Memoria
Aki berlari mengejar Eja sembari diiringi lagu india berjudul kuch kuch hota hai. Ya, ini semua disebabkan ide bin ajaib dari otak Aki.
Disaat Aki berhasil mendapati lengan Eja, bagaikan di film bollywood dengan cepat ia menarik lengan itu lalu memeluk pinggang ramping Eja dengan erat dan kedua netranya menatap wajah Eja begitu amat dalam.
“Kakak suka gak?” Tanya Aki dengan nada suara pelan.
Eja tersenyum dan membalas tatapan Aki. “Suka” jawabnya dengan singkat.
Kemudian Aki merenggangkan pelukannya lalu memegang kedua tangan Eja sembari menatapnya.
Indah
Ya begitulah yang dipikirkan oleh Aki tentang Eja sekarang. Bagaimana tidak, cipratan cahaya matahari yang ingin meninggalkan bumi itu terpancar mulus pada wajah Eja.
Semilir angin yang berhembusan yang mengenai keduanya juga menambahkan sensasi pengelihatan keduanya.
Dengan perasaan gemas, Aki menarik lengan Eja yang membuatnya terjatuh dalam dekapan Aki.
“Kakak tau ga?” Tanya Aki sembari sedikit menundukkan kepalanya.
“Kenapa?” Eja menanyakan balik dan sedikit mendongakkan kepalanya untuk bisa membalas tatapan Aki.
“Gue tadinya mau request lagu bole chudiyan tau kak. Terus kata tukang fotonya direkomendasiin lagu kuch kuch hota hai.” Cibir Aki sambil memanyunkan bibirnya.
“Gapapa ki. Gini aja aku suka banget! Bisa foto bareng sama kamu sekaligus mengambil video pendek diiringi dengan lagu yang kamu pilih. Hitung hitung menambah koleksi pengalaman di India!”
Eja membalasnya dengan penuh antusias sekaligus dengan nada mengapresiasi ide Aki.
Kak, lo kok gemes banget sih?
Aki tidak menghiraukan balasan yang dilontarkan oleh Eja, justru ia terfokus menatap kedua netra Eja dengan penuh rasa ingin memiliki.
“Ki, kok diem aja sih?” Eja mencibir untuk menyadarkan Aki.
Lamunan Aki seketika buyar dan dengan cepat mencari alasan.
“E-eh? Maaf kak.. Btw, sini deh kak gue mau cerita sambil duduk tapi ya? Kita nikmatin semilir angin sembari melihat matahari tenggelam di ladang bunga matahari ini”
Aki menarik tangan Eja agar duduk di sampingnya dan Eja pun menurutinya begitu saja.
“Mau cerita apa?” Tanya Eja yang begitu antusias seperti anak kecil yang sedang bertanya.
“Gue mau ceritain arti lagu kuch kuch hota hai nih.” Tutur Aki sembari sedikit melirik ke arah Eja yang berada disampingnya.
“Boleh, emang menceritakan tentang apa?” Eja membalas lirikan itu dengan tatapan yang berbinar.
“Seseorang yang sedang jatuh cinta kak. Dirinya sangat menyukai seseorang bahkan menjadikan orang yang dicinta itu jadi penyemangatnya.” Jelas Aki diakhiri dengan senyuman.
“Ohh.. terus bagaimana cinta itu berlanjut?” Eja kembali bertanya seperti anak kecil yang sedang kebingungan.
“Hanya Tuhan ketahui bagaimana ia jatuh cinta” Aki membalasnya dengan cepat.
Kak, salah kah gue untuk mencoba mendekati kakak untuk kali ini saja?
“Ohh.. Iya sih bener hanya Tuhan yang tahu bagaimana seseorang jatuh cinta” Eja tersenyum kemudian ia menundukkan kepalanya.
Spontan Aki terkekeh mendapati jawaban itu bahkan saking gemasnya dengan Eja, ia mengusak surai hitam milik Eja.
“Kakak jangan gemes gemes dong, gue gakuat liatnyaa.” Sambungnya di sertai ciuman di pucuk kepala Eja.
Eja yang mendapati perlakuan itu langsung menyela disertai tatapan kesal. “Aku ga gemes ya ki?!”
“Tapi bagi gue gemes kak!”
Selang beberapa detik handphone Eja bergetar seperti ada pesan yang masuk.
“Sebentar ya ki”
Eja membuka handphonenya dan Aki hanya melihati dengan tatapan mulai serius seperti penasaran siapa yang mengirimi Eja pesan.
“Ki, ayo kita balik ke hotel.”
Setelah mengucapkan itu menggunakan nada serius, Eja langsung bangkit dari duduknya dan bergegas untuk pulang ke hotel.
“Kak tungguin gue kak!” Aki sedikit teriak dan sedikit kesandung disaat bangkit dari duduknya karena buru buru untuk menghampiri Eja.