#HOLD ME TIGHT
.3.
NSFW – ADEGAN EKSPLISIT! TOLONG MUNDUR MEMBACA JIKA ANDA BELUM CUKUP UMUR! TERIMA KASIH.
•••
Terasa terik matahari menyapa, bersama gairah yang terbakar membawa aroma cinta yang menggebu-gebu di tengah suram hidup. Mencela bakti, di kala senyum nafsu menari. Tak ada cerita berarti, hanya ada desakan bergelora yang bernafsu mati.
Mengadah kepala kenikmatan. Hilir nya angin tambahkan suasana nyaman dalam debu yang terkumpul ringan, berterbangan kesana kemari. Di dengarnya suara becek dari saliva yang beradu dengan masuknya kejantanan tebal dan panas di mulutnya.
Entah apa yang dipikirkannya saat ini. Ia merasa malu, marah, dan kesal pada dirinya sendiri, namun daya tak mampu membawanya pergi dari perlindungan. Milik Sakusa besar dan berdenyut semakin panas. Atsumu semakin mendongakkan kepalanya mencoba melahap seluruhan namun tentu saja gagal karena milik sakusa terlalu besar bahkan di usianya yang belum 17 tahun.
“ ng— nghh “
Sakusa merasa tak puas dengan ketidakmahiran atsumu. Dengan kasar ditariknya surai pirang atsumu, membawa masuk kejantanan nya hingga tenggorokan atsumu terasa nyeri hingga mual ingin muntah.
Sakusa menoleh ke bawah, hanya untuk melihat betapa berantakannya atsumu saat ini. Setelahnya terdengar suara umpatan yang seksi.
Air liur atsumu menetes melewati leher putih nya yang indah. Matanya mengeluarlan air mata, membulat lucu menarik atensi pria tampan di atasnya. Atsumu mengulum kejantanan Sakusa dengan lebih sungguh sungguh, kali ini ia mulai kehilangan dirinya sendiri sebab nafsu mulai menguasai nya secara penuh.
Ia yang berlutut di lantai, mulai merasakan gatal di pantat nya sendiri. Sesekali giginya akan terantuk dengan kejantanan besar Sakusa, menimbulkan rasa nyeri hingga sakusa menggeram mengadahkan kepalanya.
Panas nya matahari tak menjadi halangan, kala nafsu membumbung tinggi. Sakusa merasa enak di kejantanannya, merasa kasihan melihat Atsumu yang begitu menggoda di bawahnya. Ia mengiginkan pria ini lebih dari ini.
Kejantanan itu kian membengkak, Atsumu merengek tertahan masih tetap mengulum sembari menjilat kejantanan Sakusa. Hingga beberapa saat kemudian, Sakusa merasa akan keluar. Dengan tergesa-gesa ia keluarkan kejantannya, kemudian mengocoknya sebentar lalu keluar dengan cairan putih kental yang lumayan banyak, menyemprotkan semuanya di wajah cantik nan indah milik Atsumu.
Keduanya menggeram. Atsumu masih membuka mulutnya, menerima dengan pasrah banyak nya sperma yang Sakusa keluarkan di wajahnya. Kepalanya pusing, ia masih mual dengan panjang nya Sakusa beberapa saat lalu terus menyodok tenggorokannya.
“ enak? ” tiba tiba Sakusa bertanya.
Tangannya dengan lembut membelai sekitaran pipi Atsumu, membuat si manis rubah memerah malu dengan perlakuanya.
“ sial! “
Sakusa mendesis geram, kemudian dengan paksa menarik Atsumu yang duduk di bawah untuk berdiri. Menjepitnya ke dinding, dengan cepat ia membuka baju sekolah Atsumu yang masih sedikit rapi.
“ e—unghh sak–sakusaa ah! “
Lehernya dijilat kemudian di gigit dengan sensual. Atsumu mencoba menjauhkan Sakusa, tenaga pria ini tak bisa dibilang main main. Jadi dengan merengek meminta tolong ia pada Sakusa, yang bukannya membantu malah semakin menjadi.
“ ahh– ahh nghh ah! Sakusa! Sakusa! “
Sakusa membawa kepalanya lebih dalam. Lidahnya dengan sensual menjilat belakang telinga Atsumu hingga kaki nya terasa sangat lemas seperti jelly.
Sakusa berdecak kesal. Membalik Atsumu hingga punggung pria manis itu bertabrakan dengan dada bidangnya yang kokoh. Tangannya menjalar ke bawah, menemukan pantat sintal yang bahkan pernah dipuji cantik oleh ushijima.
“ a—ah.. mmhh “
“ sayang— Atsumu ku sayang... “
Atsumu mendapatkan kesadaranya yang minim tiba tiba. Menoleh ke belakang tuk temukan Sakusa yang sedang melihatnya dengan mata sayu penuh nafsu juga kasih sayang.
apakah—
Sakusa meraup bibir nya, menciumnya dengan lembut sembari mengarahkan tangannya ke kejantanan Atsumu yang masih tertutup di celana sekolahnya.
“ sayang– boleh masuk? “
Atsumu diam, tak menjawab. terdengar jelas hanya nafasnya yang tersenggal-senggal. Ia ingin mengangguk, namun kewarasannya masih tersisa jadi ia juga ingin menggeleng.
“ sakusa– “
“ boleh masuk ya? ” suaranya lembut.
“ kita masih disekolah... ah! “
“ kita pergi dari sini dulu kalo gitu. “
Atsumu menggeleng, “ gak mau! ah! “
Sakusa tiba tiba merasa putus asa. Ia menjatuhkan kepalanya di bahu Atsumu. Nafsu nya yang menggebu-gebu tadi hilang, membuat Atsumu bingung.
“ Sakusa, jangan tidur disini.. “
“ nyaman... bahu kamu nyaman Atsumu. “
Atsumu tak begitu paham. Ia dengan cepat kabur dari pelukan Sakusa, namun gagal. Pria itu berhasil menangapnya lagi, kali ini ia di tabrak kan ke tembok dan Sakusa kembali meraup bibirnya yang sudah bengkak.
Atsumu tak tahan lagi, ia menjauhkan wajah Sakusa, menahannya dengan menahan rahangnya yang tegas dan indah.
“ lain kali— gak sekarang.. ” ujarnya lembut namun takut takut.
“ ku pegang janji mu. Jangan pergi dari ku Atsumu.... “
Kala siang berbalut terik, tak disadari bahwa cinta sudah mengikat mereka ke tahap yang lebih ekstrim.