjukan itu. Kedua netra Jay tidak lepas dari pemandangan yang ada didepannya.

Seketika ia sangat merindukan Heeseung disaat sedang bermain piano di atas panggung, seketika Jay tersenyum miris.

Disaat sudah tidak ada alunan lagu dari piano klasik itu, tak sengaja kedua netra Jay melirik ke arah pinggir panggung. Sontak kedua matanya membulat lebar karena dirinya melihat Heeseung sedang berdiri sembari tersenyum kepadanya.

Lee Heeseung?!

ㅡ End.

image


Jay sungguh menikmati alunan nada yang keluar dari piano yang sedang dimainkan oleh seorang pianis cantik.

Pianis itu diketahui bernama Margaretha atau bisa dipanggil Retha. Ia adalah pianis berdarah Austria yang cukup terkenal.

Retha membawakan lagu Wolfgang Amadeus Mozart dengan judul Piano Sonata No.13 in B-Flat Major K.333 : 1. Allegro. Sama seperti Heeseung, sepertinya Retha juga menyukai karya karya Mozart.

Jay tersenyum dan menikmati pertunjukan itu. Kedua netra Jay tidak lepas dari pemandangan yang ada didepannya.

Disaat sudah tidak ada alunan lagu dari piano klasik itu, tak sengaja kedua netra Jay melirik ke arah pinggir panggung. Sontak kedua matanya membulat lebar karena dirinya melihat Heeseung sedang berdiri sembari tersenyum kepadanya.

Lee Heeseung?!