This So Real
Melihat jihoon yang sudah bangun sambil berjalan menuju ke meja tempatnya sudah sarapan, soonyoung pun memanggilnya untuk duduk sarapan bersama dengannya.
“Sini sayang duduk”
Jihoon langsung duduk dengan berpenampilan acak-acakan sambil mengusap mukanya pelan dengan tangan yang dikepalnya dan membasuhi wajahnya dengan air liurnya.
“Sifat kucingnya ga hilang ya, cuman sifat abis perangnya aja yang ilang ternyata” ucap soonyoung sambil memotong apel dan matanya tertuju bingung kepada jihoon.
“Soon! Hati-hati nanti berdarah”
Untung tangannya tak terpotong dan untungnya juga jihoon sigap menghentikan pergerakan soonyoung.
“Ah! Hahaha maaf maaf aku jadi ga fokus gara kamu”
Jihoon tertawa dan mengambil buah apel dan pisaunya dari soonyoung untuk ia kupas kulinta dan memotong buahnya.
Soonyoung malu karena tingkah bodohnya di perlihatkan di depan jihoon karena beralasankan tak fokus. Ia kembali menyiapkan sarapan mereka berdua yang mana ada roti panggang yang di beri selai kacang dan juga susu uht di dalam gelas.
Jihoon masih mengumpulkan nyawanya sambil menguyah roti, memegang erat gelas susu dan juga menatap ke jendela dengan termenung.
Soonyoung sedari tadi yang sudah mengetahui sikap jihoon pun memulai menanyakan apa gerangan ia terlena dalam lamunannya itu.
“Ji? Kok ngelamun sih? Makan dulu coba habisin roti sama susunya”
Jihoon langsung melahap semua makanan dan minumannya hingga menyisakan bekas cemot di bagian bibirnya. Soonyoung berantusias membersihkan area mulut jihoon dengan tisu sambil melontarkan pertanyaannya kembali.
“Hehe lucu cemong gini, btw kenapa ngelamun?”
“Jihoon mimpiin kaisar klan kucing tadi malam. Terus kaisarnya marah sama jihoon ga bisa menangin perangnya”
Jihoon menjawab pertanyaan soonyoung, tapi soonyoung tak tahu apa yang tengah ia bicarakan. dan ia teringat perkataan seokmin tentang jihoon yang akan memberitahu identitas aslinya. Ia juha teringat tentang mimpi anehnya semalam dan menceritakan kepada jihoon.
“Aku juga tadi malam mimpiin kamu pake baju zirah yang terakhir kamu pakai terus dalemannya hanbok. Ditangan kamu ada katana yang kaya lagi kamu sodorin ke lawan. wah aneh ya! Untung cuman mimpi hahaha”
Soonyoung tertawa dan kemudian tertawa canggung karena jihoon menjawab kalimatnya dengan air muka yang serius.
“Itu bukan mimpi, yang di mimpi soonyoung itu potongan kisah soonyoung”
“G-gimana? Gimana sih maksudnya?”
“Ehmm, kaisar klan kucing itu soonyoung”
Soonyoung bergidik kaget dan tertawa ringan sambil menanyakan kembali perihal jihoon yang mendadak serius.
“Ha ha(?) serius? Masa iya aku kaisar klan kucing?”
“Iya, karena kamu adalah reinkarnasi kaisar harimau yang memimpin klan kucing”
“Serius ji, kamu jangan ngaco gitu ih! Merinding tau. Jaman sekarang mana ada yang percaya begituan!”
“Jadi soonyoung ga percaya jihoon ada?”
Ucapan soonyoung menjadi boomerang baginya, tak bisa ia elak karena keberadaan jihoon sangat nyata baginya.
Jihoon kembali dengan wujud kucingnya dan meninggal kan Soonyoung beberapa langkah kemudian berwujud manusia lagi untuk menuju soonyoung kembali. Ekor putih lebatnya dinampakan kepada Soonyoung dan jihoon nyelipkan tangannya di belakang sana untuk mengambil katana miliknya.
Tangan jihoon bergerak menutup mata soonyoung dan membukanya kembali untuk ia perlihatkan sosok yang ada dimimpi soonyoung tersebut.
“Hmm jjeonha! Iggonnaya” (hmm yang mulia, ini aku)
Soonyoung yang duduk di kursi kini sudah terjungkir dari tempat duduknya dan mnyudutkan diri disudut kamar karena terkejut melihat sikap jihoon yang merubahkan diri menjadi kesatria yang benar-benar mirip pada mimpinya semalam.
“Jihoon! K-kamu jangan gitu dong! Aku takut beneran nih sama kamu”
Penampilan gagah jihoon langsung luntur karena muka sedih dan mata bulatnya sendu membuat ia merasa bersalah telah mengagetkan tuannya.
“Jihoon cu-cuman mau nunjukin diri jihoon yang sebenarnya kok soonyoung~. Soonyoung jangan takut ya?”
“GA! Eh! Maksudnya MASUKIN LAGI TUH KATANA KE DALAM SARUNGNYA! PLIS NGERI ANJERR!”
sambutan tangan jihoon di tepis oleh soonyoung dan membuat jihoon menguah dirinya menjadi kucing untuk menyimpan semua dan kembali menjadi dirinya yang acak setelah bangun tidur tadi.
“Jihoon minta maaf ya soonyoung hiks.. Maafin jihoon”
Ia kembali ke kasur dan menenggelamkan diri didalam selimut agar suara tangisannya tak terdengar oleh soonyoung.
Soonyoung yang melihat merasa bersalah lagi sudah kasar terhadap jihoon. Dirasa sudah siap untuk menghampiri jihoon karena jantungnya sudah kembali berdetak netral kemudian ia datang dan duduk di ujung kasur dimana ada jihoon disana.
“Jihoon~ maafin aku juga ya udah kasar sama kamu. Aku tuh orangnya jantungan ji! jadi tolong maklumin ya? Besok besok aku ga lagi deh kasarin kamu. Maaf ya sayang”
Selimutnya terbuka dan menampakan setengah wajah jihoon dan soonyoung bisa melihat air mata jihoon yang mengalir dan juga masih tergenang disana. Soonyoung menghapus air matanya kemudian mengusap kepalanya pelan.
“Maafin aku ya, maafin aku jihoon~ maafin aku yaa”
Soonyoung meminta maaf berkali-kali hingga ia menyujudkan kepalanya pada kasur agar dimaafkan jihoon.
Jihoon pun keluar dari sana dan mengangkat bahu soonyoung untuk menghentikan aksi meminta maaf yang berlebihan itu kemudan tangannya masuk kesela lengan soonyoung dan mengunci jarinya di belakang punggung Soonyoung. Kepalanya ia sender didada soonyoung sambil mengucapkan.
“Aku cinta kamu”
Kalimat lancar pertama jihoon yang diajarkan oleh soonyoung ternyata masih diingat oleh jihoon. Soonyoung yang mendengar langsung memeluk erat jihoon dalam dekapannya seperti tak ada hari esok.
“Maafin aku ya”
“Iyaa jihoon maafin, jihoon juga minta maaf sama soonyoung ya udah bikin soonyoung jantungan”
“Iya sayang, ga papa”.
Merekapun enggan melepaskan pelukan itu karena dirasa nyaman dan meneruskannya selama 1 jam lebih diposisi itu.