Di Toko Bangunan
Salah satu hal yang Karina suka dengan sirkel pertemanan pacarnya adalah kedekatan satu dengan yang lain yang seperti keluarga. Mungkin sama dengan dirinya bersama Ning, Giselle dan Lia, sudah banyak kejadian-kejadian yang justru membuat mereka dekat. Beberapa kali misalnya Karina dimintai tolong Ning untuk menjemput Ryujin di stasiun atau terminal, dan juga sebaliknya.
Maka ketika Jeno menemaninya siang ini, Karina tentu tidak keberatan. Terlebih Jeno ini cerewet, sehingga tidak ada kekakuan diantara keduanya.
“Kok bisa Winter beli ga sekalian sekrupnya,” Jeno mendengus setelah mereka berdua keluar dari toko bangunan dekat unit apartemen Jeno dan Winter. Walaupun dekat, keduanya memutuskan menggunakan mobil karena Jeno tidak memiliki motor.
“Gatau nih, kayaknya beli flash sale. Makanya keburu-keburu. Bahkan model baut dan murnya tadi Winter gapunya obengnya kan?” Karina terkekeh sambil mengecek belanjaannya, takut ada yang kelewat.
“Aman semuanya?” Jeno memastikan agar mereka tidak perlu bolak-balik.
“Aman sih,” Karina menepuk pundak Jeno, “Dah pulang yuk.”
Belum saja Jeno membuka mobilnya, tiba-tiba ada cewek yang meletakkan tangannya di pinggang dan memandang seram ke arah keduanya.
“Oh, jadi ini pacar barumu?” cewek itu berteriak dan berjalan mendekat, “Cantikan gue kali!”
Karina mengerjapkan mata, terkejut dengan cewek yang tiba-tiba marah ini. Dan tanpa Karina maupun Jeno duga, cewek itu menjambak rambut Karina keras sampai membuat pegangan Karina di belanjaan mereka terlepas.
“Woy anjir!” Jeno mendorong cewek itu dengan keras sehingga terlepas dari tindakan menjamnak rambut Karina. Tentu saja Karina menangis, jambakannya sangat kuat.
“Heh denger ya Winda!,” Jeno menunjuk cewek itu, tidak peduli dengan orang-orang yang melihat mereka, “Karina ini ceweknya sahabat gue. Dan gue emang ada urusan sama dia. Soal kenapa gue males sama lo, lo sendiri yang gajelas! Lo deket-deket gue dan deket sama Tino juga. Lo pikir gue ga kenal sama Tino? Bego makanya jangan diborong semua!”
Puas memarahi cewek di depannya, Jeno langsung mengambil kantung belanjaan yang sempat terjatuh. Untung isinya tidak berceceran. Karina langsung menarik tangan Jeno untuk segera ke mobil sebelum ada keributan lagi.