Urgent
Tere paham jika adiknya, Willie, sangat suka mengurung diri di ruang produser miliknya jika sedang banyak pekerjaan. Biasanya karena dia suka menunda, tapi kali ini adiknya itu menerima banyak proyek bahkan dari tempat lain.
Biasanya dia tidak akan mengganggu, tapi ketukan terburu di pintunya dan wajah khawatir Yolanda membuatnya berlari ke ruangan milik adiknya itu. Ketukan tergesa dia lakukan, walaupun dia tahu adiknya akan kesal.
“Gue bilang gue gamau diganggu!” teriakan kesal dari Willie terdengar setelah pintu dibuka dengan kasar. Willie tidak peduli sekalipun itu adalah kakaknya, CEO dari perusahaannya.
“Karin masuk UGD. GERDnya kumat dan parah banget,” kata Tere dengan cepat, membuat Willie langsung mengambil tas kecil dan kunci mobilnya.
****
Willie, Tere dan Yolanda sedikit berlari ketika memasuki UGD rumah sakit, sesuai dengan lokasi yang dibagikan oleh Nayla sebelumnya. Setelah bertanya pada suster, mereka bergegas ke satu bilik UGD yang ditunjuk sebelumnya.
“Eh, maaf,” decit Tere ketika Willie menarik gorden di dekat kasur dengan keras
“Oh, gapapa,” dokter muda yang sedang menjelaskan sesuatu tadi tersenyum, “Teman-temannya Bu Karin ya?”
“Kami keluarganya,” jawab Tere yang direspons anggukan dari dokter muda tersebut
“Saya lagi menjelaskan mengenai prosedur Fundoplikasi karena bisa segera dipersiapkan.”
“Sebentar, Fundoplikasi?” Tere mengerutkan alisnya bingung
“Operasi penguatan cincin otot lambung. Tadi keluarga pasien sudah menandatangani persetujuan operasi,” dokter tersebut menunjukkan lembar yang sudah ditandatangani, tertulis nama “Yerika Cassandra”
Willie mendesis dan terlihat marah, membuatnya mengedarkan pandangan dan tidak segera menemukan sosok yang dia cari. Dia berbisik bahwa akan keluar sebentar, melihat ke arah Karin yang masih berbaring dan melesat keluar. Tere meminta Yola mengikutinya, karena bagaimanapun dia harus segera menyelesaikan masalah administrasi dari Karin.
***
Willie menemukan Yeri di selasar luar. Sepertinya wanita itu baru saja menelepon. Tanpa basa-basi, Willie langsung memukul Yeri sehingga membuat wanita itu terjatuh ke belakang.
“Willie! Ini di rumah sakit!” Yola yang sedikit terlambat langsung memegangi kedua tangan Willie, karena majikannya itu terlihat akan memukuli sekretaris istrinya.
Yeri berdiri dan hanya meludahkan darah yang ada di mulutnya.
“Lo ngapain sih anjing! Uda gue bilang berkali-kali buat sadar posisi elo! Lo itu bukan siapa-siapa!” Willie cukup murka melihat raut wajah Yeri yang datar
“Saya sekretarisnya Karin,” jawab Yeri pelan, terlihat seperti merogoh sesuatu di kantongnya.
“Gak peduli, Bangsat! Gue bisa bikin lo dipecat. Biar miskin sekalian! Gue uda bilang lo tuh sadar diri, anjing! Maksa banget sih!”
“Willie udah,” Yola menarik tubuh Willie karena mereka sudah menarik perhatian banyak orang
“Awas lo ya. Sampe gue tau lo masih deketin Karin, habis lo sama gue!” Willie masih sempat menunjuk Yeri sebelum Yola menariknya menjauh.
“Dasar bodoh,” gumam Yeri sambil mematikan rekaman di ponselnya