Masih terlalu pagi bahkan embun pun berlomba-lomba untuk membasahi dedaunan diluar sana, sosok laki-laki bertubuh tinggi memasuki salah satu rumah yang terlihat sepi bahkan lampu ruangan pun masih menyala.
Laki-laki itu masuk ke kamar si pemilik rumah, dirinya hanya menggelengkan kepala melihat kamar yang masih gelap, ia pun membuka jendela dan mengabaikan suara erangan dari gundukan besar selimut diatas kasur. Sosok laki-laki yang masih belum diketahui itu pun mendekat ke gundukan dan sengaja membuka selimut itu hingga tampak sosok laki-laki manis yang masih terlelap.
“Good morning baby,” bisik laki-laki tinggi kepada laki-laki manis yang merengut merasa tidurnya terganggu.
“Engh Seungwoo tutup gordennya!”
“Bangun udah pagi sayang ...,” laki-laki dipanggil Seungwoo itu tak memperdulikan perintah lelaki manis itu.
Akhirnya yang dibangunkan pun membuka matanya, walau hanya terbuka setengah untuk memastikan jam berapa sekarang dari ponselnya, “ini bahkan baru jam 7 oh damn Seungwoo!”
“Tapi ini weekend Seungyoun, kamu ngga mau habisin waktu sama aku? Daripada malas-malasan mending kamu bangun, aku ada siapin hadiah buat kamu.”
Laki-laki bernama Seungyoun ini melirik Seungwoo malas, “hadiah apa sih? Kalau engga seru aku ngga mau! Seungwoo ih aku bahkan baru tidur 4 jam loh!” Dirinya mengusak rambut kasar karena kesal tidurnya diganggu oleh sang kekasih.
Seungwoo dan Seungyoun merupakan sepasang kekasih yang sudah 2 tahun terakhir ini bersama, keduanya bertemu saat menghadiri salah satu pameran seni rupa di Eropa. Seungwoo yang bekerja sebagai fotografer, sedangkan Seungyoun sebagai desainer di salah satu Startup yang fokus pada bidang interior.
“Siapa suruh tidur pagi?”
“Aku ngejar deadline biar bisa malas-malasan weekend ini!”
Seungwoo terkekeh, ia mengelus kepala Seungyoun yang masih terbaring malas di ranjang bahkan matanya saja enggan untuk terbuka sempurna.
“Kamu bakal nyesel kalau engga ambil hadiah kamu, nih aku letakin disini ya. Ayo habisin weekend dengan hadiah aku, jangan malas-malasan!” Seungwoo mendekat dan mengecup pipi Seungyoun gemas, kemudian ia pergi meninggalkan kekasihnya untuk mematikan seluruh lampu dan membuka gorden rumah kekasihnya. Namun sebelum itu Seungwoo sempat meletakan amplop berwarna biru langit diatas nakas samping tempat tidur Seungyoun.
Seungyoun menghela napas, mau tau mau ia pun memaksakan dirinya bangun masih dengan pengelihatan yang buram Seungyoun mengernyit melihat amplop biru berukuran sedang diatas nakas tersebut. Diambilnya amplop itu berserta kacamata bulat miliknya, “apa sih nih?” Gumam Seungyoun.
Dibolak baliknya amplop itu dan terdapat tulisan 'Seungwoo's dating coupon' dibagian depan dengan tinta putih, Seungyoun terlihat bingung dan segera memeriksa isinya. Dirinya dibuat makin kebingungan saat melihat sebuah kupon panjang yang saling menyatu satu sama lain, disetiap kupon memiliki tulisan yang berbeda.
“Breakfast by Seungwoo, unlimited kisses, Seungwoo's morning treat, park walking, junk food lunch, ice cream date, bowling, movie date, photobox, cuddle,” Seungyoun membawa sederet kupon yang berada ditangannya, diperiksa lagi isi amplop tersebut dan ada sepucuk surat.
“Selamat kamu memenangkan 10 kupon khusus dating bersama Seungwoo! Kupon ini hanya berlaku pada hari ini dan akan hangus pada pukul 23.59, gunakan kupon ini sebaik mungkin karena ini kupon edisi terbatas dan khusus hanya untuk seorang Cho Seungyoun!”
Seungyoun tertawa geli membaca isi surat tersebut, kekasihnya ini selalu saja ada ide untuk menghibur dirinya dikala stress menghadapi pekerjaan. Dirinya pun langsung berlari menyusul Seungwoo sambil membawa kupon dan surat tersebut.
“Seungwoo! Aku harus pakai kuponnya gimana?” Tanya Seungyoun diambang pintu menuju dapur dan ruang makan, dapat ia lihat Seungwoo sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
“Oh udah dibaca ternyata, pakai kuponnya sesuai urutan sayang. Apa tulisan di kupon nomor satu?” Tanya Seungwoo
“Breakfast by Seungwoo,” jawab Seungyoun.
“Tada! Aku udah siapin sarapan buat kita, ya walau cuma roti isi sama kopi lumayan kan buat ngisi perut sebelum kita habisin waktu seharian?” Seungwoo tersenyum dan menarik kursi dihadapannya untuk Seungyoun duduki.
Seungyoun membalas senyuman kekasihnya dan mendekat kepada Seungwoo untuk mengecup pipinya, “aku sekalian ambil kupon nomor dua ya?”
Seungwoo menangkup pipi Seungyoun dan mengecup dahi, kedua mata, kedua pipi, hidung, dagu dan terakhir bibir milik kekasihnya dengan lembut dan meninggalkan suara, “pokoknya satu harian ini kamu bakal dapat ciuman dari aku tanpa batas, jadi siapin diri ya?” Seungwoo mengelus pipi Seungyoun dengan jempolnya.
Seungyoun tersipu dan duduk dikursi yang Seungwoo siapkan, ia meminum kopinya terlebih dahulu dan memakan roti isi buatan Seungwoo, “gimana?” Tanya Seungwoo.
“Hmm enak! Kamu isi dagingnya ini darimana?”
“Makanya isi kulkas itu diperiksa, kebiasaan cuma makan mie instan mulu kasihan usus kamu sayang!” Seungwoo menarik pipi Seungyoun gemas.
“Hehehe ya gimana kan mie praktis, aku juga makan ham dilemari kok! Mana aku tau masih ada sisa bacon?”
“Gimana kamu bisa tau baconnya aja kena timpa sama kotak susu kosong kamu, kan?”
Seungyoun langsung membuang pandangannya, dirinya seperti tertangkap basah oleh Seungwoo.
“Sini kuponnya biar aku robekin dulu udah kamu ambil,” Seungwoo meminta amplop beserta isinya tadi kepada Seungyoun.
Seungyoun pun mengambil amplop yang tadi ia letakan diatas meja makan kepada Seungwoo, “kamu kok kepikiran aja bikin ginian, ide darimana?”
“Kemarin pas nemanin ibu belanja dapat kupon gitu, kepikiran aja udah lama engga habisin satu hari sama kamu jadi anggap aja ini reward dari kerja keras kamu,” Seungwoo mengecup kepala Seungyoun, ia pun merobek 2 kupon pertama.
“Kupon ketiga Seungwoo's morning treat itu apa?”
Bukannya menjawab Seungwoo malah menarik dagu Seungyoun agar menatap dirinya, “kumis kamu mulai numbuh, rambut kamu juga kayanya perlu dikeramas, habis ini kita cukur, terus mandi, semuanya aku yang layani!”
“Beneran!? Aku cuma duduk diem aja kamu cukurin, mandiin, keramasin?”
Seungwoo mengangguk sebagai jawaban dan Seungyoun langsung bersorak gembira karena dirinya terkadang melakukan hal-hal yang tadi Seungwoo sebutkan.
♡
Selesai sarapan seperti yang sebelumnya dibicarakan bahwa Seungwoo akan mencukur Seungyoun pun benar ia lakukan. Sekarang keduanya berada dikamar mandi Seungyoun dengan Seungyoun yang duduk di atas wastafel sambil memeluk leher Seungwoo, sedari tadi senyuman tak luntur dari bibir Seungyoun membuat Seungwoo pun ikut senang melihatnya.
“Seneng banget aku cukurin, pasti rencana kamu mau ke salon lagi kan?”
“Hehehe tau aja, rencana aku tu besok pas hari minggu eh udah keduluan kamu. Makasih sayang!” Seungyoun mencolek hidung lancip Seungwoo.
Seungwoo mengecup rahang Seungyoun yang masih tersisa sedikit cream khusus mencukur sehingga meninggalkan bekas di hidungnya membuat Seungyoun terkekeh dan menangkup rahang Seungwoo.
“Sesayang apa kamu sama aku?” Tanya Seungyoun tiba-tiba.
Seungwoo tersenyum lembut, ia menyelesaikan dulu kegiatan mencukurnya kemudian meletakan alat pencukur di wastafel, “kalau aku bilang ga sayang gimana?”
“Kok gitu!?” Seungyoun merenggut.
“Soalnya aku sayang banget, bahkan cinta banget banget sama kamu!” Seungwoo memeluk pinggang Seungyoun dan mengecup bibir Seungyoun beberapa kali, keduanya pun hanyut dalam ciuman.
Seungwoo yang pertama menyudahi kemudian mengusak gemas rambut Seungyoun, “ayo mandi kita keramas ya, aku udah siapin air hangatnya,” Seungwoo membantu Seungyoun turun dari atas wastafel, kemudian tak lupa membantu kekasihnya membuka piyama yang ia kenakan.
“Merah kenapa nih?” Seungwoo memeriksa bekas ruam di pundak Seungyoun.
“Kemarin aku sama Chajun ke taman kantor mau ngopi bentar, terus ada serangga masuk ke dalam badan aku eh digigit malah jadi ruam gitu,” Seungyoun memberikan penjelasan.
“Nanti habis mandi aku obatin, bisa membekas nanti ini malah gatal-gatal parah loh,” Seungwoo mengecup bekas ruam tersebut dan setelah itu memegang pinggang ramping Seungyoun, “mau aku apa kamu yang buka celananya?” Keduanya saling bertatapan.
“A-aku aja!” Jawab Seungyoun gugup dan mendorong Seungwoo agar melihat ke arah lain.
Seungwoo terkekeh dan berjalan ke arah bathtub untuk memeriksa suhu air yang sudah ia siapkan, “kenapa mesti malu coba kan sering aku liat.”
“Mulutmu ya Seungwoo!”
“Cepet masuk keburu airnya dingin nih,” Seungwoo tak begitu peduli saat Seungyoun tanpa sehelai benang pun berjalan mendekat ke arahnya dan masuk kedalam bathtub.
“Sabunnya bau mint?” Tanya Seungyoun.
“Iya, kak Sunhwa bilang cocok buat ilangin stress. Aku sih engga tau juga ya, jadi aku bawain aja untuk kamu hehehe,” jawab Seungwoo lugu.
Seungwoo pun membantu Seungyoun mencuci rambutnya dengan Seungyoun yang sibuk bermain busa-busa didalam bak mandi tersebut, “enak ngga kepalanya aku pijit?” Tanya Seungwoo.
“Enak dong! Kuat dikit lagi sayang, nah iya gitu aduh udah cocok kamu buka salon aja, tapi cuma aku aja pelanggannya ya?”
Seungwoo tertawa bahkan dirinya menyempatkan diri mencubit gemas pipi Seungyoun, “kalau gitu bayarannya mesti mahal ya?”
“Sebutin aja nominalnya!”
“Aku mau bayarannya kamu, bisa?”
“Bisa dong,” Seungyoun mengedipkan sebelah matanya kepada Seungwoo, kemudian keduanya tertawa geli.
Setelah menghabiskan waktu 30 menit akhirnya Seungyoun selesai mandi, dirinya sekarang duduk di atas kasur dengan Seungwoo yang sibuk mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.
“Kita habis ini mau ke taman mana Woo?” Tanya Seungyoun.
“Liat aja nanti kamu pasti suka.”
“Jauh apa engga?”
“Hmmm 40 menit?”
“Jauh banget!? Awas ya kalau engga bagus, aku ngambek nih?”
“Engga bakal! Kamu pasti suka sama tamannya. Rambut kamu udah kering nih, aku pilihin baju dulu bentar,” Seungwoo membereskan hair dryer yang ia gunakan, setelah itu Seungwoo membuka lemari Seungyoun memilihkan baju yang nyaman untuk Seungyoun kenakan.
Pilihannya jatuh kepada baju kaos berwarna pink dengan rajutan bunga mawar dibagian dada kiri, dipadukan celana denim biru muda, “nih pakai ini, aku jarang liat kamu pakai baju warna terang, pasti sepatunya aja yang terang,” Seungwoo memberikan pakaian yang telah ia pilih kepada Seungyoun.
Seungyoun terkekeh mendengar perkataan Seungwoo, tanpa banyak berkomentar Seungyoun langsung memakai pakaian yang kekasihnya pilihkan untuk dirinya, Seungyoun pun bercermin sebentar dan melihat Seungwoo yang berdiri tak jauh dari dirinya, “gimana udah bagus belum? Baru sadar cocok sama kamu yang pakai kaos putih.”
“Rapiin dikit nih,” Seungwoo membantu merapikan baju Seungyoun yang dimasukan kedalam celana.
“Aku skincarean dulu, kamu kalau mau nunggu sambil manasin mobil atau apa bebas, aku engga lama kok.”
Baru saja Seungwoo ingin keluar ia baru teringat kuponnya, “kupon tadi mana sayang?”
“Diatas meja makan sayang!”
“Harus dibawa sampai tengah malem nanti pokoknya, kalau emgga ntar semuanya ga akan aku jalani!”
“Hmm iya iya!” Seungyoun menjulurkan lidahnya pada Seungwoo dan mendapat pelototan dari kekasihnya.
♡
Diperjalanan menuju taman Seungyoun asik bernyanyi menemani perjalanan mereka, lokasi yang Seungwoo bilang membutuhkan 40 menit untuk sampai kesana terpaksa lebih lama lagi karena macet diwaktu weekend.
“Lagu siapa nih, kok enak?” Tanya Seungwoo tiba-tiba.
“Bless you lagunya Primary eh ada Woodz juga loh kesukaan aku itu!”
“Oh project lagu barunya? Enak, pas buat ngechill gini.”
Lama mereka mendengar lagu ini dengan Seungyoun yang masih ikut menyanyi tiba-tiba Seungwoo mengernyit, “ini lagu putus?” Tanyanya.
“Hehehe iya kurang lebih begitu.”
Seketika wajah Seungwoo langsung datar, “lagi jalan berdua gini malah denger lagu galau kamu tuh, untung aja lagunya asik.”
Seungyoun terkekeh, ia pun menyandarkan kepalanya di pundak Seungwoo, “yaudah sih kan lagunya yang cerita putus, bukan kita yang putus?”
“Heh! Jauh-jauh hush hush!” Seungwoo terdengar panik mengkibaskan tangannya seperti mengusir sesuatu, membuat Seungyoun terbahak.
“Apasih kamu tuh Seungwoo!?”
“Aku suruh hal-hal buruknya jauh-jauh jangan deketin kita,” Seungwoo tersenyum dan mengecup kepala Seungyoun.
Seungyoun hanya dapat menggelengkan kepalanya dan melihat keluar jendela, “ada danau Woo!” Tunjuknya keluar.
“Iya itu danau nanti nyambung ke taman tuh disana,” Seungwoo menunjuk ke arah taman yang tidak begitu ramai orang.
Mata Seungyoun berbinar saat melihat taman yang langsung menyatu dengan danau tersebut, ditambah ada beberapa kedai dan bangunan kuno rasanya seperti pergi ke kota bagian lain.
“Kamu tau tempat ini darimana?” Tanya Seungyoun saat mobil berhenti di parkiran.
“Minggu lalu aku take foto disini, ada yang aku kirim foto bebek itu loh ingey ngga?”
“Lah disini? Aku kira itu foto lama pas kamu di Eropa dong!”
Seungwoo mengacak rambut Seungyoun, “yuk turun mumpung baru jam 9 nih masih enak mataharinya.”
Keduanya pun turun dari mobil, Seungyoun berlari kecil untuk mengandeng tangan Seungwoo. Mereka berjalan beriringan menelusuri taman dengan tangan menggenggam satu sama lain, “kok banyak orang pakai scooter sama sepeda sih, ada penyewaan apa gimana?” Ucap Seungyoun saat melihat beberapa pasangan dan anak kecil melewati mereka.
“Ada disebrang danau sana, mau nyewa sepeda?”
“Mau mau! Ayo kesana!” Seungyoun pun berlari sambil menarik Seungwoo, dirinya tampak begitu antusias.
Sesampainya di tempat penyewaan sepeda Seungyoun pun kelelahan, “capek ya ampun jauh juga aku lari!” Keluhnya.
Seungwoo mengeluarkan saput tangan dan mengelap keringat Seungyoun, “emang kamu aja yang lari hm? Lagian semangat banget mau naik sepeda, emang kapan terakhir main sepeda?”
“Hehehe maaf aku lupa lari sambil tarik tangan kamu, terakhir aku main sepeda kuliah! Bayangin, berapa tahun lalu Woo?”
“Ga tau berapa tahun malas ngitung. Pak saya sewa sepedanya dua ya,” Seungwoo pun membayar uang sewa sepeda dan memberikan satu kepada Seungyoun.
“Mau lomba muterin danau ngga?” Tanya Seungyoun tiba-tiba.
“Menang dapat apa?”
“Cium!”
“Ey- curang! Cium itu bagian dari kupon kan unlimited.”
“Yaudah yang kalah nyetir ke lokasi selanjutnya, call!?”
“Call!”
Tanpa menunggu aba-aba Seungwoo langsung mengendarai sepedanya mendahului Seungyoun, “YAK SEUNGWOO! CURANG!”
“JANGAN BANYAK TERIAKNYA!”
Seungyoun merengut dan bergegas menyusul Seungwoo, keduanya pun membawa sepeda secara beriringan sambil melihat suasana taman yang hangat namun juga terasa sejuk. Seungyoun sedikit lebih depan dari Seungwoo, namun dengan cepat Seungwoo menyusul tidak mau mengalah sedikit pun sengaja agar kekasihnya ini merajuk.
“Ngalah dong!” Keluh Seungyoun.
“Suportif dong jangan ngeluh!” Ejek Seungwoo sengaja nenjulurkan lidahnya pada Seungyoun.
Saat sudah menyampai ujung danau Seungwoo sengaja mempercepat gerakan mengayuh sepedanya, “HAN SEUNGWOO CURANG!” teriak Seungyoun saat Seungwoo sampai lebih dahulu.
Seungwoo tertawa hingga wajahnya memerah melihat wajah kesal Seungyoun, “ya ampun beda berapa aja kok siapa suruh ga bisa ngejar?”
“Harusnya tadi mulainya barengan!”
“Mana katanya sering nge-gym kok ngga bisa ngejar?”
Seungyoun memutar bola matanya jengah, masih merasa kesal karena dikalahkan oleh sang kekasih. Seungwoo pun mendekat dan memeluk Seungyoun gemas, “iya iya maaf aku curang tapi kan ga ada peraturannya di awal jadi aku menang kan?”
“Ih~ masa gitu!?” Seungyoun menghentakan kakinya kesal masih dalam pelukan Seungwoo.
“Terus mau gimana? Tuh liat ada bebek!” Seungwoo membalik badan Seungyoun sambil menunjuk ke arah bebek yang sedang berenang di danau.
Seungyoun langsung melupakan kekesalannya dan menghampiri bebek yang baru saja menepi ke daratan, “hai bebek! Kok sendirian, kamu introvert ya butuh waktu sendiri?”
“Mana ada bebek introvert,” Seungwoo menanggapi.
“Ada nih dia sendirian, hei sini dong!” Seungyoun mengulurkan tangannya kepada sang bebek, naas bukannya mendapat perlakuan baik tangan Seungyoun dipatuk oleh bebek tersebut, “IH GALAKNYA! SAKIT TAU!” Teriak Seungyoun sambil mengelus tangan dan membiarkan bebek itu pergi menjauh.
“Hahahaha lagian sih ngapain juga sok ide nyuruh bebeknya nyamperin, mana yang sakit?” Seungwoo menarik tangan Seungyoun yang sedikit memerah bekas patukan bebek, dielusnya dan kecupnya tangan tersebut.
“Ada lukanya ga, sakit loh sungguhan. Nah kan merah! Hih dasar bebek!” Seungyoun pun kembali kesal kepada sang bebek.
Seungwoo hanya dapat terkekeh dan menarik Seungyoun untuk membawa sepeda mereka kembali ke tempat penitipan.
“Mau makan apa?” Tanya Seungwoo disela perjalanan mereka menuju parkiran, Seungyoun yang berada dalam rangkulan Seungwoo pun tampak berpikir, “junk food kan? Aku mau pizza!”
“Kamu yang bawa mobilnya ya, taruhan tetap taruhan,” Seungwoo memberikan kunci mobilnya kepada Seungyoun.
Seungyoun dengan malas mengambil kunci mobil kekasihnya dan langsung berlari menuju mobil mereka saat baru memasuki kawasan parkiran, “pokoknya pizzanya aku yang pesen!” Teriak Seungyoun sebelum memasuki mobul.
“Iya bawel!” Sahut Seungwoo.
♡
Maksud dari Seungyoun yang memesan pizza adalah dirinya suka sekali memesan pizza dengan topping yang bermacam-macam dalam satu loyang pizza.
“Kamu makan yang zaitunnya ya?” Ucap Seungyoun saat pizza pesanan mereka datang.
“Kenapa suka pesen ini kalau topping zaitunnya selalu aku yang makan?”
“Ya aku mau makan yang daging, terus yang udah juga, sama nanas!”
“Kenapa engga pesen satu-satu aja?”
“Kenapa harus pesen banyak kalau bisa satu loyang dapat topping macam-macam terus ada kamu yang makan bagian topping zaitun?”
Seungwoo mendatarkan wajahnya mendengar jawaban Seungyoun, “masa aku makan zaitun doang?”
“Ini loh ada 8 potong, aku ambil ayam, udang, daging, nanas. Nah sisanya kamu nih!”
“Masa cuma zaitun, keju, jagung sama tuna? Aku juga mau daging, apa arti pizza tanpa daging!?”
Keduanya malah berdebat tak ada yang memulai makan, “yaudah dagingnya terakhir dimakan!” Saran Seungyoun.
“Yaudah kejunya juga aku jauhin,” Seungwoo pun meletakan pizza dengan topping daging dan keju dipiring lain.
“Kok gitu?” Seungyoun bingung.
“Ya biar adil aku makan 3 pizza, kamu juga. Paham?”
Seungyoun mengangguk paham dan mereka pun akhirnya mulai memakan pizza setelah hampir 15 menit berdebat.
“Coba gih dikit aja ujungnya,” Seungwoo memberikan sepotong zaitun kepada Seungyoun.
“Engga enak!”
“Coba dulu!”
Seungyoun melirik Seungwoo sinis dan memakan potongan kecil zaitun yang kekasihnya berikan, “kan engga enak ih~!” Rengek Seungyoun.
“Enak kok kamu aja yang pemilih,” Seungwoo menghabiskan pizza zaitunnya.
“Ngomong sama diri kamu yang ga suka alpukat!”
Seungwoo terdiam sejenak kemudian pura-pura tak mendengarkan ucapan Seungyoun.
Mereka terus makan sambil sesekali mengobrolkan pekerjaan dan keluarga satu sama lain, hingga tersisa dua potong pizza yang tadi Seungwoo sisihkan.
“Jadi gimana teknis kita makan ini?” Tanya Seungyoun.
“Shut ..., serahkan ke aku semua,” Seungwoo mengambil piring tersebut, ia pun membagi dua masing-masing pizza yang disisihkan, “adil kan? Terus satuin deh daging sama keju, pinter kan aku?” Seungwoo menyatukan pizza dengan topping daging dan keju menjadi satu dihadapan Seungyoun.
Seungyoun tertawa geli sambil menepuk tangannya, “kreatif nih aku suka!”
Seungwoo menyuapkan pizza tersebut kepada Seungyoun, “kapan lagi coba kamu dapat topping daging sama keju tapi pisah gini? Seungwoo doang nih!”
Seungyoun memukul lengan Seungwoo gemas, “iya deh iya kamu lah yang paling hebat, kamu paling top, aku cuma beng-beng!” Seungwoo terkekeh dan menarik gemas pipi berisi Seungyoun.
“Mau es krim mana habis dari sini?” Tanya Seungwoo.
“Jalan-jalan sepanjang kawasan sini yuk, bukannya diujung jalan ada tempat dessert gitu ya?” Saran Seungyoun.
“Boleh ngga begitu jauh juga.”
“Udah robekin kupon jalan ditaman sama makan siang belum?” Tanya Seungyoun tiba-tiba.
“Oh iya belum, tunggu habis makan es krim aja ingetin aku ya.”
Mereka pun beranjak dari tempat pizza menuju ke lokasi selanjutnya, sepanjang perjalanan Seungwoo merangkul Seungyoun karena orang-orang mulai ramai berjalan di kala weekend ini.
“Ih bunganya bagus,” gumam Seungyoun saat melewati flower shop.
“Yang mana?” Tanya Seungwoo dan berhenti tepat didepan toko bunga itu.
“Itu loh bunga mataharinya besar, aku engga pernah lihat sebesar ini.”
“Mau kah?” Seungwoo menatap Seungyoun.
“Engga usah deh, kan nanti kita masih pergi kemana-mana kasian bunganya kalau layu.”
Seungwoo pun mengangguk dan mereka lanjut berjalan hingga sampai ditempat yang ingin mereka datangi, “cookies and cream pakai cone,” ucap Seungyoun saat mereka baru saja masuk ke toko dessert itu.
“Baru masuk sayang belum didepan kasir,” Seungwoo memeluk kepala Seungyoun gemas.
“Hehehe ya aku cuma bilang aja biar kamu pesen engga pakai cup.”
Seungwoo pun memesan yang tadi Seungyoun sebutkan, sedangkan untuk dirinya sendiri ia memilih iced americano.
“Makan sambil jalan aja mau ngga, habis ini kita bakar kalori main bowling?” Saran Seungwoo dan mendapat anggukan setuju dari Seungyoun.
Setelah pesanan datang, keduanya pun berjalan lagi menuju tempat sebelumnya dimana mobil terparkir. Seungyoun sesekali menyuapi es krimnya kepada Seungwoo, begitu pula Seungwoo memberikan kopinya pada Seungyoun.
“Robek kuponnya jangan lupa,” ucap Seungyoun saat mereka sudah berada didalam mobil.
Kali ini Seungwoo yang kembali menyetir, karena Seungyoun bilang taruhan menyetir hanya berlaku saat dari taman menuju tempat mereka makan.
“Untung diingetin,” Seungwoo mengeluarkan amplop dari dashboard mobil, mengeluarkan kupon yang mulai berkurang dan merobek 3 kupon sekaligus.
“Aku kayanya udah lupa main bowling deh Woo.”
“Ya sama, terakhir aja kita main bowling 6 bulan lalu ngga sih ngikut anak-anak?”
“Iya, itu juga gagal. Ya kali kita tanding siapa cetak skor paling rendang gitu?”
Keduanya tertawa membayangkan jika nanti bermain bowling maka hanya ada skor terendah yang mereka hasilkan. Karena keduanya tidak begitu bagus bermain bowling, Seungwoo sengaja memasukan bowling pada kuponnya hanga untuk seru-seruan.
♡
Dugaan Seungyoun benar terjadi, dari tadi skor yang keduanya hasilkan tidak ada selisih jauh, skor keduanya sama-sama buruk.
“Woo malu deh Woo sama anak SMA samping kita sana,” Seungyoun menunjuk dengan dagunya kumpulan anak-anak sekolah.
“Ya wajar lah jiwa muda, kita tu udah jompo mana bisa lagi kaya mereka,” jawab Seungwoo gengsi.
“Bilang aja emang ga bisa main! Tinggal terakhir nih, ayo kira-kira siapa yang cetak strike?”
“Emang bisa?” Seungwoo meremehkan.
Seungyoun menaikan sebelah alisnya dan mengambil bola besi tersebut, “awas ya kalau aku strike!”
“Buktiin!”
Seungyoun pun mengambil ancang-ancang, dirinya menghela napas panjang terlebih dahulu kemudian melepaskan bola besi tersebut. Seungwoo tampak santai melihat bola itu bergerak mengejar pin yang tersusun rapi, sedangkan Seungyoun terlihat tegang.
“ARGH DIKIT LAGI!” Teriak Seungyoun frustasi saat bola itu menghantam bagian belakang samping pin sehingga masih tersisa 4 pin lagi.
Seungwoo tertawa senang sambil bertepuk tangan, “gaya mu sayang kaya iya-iya bakal dapat strike!”
“Coba sana kalau kamu bisa!”
“Aku engga ada ngarepin strike ya,” giliran Seungwoo terakhir sebagai penutupan permainan.
Dirinya terlihat santai saat melepaskan bolanya, tanpa diduga semua pin tejatuh tepat didepan mata Seungwoo dan Seungyoun.
“STRIKE!” Teriak Seungyoun dan langsung meloncat ke punggung Seungwoo, “SEUNGWOO HEBAT HUAAAAA!” Seungyoun mengacak rambut Seungwoo senang dan memeluk leher kekasihnya erat.
“Woah ternyata aku jago! Yeay yeay strike!” Seungwoo menahan kedua paha Seungyoun dan ia pun meloncat-loncat sambil menggendong Seungyoun dipunggungnya.
Anak-anak SMA yang tadi mereka bicarakan tertawa saat melihat keduanya merayakan kemenangan dititik terakhir bermain.
“Emang ya kita harus pasrah dulu baru dikasi menang,” Seungyoun turun dari punggung Seungwoo.
Seungwoo masih terkekeh tak menyangka akan strike disaat terakhir, ia melihat jam tangan ternyata sudah memasuki jam 7 malam, tak terasa mereka menghabiskan banyak waktu di arena bowling ini.
“Mau makan dulu apa langsung nonton?” Tanya Seungwoo.
“Nonton aja, aku mau makan ramem dirumah hehehehe.”
♡
Mereka lupa jika ini sabtu malam, yang berarti bioskop akan ramai dengan orang-orang yang ingin menghabiskan waktunya bersama pasangan maupun keluarga.
“Jadi, kita nonton apa? Semuanya penuh,” tanya Seungwoo pasrah.
“Jangan sedih sayang, ada film kartun tuh kayanya seru deh nonton yang ringan-ringan. Pasti sepi paling cuma anak-anak aja sama orang tuanya, gimana?” Seungyoun memberi saran lagi saat dirinya melihat wajah sedih Seungwoo.
“Gapapa nih?”
“Gapapa lah! Asal nonton sama kamu mah mana tau ceritanya seru, yuk!” Seungyoun menarik Seungwoo untuk membeli tiket nonton, tak lupa membeli dua soda dan popcorn untuk menemani mereka menonton.
Saat keduanya sudah berada didalam teater, sesuai dugaan memang banyak anak-anak bersama orang tuanya bahkan ada segerombolan anak-anak yang sepertinya masih SMP memasuki teater.
“Oh anak sekarang jalannya ke bioskop ya,” gumam Seungwoo.
“Kita dulu kalau SMP ngumpul dirumah temen gitu ga sih? Apa cuma aku,” tanya Seungyoun.
“Aku mah dirumah aja main PS,” jawab Seungwoo.
Seungyoun menatap Seungwoo, begitu juga sebaliknya, “ngapa nih tatap-tatapan?” Tanya Seungwoo.
“Baru sadar pacar aku ganteng juga.”
“Kalau engga ganteng mana mungkin kamu mau?”
“Ya ka-”
“Permisi ...,” tiba-tiba suara mengintupsi kegiatan mereka.
“Oh iya silahkan,” Seungyoun dan Seungwoo menyingkirkan kakinya sedikit agar orang tersebut lewat.
Baru saja mereka ingin melanjutkan pembicaraan lampu di dalam teater pun meredup, “diem-diem kamu,” bisik Seungyoun pada kekasihnya.
“Kamu tu yang diem,” Seungwoo menarik hidung Seungyoun saat kekasihnya sudah mengambil posisi menyandarkan kepalanya pada pundaknya.
Sepanjang film berlangsung Seungyoun tampak serius menonton, sedangkan Seungwoo asik mengecup kepala Seungyoun berkali-kali, bahkan ia pun mencuri mengecup pelipis Seungyoun.
“Unlimited kiss yang kamu maksud tu ini?” Bisik Seungyoun.
“Iya apapun itu pokoknya aku mau cium kamu,” Seungwoo menjawab tak kalah pelan dan membawa punggung tangan Seungyoun kedepan bibirnya.
Seungyoun terkekeh membiarkan Seungwoo mengecup seluruh permukaan telapak tangannya, kemudian Seungwoo mengusak tangan Seungyoun ke pipinya, “hanget aku suka ...,” ujar Seungwoo.
Seungyoun menangkup kedua pipi Seungwoo sedangkan matanya masih fokus melihat ke arah film, “kamu tu nonton ga sih?”
“Nonton kok, nonton kamu hehehe.”
Seungyoun mencubit kesal perut Seungwoo, “diem kenapa sih!”
“Shtt!“
Keduanya langsung terdiam saat ditegur oleh penonton lain, Seungyoun melirik Seungwoo sinis sedangkan yang ditatap hanya tersenyum tak berdosa.
Karena merasa bosan, Seungwoo pun menilih untuk memakan popcorn yang sedari tadi belum disentuh, Seungwoo pun berinisiatif menyuapi Seungyoun yang kembali fokus menonton film. Hingga tak terasa popcorn itu pun habis, bersamaan dengan film yang sudah dekat akhir cerita.
“Ini ceritanya tentang apa sih?” Tanya Seungwoo saat film berakhir.
“Hampir 2 jam ini kamu habisin buat apa hm?” Seungyoun mengelus pipi Seungwoo.
“Nyuapin kamu, ngusel dileher kamu hehehehe.”
Seungyoun memilih untuk menarik kedua pipi Seungwoo gemas, keduanya tak peduli menjadi pusat perhatian orang-orang yang melewati mereka untuk keluar dari teater bioskop.
“Kita habis ini ngapain lagi?” Tanya Seungyoun saat mereka keluar dari bioskop.
“Photobox.”
“Dimana?”
“Jalan kaki deket sini, bawel ya anda Cho Seungyoun pasti mulai laper.”
Seungyoun memeluk lengan Seungwoo, ia menyembunyikan wajahnya pada punggung Seungwoo karena merasa tertangkap basah.
Sesampainya di salah satu photobox yang memang tersedia ditepi jalan, Seungwoo langsung menarik Seungyoun masuk.
“Mau 8 foto apa 6 foto? 8 aja lah ya,” Seungwoo berbicara tanpa menunggu jawaban Seungyoun.
“Kamu nanya, kamu yang jawab. Sehat?”
Seungwoo mengecup pipi Seungyoun sekilas, “sehat banget obatnya lagi disamping aku ini.”
Saat kamera sudah mulai Seungwoo langsung merangkul Seungyoun, begitu juga sebaliknya. Keduanya tersenyum lebar saling merangkul satu sama lain, gaya selanjutnya Seungyoun memeluk pinggang Seungwoo dan Seungwoo mengacak rambut Seungyoun.
“Ih berantakan nanti rambut aku tuh hasilnya!”
“Biarin, cepet liat kamera lagi!”
Seungwoo sengaja menekan pipi Seungyoun hingga bibir sang kekasih mengerucut seperti bebek, Seungyoun balas dengan menarik kepala Seungwoo dan mengapitnya diantara ketiaknya, keduanya terus tertawa tak memperdulikan hasil foto yang akan mereka dapatkan nanti.
Tersisa 4 foto lagi, Seungyoun tiba-tiba mengecup pipi Seungwoo, begitu juga sebaliknya. Kemudian Seungwoo menangkup pipi Seungyoun dan mengecup bibir kekasihnya, tinggal foto terakhir tiba-tiba Seungyoun memeluk leher Seungwoo dari samping, “cepet gendong aku!” Teriaknya.
Seungwoo pun langsung menahan punggung Seungyoun dan menarik betis Seungyoun agar dapat ia gendong layaknya pengantin, “astaga beratnya!” Ujar Seungwoo, sedangkan Seungyoun tertawa dan bergaya dengan mengangkat dua jarinya kehadapan kamera.
Sesi foto yang cukup heboh itu pun berakhir, Seungwoo dan Seungyoun saling tertawa satu sama lain melihat hasil foto keduanya, “kan bener kan jelek berantakan rambut aku!” Seungyoun mengomel dan memukul punggung Seungwoo.
“Leher aku sakit kamu tekan begini!” Seungwoo pun tak mau kalah.
“Eh tapi bagus juga sih, coba liat kita jarang loh foto bareng ketawa selepas ini,” Seungyoun tersenyum melihat hasil foto mereka.
“Simpankan punya aku ya,” Seungwoo mengelus kepala Seungyoun dan menarik kekasihnya untuk pulang.
♡
Sesampainya dirumah, Seungyoun dan Seungwoo langsung mandi secara bergantian. Satu harian menghabiskan waktu diluar membuat keduanya gerah dan juga lelah.
Baik Seungyoun maupun Seungwoo sudah terlihat lebih segar setelah mandi, Seungyoun memilih mengenakan piyama bergambar kucing dengan warna cream sedangkan Seungwoo mengenakan kaos hitam milik kekasihnya dan celana boxer miliknya yang sengaja ditinggal dirumah Seungyoun.
Seungwoo tengah menunggu Seungyoun memasak ramen, sembari menunggu Seungwoo melihat kupon yang tersisa satu lagi, “cuddle,” gumam Seungwoo.
“Kenapa Woo?” Tanya Seungyoun sambil membawa panci kecil dan meletakannya diatas meja.
“Gapapa, wah- enaknya!” Mata Seungwoo berbinar melihat ramen dihadapannya.
“Nih, ayo langsung eksekusi!” Seungyoun memberikan sepasang sumpit kepada Seungwoo dan keduanya langsung memakan ramen tersebut langsung dari pancinya.
Setelah selesai makan mereka pun langsung ke kamar mandi bersama untuk gosok gigi dan membersihkan wajah.
“Banyak banget skincare kamu?” Tanya Seungwoo baru menyadari berbagai macam jenis skincare dihadapannya.
“Basic ini sayang, sini deh aku bantu bersihin wajah kamu,” Seungyoun menarik Seungwoo mendekat, ia membersihkan wajah Seungwoo dengan kapas yang sebelumnya sudah diberi cairan pembersih.
Seungwoo pasrah wajahnya di acak-acak oleh kekasihnya, sedangkan Seungyoun sendiri sudah wajahnya sudah bersih terlebih dahulu.
“Ini buat melembabkan, kan kamu ngeluh tuh ya wajah kamu kok kering mulu rasanya? Nah ini nih pakai pelembab, tenang aja semua skincare aku aman kok,” Seungyoun memberikan pelembab wajah pada Seungwoo.
“Terus udah wajah apa lagi, bibir kamu lembab juga kamu kasi pelembab?”
“Oh iya jelas dong! Kupon unlimited kiss aku masih berlaku kan? Nah sini bagi-bagi pelembabnya,” Seungyoun memberikan banyak pelembab pada bibirnya, kemudian ia menangkup pipi Seungwoo dan menempelkan bibirnya pada bibir kekasihnya.
Seungwoo tersenyum disela ciuman mereka, ia pun menggerakan bibirnya mengecup bibir kesukaannya itu, “kalau pakai pelembab bibirnya gini terus sih aku mau,” ujar Seungwoo sesaat setelah Seungyoun menarik wajahnya menjauh.
“Itu mah keenakan di kamu!”
Seungwoo terkekeh, ia memeluk Seungyoun dari belakang saat sang kekasih sibuk membereskan barang-barangnya.
“Udah selesai?” Tanya Seungwoo.
Seungyoun membalik badannya, memeluk leher Seungwoo dan menempelkan dahi keduanya, “gendong~” rengek Seungyoun.
Seungwoo mengecup dulu bibir Seungyoun untuk kesekian kalinya, kemudian ia mengangkat paha Seungyoun, melingkarkan kaki kekasihnya pada pinggangnya dan tak lupa menahan punggung Seungyoun, kekasihnya pun berada didalam gendongannya seperti anak koala dan Seungwoo pun membawa Seungyoun ke kamar.
“Kamu ga ada job kan besok?” Tanya Seungyoun saat Seungwoo membaringkan tubuhnya dikasur.
“Engga ada, tenang aja kita cuddle sampai besok siang. Kamu ga perlu marah-marah lagi kaya tadi pagi aku gangguin tidurnya,” Seungwoo pun ikut berbaring disamping Seungyoun, mendekap kekasihnya pada dadanya.
Seungyoun tersenyum sambil mengusak pipinya di dada Seungwoo, dada bidang yang selalu terasa hangat menjadi favoritnya, Seungyoun memeluk pinggang Seungwoo dan mendongak sedikit untuk menatap kekasihnya, dengan iseng ia mengecup dagu dan rahang Seungwoo meminta perhatian, “Woo-ya~” panggil Seungyoun manja.
“Hm, kenapa sayang capek ya?” Seungwoo mengelus pipi Seungyoun dengan jempolnya.
Seungyoun mengangguk, “tapi aku senang, makasih banyak ya sayang aku jadi bisa lupain sejenak pekerjaan aku,” Seungyoun mengecup leher Seungwoo lembut.
“Aku selalu bilang sama kamu, apapun itu asal kamu senang bakal aku lakuin. Next time mau kupon khusus lagi ngga?”
“Mau, tapi keluar negeri ya?” Seungyoun terkekeh geli.
“Oke boleh aja, tapi pas honey moon ya?” Seungwoo mengecup dahi, hidung dan bibir Seungyoun, “udah tidur gih kalau capek, mata kamu udah merah tuh,” Seungwoo mengeratkan dekapannya, ia pun mengusap punggung Seungyoun agar kekasihnya merasa nyaman.
Mata Seungyoun pun meredup, akhirnya ia terlelap didalam dekapan Seungwoo. Napasnya sudah teratur, wajahnya terlihat lebih tenang dari sebelumnya yang tampak banyak pikiran walaupun sedang tertidur. Seungwoo menatap lembut kekasihnya, disingkirkan rambut yang menghalangi mata kesukaannya, ia tersenyum menatap wajah tidur Seungyoun yang polos seperti bayi.
“Good night baby...,” Seungwoo mengecup kepala Seungyoun dan ikut menyusul kekasihkan ke alam mimpi.
Hari panjang mereka pun berakhir tepat pada pukul 12 malam, tidak sia-sia Seungwoo mempersiapkan ini semua hanya untuk sang kekasih tercinta.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
The End
Written by taeyangbii